PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Fonologi
Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu
phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan, kata, atau ilmu
1
disebut juga tata bunyi.1 Adapun Pengertian fonologi menurut beberapa
ahli yakni:
1. Menurut Kridalaksana2 dalam kamus linguistik, fonologi adalah
bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya
1 Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal. 102.
2 Yusuf Irawan, “Perbedaan Fonetik dan Fonologi,” Wordpress , 6 Januari, 2015, hal.2.
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, hal. 244
4 Abdul Chaer, Op.Cit.
4 Ibid.
5 Ibid., hal. 103
2
Fonetik dan Fonologi adalah dua disiplin ilmu yang sama-sama
mengkaji bunyi bahasa. Namun demikian, ranah kajian kedua disiplin
ini berbeda. Pembagian ranah kajian antara fonetik dan fonologi secara
tegas bersumber dari pemikiran seorang linguis Swiss, Ferdinand de
Saussure. Melalui sumbangan pemikirannya yang diabadikan oleh para
mahasiswanya dalam Cours de linguistique gēnērale , ia telah
meletakkan fondasi bagi kemajuan linguistik modern sehingga ia
dijuluki Bapak Linguistik Modern.6 Salah satu sumbangan yang paling
berharga untuk linguistik modern adalah konsepsi mengenai langue
(bahasa) dan dan parole (tuturan). Langue adalah pengetahuan bahasa
yang dikuasai oleh para penutur suatu bahasa. Langue bersifat abstrak,
sistematik, dan merupakan konvensi di antara para penutur bahasa
tersebut, sedangkan parole kebalikan dari sifat langue, yaitu gejala
bahasa yang bersifat konkret dan bersifat individual.
6 Yusuf Irawan, M.Hum., “Balai Bahasa Jawa Barat”, 15 Januari 2015, hal. 1.
3
bahasa sehingga fonetik dipandang sebagai kajian bahasa
ekstragramatikal. Fonetik tidak mendekripsikan bunyi sebagai satuan
yang membawa perbedaan makna atau fungsi. Ilmu fonetik berada
pada tataran etik, yaitu tataran di luar sistem bahasa tertentu. Oleh
sebab itu, fonetik sering dianggap ilmu yang bersifat inklusif.
4
pada tataran yang lebih tinggi, yaitu pada tataran representasi mental
bunyi
sehingga disiplin ini kadang-kadang disebut higher level phonology.
Sebagian lagi mengistilahkan home based fonologi adalah otak,
sedangkan home based fonetik di luar otak .7
Para linguis mengenal dua jenis transkripsi bunyi, yaitu
transkripsi fonetis dan transkripsi fonemis. Perbedaan bunyi dalam
fonetik biasanya dideskripsikan menggunakan transkripsi fonetis yang
biasa disebut IPA (International Phonetical Alphabet) yang mulai
diperkenalkan pada akhir abad ke-19. Dalam transkripsi fonetik, satu
simbol digunakan untuk satu bunyi tanpa dibatasi konteks bahasa
tertentu. Simbol bunyi yang digunakan dalam fonetik adalah [ ]. 8 Di
pihak lain, fonologi mendeskripsikan bunyi bahasa pada tataran fonem.
Oleh sebab itu, perbedaan bunyi dalam fonologi ditraskripsikan dengan
transkripsi fonemis. Dalam transkripsi fonemis, satu simbol untuk
mereprsentasikan satu bunyi dalam konteks bahasa tertentu. Simbolnya
bunyi yang digunakan adalah / /.9
7 Ibid.
8 Masnur Muslich, “Fonologi Bahasa Indonesia”, hal. 42
9 Abdul Chaer, op. cit. hal. 125.
5
3. Alat Ujar dan Rangkaian Bunyi Bahasa
Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan
adalah alat ujar manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Sebetulnya
alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai
fungsi utama lain yang bersifat biologis. Misalnya paru-paru untuk
bernapas, lidah utuk mengacap, dan gigi untuk mengunyah. Namun
secra kebetulan alat-alat itu digunakan juga untuk berbicara. Kita perlu
mengenal nama-nama alat itu untuk dapat memahami bagaimana bunyi
bahasa itu diproduksi; dan nama-nama bunyi itupu diambil dari
namanama alat ucap itu. Berikut adalah gambar untuk mengenal alat-
alat ucap manusia!10
10 Prof. Dr. Achmad HP, Dr. Alek Abdullah, Linguistik Umum, hal. 26.
6
13. Daun lidah (blade of tongue, laminum)
14. Ujung lidah (tip of the tongue, apex)
15. Anak tekak (uvula)
16. Langit-langit lunak (soft palate, velum)
17. Langit-langit keras (hard palate, palatum)
18. Gusi, lengkung kaki gigi (alveolum)
19. Gigi atas (upper teeth, dentum)
20. Gigi bawah (lower teeth, dentum)
21. Bibir atas (upper lip, labium)
22. Bibir bawah (lower lip, labium)
23. Mulut (mouth)
24. Rongga mulut (oral cavity)
25. Rongga hidung (nasal cavity)
7
20 Bibir (labilum) Labial
8
Kegiatan komunikasi lisan dimulai dari otak pembicara. Dengan
memanfaatkan fungsi kreativitas otas, O1 menemukan atau mempunyai
gagasan (ide) yang akan disampaikan kepada O2. O1 memilih kata,
frase, atau ungkapan yang dapat mewakili gagasan tersebut, lalu
menyusunnya dalam bentuk kalimat yang sesuai dengan sistem bahasa
yang dipakainya. Tahap pemilihan unsur kebahasaan yang sesuai dengan
ide disebut tahap
linguistik.
Setelah gagasan tersusun dalam oak, kemudian otak mengaktifkan
saraf motoris dan mengirimkan peritah dalam bentuk
rangsanganrangsangan ke otot-otot alat ucap. Atas perintah ini, alat ucap
mengadakn gerakan-gerakan sedemikian rupa sehingga memunculkan
perubahan tekanan udara di sekelilingnya yang berpotensi menimbulkan
fonasi. Fungsi transmisi otak ini berada pada tahap fisiologis.
Perubahan tekanan udara yang diakibatkan oleh gerakan alat ucap
tadi, menimbulkan gelombang bunyi yang merambat keluar dari alat
ucap O1 oleh hantaran udara menuju ke alat pendengar O2. Posisi
9
gelombang bunyi yang berada antara alat ucap O1 dan alat dengar O2
ini disebut tahap akustis.
4. Rangkaian Bunyi13
Pada umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan
konsonan. Bunyi vocal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit.
Pita suara yang terbuka sedikit ini menjadi bergetar ketika dilalui arus
udara yang dipompakan dari paru-paru. Selanjutnya arus udara itu
keluar melalui rongga mulut tanpa mendapat hambatan apa-apa. Bunyi
konsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka
sedikit atau agak lebar, diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung
dengan mendapat hambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu.
a. Klasifikasi Vocal
Bunyi vokal diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk
mulut.Posisi lidah bisa vertikal atau horisontal. Secara vertikal
dibedakan adanya vocal tinggi, misalnya bunyi [i] dan [u] vokal
tengah, misalnya buyi [e]danَ[ə] vocal rendah, misalnya bunyi [a].
Secara horisontal dibedakan adanya vokal depan, misalnya bunyi [i]
12 Masnur Muslich, op.cit., hal. 27
13 Abdul Chaer, op.cit., hal 113
10
dan [e]; vokal pusat, misalnya bunyi [ə]; dan vokal belakang,
misalnya bunyi [u] dan [o]. Menurut bentuk mulut dibedakan adanya
vocal bundar dan vokal tak bundar. Berdasarkan posisi lidah dan
bentuk mulut itulah kemudian vokal-vokal itu diberi nama:
[i] adalah vokal depan tinggi tak bundar
c. Hams
Hams yaitu tidak kuatnya tekanan huruf pada makhroj sehingga
bisa dikeluarkan sambil bernafas, adapun hurufnya ada sembilan
huruf yaitu tergabung dalam kata َ َ َص َط ََقَح َخ َهَ َش َ َح َت َ َفdan ه ة.
d. Jahr
Jahr yaitu kuatnya tekanan huruf pada tempat (Makhrojnya),
sehingga tidak mungkin bersama-sama, huruf yang demikian sifatnya
11
ialah huruf-huruf abjad Arab yang sembilan belas, namun menurut
Ibrahim Anis huruf-hurufnya ialah : , , ج, د,ذ, ر, ز, ض,ظ, ع,غ, ل,, و,
dan ي.
2) Fonem
Fonem merupakan objek penilitian fonologi, yakni bunyi bahasa
yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Untuk mengetahui
apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah
satuan bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi
tersebut, lalu membandingkannya dengan satuan bahasa lain yang
mirip. Misalnya, kata laba dan raba. Perbedaan pada kata tersebut
adalah pada bunyi [l] dan [r]. Maka, dapat disimpulkan bunyi [l] dan
bunyi [r] adalah dua buah fonem yang berbeda di dalam bahasa
Indonesia yaitu fonem [l] dan fonem [r].
3) Alofon
Alofon adalah realisasi dari fonem, atau pengucapan yang
konkret dari sebuah fonem. Dalam bahasa Indonesia, fonem
[o]mempunyai dua alofon, yaitu bunyi[ↄ] seperti pada kata tokoh dan
bunyi [o] seperti pada kata toko. Alofon-alofon dari sebuah fonem
mempunyai kemiripan fonetis. Artinya, benyak mempunyai
kesamaan dalam pengucapannya.14
12
C. Kesimpulan
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa. Hal yang membedakan
antara fonologi dan fonetik adalah, fonetik merupakan bidang ilmu yang
mengkaji bagaimana posisi lidah kita mengeuarkan suatu bunyi dan
bagaimana proses bunyi itu sampai ketelinga pendengar, sedangkan
fonologi bidang kajiannya adalah bagaimana posisi suatu vokal, misal
vokal [i] dalam suatu kata.
Alat ucap manusia sendiri terdiri dari 25 bagian, Rangkaian bunyi
bahasa sendiri terdiri dari 3 tahap yakni tahap linguistik, tahap fisologis,
dan tahap akustik. Tahap linguistik adalah tahap dimana pemilihan unsur
kebahasaan yang sesuai dengan ide. Tahap fisiologis adalah tahap dimana
otak berperan untuk mengaktifkan saraf motorisnya dalam bentuk
rangsangan. Sedangkan tahap akustik adalah tahap yang menimbulkan
gelombang bunyi antara alat ucap dan alat dengar.
Fon adalah objek kajian fonetik, yaitu bunyi bahasa pada umumnya
tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda atau tidak. Fonem adalah objek kajian fonologi yakni bunyi
bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Sedangkan alofon
adalah realisasi dari fonem, atau pengucapan yang konkret dari sebuah
fonem.
13
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Prof. Dr., Abdullah, Dr. Alek. Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga,
2012.
14