Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FONEM DAN ALOFON

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Fonologi

Disusun Oleh:
Muhammad Robby Putra
Rial Rinaldi
Saparudin

Dosen Pembimbing:
Ilham Tumanggor, M.Si.

Semester VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM AS-SUNNAH
DELI SERDANG
T.A. 2020/2021 M
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................2

A. Pengertian Fonem...........................................................................................................2

1. Macam-macam Fonem................................................................................................4

B. Alofon................................................................................................................................7

1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya alofon ............................................................7

BAB III : PENUTUPAN..........................................................................................................8

A. Kesimpulan....................................................................................................................8

B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fonologi adalah bidang ilmu linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
mengkaji runtunan bunyi-bunyi bahasa. Secara etimologi terbentuk dari kata fon berarti
bunyi, dan logi yang berarti ilmu. Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari
bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga
mempelajari bagaimana cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa. Terdiri dari huruf vokal, diftong( vokal yang ditulis rangkap ),
kluster (konsonan yang ditulis rangkap).  

Objek ilmu fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Fonetik yaitu cabang
ilmu fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi
tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Jenis fonetik berdasarkan
sudut pandang bunyi bahasa yaitu fonetik organis, fonetik akustis, fonetik auditoris.
Sedangkan fonemik yaitu cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa denga
memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna bunyi-bunyi ujar
merupakan unsur-unsur bahasa terkecil yang merupakan bagian dari struktur kata dan
yang sekaligus berfungsi untuk membedakan makna fonem.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Fonem ?


2. Apa sajakah Macam-macam Fonem ?
3. Apa yang dimaksud dengan Alofon ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Fonem


2. Mengetahui macam-macam Fonem
3. Mengetahui pengertian Alofon

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fonem
Istilah penggunaa fonologi berasal dari gabungan dua kata dari bahasa Yunani,
yaitu phone dan logos. Phone yang berarti bunyi, dan logos yang berarti tatanan, ilmu.
Penjelasan tentang fonologi ini seperti dipaparkan oleh beberapa ahli, yaitu di
antaranya menurut Abdul Chaer, fonologi berasal dari fon (bunyi) dan logi (ilmu).
Segingga secara terminologi bahwa fonologi yaitu bidang linguistik yang mempelajari,
menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa1
Istilah kata Fonem berasal dari Bahasa Arab Inggris yaitu Phoneme.
Sedangkan fonem dalam Bahasa Indonesia ialah satuan bunyi terkecil yang berfungsi
membedakan arti2. Dan adapun istilah fonem yang sering digunakan dalam Bahasa
Arab seperti : ‫ الفظ‬,‫ فونيمية‬,‫ مستصوت‬,‫ صوتية‬,‫ صوت مجرد‬,‫ صوت‬,‫صوتيم‬. Adapun istilah yang
paling popular disebut ialah ‫ فونيم‬karena banyak digunakan dalam tulisan dan yang
paling disukai oleh para ulama ahli bunyi.
Dalam bahasa Arab ilmu bunyi atau fonologi ini dikenal dengan nama ilmu
al-Aswat. ilmu al-Aswa>t yaitu ilmu yang membahas tentang pembentukan,
perpindahan dan penerimaan bunyi bahasa.3
Banyak sekali pengertian-pengertian yang merujuk pada fonem ini
sebagaimana yang telah di paparkan oleh ulama ahli bahasa dan ahli bunyi dalam
karya-karyanya. Pemabahasan fonem ini dibahas dalam satu sub-bab khusus yang
mencakup pengertian dan teori-terori fonem. Berikut ini deskripsi dan pengertian
fonem,
Definisi fonem dari segi fungsi : fonem yaitu bunyi yang memiliki
kemampuan mengubah suatu makna. Bunyi / t / dan / k / dalam contoh kata ( tuli),
dan (kuli), merupakan dua fonem yang mampu menjadi pembeda antara dua kata
tersebut, begitu juga bunyi ba / ‫ ب‬/ dan mim / ‫ م‬/ dalam contoh kata / ‫ مال‬,/ dan kata /
‫ بال‬/ mampu membedakan kedua makan kata tersebut.

1
Abdul Chaer,Linguistik Umum,(Jakarta:Rineka Cipta,2007), h. 43
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,( Jakarta, 2008, Kamus
Pusat Bahasa) h.419
3
Muhammad Ali Al-Khouli, Mu’jam Ilmu Al-Aswat,(Riyadh:Universitas Riyadh.Cet I, 1982),hlm.112.

2
Definisi mengenai fonem ini sangatlah banyak dan bervariasi, akan tetapi
berikut ini titik temu mengenai definisi fonem, yang disepakati oleh para ulama, dan
definisi ini juga merupakan definisi yang paling populer bahwasanya fonem adalah
unit terkecil bunyi yang mampu membedakan makna dalam sebuah kata. Ba / ‫ ب‬,/ dan
mim / ‫ م‬/ dalam conoh kata / ‫ بال‬/ dan / ‫ مال‬/ merupakan dua unit bunyi yang tidak
dapat dibagi lagi, dan mampu menjadi pembeda terhadap kedua kata tersebut. Dalam
tulisan, fonem ini ditulis diantara dua garis miring.
Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda atau irip satu sama lain dalam
sebuah penggunaan bahasa yang sama. Dalam ilmu bahasa, fonem itu ditulis diantara
dua garis miring: /…/. Jadi dalam bahasa Indonesia /p/ dan /b/ merupakan dua fonem
yang kedua bunyi ini membedakan arti.
Contoh Fonem:
Pola - /pola/
Parang - /parang/
Beras - /beras/
Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang
bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa
Indonesia misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal kata
atau suku kata, fonem dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/ misalnya, fonem /p/
diucapkan secara lepas kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada diakhir kata,
fonem /p/ sudah jelas tidak bisa diucapkan secara lepas. Bibir kita akan tertutup
untuk mengucapkan bunyi ini bukan? Dengan demikian, fonem /p/ dalam Bahasa
Indonesia memiliki dua variasi.
Dalam buku Introducing Phonology, Odden (2007:44) menyebutkan bahwa
ketika ada dua kata yang hanya memiliki satu perbedaan bunyi sementara bunyi
lainnya sama, maka disebut dengan pasangan minimal. Pasangan minimal digunakan
untuk menguji sebuah status fonem. Perhatikan contohnya sebagai berikut:
/d/ /t/
d ire t ire
b end b ent
h ad h at
Perbedaan antara [t] dan [d] disebut kontrastif atau distingtif. Karena selain
berbeda bunyi, keduanya juga membentuk kata dengan makna yang berbeda. Yang
demikian selanjutnya disebut dengan fonem. Dalam kamus linguistic, kridalaksana

3
(2009:62) merumuskan bahwa yang dimaksud dengan fonem adalah satuan bunyi
terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna. Verhaar (2012:68) juga
menjelaskan mengenai “fungsi pembeda” sebagai sifat khas fonem, misalnya saja
kata rupa dan lupa. Satu-satunya perbedaan diantara kedua kata Indonesia itu ialah
menyangkut bunyi pertama, [l] dan [r]. selain bunyi pertama, semua yang ada pada
dua kata tersebut adalah sama, maka pasangan [l] dan [r] disebut “pasangan
minimal”. Maka dari itu, /l/ dan /r/, dalam bahasa Indonesia, merupakan fonem-
fonem yang berbeda identitasnya. Sebaliknya, dalam bahasa jepang, bunyi yang
secara fonetis dapat berupa [l] dapat juga berupa [r] tidak pernah membedakan dua
kata dalam pasangan minimal. Maka dari itu, kedua bunyi tersebut bukan
merupakan fonem-fonem yang berbeda dalam bahasa jepang.
Fonem-fonem dalam tiap bahasa dapat ditemukan dengan pasangan
minimal. Namun, ada bunyi-bunyi yang secara fonetis berbeda, tetapi tidak
ditemukan pasangan minimal yang membedakan arti sehingga tidak bias disebut
fonem. Secara umum, para ahli menyebutkan bahwa bunyi yang tidak memiliki
fungsi pembeda dan merupakan variasi dari fonem dan alofon.4
1. Macam-macam Fonem
Berdasarkan pertimbangan pada karakteristik bunyi, para linguis membagi
bunyi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Vocal (‫ حركات‬/ ‫)صوائت‬
Vokal merupakan suatu bunyi yang dihasilkan daru getaran pita suara
dengan tanpa ada penyempitan dalam saluran suara di atas glottis.(1). Bunyi
bahasa ini proses arus udaranya berjalan dengan lancar, tidak dijumpai
rintangan atau kesulitan. Vokal dalam bahasa Arab mencakup bunyi fathah,
kasrah dan dhammah. Bunyi ini termasuk bunyi yang bersuara yang prosesnya
dengan penerobosan terhadap klep pita suara melalui tekanan. Sedangkan
pembentukkannya, udara yang datang dari paru-paru tidak mendapat hambatan
di kerongkongan dan rongga mulut serta tidak mendapatkan penyempitan di
saluran udara yang mengakibatkan adanya geseran.5

4
Dr. Lina Marlina. M.Ag., Pengantar Ilmu Ashwat (Bandung, 2019, Fajar Media), h.164-167.
5
Ahmad Sayuti Anshari Nasution,Bunyi Bahasa;Ilm Al-Ashwat Al-‘Arabiyyah,(Jakarta:Amzah,
2010),h87-91.

4
Sedangkan macam bunyi vokal dalam bahasa Arab menurut para
linguis fonetik Arab dibagi menjadi tiga aspek, yaitu berdasarkan panjang
pendeknya vokal, tebal tipisnya vokal dan tunggal majemuknya vokal.
1) Aspek Panjang Pendeknya Vokal
Sebagaimana yang disebutkan di dalam buku al-Aswat al-‘Arabiyyah
karya Kamal Muhamed Bisyr, bahwa pembagian vokal dibagi menjadi dua
macam, yaitu vokal panjang dan vokal pendek.8 Berikut penjelasan
masing-masing jenis vokal tersebut.
2) Aspek Tebal Tipisnya Vokal
Pada aspek ini, pembagian bunyi vokal dalam bahasa Arab dibagi menjadi
tiga macam vokal, yaitu vokal tebal, vokal semi tebal dan vokal tipis.
Adapun yang termasuk fonem, yang membedakan bentuk dan arti suatu
kata yaitu vokal tipis. Penjelasan ketiga macam vokal ditinjau dari tebal
tipisnya vokal yaitu sebagai berikut:
a) Vokal tebal
Vokal tebal atau disebut pula dengan mufakhamah, yaitu jika vokal
terdapat pada konsonan platal. Konsonan platal yaitu : ‫ض ظبط‬-‫ص‬-‫ظ‬-‫ط‬
misalnya ‫صنع‬
‫ طبت – ضحك – طال‬-
b) Vocal semi tebal
Vokal semi tebal yaitu jika vokal terdapat pada konsonan velar.
Konsonan velar yaitu: ‫ق‬-‫خ‬-‫ غ‬misalnya: ‫ قلق‬- ‫غفل – خبر‬
c) Vocal tipis
Adapun yang termasuk pada kategori vokal tipis yaitu semua vokal
yang ada dalam konsonan kecuali konsonan tersebut di atas. Misalnya:
‫ نفع‬- ‫ذهب – رجع‬
3) Aspek Tunggal Majemuknya Vokal
b. Konsonan (‫)صوامت‬
Konsonan merupakan bunyi bahasa yang muncul dari hasil hambatan aliran
udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis. 6 Proses produksi
pada bunyi ini terjadi aliran udara yang melewati mulut dihambat pada tempat-
tempat artikulasi. Bisa bunyi letupan, geseran, bunyi bersuara dan tidak
6
Sakholid,Pengantar Linguistik; Analisis Teori-teori Linguistic dalam Bahasa Arab,(Medan:Nara
Press,2006),hlm.73.

5
bersuara. Konsonan selalu mendapatkan hambatan di saluran udara, baik
hambatan kuat atau lemah sehingga mengakibatkan adanya letupan atau
geseran. Bunyi yang termasuk konsonan yaitu semua bunyi yang udaranya
keluar dari hidung ketika diartikulasikan atau bunyi udara keluar dari samping
kiri atau kanan mulut. Konsonan dalam bahasa Arab berjumlah 26, – ‫ب – ذ – م‬
‫ ف – ث – ظ – ت – ط‬:yaitu antarnya di Sebagian ahli bahasa mengatakan bahwa
konsonan dalam bahasa Arab terdiri dari 28 konsonan. Ada pula yang
mengatakan bahwa konsonan bahasa Arab berjumlah 26 konsonan. Para ahli
bahasa yang menyebutkan bahwa 26 konsonan dalam bahasa Arab, mereka
tidak memasukkan semivokal wawu-ya ke dalam konsosnan sebagaimana
yang dilakukan oleh para ahli bahasa yang menyebutkan 28 konsonan bahasa
Arab. Perbedaan antara semivokal dengan konsonan ini adalah hanya pada
tataran ilmiah, namun pada praktiknya orang cenderung menganggap
keduanya adalah sama. Semivokal selain memiliki sifat-sifat konsonan, juga
memiliki sifat-sifat yang dimiliki vokal.7
c. Semi Vokal(‫)نصف الحركات‬
Jenis bunyi ini dinamakan juga denga semi konsonan, karena sifat yang
dimiliki banyak kesamaan dengan sifat konsonan, seperti tidak jelas terdengar
dan waktunya cepat dalam menuturkannya. Bunyi semi vocal ketika akan
dituturkan, organ bicara telah mengambil posisi seperti hendak menuturkan
sebuah vocal tertentu, kemudian dengan cepat organ bicara tersebut mengubah
posisi seperti akan menuturkan sebuah vokal lain. Singkatnya bunyi yang
keluar itu bukan yang pertama dan ke dua, akan tetapi bunyi yang lain.
Misalnya bunyi ‫ و‬-‫ي‬.8
Bunyi semivokal memiliki cara penuturan yang mirip dengan penuturan bunyi
vokal.13 Pada praktinya memang hampir sama dengan konsonan. Tempat
keluarnya bunyi yang menjadi titik penghambatan terhadap arus udara yang
datang dari paru-paru. Berdasarkan hambatannya, ada dua macam bunyi semi
vokal, yaitu:

7
Ahmad Sayuti Anshari Nasution,Bunyi Bahasa;Ilm Al-Ashwat Al-‘Arabiyyah,(Jakarta:Amzah,
2010),h. 93-94
8
Ibid, h. 65-66

6
1) Semi vocal bilabial, yaitu semi vokal yang terjadi ketika artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasif bibir atas. Bunyi yang dihasilkan
adalah bunyi (w).
2) Semi vocal medio-palatal, yaitu semi vokal yang terjadi ketika artikulator
aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras

B. Alofon
Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata. Alofon
adalah bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari fonem. Pendistribusian alofon terbagi
menjadi dua yakni bersifat komplementer dan bersifat bebas. Yang disebut bersifat
komplementer adalah distribusi saling melengkapi distribusi yang tidak dapat dipisahkan
meskipun dipisahkan juga tidak akan menimbulkan perubahan makna.Yang dimaksud
bersifat pendistribusian bebas adalah alofon-alofon itu dapat digunakan tanpa
persyaratan lingkungan bunyi tertentu. Kalau di perhatkan bahwa alofon merupakan
realisasi dari fonem maka dapat dikatakan bahwa fonem bersifat abstrak karena fonem
itu hanyalah abstraksi dari alofon atau alofon-alofon lain. Dengan kata lain yang nyata
dalam bahasa adalah alofon.
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya alofon
Variasi Fonem terjadi karena factor sebagai berikut:
2. Variasi fonem terjadi karena posisi atau letak suatu fonem dalam suatu kata atau
suku kata yang merupakan lingkungannya.
3. Variasi fonem disebut juga variasi alofonis, yaitu alofon atau realisasi fonem
dalam suatu lingkungan.
4. Variasi bebas adalah variasi fonem, yang tidak mengubah makna pada suatu
lingkungan tertentu.
5. Variasi bebas dapat terjadi karena ketidaksengajaan.

7
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan tentang
suatu makna.
Percobaan penggantian sebuah bunyi, atau pengujian terhadap dua buah
bunyi dalam sebuah kata, melalui dua langkah:
1) Mencari dua kata yang komponen bunyi nya sama atau serupa.
2) Melihat pada pergantian dua bunyi dalam setiap pasangan kata.
Macam-macam fonem ada dua yaitu fonem segmental dan fonem
suprasegmental.
Bahasa Arab memiliki 34 fonem segmental, yang terdiri dari 28
konsonan dan 6 vokal.
Alofon adalah variasi fonem yang tidak membedakan arti.

B. Saran
Kami mengakui bahwa makalah kami ini jauh masih dari kesempurnaan,
namun demikian mohon agar kiranya dosen pembimbing memperbaiki kesalah
kami ini, dan dengan adanya makalah ini kita dapat memahami apa yang
dimaksud dengan fonem, macam-macam fonem, dan alofon. Kritik dan saran
yang membangun dari dosen pembimbing dan teman-teman sangat kami
harapkan karena kami sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna
dan agar kedepannya kami bsia menjadi lebih baik dari sebelumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali Al-Khouli Muhammad, Mu’jam Ilmu Al-Aswat, Riyadh:Universitas Riyadh.Cet I,


1982
Anshari Nasution Ahmad Sayuti, Bunyi Bahasa;Ilm Al-Ashwat Al-‘Arabiyyah,
Jakarta: Amzah, 2010
Chaer Abdul ,Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta,2007.
Marlina Lina, Pengantar Ilmu Ashwat Bandung, 2019, Fajar Media.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,Jakarta,
2008, Kamus Pusat Bahasa
Sakholid, Pengantar Linguistik; Analisis Teori-teori Linguistic dalam Bahasa Arab,
Medan:Nara Press,2006

Anda mungkin juga menyukai