Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Markhamah, M . Hum
Disusun Oleh :
Syehilla (A310220064)
Atika Erina Sari (A310220081)
Visa Putri Aprilia (A310220080)
Siti Noorjannah Moegis (A310220075)
2022
KULTUM
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tak lupa selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, kepada sahabat, sampai kepada
kita yang mudah-mudahan istikamah dalam menjalankan sunahnya.
Pada hari dan waktu yang singkat ini, izinkan saya menyampaikan
kultum singkat yang menginspirasi tentang Fonetik atau bunyi
bahasa : Fonetik berkaitan dengan studi tentang kondisi
pembentukan suara, berdasarkan kemampuan alat pengucapan
manusia, dan juga menganalisis fitur akustik unit suara, pola
kombinasi suara, pengaruh karakteristik salah satu suara tetangga.
pada yang lain (berbagai jenis akomodasi atau asimilasi), sifat suku
kata, hukum penambahan suara ke dalam suku kata, faktor-faktor
yang menentukan pembagian suku kata, organisasi fonetik kata,
khususnya tekanan, sarana intonasi (nada nada utama suara,
kekuatan, durasi, tempo, jeda, timbre). Tidak seperti disiplin non-
linguistik, fonetik menganggap fenomena bunyi sebagai elemen dari
sistem bahasa yang berfungsi untuk menerjemahkan kata dan
kalimat ke dalam bentuk bunyi material, yang tanpanya komunikasi
tidak mungkin terjadi.
KULTUM
Sesuai dengan kenyataan bahwa sisi bunyi bahasa dapat dipertimbangkan
dalam aspek akustik-artikulatoris dan fungsional-linguistik, dalam fonetik,
fonetik yang tepat dan fonologi dibedakan. seperti ayat dalam al qur'an surah
al insyirah yang berbunyi Al-Qur'an merupakan pedoman hidup dan landasan
bagi manusia yang diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab
sebelumnya. Ini menjadi bukti kemukjizatan al-Qur'an yang tidak dapat
ditandingi oleh yang lainnya. Salah satu yang menjadi aspek kemukjizatan
dalam al-Qur'an yaitu aspek bahasa yang terdapat dalam setiap susunan kata
menjadi komponen sebuah ayat maupun surah. Hal tersebut timbul dari al-
Qur'an secara internal yang esensial. kesukaan al-Qur'an dalam menggunakan
bahasa yang indah dan teratur menimbulkan kesan dan rasa yang
menyenangkan bagi setiap pendengarnya. Kajian mengenai gaya bahasa yang
dikenal dengan kajian stilistika. Analisis stilistika Diperlukan untuk memaknai
teks (al-Qur'an) secara komprehensif. Salah satu yang menjadi ranah kajian
stilistika yakni fonologi. Fonologi bidang adalah linguistik yang bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsi. Dalam penelitian ini kajian fonologi akan membahas
pembahasan keserasian bunyi akhir (rima) ayat yang terdapat dalam Surah al-
Insyirāḥ. Salah satu surat di dalam al-Qur'an yang memiliki rima dalam satu
surah serta terdengar unik ketika dibaca dan didengar serta karakteristik
kebahasaan yang ditambahkan dalam menyampaikan pesan makna yang di
variasikannya. Bentuk dan konsep rima serta fungsi fonem (bunyi) terhadap
makna dalam surah ini akan menjadi tujuan dalam penelitian ini. Itulah pesan
yang ingin saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dan menginspirasi.
Terima kasih…
PEMBAHASAN
Sebagai bagian dari jenis fonetik yang pertama adalah artikulatoris atau
yang juga dinamakan fonetik organis atau fonetik fisiologis. Cabang fonetik ini
membahas bagaimana mekanisme alat – alat bicara manusia bekerja untuk
menghasilkan bunyi Bahasa dan bunyi tersebut dikategorisasikan. Fonetik
akustik merupakan studi bunyi Bahasa sebagaiperistiwa fisis atau fenomena
alam. Bunyi tersebut diteliti terkait dengan frekuensi getaran, aniplitudo,
intensitas, dan timbrenya. Fonetik merupakan studi tentang bagaimana
mekanisme penerimaan bunyi Bahasa itu oleh telinga. Ketiga jenis fonetik ini
yang sering kali dibahas dalam kajian liguistik adalah fenotik aritikulatoris. Hal
ini dikarenakan donetik itulah menyangkut permasalahan bagaimana bunyi
Bahasa itu diucapkan manusia. Adapun fenotik akustik menekankan pada
kajian fisika dan fonetik auditoris menekankan pada kajian kedokteran
(neurologi).
Fungsi saluran pada otak penutur lebih bersifat teknis. Fungsisaluran ini
melibatkan pembicaraan mengenai peranan ota, yaituorgan utama yang
terlibat dalam penghasilan bunyi bahasa dantiga peringkat bagi proses
pemahaman bunyi yang di hasilkan.
1.Paru-paru (lung)
2.Batang tenggorok (trachea)
3.Pangkal tenggorok (laring)
4.Pita suara (vocal cord) yang didalamnya terdapat glottis, yaitu celahdiantara
dua bilah pita suara.
5.Krikoid (cricoid)
6.Lekum atau tiroid (thyroid)
7.Aritenoid (arythenoid)
8.Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)
9.Epiglotis (epiglotis)
10.Akar lidah (root of the tongue)
11.Pangkal lidah atau sering disatukan dengan nomor (13) daun lida.Pangkal
lidah (back of the tongue, dorsum)
12.Tengah lidah (middle of the tongue, medium)
13.Daun lidah (blade of the tongue, laminum)
14.Ujung lidah (tip of the tongue, apex)
15.Anak tekak (uvula)
16.Langit-langit lunak (soft palate, velum)
17.Langit-langit keras (hard palate, palatum)
18.Gusi, ceruk gigi (alveolum)
19.Gigi atas (upper teeth, dentum)
20.Gigi bawah (lower teeth, dentum)
21.Bibir atas (upper lip, labium)
22.Bibir bawah (lower lp, labium)
23.Mulut (mouth)
24.Rongga mulut (oral cavity)
25.Rongga hidung (nasal cavity)
Nama-nama latin alat ucap itu perlu diperhatikan karena nama-nama bunyi
disebut juga dengan nama latinnya itu. Misalnya, bunyi yang dihasilkandibibir
disebut bunyi labial, diambil dari kata labium yaitu bibir, dan bunyiyang
dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi disebut bunyi apikodental, yangdiambil dari
kata apeks yaitu ujung lidah dan kata dentum yaitu gigi.
• DIFTONG
Disebut diftong atau vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi
bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian akhirnya tidak sama.Ketidak samaan
itu tentang tinggi rendahnya lidah,bagian lidah yang bergerak,serta
strikturnya.Namun,yang dihasilkan bukan buah bunyi,ini hanya sebuah bunyi
karena berada dalam satu label.
Diftong sering dibedakan berdasarkan letak atau posisi tidak-tidak
pasti,sehigga dibedakan adanya diftong naik dan diftong turun.Disebut
dipotong naik karena bunyi pertama posisi lebih rendah dari poisi
bunyiyangkedua,jadidisebutdiftongturunkarenaposisi bunyi pertama lebih
tinggi dari posisi bunyi kedua.Diftong naik atau diftong turun bukan ditentukan
berdasarkan posisi lidah,ini berdasarkan atas kenyaringan(sonoritas)bunyi itu.
• Konsonan
Bahasa bisa diklasifikasikan menjadi tiga kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat
artikulasi, dan cam artikulasi. Terkait dengan posisi pita suara, bunyi bahasa
dapat dibedakan bunyi bersuara dan tak bersuara. Bunyi bersuara itu terjadi
ketika pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga getaran pada pita suara itu
terjadi. Bunyi-bunyi bersuara itu antara lain [b], [d], [g], dan [c]. Bunyi tidak
bersuara terjadi ketika pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak terjadi
getaran pada pita suara itu. [s], [k], [p], dan [t] merupakan bunyi bunyi tak
bersuara.
DAFTAR PUSTAKA
Prabawa, Andi Haris.2022.”Linguistik Umum.”Surakarta : Muhammaddiyah University Press
( MUP)
KARYA MAHASISWA
2. Suatu hari, seorang mahasiswa baru yang baru masuk Kuliah ditanya oleh kedua orangtua saat
pulang kuliah