DISUSUN OLEH :
Yuyun (2018112087)
Assalamualaikum wr wb
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada nabi Muhammad saw.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini bias menjadi makalah yang lebih baik
lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranana bahasa bagi bangsa Indonesia adalah bahasa merupakan saran utama
untuk berkomunukasi, seperti yang telah dikemukakan bahwa manusia
menyampaikan hasil pemikiran dan penalaran, sikap, serta perasaanya melalui
bahasa. Melalui bahsa nilai nilai dalam masyarakat dapat diwariskan dari sati generasi
ke generasi selanjutnya.
Bahasa yang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan dapat
dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain,
bahasa yang baik adalah bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud.
Syarat kebahasaan yang baik dan benar antara lain, baku, logis, kuantitatif, tepat,
denotative, ringkas.
Dalam kehidupan sehari hari manusia berkomunikasi melalui bahasa, khususnya
bangsa Indonesia yang menggunakan bahsa Indonesia. Bahasa merupakan bahasa
persatuan dan sarana untuk menyampaikan aspirasi. Bahasa Indonesia mempunyai
cakupan yang luas mengenai aturan tata bahasanya. Baik dari segi huruf, suku kata,
kata, kalimat, paragraph, dan tulisan yang terdiri dri beberapa paragraph.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, pembahasan pada makalah ini di
fokuskan pada :
1. Apa yang dimaksud dengan fonologi
2. Bagaimana konsep dasar fonologi
3. Bagian dari Hakikat fonologi
4. Tujuan fonologi
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar fonologi
2. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahasa yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fonologi sebagai subdisiplin yang objek kajiannya adalah unsur bahasa yang terkecil
atau bunyi bahasa
a. Dalam arti luas, fonologi mencakup bunyi bunyi bahasa secara umum, yang
mencakup kajian fonetik dan fonemik
b. Dalam arti sempit, fonologi mengkaji bunyi bunyi bahasa yang berfungsi sebagai
pembeda makna
C. Tujuan Fonologi
Fonologi sebagian dari studi linguistik berdasarkan tujuan kajiannya dibedakan atas
fonologi teoritis dan fonologi praktis.
a. Tujuan teoritis
b. Tujuan praktis
D. Dasar-Dasar Fonetik
Menurut proses terjadinya bunyi bahasa dibedakan atas tiga, yaitu fonetik artikulatoris,
fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
a. Alat ucap Merupakan hal pertama yang dibicarakan dalam fonetik artikulatoris
untuk menghasilkan bunyi bahasa.
Berikut nama-nama alat ucap yang perlu dikenal untuk bisa memahami
bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi:
Terjadinya bunyi suara pada umumnya dimulai dengan proses pemompaan udara
keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita
suara, kemudian diteruskan ke udara bebas baik melalui rongga mulut maupun
rongga hidung.
b. Tulisan fonetik
Setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk malambangkan satu bunyi
bahasa. Dalam tulisan fonetik, setiap bunyi dilambangkan secara akurat, artinya
setiap bunyi mempunyai lambang-lambangnya sendiri.
c. Klasifikasi bunyi
1. Klasifikasi vocal
Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan
bentuk mulut.
a. Berdasarkan posisi lidah, ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal.
1. Vokal bundar, karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu,
misalnya vokal [ o ] dan vokal [ u ]
2. Vokal tak bundar, karena bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar pada
waktu pengucapan vokal tersebut, misalnya [ i ] dan [ e ]
Klasifikasi konsonan
1. Bunyi bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga
terjadilah getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ b ], [ d ], [ g ], dan [ c ]
2. Bunyi tidak bersuara, yaitu terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar,
sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu, seperti bunyi [ s ], [ k ], [ p ],
dan [ t ]
1. Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir, bibir bawah
merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ b ], [ p ], [ m ]
2. Labiodental, yaitu konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas, yaitu
gigi bawah merapat pada bibir atas, seperti bunyi [ f ], [ v ]
7. Hampiran atau aproksiman, artikulator aktif dan pasif membentuk ruang yang
mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokal, seperti bunyi
[ w ], [ y ].
d. Unsur suprasegmental
Dibedakan atas:
2.Fonetik Akustik
yaitu mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam,
yang berupa gelombang bunyi.
3. Fonetik Auditoris
Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Contohnya saja perbedaan
bunyi [ p ] dan [ b ] yang terdapat pada kata [ paru ] dan [ baru ] tentunya menyebabkan
perbedaan makna. Dasar-dasar fonemik mencakup atas fonem, identifikasi fonem,
klasifikasi fonem, dan khasanah fonem.
a. Identifikasi fonem
Fonem merupakan bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata. Dalam
fonemik, diteliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna atau tidak. Jika bunyi tersebut membedakan makna, maka bunyi tersebut kita
sebut fonem. Contoh [ paru ] dan [ baru ], [ baku ] dan [ bahu ], maka bunyi [ k ] pada
kata pertama, dan bunyi [ h ] pada kata kedua, masing-masing adalah fonem yang
berlainan, yaitu fonem / k /, dan fonem / h /. Kedua bunyi itu menyebabkan kedua
kata yang mirip itu berbeda maknanya.
b. Klasifikasi fonem
Jika terdapat bunyi vokal dan konsonannya, maka juga ada fonem vokal dan fonem
konsonan.
c. Khazanah fonem
Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Misalnya
jumlah fonem yang terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu terdiri dari lima buah
fonem vocal yaitu (a, i, u, e, o) dan 21 buah konsonan yaitu (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses
terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan fungsional.
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya
satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Varian fonem berdasarkan posisi
dalam kata, misal fonem pertama pada kata makan dan makna secara fonetis berbeda. Variasi
suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon.
Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang kebanyakan bunyi bahasa Indonesia
merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua pembentukan vokal, konsonan, diftong, dan kluster.
Gejala fonologi Bahasa Indonesia termasuk di dalamnya yaitu penambahan fonem, penghilangan
fonem, perubahan fonem, kontraksi, analogi, fonem suprasegmental. Pada tataran kata, tekanan,
jangka, dan nada dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna. Namun, pelafalan kata
yang menyimpang dalam hal tekanan, dan nada kan terasa janggal.
DAFTAR PUSTAKA