MATA KULIAH
DOSEN PENGAMPU : Dra. Inayah Hanum Lubis, M.Pd.
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Mikro
DISUSUN OLEH :
HASEA SIMANJUNTAK
ROTUA LUMBANTORUAN
REGULER E
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam Mata Kuliah
Linguistik Mikro, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra.Inayah Hanum
Lubis, M.Pd. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Linguistik Mikro, serta kepada orangtua
dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan tugas
ini.
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan tugas yang kami
susun. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam pembuatan tugas ini pasti terdapat banyak
kekurangan yang jauh dari kata kesempurnaan, sebab kesempurnaan hanya di tangan Tuhan.
Jadi, apabila terdapat kekurangan kami memohon maaf dan bersedia menerima kritik dan saran
yang mendukung.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
DAFTAR PUSTAKA 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang dipakai manusia untuk
tujuankomunikasi. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa Indonesia pada hakekatnyamempunyai
ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuanmengungkapkan pikiran dan perasaan
dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik dan benar.
Banyak kajian teori mengenai bahasa ini. Salah satunya fonologi. Sebagai calon pendidik
selayaknya memahami kajian tentang fonologi ini untuk dijadikan pedomanmengajarkan
pelajaran Bahasa Indonesia. Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji
bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa
secara umum dan fungsional. Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil
yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Varian fonem berdasarkan posisi dalam kata, misal fonem pertama pada kata makan dan makna
secara fonetis berbeda. Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon.
Sejarah fonologi dapat dilacak melalui riwayat pemakaian istilah fonem dari waktu ke
waktu. Pada sidang Masyarakat Linguistik Paris, 24 mei 1873, Dufriche Desgenettes
mengusulkan nama fonem, sebagai padanan kata Bjm Sprachault. Ferdinand De Saussure dalam
bukunya “ Memorie Sur Le Systeme Primitif Des Voyelles Dan Les Langues Indo-Europeennes”
‘memoir tentang sistem awal vokal bahasa – bahasa Indo eropa ‘ yang terbit pada tahun 1878,
mendefinisikan fonem sebagai prototip unik dan hipotetik yang berasal dari bermacam bunyi
dalam bahasa –bahasa anggotanya. Sejarah fonologi dalam makalah ini akan lebih
mengkhususkan membahas mengenai istilah fonem. Gambaran mengenai perkembangan
fonologi dari waktu ke waktu dapat dilihat lewat berbagai aliran dalam fonologi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaplikasian teori fonologi dalam identifikasi bunyi bahasa?
2. Apa saja ciri distingtif bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu?
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori fonologi adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari bagaimana bunyi-
bunyi dalam suatu bahasa diatur dan digunakan untuk berkomunikasi. Terdapat berbagai teori
fonologi yang dapat diterapkan dalam analisis bunyi bahasa. Berikut adalah beberapa cara
pengaplikasian teori fonologi dalam memahami bunyi bahasa :
Penerapan teori fonologi dalam analisis bunyi bahasa membantu para ahli bahasa dan
peneliti dalam memahami struktur fonologis suatu bahasa dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut
berinteraksi untuk membentuk makna. Ini juga berguna dalam pengajaran dan pembelajaran
bahasa serta dalam menganalisis variasi dialek dan perubahan fonologis dalam bahasa seiring
waktu.
2
Jakobson seorang pendiri dan tokoh utama Aliran Praha. Dalam pencariannya Jakobson
menggunakan partikel-partikel subfonemik yang tidak dapat lagi diuraikan lagi menjadi bagian
yang lebih kecil.
Bunyi ujaran ( speech sound) terbentuk secara alamiah oleh dan di dalam alat-alat
pengucapan. Bunyi itu mengelompok dan membentuk dengan apa yang disebut kelas-kelas bunyi
bahasa alamiah ( nasal, vocal, hambat, frikatif, liquid, dst. Setiap kelompok itu pun akhirnya
memiliki karakter bunyi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan memperhatikan
letak dan pengucapan bunyi serta ditunjang oleh sifat dan kualitas bunyi akustik bunyi-bunyi ujar
itu, para ahli bahasa umumnya berpendapat bahwa ada seperangkat cirri yang menandai
perbedaan unyi-bunyi itu, cirridistingtif inilah yang nantinya disebut sebagai “ basic units of
phonology”.
Ciri distingtif merupakan unit dasar fonologi, sedangkan fonem adalah bagian yang bisa
disegmenkan, setiap fonem mengandung ciri pembeda. Pada suatu contoh bagan tentu terdapat
spesifikasi + dan -. Jika + berarti mengandung silabik, sedangkan jika – tidak mengandung
silabik.
Dapat digolongkan menjadi 3 bagian : ciri utama, ciri berdasarkan tempat artikulasi, dan
ciri berdasarkan cara artikulasi, berikut penjelasannya :
1. Ciri Utama
Ciri ini digunakan untuk membedakan konsonan, vokal, dan semivokal. Ciri distingtif itu
adalah konsonantal, silabik, sonoran, dan nasal.
3
• Konsonantal [kons]
Ditandai dengan penyempitan dan penutupan pita suara saat mengucapkan bunyi bahasa.
• Silabik [sil]
Ciri silabik ini menandai bunyi yang berfungsi sebagai inti suku kata.
• Sonoran [son]
Ditandai dengan terbukanya pita suara sehingga menghasilkan bunyi yang dapat
dilagukan pada titinada tertentu.
• Nasal [nasal]
Ditandai dengan ditariknya langit-langit lunak (velum) ke bawah dan menyentuh bagian
belakang lidah sehingga aliran udaraberhembus melewati hidung.
Dikelompokan menjadi 5 ciri, yaitu koronal, anterior, high, low, dan back. (a) Koronal
merupakan bunyi yang ditandai dengan penyempitan posisi glottis sehingga apabila ada
hembusan udara yang melewatinya pita suara akan otomatis bergetar. (b) Anterior adalah bunyi
ujar yang dihasilkan dengan pusat penyempitan sebagai sumber bunyi berada di sebelah depan
pangkal gusi. (c) High adalah bunyi yang dihasilkan dengan badan lidah terangkat. (d) Low
dengan lidah yang ditarik kesebelah bawah. (e) Back lidah ditarik kebelakang sampai mencapai
rongga kerongkongan.
Terbagi menjadi 6 ciri yaitu kontinuan, delayed-release, strident, voice, aspirasi, dan lateral.
(A) Kontinuan adalah kelompok bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara kerongga
mulut dengan bebas. (B) Delayed-release dihasilkan dengan diletupkan segera setelah penutupan
alat-alat ucap dan dilepaskan perlahan-lahan sehingga menghasilkan bunyi afrikat. (C) Strident
ditandai dengan pelepasan bunyi dalam intensitas yang tinggi. (D) Voice dihasilkan dengan
menggetarkan pita suara. (E) Aspirasi membedakan kelompok bunyi yang beraspirasi dan yang
tidak. (F) Lateral membedakan antara bunyi Lateral alir dan non-lateral.
4
4. Ciri Distingtif untuk Vokal
Terdiri dari round bunyi yang dihasilkan dengan membentuk bibir menjadi agak
melingkar. Tense dihasilkan dengan sedikit penekanan pada vocal sehingga menghasilkan bunyi
yang agak panjang. Reduced digunakan khusus membedakan vocal schwa dari yang lainnya.
Pemakaian ciri distingtif pada umumnya digunakan secara selektif dan tidak semua ciri
kita pakai untuk menandai sebuah bunyi bahasa, karena sangat dimungkinkan akan
mengakibatkan penandaan bunyi bahasa yang berlebihan atau yangbiasa disebut dengan
redundant. Untuk mengurangi hal tersebut terdapat dua cara yang digunakan agar penggunaan
cirri distingtif tidak menjadi penandaan yang berlebihan.
Dalam kajian fonologi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
mengkonstruksikan ciri khas bunyi-bunyi dalam bahasa tertentu, antara lain:
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa,
proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan
fungsional. Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat
fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Terdapat
beberapacarapengaplikasianteorifonologidalammemahamibunyibahasa, yaitu : Identifikasi
Fonem, Analisis Distribusi Fonem, Pemahaman Allofon, Analisis Prosodi, Penerapan Aturan
Fonologi. Pengelompokan Ciri Distingtif dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu : ciri utama,
ciri berdasarkan tempat artikulasi, dan ciri berdasarkan cara artikulasi.
SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
6
DAFTAR PUSTAKA
Debora, Agustina. 2023. Konsep Dasar Fonologi. Academia.edu. Diakses pada 8 September
2023.
Lesmana, Trian. 2011. Ciri Distingtif. Blogspot.com. Diakses pada 8 September 2023.