Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FONOLOGI

DASAR DASAR FONOLOGI

DISUSUN OLEH :

Nama : Nurul Layal (2018112082)

Yuyun (2018112087)

Mirza Nuriah (2018112078)

Putri Revi (201811208

M. Bakti Karuniawan (2018112090)

Dosen Pembimbing : Mardiana Sari, M.Pd

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr wb

Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada nabi Muhammad saw.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini bias menjadi makalah yang lebih baik
lagi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranana bahasa bagi bangsa Indonesia adalah bahasa merupakan saran utama
untuk berkomunukasi, seperti yang telah dikemukakan bahwa manusia
menyampaikan hasil pemikiran dan penalaran, sikap, serta perasaanya melalui
bahasa. Melalui bahsa nilai nilai dalam masyarakat dapat diwariskan dari sati generasi
ke generasi selanjutnya.
Bahasa yang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan dapat
dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain,
bahasa yang baik adalah bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud.
Syarat kebahasaan yang baik dan benar antara lain, baku, logis, kuantitatif, tepat,
denotative, ringkas.
Dalam kehidupan sehari hari manusia berkomunikasi melalui bahasa, khususnya
bangsa Indonesia yang menggunakan bahsa Indonesia. Bahasa merupakan bahasa
persatuan dan sarana untuk menyampaikan aspirasi. Bahasa Indonesia mempunyai
cakupan yang luas mengenai aturan tata bahasanya. Baik dari segi huruf, suku kata,
kata, kalimat, paragraph, dan tulisan yang terdiri dri beberapa paragraph.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, pembahasan pada makalah ini di
fokuskan pada :
1. Apa yang dimaksud dengan fonologi
2. Bagaimana konsep dasar fonologi
3. Bagian dari Hakikat fonologi
4. Tujuan fonologi

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar fonologi
2. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahasa yang baik dan benar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Fonologi


Istilah Fonologi verasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “phone” berarti
bunyi dan “logos” yang berarti tatanan kata, kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Akan
tetapi, bunyi yang dipelajari dalam fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan
bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang
digunakan oleh manusia. Bunyi yang dipelajari dalam fonologi kita sebut dengan istilah
fonem.
Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk
dari kata “fon” yang bermakna bunyi dang “logi” yang berarti ilmu. Jadi, secara
sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi
bunyi bahasa pada umumnya.
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi bunyi (fonem) bahasa dan
distribusinya. Fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi
bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. Bidang kajian fonologi adalah bunyi
bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku
kata.
Menurut Hieraki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan
menjadi fonetik dan fonemik. Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari
bagaimana bunyi bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau di lafalkan. Fonetik juga
mempelajarai cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan
penggunaan dan pengucapan bahasa. Dengan kata lain fonetik adalah bagian fonologi
yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa di
produksi oleh alat ucap manusia. Sementara itu fonemik adalah bagian fonologi yang
mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
B. Hakikat Fonologi

1. Fonologi sebagai subdisiplin yang objek kajiannya adalah unsur bahasa yang terkecil
atau bunyi bahasa

2. Sebagai suatu disiplin linguistic, fonologi memiliki dua cakupan, yaitu

a. Dalam arti luas, fonologi mencakup bunyi bunyi bahasa secara umum, yang
mencakup kajian fonetik dan fonemik

b. Dalam arti sempit, fonologi mengkaji bunyi bunyi bahasa yang berfungsi sebagai
pembeda makna

C. Tujuan Fonologi

Fonologi sebagian dari studi linguistik berdasarkan tujuan kajiannya dibedakan atas
fonologi teoritis dan fonologi praktis.

a. Tujuan teoritis

1. Fonetik adalah untuk menemukan kaidah-kaidah bunyi secara umum

2. Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah bunyi bahasa tertentu, misalnya fonem


dalam bahasa Jawa.

b. Tujuan praktis

1. Fonetik adalah menemukan kaidah-kaidah umum bunyi bahasa untuk keperluan


memecahkan masalah praktis, misalnya latihan lafal untuk penderita tunawicara

2. Fonemik adalah untuk memecahkan masalah, misalnya ejaan.

D. Dasar-Dasar Fonetik

Menurut proses terjadinya bunyi bahasa dibedakan atas tiga, yaitu fonetik artikulatoris,
fonetik akustik, dan fonetik auditoris.

1. Fonetik Artikulatoris Yaitu mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara


manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi itu
diklasifikasikan.

a. Alat ucap Merupakan hal pertama yang dibicarakan dalam fonetik artikulatoris
untuk menghasilkan bunyi bahasa.
Berikut nama-nama alat ucap yang perlu dikenal untuk bisa memahami
bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi:

1. Pangkal tenggorok, disebut dengan laringal

2. Rongga kerongkongan, disebut dengan faringal

3. Pangkal lidah, disebut dengan dorsal

4. Tengah lidah, disebut dengan medial

5. Daun lidah, disebut dengan laminal

6. Ujung lidah, disebut dengan apical

7. Anak tekak, disebut dengan uvular

8. Langi-langit lunak, disebut dengan velar

9. Langit-langit keras, disebut dengan palatal

10. Gusi, disebut dengan aveolar

11. Gigi, disebut dengan dental

12. Bibir, disebut dengan labial


b. Proses fonasi

Terjadinya bunyi suara pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara
keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita
suara, kemudian diteruskan ke udara bebas baik melalui rongga mulut maupun
rongga hidung.

b. Tulisan fonetik

Setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk malambangkan satu bunyi
bahasa. Dalam tulisan fonetik, setiap bunyi dilambangkan secara akurat, artinya
setiap bunyi mempunyai lambang-lambangnya sendiri.

c. Klasifikasi bunyi

Pada mumnya bunyi bahasa dibedakan atas:

1. Klasifikasi vocal

Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan
bentuk mulut.

a. Berdasarkan posisi lidah, ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal.

Secara vertical dibedakan adanya:

1. Vokal tinggi, misalnya bunyi [ i ] dan [ u ]

2. Vokal tengah, misalnya bunyi [ e ] dan [ o ]

3. Vokal rendah, misalnya bunyi [ a ]

Secara horizontal, dibedakan adanya:

1. Vokal depan, misalnya bunyi [ i ] dan [ e ]

2. Vokal pusat, misalnya bunyi [ a ]

3. Vokal belakang, misalnya bunyi [ u ] dan [ o ]


b. Berdasarkan bentuk mulut, dibedakan adanya:

1. Vokal bundar, karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu,
misalnya vokal [ o ] dan vokal [ u ]

2. Vokal tak bundar, karena bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar pada
waktu pengucapan vokal tersebut, misalnya [ i ] dan [ e ]

Klasifikasi konsonan

Bunyi-bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:

a. Berdasarkan posisi pita suara, dibedakan atas:

1. Bunyi bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga
terjadilah getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ b ], [ d ], [ g ], dan [ c ]

2. Bunyi tidak bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar,
sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ s ], [ k ], [ p ],
dan [ t ]

b. Berdasarkan posisi atau tempat artikulasi, dikenal adanya konsonan:

1. Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah
merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ b ], [ p ], [ m ]

2. Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas, yaitu
gigi bawah merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ f ], [ v ]

c. Berdasarkan cara artikulasinya, artinya bagaimana hambatan terhadap arus udara


itu, dibedakan adanya:

1. Hambatan (letupan, plosif, stop), artikulator menutup sepenuhnya aliran


udara, sehingga udara mampat di belakang tempat penutupan itu, seperti bunyi
[ p ], [ b ], [ t ], [ d ], [ k ], dan [ g ].

2. Geseran atau frikatif, artikulator aktif mendekati articulator pasif, membentuk


celah sempit, sehingga udara yang lewat mendapat gangguan di celah itu,
seperti bunyi [ f ], [ s ], [ z ].

3. Paduan, artikulator aktif menghambat sepenuhnya aliran udara, lalu


membentuk celah sempit dengan artikulator pasif, seperti bunyi [ c ], [ j ].
4. Sengauan atau nasal, artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara
melalui mulut, membiarkannya keluar melalui rongga hidung dengan bebas,
seperti bunyi [ m ], [ n ].

5. Getaran atau trill, artikulator aktif malakukan kontak beruntun dengan


artikulator pasif, sehingga getaran bunyi itu terjadi berulang-ulang, seperti
bunyi [ r ]

6. Sampingan atau lateral, artikulator aktif menghambat aliran udara pada


bagian tengah mulut, lalu membiarkan udara keluar melalui samping lidah,
seperti bunyi [ l ]

7. Hampiran atau aproksiman, artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang
mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, seperti bunyi
[ w ], [ y ].

d. Unsur suprasegmental

Dibedakan atas:

1. Tekanan atau stress

2. Nada atau pitch

3. Jeda atau persendian

4. Silabel atau suku kata

2.Fonetik Akustik

yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam,
yang berupa gelombang bunyi.

3. Fonetik Auditoris

Yaitu mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh


telinga kita.
E. Dasar-Dasar Fonemik

Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Contohnya saja perbedaan
bunyi [ p ] dan [ b ] yang terdapat pada kata [ paru ] dan [ baru ] tentunya menyebabkan
perbedaan makna. Dasar-dasar fonemik mencakup atas fonem, identifikasi fonem,
klasifikasi fonem, dan khasanah fonem.

a. Identifikasi fonem

Fonem merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata. Dalam
fonemik, diteliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna atau tidak. Jika bunyi tersebut membedakan makna, maka bunyi tersebut kita
sebut fonem. Contoh [ paru ] dan [ baru ], [ baku ] dan [ bahu ], maka bunyi [ k ] pada
kata pertama, dan bunyi [ h ] pada kata kedua, masing-masing adalah fonem yang
berlainan, yaitu fonem / k /, dan fonem / h /. Kedua bunyi itu menyebabkan kedua
kata yang mirip itu berbeda maknanya.

b. Klasifikasi fonem

Jika terdapat bunyi vokal dan konsonannya, maka juga ada fonem vokal dan fonem
konsonan.

c. Khazanah fonem

Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Misalnya
jumlah fonem yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu terdiri dari lima buah
fonem vocal yaitu (a, i, u, e, o) dan 21 buah konsonan yaitu (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses
terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan fungsional.

Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya
satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Varian fonem berdasarkan posisi
dalam kata, misal fonem pertama pada kata makan dan makna secara fonetis berbeda. Variasi
suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon.

Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang kebanyakan bunyi bahasa Indonesia
merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua pembentukan vokal, konsonan, diftong, dan kluster.

Gejala fonologi Bahasa Indonesia termasuk di dalamnya yaitu penambahan fonem, penghilangan
fonem, perubahan fonem, kontraksi, analogi, fonem suprasegmental. Pada tataran kata, tekanan,
jangka, dan nada dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna. Namun, pelafalan kata
yang menyimpang dalam hal tekanan, dan nada kan terasa janggal.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka.

Anda mungkin juga menyukai