Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

RESUME
“Fonologi dan Bidang Pembahasannya”

Oleh :

YAUMIL MUTHAHHARA

A1M3 16 068

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
FONOLOGI DAN BIDANG PEMBAHASANNYA

Istilah fonologi berasal dari bahasa Yunani phone artinya bunyi dan logos artinya
ilmu. Secara harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi.

Ada beberapa pengertian Fonologi menurut Para Ahli sebagai berikut

1. Seperti yang diungkapkan Kridalaksana (2002) menurut beliau yang dikutip dari
kamus linguistik, fonologi memiliki arti bidang pada linguistik yang mempelajari dari
berbagai bunyi bahasa berdasarkan fungsinya.
2. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 988:244), fonologi
memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang bunyi suara, khususnya terkait dengan
sejarah serta perubahan bunyi.
3. Berdasarkan penjelasan dari Abdul haer (2003:102), berdasarkan etimologi istilah
“fonologi” terbentuk dari kata “fon” yang memiliki arti “bunyi” sedangkan “logi”
memiliki arti sebagai “ilmu”. Maka, secara umum bisa dikatakan bahwa Fonologi
memiliki arti ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang umumnya digunakan oleh
manusia.
4. Verhaar (1984:36) menjelaskan bahwasanya fonologi memiliki pengertian yang
cukup signifikan yang mana sebuah ilmu yang mempelajari bidang khusus pada
linguistik yang meneliti bunyi suatu bahasa tertentu yang sesuai dengan fungsinya
bertujuan menjadi pembeda antara makna leksikal dalam suatu bahasa.
5. Menurut Keraf (1984:30). Fonologi dapat diartikan bagaian dari tatanan bahasa yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa.
6. Fromkin & Rodman menjelaskan mengenai defenisi Fonologi yang mana fonologi
merupakan suatu bidang linguistik yang mengamati, mempelajari, menganalisa dan
membicarakan terkait dengan tata bunyi bahasa.
7. Defenisi Fonologi berdasarkan yang dikatakan oleh Trubetzkoy (1962:11-12),
fonologi adalah studi bahasa yang terkait dengan sistem bahasa, orgnisasi bahasa dan
merupakan suatu studi fungsi linguistik bahasa.
8. Sedangkan menurut Daniel Jones, defenisi fonologi adalah sistem bunyi sebuah
bahasa.
Dengan membaca penjelasan di atas mengenai pengertian fonologi dapat disimpulkan
bahwasanya fonologi merupakan bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang
mempelajari, menganalisa, meneliti bunyi bahasa secara umum.

Bahasa adalah sistem bunyi ujar sudah disadari oleh para linguis. Oleh karena itu,
objek utama kajian linguistik adalah bahasa lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujar.
Kalau toh dalam praktik berbahasa dijumpai ragam bahasa tulis, dianggap sebagai bahasa
sekunder, yaitu “rekaman” dari bahasa lisan. Oleh karena itu, bahasa tulis bukan menjadi
sasaran utama kajian linguistik.

Konsekuensi logis dari anggapan –bahkan keyakinan- ini adalah dasar analisis
cabang-cabang linguistik apa pun (fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi, dan
lainnya) berkiblat pada korpus data yang bersumber dari bahasa lisan, walaupun yang dikaji
sesuai dengan konsentrasinya masing-masing. Misalnya, fonologi berkonsentrasi pada
persoalan bunyi, morfologi pada persoalan struktur internal kata, sintaksis pada persoalan
susunan kata dalam kalimat, semantik pada persoalan makna kata, dan leksikologi pada
perbendaharaan kata.

Dari sini dapat dipahami bahwa material bahasa adalah bunyi-bunyi ujar. Kajian
mendalam tentang bunyi-bunyi ujar ini diselidiki oleh cabang linguistik yang disebut
fonologi. Oleh fonologi, bunyi-bunyi ujar ini dapat dipelajari dengan dua sudut pandang.

Pertama, bunyi-bunyi ujar dipandang sebagai media bahasa semata, tak ubahnya
seperti benda atau zat. Dengan demikian, bunyi-bunyi dianggap sebagai bahan mentah,
bagaikan batu, pasir, semen sebagai bahan mentah bangunan rumah. Fonologi yang
memandang bunyi-bunyi ujar demikian lazim disebut fonetik. Defenisi lain menyebutkan
fonetik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut sebagai pembeda makna atau tidak.

Kedua, bunyi-bunyi ujar dipandang sebagai bagian dari sistem bahasa. Bunyi-bunyi
ujar merupakan unsur-unsur bahasa terkecil yang merupakan bagian dari struktur kata dan
yang sekaligus berfungsi untuk membedakan makna. Fonologi yang memandang bunyi-bunyi
ujar itu sebagai bagian dari sistem bahasa lazim disebut fonemik. Defenisi lain menyebutkan
fonemik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan apakah bunyi tersebut sebagai pembeda makna.
Dari dua sudut pandang tentang bunyi ujar tersebut dapat disimpulkan bahwa fonologi
mempunyai dua cabang kajian, yaitu (1) fonetik, dan (2) fonemik.

Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, fonetik dibedakan menjadi tiga,
yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Fonetik artikulatoris disebut
juga fonetik organis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja
dengan menghasilkan bunyi bahasam serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-
bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya.
Adapun fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu
oleh telinga. Dari ketiga fonetik itu, yang paling berurusan dengan linguistik adalah fonetik
artikulatoris karena fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi itu
dihasilkan atau diucapkan manusia. Fonetik akustik auditoris lebih berkenaan dalam bidang
kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai