Dosen Pengampu:
1. Assoc. Prof. Dr. Dessy Wardiah M.Pd., CIQaR.
Dr. Puspa Indah Utami, M.Pd.
Mata Kuliah:
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
kebahasaan bahasa Indonesia. "Pengertian Fonologi, Fonetik dan Fonemik".
Kata Pengantar
Fonologi, Fonetik, dan Fonemik adalah tiga konsep yang esensial dalam
studi bahasa dan linguistik. Ketiganya membentuk dasar pemahaman tentang
bagaimana suara dan bunyi bahasa manusia bekerja. Dalam makalah ini, kami akan
menjelaskan dan membahas secara mendalam konsep-konsep tersebut serta
menggali bagaimana mereka berinteraksi untuk membentuk bahasa yang kita
gunakan sehari-hari. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi konsep-konsep
dasar Fonologi, Fonetik, dan Fonemik dengan penekanan pada contoh-contoh
praktis dan aplikasi mereka dalam konteks bahasa nyata.
Kami selaku penyusun memohon maaf apa bila masih terdapat kesalahan
serta kekurangan dalam pengerjaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk para pembacanya, Terima Kasih.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Objek studi fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Fonetik yaitu
cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah
bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Jenis
fonetik berdasarkan sudut pandang bunyi bahasa yaitu fonetik organis, fonetik
akustis, fonetik auditoris. Sedangkan fonemik yaitu cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa denga memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda makna bunyi-bunyi ujar merupakan unsur-unsur bahasa terkecil yang
merupakan bagian dari struktur kata dan yang sekaligus berfungsi untuk
membedakan makna.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan permasalahan dalam penulisan makalah ini,
antara lain :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebahasaan.
2. Sebagai bahan referensi tambahan dalam hal peningkatan pengetahuan
tentang materi yang ada dalam mata kuliah Kebahasaan.
BAB II
PEMBAHASAAN
Istilah fonologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phone = ‘bunyi’, logos =
‘ilmu’. Secara harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi. Fonologi merupakan bagian dari
ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang pertama bunyi
bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang kedua mengkaji fonem yang
disebut tata fomen (fonemik). Menurut para ahli,
1. Fonetik artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik
fisiologis yang mempelajari mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja
dalam menghasilkan bunyi. Pembahasannya, antara lain meliputi
masalah alat-alat ucap yang digunakan dalam memproduksi bunyi
bahasa itu; mekanisme arus udara yang digunakan dalam memproduksi
bunyu bahasa; bagaiamana bunyi bahasa itu dibuat; mengenai
klasifikasi bunyi bahasa yang dihasilkan serta apa criteria yang
digunakan mengenai silabel dan juga mengenai unsure-unsur atau ciri-
ciri supra segmental, seperti tekanan, jeda, durasi, dan nada.
2. Fonetik akustik
Fonetik akustik disebut ilmu yang mempelajari bunyi bahasa
sebagai peristiwa fisis.bunyi-bunyi itu diselidiki dari frekuensi
getarannya,amplitudonya. Objeknya adalah bunyi bahasa ketika
merambat diudara, antara lain membicarakan : gelombang bunyi beserta
frekuensi dan kecepatannya ketika merambat di udara, spectrum,
tekanan, dan intensitas bunyi. Juga mengenai skala decibel, resonansi,
akustik produksi bunyi, serta pengukuran akustik itu. Kajian ini lebih
mengarah kepada fisika daripada kajian linguistik, meskipun linguistik
memiliki kepentingan didalamnya.
3. Fonetik auditori
Fonetik auditori disebut ilmu yang mempelajari mekanisme
penerimaan bunyi bahasa oleh telinga. Pembahasannya mengenai
struktur dan fungsi alat dengar, yang disebut telinga itu bekerja. Kajian
ini lebih berkenaan dengan ilmu kedokteran.
Dari ke tiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia
linguistik adalah fonetik artikulatoris, karena fonetik ini berkenaan
dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa di hasilkan atau di
ucapkan manusia.
c. Pembentukan Diftong
Diftong adalah dua buah vokal yang berdiri bersama dan pada saat
diucapkan berubah kualitasnya. Perbedaan vokal dengan diftong adalah terletak
pada cara hembusan nafasnya. Diftong dalam bahasa indonesia adalah sebagai
berikut:
• Diftong /au/, pengucapannya [aw]. Contohnya :
[harimaw] /harimau/
[kerbaw] /kerbau/
• Diftong /ai/, pengucapannya [ay]. Contohnya :
[santay] /santai/
[sungay] /sungai/
• Diftong /oi/, pengucapannya [oy]. Contohnya :
[amboy] /amboi/
[asoy] /asoi/
d. Pembentukan Kluster
Gugus atau kluster adalah deretan konsonan yang terdapat bersama
pada satu suku kata.
• Gugus konsonan pertama : /p/,/b/,/t/,/k/,/g/,/s/ dan /d/.
• Gugus konsonan kedua : /l/,/r/ dan /w/.
• Gugus konsonan ketiga : /s/,/m/,/n/ dan /k/.
• Gugus konsonan keduanya adalah konsonan lateral /l/, misalnya :
1. /pl/ [pleno] /pleno/
2. /bl/ [blaƞko] /blangko/
3. Dan begitu seterusnya hingga konsonan kedua /r/ dan /w/.
• Jika tiga konsonan berderet, maka konsonan pertama selalu /s/, yang kedua
/t/,/p/ dan /k/ dan yang ketiga adalah /r/ atau /l/. Contohnya
1. /spr/ [sprey] /sprei
2. /skr/ [skripsi] /skripsi/
3. /skl/ [sklerosis] /sklerosi
2.2.2 Fonemik
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil
yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk
membedakan makna. Fonem juga dapat dibatasi sebagai unit bunyi
yang bersifat distingtif atau unit bunyi yang signifikan. Dalam hal ini
perlu adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan bunyi-bunyi
yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Dengan demikian fonemisasi itu bertujuan untuk
1. Menentukan struktur fonemis sebuah bahasa, dan
2. Membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
1. /k/ dan /g/: Perbedaan antara fonem /k/ dan /g/ dapat dilihat dalam kata-
kata seperti "kucing" (/ku.tʃiŋ/) dan "gulung" (/ɡu.luŋ/). Perbedaan dalam
konsonan awal ini mempengaruhi makna kata.
2. /p/ dan /b/: Perbedaan antara fonem /p/ dan /b/ terlihat dalam kata-kata
seperti "pulau" (/pu.lau/) dan "bulan" (/bu.lan/). Fonem ini memengaruhi
makna dan pengucapan kata.
3. /t/ dan /d/: Contoh lainnya adalah fonem /t/ dan /d/, seperti dalam kata
"tulis" (/tu.lis/) dan "dulis" (/du.lis/). Perbedaan fonem ini mengubah
makna kata.
4. /s/ dan /z/: Perbedaan antara fonem /s/ dan /z/ dapat diamati dalam kata-
kata seperti "sepatu" (/sə.pa.tu/) dan "zebra" (/zə.bra/).
5. /k/ dan /h/: Perbedaan fonem /k/ dan /h/ dapat ditemui dalam kata-kata
seperti "kaca" (/ka.ca/) dan "hujan" (/hu.dʒan/). Fonem ini memengaruhi
makna dan pengucapan kata.
6. /l/ dan /r/: Perbedaan antara fonem /l/ dan /r/ juga ada dalam bahasa
Indonesia. Misalnya, kata "lari" (/la.ri/) dan "rari" (/ra.ri/) memiliki
perbedaan fonemik yang mengubah makna.
Perbedaan fonemik ini adalah inti dari fonologi dan fonemik dalam studi
linguistik dan sangat penting dalam pemahaman dan pengucapan kata dalam bahasa
Indonesia.
Realisasi Fonem
Realisasi fonem adalah pengungkapan yang sebenarnya dari ciri atau satuan
fonologis, yakni fonem menjadi bunyi bahasa. Realisasi fonem erat kaitannya
dengan variasi fonem. Variasi fonem merupakan salah satu wujud pengungkapan
dari realisasi fonem. Secara segmental fonem bahasa Indonesia dibedakan atas
vokal dan konsonan.
Variasi Fonem
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, telah kita bahas konsep dasar fonologi, fonemik dan
fonetik. Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-
bunyi bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi
bahasa secara umum dan fungsional.
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat
fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Varian fonem berdasarkan posisi dalam kata, misal fonem pertama pada kata makan
dan makna secara fonetis berbeda. Variasi suatu fonem yang tidak membedakan
arti dinamakan alofon. Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang
kebanyakan bunyi bahasa Indonesia merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua
pembentukan vokal, konsonan, diftong, dan kluster. Dalam hal kajian fonetik, perlu
adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi
dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Alwi, Hasan (Peny.) 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.