Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH LINGUISTIK UMUM

“Materi Diskusi Bidang Fonologi : Fonetik”


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ligistik Umum

Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Markhamah, M . Hum

Disusun Oleh :
Syehilla (A310220064)
Atika Erina Sari (A310220081)
Visa Putri Aprilia (A310220080)
Siti Noorjannah Moegis (A310220075)

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2022
KULTUM
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan


limpahan rahmat dan kebaikan sehingga kita semua bisa
dipertemukan di tempat yang mulia ini.

Tak lupa selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, kepada sahabat, sampai kepada
kita yang mudah-mudahan istikamah dalam menjalankan sunahnya.

Pada hari dan waktu yang singkat ini, izinkan saya menyampaikan
kultum singkat yang menginspirasi tentang Fonetik atau bunyi
bahasa : Fonetik berkaitan dengan studi tentang kondisi
pembentukan suara, berdasarkan kemampuan alat pengucapan
manusia, dan juga menganalisis fitur akustik unit suara, pola
kombinasi suara, pengaruh karakteristik salah satu suara tetangga.
pada yang lain (berbagai jenis akomodasi atau asimilasi), sifat suku
kata, hukum penambahan suara ke dalam suku kata, faktor-faktor
yang menentukan pembagian suku kata, organisasi fonetik kata,
khususnya tekanan, sarana intonasi (nada nada utama suara,
kekuatan, durasi, tempo, jeda, timbre). Tidak seperti disiplin non-
linguistik, fonetik menganggap fenomena bunyi sebagai elemen dari
sistem bahasa yang berfungsi untuk menerjemahkan kata dan
kalimat ke dalam bentuk bunyi material, yang tanpanya komunikasi
tidak mungkin terjadi.
KULTUM
Sesuai dengan kenyataan bahwa sisi bunyi bahasa dapat dipertimbangkan
dalam aspek akustik-artikulatoris dan fungsional-linguistik, dalam fonetik,
fonetik yang tepat dan fonologi dibedakan. seperti ayat dalam al qur'an surah
al insyirah yang berbunyi Al-Qur'an merupakan pedoman hidup dan landasan
bagi manusia yang diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab
sebelumnya. Ini menjadi bukti kemukjizatan al-Qur'an yang tidak dapat
ditandingi oleh yang lainnya. Salah satu yang menjadi aspek kemukjizatan
dalam al-Qur'an yaitu aspek bahasa yang terdapat dalam setiap susunan kata
menjadi komponen sebuah ayat maupun surah. Hal tersebut timbul dari al-
Qur'an secara internal yang esensial. kesukaan al-Qur'an dalam menggunakan
bahasa yang indah dan teratur menimbulkan kesan dan rasa yang
menyenangkan bagi setiap pendengarnya. Kajian mengenai gaya bahasa yang
dikenal dengan kajian stilistika. Analisis stilistika Diperlukan untuk memaknai
teks (al-Qur'an) secara komprehensif. Salah satu yang menjadi ranah kajian
stilistika yakni fonologi. Fonologi bidang adalah linguistik yang bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsi. Dalam penelitian ini kajian fonologi akan membahas
pembahasan keserasian bunyi akhir (rima) ayat yang terdapat dalam Surah al-
Insyirāḥ. Salah satu surat di dalam al-Qur'an yang memiliki rima dalam satu
surah serta terdengar unik ketika dibaca dan didengar serta karakteristik
kebahasaan yang ditambahkan dalam menyampaikan pesan makna yang di
variasikannya. Bentuk dan konsep rima serta fungsi fonem (bunyi) terhadap
makna dalam surah ini akan menjadi tujuan dalam penelitian ini. Itulah pesan
yang ingin saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dan menginspirasi.
Terima kasih…

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap manusia diberikan kemampuan berbicara atau berucap, kecuali bagi


orang yang mempunyai “keterbatasan”, misalnya orang bisu atau tuli.
Kemampuan untuk berbicara secara bertahap sesuai dengan
tingkatanusianya, yaitu sejak bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa.
Pemerolehan bunyi bahasa bisa dikaji secara scientific atau ilmiahseperti
mengetahui alat-alat ucap/berbicara dan proses pembunyian.
Fonologi adalah suatu kajian bahasa yang berusaha mengkaji bunyi ujaran
yang di ihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ujaran yang dimaksud
adalah pembentukan fonem-fonem yang disatukan menjadi sebuah kata.
Oleh fonologi, bunyi-bunyi ujaran ini dapat dipelajari dengan dua sudut
pandang. Pertama, bunyi-bunyi ujaran dipandang sebagai media bahasa
semata, tidak ubahnya seperti benda atau zat. Dengan demikian, bunyi-
bunyi dianggap sebagai bahan mentah. Fonologi yang memandang bunyi-
bunyi ujaran demikian disebut fonetik. Kedua, bunyi-bunyi ujaran
dipandang sebagai bagian dari sistem bahasa. Bunyi-bunyi ujaran adalah
unsur bahasa terkecil yang merupakan bagian dari struktur kata yang
sekaligus berfungsi untuk membedakan makna. Fonologi yang memandang
bunyi-bunyi ujaran sebagai bagian dari sistem bahasa disebut fonemik
(Muslich, 2008: 2).
Bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia mempunyai jumlah
yang tidak terbatas. Bunyi-bunyi tersebut berbeda kualitasnya akibat
perbedaan anatomi manusia. Bunyi tersebut dapat digolongkan menjadi
bunyi tidak disertai hambatan arus udara pada alat bicara yang disebut
bunyi vokal dan bunyi dibentuk dengan menghambat arus udara pada alat
berbicara yang disebut konsonan. Vokal dan konsonan dikategorikan
sebagai fonem (Alwi dkk, 2003: 49 – 52 ). Secara universal, setiap bahasa
diyakini memiliki fonem tersebut. Pembedanya hanyalah bentuk dan
jumlah fonem dalam bahasa bersangkutan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.Apa pengertian fonetik?
2.Apa jenis-jenis fonetik?
3.Apa saja alat-alat untuk berbicara?
4.Bagaimana proses berbicara?
5.Apa saja klasifikasi bunyi?
6.Apa itu tulisan fonetik?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.Untuk memberikan deksripsi tentang fonetik 


2.Untuk mengetahui jenis-jenis fonetik
  3.Untuk memberikan informasi tentang alat-alat berbicara
4.Untuk mengetahui proses berbicara
5.Untuk mengetahui klasifikasi bunyi
6.Untuk mengetahui deskripsi tulisan fonetik

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN FONETIK


Terkait dengan defines, fonetik merupakan cabang kajian bidang
liguistik.Mengacu pada urutan proses peristiwa bunyi Bahasa, ada tiga jenis
fonetik. Ketiga jenis adalah 1.) artikulatoris, 2.) fonetik akustik, dan 3.) fonetik
auditoris.

Sebagai bagian dari jenis fonetik yang pertama adalah artikulatoris atau
yang juga dinamakan fonetik organis atau fonetik fisiologis. Cabang fonetik ini
membahas bagaimana mekanisme alat – alat bicara manusia bekerja untuk
menghasilkan bunyi Bahasa dan bunyi tersebut dikategorisasikan. Fonetik
akustik merupakan studi bunyi Bahasa sebagaiperistiwa fisis atau fenomena
alam. Bunyi tersebut diteliti terkait dengan frekuensi getaran, aniplitudo,
intensitas, dan timbrenya. Fonetik merupakan studi tentang bagaimana
mekanisme penerimaan bunyi Bahasa itu oleh telinga. Ketiga jenis fonetik ini
yang sering kali dibahas dalam kajian liguistik adalah fenotik aritikulatoris. Hal
ini dikarenakan donetik itulah menyangkut permasalahan bagaimana bunyi
Bahasa itu diucapkan manusia. Adapun fenotik akustik menekankan pada
kajian fisika dan fonetik auditoris menekankan pada kajian kedokteran
(neurologi).

2.2 PANDANGAN PARA AHLI TENTANG ILMU FONETIK


1. DAVID ABERCROMBIE
Davuid Abercrombie(1971) Ia berpendapat pada fonetik adalahDavid
Ambercrombieb(1971). Ia berpendapat bahwa fonetik adalahilmu yang bersifat
teknis. Dalamilmu ini, suatu bahasa akan dilihatsecara analitis, yaitu tidak saja
mendengar percakapan, tetapi jugamenyadari setiap gerak jasmani yang
melatar belakanginya. Sewaktukita bernafas, misalnya, udara tidak dikeluarkan
terus menerus. Aliranudara tidak berkelanjutan. Otot pernafasan yang
panjang. Rata-ratagerakan tegang-kendur otot pernapasan adalah lima klai
dalam satudetik atau 300 kali dalam satu menit.udara dikeluarkan dari paru
parusetiap kali hembusan.
2. J.D.O’CONNOR
 Menurut O’Connor, fonetik ialah ilmu yang bersangkut pautdengan bunyi-
bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi- bunyi yang dapat
didengar ini kemudian diformulasikan sedemikianrupa sehingga menjadi
kebiasaan yang terdapat dalam bahasamasyarakat yang bersangkutan.
Seterusnya, formula bunyi-bunyiujar ini diberi ’’fungsi’’ tertentu sehingga
dapat dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.Menurut O’Connor,
tingkah laku berkomunikasi berawal dari otak pembaca.
Pada tahap ini, kita bisa beranggapan bahwa otak penuturmempunyai dua
fungsi yang berbeda, yaitu kreatif (creativefunction) dan fungsi saluran
(forwarding function).
a. Fungsi kreatif
Fungsi kreatif merupakan fungsi terpenting sebab lewat fungsiinilah
pesan-pesan bisa dibentuk dan diterima. Dalam praktiknya, ada tiga fase yag
berbeda dalam fungsikreatif otak ini.
Fase pertama, menghidupkan komunikasi.
Fase kedua, alat komunikasi.
Fase ketiga, memastikan bentuk pesan
b.Fungsi saluran

Fungsi saluran pada otak penutur lebih bersifat teknis. Fungsisaluran ini
melibatkan pembicaraan mengenai peranan ota, yaituorgan utama yang
terlibat dalam penghasilan bunyi bahasa dantiga peringkat bagi proses
pemahaman bunyi yang di hasilkan.

2.3 JENIS-JENIS FONETIK

2.3.1 FONETIK ARTIKULATORIS


Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik
pisiologismeliputi bagaimana bunyi-bunyi bhasa itu di produksi alat-alat
ucapmanusia. Pembahsannya antara lain meliputi masalah alat-alat ucap yang
digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa itu; mekanisme arus udara
yangdigunakan dalam memproduksi bunyi bahsa, bagaiman bunyi bahsa
itudibuat mengenai klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan serta apa
kriteriayang digunakan; mengenai silabel; dan juga mengenai unsur-unsur atau
ciri-ciri suprasegmental, seperti tekanan, jeda, durasi, dan nada.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan bunyi “segmental”,ambilah
contoh sederhana, yaitu kata Indonesia dan. Kata itu terdiri
dari bunyi [d], [a], dan [n], dalam urutan tersebut. Jadi tiga bunyi itu adalah“se
gmen-segmen” dari kata dan itu. Jadi bunyi sebagai segmen adalah
bunyimenurut pola urutannya dari pertama sampai yang terakhir, atau
(sepertisering dirumuskan dalam linguistik) “dari kiri ke kana”. Struktur dari kiri
kekanan itu berupa segmental; artinya ada bagian-bagian yang
terkecilmenurut urutannya.Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang dapat
dibayangkan sebagai bunyi yang “di atas” yang
segmental itu. Misalya perbedaan antara tuturanDia telah datang dan Dia telah
datang ? tidak terdiri atas perbedaan antarasekmental melainkan atas
perbedaan intonasi(atau lagu) yang berbeda dalamkedua tuturan tersebut.

2.3.1.1 ALAT UCAPAN


Sebenarnya alat-alat yang digumakan untuk menghasilkan
bunyi- bunyi bahasa ini mempunya fungsi utama lain yang bersifat fisiologis.
Misalnya, peru-paru untuk bernafas, lidah untuk mengecap, dan gigi
untukmengunyah. Namun, alat-alat itu secara linguistk digunakan
untukmenghasilkan bunyi-bunyi bahasa sewaktu berujar.
Kita perlu mengenal nama alat-alat ucap itu satu per satu untuk
bisamemahami bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi. Nama-nama
bunyi bahasa itu pun diambil dari nama-nama alat ucap itu yang diambil dari b
ahasalatin. Untuk mengenal alat-alat ucap itu perhatikan kerterangannya.

1.Paru-paru (lung)
2.Batang tenggorok (trachea)
3.Pangkal tenggorok (laring)
4.Pita suara (vocal cord) yang didalamnya terdapat glottis, yaitu celahdiantara
dua bilah pita suara.
5.Krikoid (cricoid)
6.Lekum atau tiroid (thyroid)
7.Aritenoid (arythenoid)
8.Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)
9.Epiglotis (epiglotis)
10.Akar lidah (root of the tongue)
11.Pangkal lidah atau sering disatukan dengan nomor (13) daun lida.Pangkal
lidah (back of the tongue, dorsum)
12.Tengah lidah (middle of the tongue, medium)
13.Daun lidah (blade of the tongue, laminum)
14.Ujung lidah (tip of the tongue, apex)
15.Anak tekak (uvula)
16.Langit-langit lunak (soft palate, velum)
17.Langit-langit keras (hard palate, palatum)
18.Gusi, ceruk gigi (alveolum)
19.Gigi atas (upper teeth, dentum)
20.Gigi bawah (lower teeth, dentum)
21.Bibir atas (upper lip, labium)
22.Bibir bawah (lower lp, labium)
23.Mulut (mouth)
24.Rongga mulut (oral cavity)
25.Rongga hidung (nasal cavity)
Nama-nama latin alat ucap itu perlu diperhatikan karena nama-nama bunyi
disebut juga dengan nama latinnya itu. Misalnya, bunyi yang dihasilkandibibir
disebut bunyi labial, diambil dari kata labium yaitu bibir, dan bunyiyang
dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi disebut bunyi apikodental, yangdiambil dari
kata apeks yaitu ujung lidah dan kata dentum yaitu gigi.

2.3.1.2 CARA BEKERJA ALAT-ALAT UCAP

Bila kita menuturkan sesuatu, udara dipompakan dari paru-paru


dankeluar dengan harus melalui suatu “penyempitan” tertentu, sehingga
udara yang keluar itu mulai bergetar. Dari sudut pandangan akustik, bunyi
itutidak lain adalah udara yang bergetar. Bila tidak ada “penyempitan”
sepertiitu, tak ada bunyi bahasa sama sekali, dan kita hanya bernafas secara
normalsaja.

Bagaimana jalan keluar nafas kita yang datangnya dari paru-paruitu?


Udara keluar dari paru-paru melalu batang tenggorokan, yang ada
pita- pita suara didalamnya. Pita-pita suara itu haruslah terbuka untukmemung
kinkan arus udara keluar, karena dalam batang tenggorokan tidakada jalan
yang lain. Arus udara keluar melalui rongga mulut atau ronggahidung (atau
melalui kedua-duanya sekaligus).

Untuk mengerti apa pentingnya “penyempitan” tadi, silakan


andamenghembuskan nafas dengan mendekatkan bibir bawah pada gigi
atas.Yang dihasilkan adalah bunyi [f].(bila bunyi bahasa dilambangkan
dengancara fonetis, lazimnya para ahli linguistik mengapit lambang bunyi
diantarakurung persegi). Sebagai contoh lain, dekatkanlah daun lidah pada gusi
gigiatas, dan hasilnya adalah bunyi [s]. Yang terjadi bila udara harus
melalui penyempitan macam itu ialah udara yang keluar itu mulai bergetar, da
n bunyi(termasuk bunyi bahasa) tidak lain adalah getaran udara.

2.3.1.3 KLASIFIKASI BUNYI


Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama di bedakan atas vokaldan
konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit inimenjadi
bergetar ketika dilaui arus udara yang dipompakan dari paru-paru.Selanjutnya
arus udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapathambatan apa-
apa,kecuali bentuk rongga mulut yang berbentuk tertentusesuai dengan jenis
vokal yang dihasilkan. Bunyi konsonan terjadi,setelaharus udara melewati pita
suara yang terbuka sedikit atau agak lebar,diteruskan kerongga mulut atau
rongga hidup dengan mendapat hambatanditempat-tempat artikulasi tertentu.
Jadi,beda terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam
bembentukan bunyi vokal,setelahmelewati pita suara,tidak mendapat
hambatan apa-apa, sedangkan dalam bembentukan bunyi konsonan arus
udara itu masih mendapat hambatan ataugangguan. Bunyi kosonan ada yang
bersuara ada yang tidak. Yang bersuaraterjadi apabila pita suara terbuka agak
lebar. Bunyi vokal,semuanya adalah bersuara, sebab dihasilkan dengan pita
suara terbuka sedikit.

2.3.2 FONETIK AKUSTIK

Fonetik akustik, yang objeknya adalah bunyi bahasa ketikamerambat di


udara, antaralain membicarakan: gelombang bunyi besertafrekuensi dan
kecepatannya ketika merambat diudara, spektum, tekanan,dan inteksitas
bunyi. Juga mengenai skala desibel, resonansi,
akuistik produksi bunyi, serta pengukuran akuistik itu. Kajian fonetik akustik leb
ihmengarah pada kajian fisika dari pada kajian linguistik, meskipun
linguistikmemiliki kepentingan didalamnya.

2.3.3 FONETIK AUDIOTORIS


Fonetik audiotoris merupakan penyelidikan bunyi bahasa yangditerima
oleh telinga. Untuk menguraikan fonetik jenis audiotoris inidituntut suatu
keahlian dalam ilmu kedokteran, sebab sebagian besar berhubungan dengan
neurologi.

2.4 TULISAN FONETIK 


Terkait dengan bidang ajian liguistik, ada beberapa jenis sistem tulisan dan
ejaan, diantanya adalah tuliisan fonetik untuk ejaan foneti, tulisan fonemis
untuk ejaan fonemis, dan sistem aksara tetentu untuk ejaan ortografis. Tulisan
fonetik untuk kajian fonetik sebenarnya mengacu pada huruf huruf dari aksara
latin, yang ditambah dengan sejumlah tanda diakritik dan modifikasi huruf
latin.
Hal ini dikarenakan abjad latin hanya memiliki 26 huruf grafem, sedangkan
jumlah bunyi Bahasa banuak sekali, yaitu melebihi jumlah huruf yang ada.

2.5 KLASIFIKASI BUNYI


Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal dan
konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit ini menjadi
bergetar ketika dilalui udara yang dipompakan dari paru-paru.Selanjutnya
udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapat hambatan apa-apa,
kecuali bentuk rongga mulut yang berbentuk tertentu sesuai dengan jenis
vokal yang dihasilkan.bunyi konsonan terjadi,setelah udara melewati pita suara
yang terbuka sedikit atau agak lebaran,apa kerongga mulut atau rongga hidup
dengan mendapat hambatan ditempat-tempat artikulasi tertentu.Jadi, beda
terjadinya bunyi vokal dan konsonan adalah udara dalam bentuk bunyi
vokal,setelah melewati pita suara ,tidak mendapat hambatan apa-
apa,sedangkan dalam bentukan bunyi konsonan udara itu masih mendapat
hambatan atau gangguan.bunyi kosonan ada yang bersuara ada yang
tidak.Yang bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebaran bunyi
vokal,semuanya adalah bersuara,sebab dihasilkan dengan pita suara terbuka
sedikit.
•VOKAL
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita- pita suara
tanpa belakang atau penutupan apa permainan kata-kata pada
tempat pengartikulasian mana permainan kata-kata. Bunyi vokal biasanya
diklasifikasikan dan diberinama berdasarkan posisi lidah dan bentuk
mulut.posisi lidah biasa bersifat vertikal bisa bersifat horisontal.Secara vertikal
dibedakan adanya vokal tinggi,misalnya bunyi [saya] dan
[u],vokalnya,misalnya,bunyi [e] dan [Hai] dan vokal rendah,misalnya, bunyi
[sebuah].Secara horisontal dibedakan adanya vokal depan,misalnya,bunyi
[saya] dan [e],vokal pusat,misalnya, bunyi [Hai] dan vokal
belakang,misalnya,bunyi [u] dan [Hai].Kemudian menurut bentuk mulut
dibedakan adanya vokal bundaran dan vokal tidak bundaran.Disebut vokal
bundaran karena bentuk mulut membundar ketika mengucap vokal
itu,misalnya,[Hai] dan vokal[u].Disebut vokal tidak bundaran karena bentuk
mulut tidak bundar,ini melebar,pada waktu mengucapkan vokal
tersebut,misalnya.vokal [saya] dan vokal €

• DIFTONG
Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi
bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama.Ketidak samaan
itu tentang tinggi rendahnya lidah,bagian lidah yang bergerak,serta
strikturnya.Namun,yang dihasilkan bukan buah bunyi,ini hanya sebuah bunyi
karena berada dalam satu label.
Diftong sering dibedakan berdasarkan letak atau posisi tidak-tidak
pasti,sehigga dibedakan adanya diftong naik dan diftong turun.Disebut
dipotong naik karena bunyi pertama posisi lebih rendah dari poisi
bunyiyangkedua,jadidisebutdiftongturunkarenaposisi bunyi pertama lebih
tinggi dari posisi bunyi kedua.Diftong naik atau diftong turun bukan ditentukan
berdasarkan posisi lidah,ini berdasarkan atas kenyaringan(sonoritas)bunyi itu.

• Konsonan
Bahasa bisa diklasifikasikan menjadi tiga kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat
artikulasi, dan cam artikulasi. Terkait dengan posisi pita suara, bunyi bahasa
dapat dibedakan bunyi bersuara dan tak bersuara. Bunyi bersuara itu terjadi
ketika pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga getaran pada pita suara itu
terjadi. Bunyi-bunyi bersuara itu antara lain [b], [d], [g], dan [c]. Bunyi tidak
bersuara terjadi ketika pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak terjadi
getaran pada pita suara itu. [s], [k], [p], dan [t] merupakan bunyi bunyi tak
bersuara.

2.6 UNSUR SUPRASEGMENTAL


Arus ujarana berupa suatu runtutan bunyi yang bersambung, terus menerus
diselang seling dengan jedasingkat atau jeda agak
singkat, disertai dengan keras lembut bunyi, tinggi rendah bunyi, panjang
pendek bunyi, dan sebaginya.Dalam arus ujaran, ada bunyi yang dapat
disegmentasikan, yang dinamakan bunyi segmental.
akan tetapi, berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek , danjeda bunyi
tidak dapat disegmentasikan, yang dinamakan bunyisuprasegmental atau
prosodi. Studi tentang bunyi atau unsur suprasegmental iitu biasanya
dibedakan seperti dibawah ini:
- Tekanan atau stress
tekanan menyangkut massalah keras lunaknya bunyi. suatu bunyi segmental
yang diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga menyebabkan
amplitudonya melebar, pasti dibarengi dengan tekanan keras.
- Nada atau pitch
Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. bila suatu bunyi
segmental diucapan dengan frekuensi getaran yang tingg, tentu akan disertai
dengan nadda yang tinggi
- Jeda atau persediaan
jeda tau persediaan berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar. disebut
jeda karens adanya hentin itu, dan disebut prsedian karena ditempat
perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmen yang satu engan
yang lainnya.
-silabel
Silabel atau suku kata itu adalah satuan ritmis terkecil dalamsuatu arus ujaran
atau runtunan bunyi ujaran.
Bunyi yang paling banyak menggunakan uang resonansi itu adalah vooal. oleh,
bunyi atau puncak silabis adalah bunyi vokal.
perhatikan kata indoneia [dan]. kata ini terdiri dari bunyi [d], [a], dan [n[. bunyi
[d] dan bunyi [n] adalah bunyi konsonan, sedangkan bunyi [a] adalah bunyi
vokal.
bunyi [a] padda kata itu menjadipuncak silabis dan puncak kenyaringan, sebab
seperti sudah disebutkan diatas, bunyi [a] sebaga vokal ketika diprdusi
mempunyai ruang resonansi yang lebih besar.
KESIMPULAN
- Fonetik adalah bidang linguistik yang belajar bunyi bahasa tanpa memperhati
kanapakah bunyi tersebut memiliki fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
- Urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu,dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu
fonetik artikulatoris, fonetik akustik,dan fonetik auditori.
- Fonetik artikulatoris hal pertama yang harus cerita adalah alat ucap yang digunakan
untuk menghasilkan bunyi bahasa.
- Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suara tanpa
belakang atau penutupan apa permainan kata-kata pada tempat pengartikulasian
mana permainan kata-kata.
- Silbel atau suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam
suatu arus ujaran atau runtunan bunyi ujaran.

DAFTAR PUSTAKA
Prabawa, Andi Haris.2022.”Linguistik Umum.”Surakarta : Muhammaddiyah University Press
( MUP)

Resmini, Novi. 2006. Kebahasaan (Fonologi, Morfologi, dan Semantik).

Bandung: UPI PRESS.

Susandi. 2009. Seputar Bahasa dan Fonologi. [Online]. Tersedia:

http://susandi.wordpress.com/. 24 September 2010.

KARYA MAHASISWA

1. Pergi ke pasar di pagi hari

pulang nya membeli kelinci

ku kira cuek mu hanya menguji

ternyata menyuruh ku untuk pergi

2. Suatu hari, seorang mahasiswa baru yang baru masuk Kuliah ditanya oleh kedua orangtua saat
pulang kuliah

Ibu: "Belajar apa kau hari ini nak?"

Anak: " Belajar menulis bu."

Ayah: "Apa yang kau tulis nak?"


Anak: "Tidak tahu yah, aku belum belajar mengenai menulis artikel."

Anda mungkin juga menyukai