Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang dipakai manusia untuk
tujuan komunikasi. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa indonesia pada hakikatnya
mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan
mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahsa yang baik dan
benar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar. Dalam
kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang memakai Bahasa indoesia
tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa kedalam tuturan Bahasa indonesia.
Tidak sedikit seseorang yang berbicara dalam Bahasa indonseia, tetapi dengan lafal
atau intonasi jawa, batak, bugis, sunda dan lain-lain. Kalau mendengar orang
berbicara, entah berpidato atau bercakap- cakap, maka akan kita dengar tuntutan
bunyi Bahasa yang terus- menerus, kadang-kadang terdengar suara menaik dan
menurun, kadang- kadang terdengar hentian sejenak atau hentian agak
lama,fonologi merupakan urutan paling bawah atau paling dasar dalam hierarki
kajian linguistik. Yang dikaji fonologi ialah bunyi-bunyi Bahasa sebagai satuan
terkecil dari ujaran beserta dengan “gabungan”antarbunyi yang membentuk silabel
stsu duku kata.serta juga dengan unsur- unsursuprasegmental,seperti tekanan,nada,
hentian dan durasi.

B. Rumusan Masalah
penulisan masalah mengenai fonologi bila kita tidak menentukan patokan-patokan
yang jelas mengenai hal-hal :
1. Apakah yang dimaksud dengan Fonologi ?
2. Apa saja jenis-jenis fonologi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Fonetik?
4. Apa perbedaan fonetik dan fonemik ?
5. Apa saja jenis-jenis fonetik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami fonologi
2. Untuk memahami tentang fonetik
3. Untuk mengetahui manfaat unsur unsur terjadinya bunyi
4. Untuk memahami perbedaan fonetik dan fonemik
5. Untuk referensi bagi rekan mahasiswa
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah ilmu pengethauan
2. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan;
3. Mengetahui lebih jauh tentang fonologi,fonetik, dan fonemik
4. Mengetahui dan memahami tentang bunyi Bahasa dan bukan bunyi Bahasa
5. Mengetahui dengan lebih jelas bagaimana bunyi-bunyi Bahasa dihasilkan dan
dituturkan serta mengenai alat-alat artikulasi yang berperan dalam
menghasilkan bunyi-bunyi Bahasa.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Fonologi
1. Kajian Fonologi
Istilah fonologi berasal dari Bahasa yunani yaitu phone = ‘bunyi’ ,logos =
’ilmu’. Secara harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi. Secara etimologi istilah “
fonologi” , ini berasal dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’ ,dan logi
yang berarti ‘ilmu’ Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai
bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarakan, dan
menganalisis bunyi-bunyi Bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
Fonologi mengkaji bunyi Bahasa secara umum dan fungsional. Menurut
abdul chaer (2010:100). Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi
merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi Bahasa pada umumnya.
Runtunan bunyi Bahasa ini dapat dianalisis atau disegementasikan berdasarkan
tingkatan-tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian-hentian atau
jeda yang terdapat dalam runtunan bunyi itu.
Fonologi berkonsentrasi pada persoalan bunyi, morfologi pada persoalan
struktur internal katam sintaksis pada persoalan susunan kata dalam kalimat,
semantic pada persoalan makna kata. Kajian mendalam tentang bunyi-bunyi
ujar ini diselidiki oleh cabang linguistic yang disebut fonologi. Dapat
disimpulkan bahwa fonologi ialah bidang linguistic atau ilmu Bahasa yang
menyelidiki, memperlajari ,menganalisis dan membicarakan runtunan bunyi-
bunyi Bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.1 1 Abdul Chaer (2009,
Fonologi Bahasa Indonesia , Jakarta , PT Rineka Cipta ) hlm 1
2. Jenis-jenis Fonologi
Fonologi mempunyai dua cabang kajian, yaitu :
a. Fonetik
Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan ( science) yang
menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi Bahasa dalam ujaran,
Fonetik adalah cabang kajian linguistic yang meneliti bunyi-bunyi Bahasa
tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna kata atau
tidak. Menurut Clark dan Yallop (1990), fonetik merupakan bidang yang
berkaitan erat dengan kajian bagaimana cara menusia berbahasa serta
mendengar dan memproses ujaran yang diterima.
b. Fonemik

Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan Bahasa terkecil yang


bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan
makna. Objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi Bahasa yang
dapat atau berfungsi membedakan makna kata.

Untuk mengetahui apakah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari
sebuah satuan Bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi tersebut,
lalu membandingkannya dengan satuanbahsa lain yang mirip dengan satuan
Bahasa yang pertama. Kalau ternyata kedua satuan Bahasa itu berbeda
maknanya, maka berarti bunyi tersebut adalah sebuah fonem, karena dia bisa
atau berfungsi membedakan makna kedua satuan Bahasa itu. Misalnya, kata
Indonesia laba dan raba. Kedua kata itu mirip benar. Masing-masing terdiri
dari empat buah bunyi. Yang pertama mempunyai bungi [r], [a], [b], dan [a] ;
dan yang kedua mempunyai bunyi [r], [a], [b], dan [a], jika kita bandingkan

[I]. [a], [b], [a], [r], [a], [b], [a].

B. Fonetik
Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna
atau tidak. Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, dibedakan
adanya tiga jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik
auditoris.

1. Jenis-jenis Fonetik
a. Fonetik Artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik pisiologis
meliputi bagaimana bunyi-bunyi bhasa itu di produksi alat-alat ucap manusia.
Pembahsannya antara lain meliputi masalah alat-alat ucap yang di gunakan
dalam memproduksi bunyi bahasa itu; mekanisme arus udara yang digunakan
dalam memproduksi bunyi bahsa, bagaiman bunyi bahsa itu dibuat mengenai
klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan serta apa kriteria yang digunakan;
mengenai silabel; dan juga mengenai unsur-unsur atau ciri- ciri suprasegmental,
seperti tekanan, jeda,durasi, dan nada

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan bunyi “segmental”,


ambilah contoh sederhana, yaitu kata Indonesia dan. Kata itu terdiri dari bunyi
[d], [a], dan [n], dalam urutan tersebut. Jadi tiga bunyi itu adalah “segmen-
segmen” dari kata dan itu. Jadi bunyi sebagai segmen adalah bunyi menurut
pola urutannya dari pertama sampai yang terakhir, atau (seperti sering
dirumuskan dalam linguistik) “dari kiri ke kana”. Struktur dari kiri ke kanan itu
berupa segmental; artinya ada bagian-bagian yang terkecil menurut urutannya.
Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang dapat dibayangkan sebagai
bunyi yang “di atas” yang segmental itu. Misalya perbedaan antara tuturan Dia
telah datang dan Dia telah datang ? tidak terdiri atas perbedaan antara sekmental
melainkan atas perbedaan intonasi(atau lagu) yang berbeda dalam kedua tuturan
tersebut.

b. Fonetik Akustik
Fonetik akustik, yang objeknya adalah bunyi bahasa ketika merambat
diudara, antara lain membicarakan: gelombang bunyi beserta frekuensi dan
kecepatannya ketika merambat di udara,spectrum,tekanan, dan intensitas
bunyi. Juga mengenai skala decibel, resonansi, akustik produksi bunyi, serta
pengukuran akustik itu. Kajian fonetik akustik lebih mengarah kepada kajian
fisika daripada kajian lunguistik, meskipun memiliki kepentingan di
dalamnya.
c. Fonetik auditoris
Fonetik auditoris, meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu” diterima”
oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami.
Auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu
oleh telinga kita. . Dalam hal ini tentunya pembahasan mengenai struktur
dan fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu bekerja. Bagaimana
mekanisme penerima bunyi bahasa itu, sehingga bisa dipahami. Oleh karena
itu, kiranya kajian fonetik auditori lebih berkenan dengan ilmu kedokteran
termasuk kajian neurologi.

2. Alat Ucapan

Sebenarnya alat-alat yang digumakan untuk menghasilkan bunyi- bunyi


bahasa ini mempunya fungsi utama lain yang bersifat fisiologis. Misalnya, peru-paru
untuk bernafas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah. Namun, alat-alat
itu secara linguistk digunakan untuk menghasilkan bunyi-bunyi bahasa sewaktu
berujar.
Kita perlu mengenal nama alat-alat ucap itu satu per satu untuk bisa
memahami bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi. Nama-nama bunyi bahasa itu pun
diambil dari nama-nama alat ucap itu yang diambil dari bahasa latin. Untuk mengenal
alat-alat ucap itu perhatikan kerterangannya

a. Paru-paru (lung)
b. Batang tenggorok (trachea)
c. Pangkal tenggorok (laring)
d. Pita suara (vocal cord) yang didalamnya terdapat glottis, yaitu celah
diantara dua bilah pita suara.
e. Krikoid (cricoid)
f. Lekum atau tiroid (thyroid)
g. Aritenoid (arythenoid)
h. Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)
i. Epiglotis (epiglotis)
j. Akar lidah (root of the tongue)
k. Pangkal lidah atau sering disatukan dengan nomor (13) daun lida.
Pangkal lidah (back of the tongue, dorsum)
l. Tengah lidah (middle of the tongue, medium)
m. Daun lidah (blade of the tongue, laminum)
n. Ujung lidah (tip of the tongue, apex)
o. Anak tekak (uvula)
p. Langit-langit lunak (soft palate, velum)
q. Langit-langit keras (hard palate, palatum)
r. Gusi, ceruk gigi (alveolum)
s. Gigi atas (upper teeth, dentum)
t. Gigi bawah (lower teeth, dentum)
u. Bibir atas (upper lip, labium)
v. Bibir bawah (lower lp, labium)
w. Mulut (mouth)
x. Rongga mulut (oral cavity)
y. Rongga hidung (nasal cavity)

Nama-nama latin alat ucap itu perlu diperhatikan karena nama-nama bunyi disebut
juga dengan nama latinnya itu. Misalnya, bunyi yang dihasilkan dibibir disebut
bunyi labial, diambil dari kata labium yaitu bibir, dan bunyi yang dihasilkan oleh
ujung lidah dan gigi disebut bunyi apikodental, yang diambil dari kata apeks yaitu
ujung lidah dan kata dentum yaitu gigi.

3. Proses Fonasi

Terjadinya bungi bahasa umumnya dimulai dengan proses pemompaan


udara keluar dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggork, yang
didalamnya terdapat pita suara . supaya udara bisa terus keluar, pita suara, yang
merupakan jalan satu-satunya untuk bisa keluar, entah melalui rongga mulut atau
rongga hidung, udara tadi diteruskan ke udara bebas. Kalau udara yang dari paru-
paru itu keluar tanpamendapat hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar
bunyi apa-apa selain brangkali bunyi nafas.

C. Fonemik
Fonemik adalah bagian dari fonologi yang merupakan bidang linguistik.
Fonemik mempelajari bunyi bahasa dengan memerhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna. Inilah perbedaan antara fonetik dengan fonemik, dimana
fonetik hanya mempelajari bunyi pada umumya tanpa memperhatikan apakah
bunyi tersebut membedakan makna atau tidak. Objek kajian fonemik adalah fonem,
yakni bunyi bahasa yang membedakan makna kata. Fonem adalah bunyi bahasa
yang funsional, yaitu bunyi bahasa yang dapat membedakan makna kata.

1. Fonem
Untuk mengetahui apakah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah
satuan bahasa, biasanya sebuah kata yang mengandung bunyi tersebut, lalu
membandingkannya dengan satuan bahasa lain yang mirip dengan satuan bahasa
yang pertama.

2. Alofon
Vokal-vokal yang menjadi anggota dari sebuah fonem, seperti [u] dan [U] untuk
fonem /u/ disebut dengan istilah alofon. Dengan demikian kalau dibalik, bisa
dikatakan alofon adalah anggota dari sebuah fonem atau varian dari sebuah
fonem.

3. Klasifikasi Fonem
Kriteria klasifikasi terhadap fonem sama dengan kriteria yang dipakai untuk
klasifikasi bunyi (fon), maka penamaan fonem pun sama dengan penamaan
bunyi. Jadi, kalau ada bunyi vokal depan tinggi bundar, maka juga ada atau akan
ada fonem vokal depan tinggi bundar, kalau ada bunyi konsonan hambat bila
bersuara.

4. Khazanah Fonem
Yang dimasuk khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdaat dalam
satu bahasa. Berapa jumlah fonem yang dimiliki suatu bahasa tidak sama
jumlahnya dengan yang dimiliki bahasa lain.
D. Perbedaan Fonetik dan Fonemik
Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan
atau dihafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia,
terutama yang berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa.
Sementara itu, fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi
ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Diawal juga sudah disebutkan
bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai
makna.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa ( linguistic ) yang mengkaji bunyi -bunyi
bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa
secara umum dan fungsional. Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa
terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk
membedakan makna. Varian fonem berdasarkan posisi dalam kata, misal fonem
pertama pada kata makan dan makna secara fonetis berbeda. Variasi suatu fonem yang
tidak membedakan arti dinamakan alofon.

Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang kebanyajn bunyi bahasa
indonesia merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua pembentukan vokal, konsonan,
diftong, dan kluster. Dalam hal ini kajian fonetik, perlu adanya fonemisasi yang
ditunjukan untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan
makna tersebut. Dengan demikian fenomisasi itu bertujuan untuk Mentukan struktur
fonemis sebuah bahasa, dan membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
Gejala fonologi bahasa indonesia termasuk didalamnya yaitu penambahan fonem,
kontraksi, analogi, fonem suprasegmental. Pada tataran kata, tekanan, jangka, dan nada
dalam bahasa indonesia tidak membedakan makna. Namun, pelafalankata yang
menyimpang dalam hal tekanan, dan nada kan terasa janggal.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggambarkan potensi
dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini.
.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta - Chaer,

Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

- Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta.: PT Bumi Aksara

- https://www.academia.edu

https://www.slideshare.net/ShelaOktavia/makalah-fonologi-fonetik-dan-fonemik

Anda mungkin juga menyukai