Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN FONOLOGI

DALAM CABANG-CABANG
LINGUISTIK
Mata Kuliah:
FONOLOGI BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu:
Bima Rizki Prayogo, M.Pd., Gr.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. M.Gilang Rian Pangestu
335420110003
2. Siti Khoerunisa 335420110047
Pengertian Fonologi
Fonologi yaitu, berasal dari phone yang berasal bunyi dan logos yang berarti ilmu.
Dengan demikian, fonologi adalah ilmu tentang bunyi. Namun bunyi yang dimaksud ini adalah bunyi yang
dihasilkan oleh anggota manusia,. Seperti, rongga mulut, tengorokan, lidah, dan alat yang bisa menghasilkan
suara.

Fonologi merupakan cabang linguistic yang mengkaji system bunyi dalam sebuah bahasa (crystal,
2008,365). Roger Lass dalam Achmad dan Krisanjaya (2007;1,4) menyatakan bahwa dalam arti sempit,
fonologi sebagai subdisplin ilmu bahasa mempelajari fungsi bunyi bahasa. Hal itu berarti fonologi mengkaji
bunyi bunyi bahasa, baik bunyi bunyi itu kelak berfungsi dalam ujaran atau bunyi bunyi bahasa secara umum.

Fonologi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik memandang bunyi bahasa
sebagai media bahasa semata, sedangkan fonemik memandang bunyi-bunyi bahasa sebagai bagian dari sistem
bahasa. Artinya, dalam fonemik bunyi-bunyi bahasa merupakan unsur bahasa terkecil yang merupakan bagian
dari struktur kata yang sekaligus berfungsi untuk membedakan makna.
Kedudukan Fonologi Dalam Cabang-
cabang Linguistik
Muslich (2008:2—4) mengemukakan kedudukan fonologi dalam cabang-cabang linguistik
sebagai berikut.

 Pertama, dalam bidang morfologi yang berbicara tentang proses pembentukan kata,
kedudukan fonologi berfungsi untuk menjelaskan proses pembentukan kata hingga
variasi yang muncul dalam pembentukan kata. Contoh kata awalan dari kata baca aku
dan lawan menjadi membaca, melawan, mengaku.

 Kedua, dalam bidang sintaksis atau ilmu tentang kalimat, kedudukan fonologi
berfungsi untuk membedakan makna kalimat dari segi jeda, tekanan, dan intonasi.
Contohnya ayah Budi di rumah sakit dengan kata ayah, Budi di rumah sakit.Kalimat
yang pertama yaitu ayah Budi, di rumah sakit menunjukkan bahwa ayah si Budi
sedang di rumah sakit sedangkan kalimat yang kedua yaitu ayah Budi di rumah sakit
menunjukkan bahwa yang sakit itu adalah Budi, dia ada di rumah sakit.
 Ketiga, dalam bidang semantik kedudukan fonologi berfungsi untuk membedakan
kapan sebuah variasi bunyi dapat digunakan. Dalam hal ini Muslich (2008:3)
memberikan contoh [tahu] dan [tau]. Kata tahu ketika diujarkan akan bervariasi
menjadi [tahu] atau [tau]. Dalam penggunaan variasi tersebut, makna yang muncul
bisa jadi berbeda. Ketika kita mengujarkan [tahu] dalam kalimat ia membeli tahu
[tahu] dengan ia sudah tahu [tahu] maka maknanya akan berbeda. Kecenderungannya
kata tahu akan bervariasi menjadi [tau] jika maknanya ‘tahu’ sedangkan ketika
maknanya ‘jenis makanan dari kedelai’ maka yang muncul tetap [tahu].

 Keempat, dalam bidang leksikografi atau penyusunan kamus, kedudukan fonologi


berfungsi sebagai cara-cara pengucapan atau pengujaran yang khas suatu kata dan
variasi pengucapannya yang dideskripsikan melalui transkripsi fonetis. Contohnya
adalah kata apel yang bermakna ‘buah’. Kata apel diujarkan [apl], [apel], atau [apl],
dapat diketahui melalui keterangan transkripsi fonetis yang ada pada kamus. Tanpa
transkripsi fonetis tersebut, pembaca kamus tidak akan dapat mengetahui cara
mengucapkan/mengujarkan kata apel ‘buah’ tersebut.
 Kelima, dalam bidang dialektologi, kedudukan fonologi berfungsi sebagai salah satu data yang
dijadikan dasar penghitungan untuk menentukan status dialek dan pemetaannya. Melalui variasi
fonologis yang ditemukan, dapat ditentukan perbedaan antara daerah satu dengan lainnya.
contohnya orang Jakarta dengan orang Betawi.Contohnya kata apa dengan apa orang Jakarta biasa
menggunakan apa,apah sedangkan orang Betawi biasanya menggunakan kata apeh.

 Keenam, dalam bidang pembelajaran dan pengajaran, kedudukan fonologi sebagai dasar untuk
melatihkan bunyi-bunyi bahasa, terutama dalam pembelajaran bahasa kedua dan bahasa asing.
Contohnya bahasa yang diperoleh pada anak pada saat dia mulai bisa bicara sering kita kenal
dengan bahasa pertama, kemudian penguasaan bahasa pertama dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar yang melakukan ujaran terhadap anak dengan menggunakan bahasa anak belajar untuk
menyimak apa yang disampaikan lawan bicaranya. Dan bahasa kedua adalah bahasa yang
diperoleh anak setelah mereka memperoleh bahasa pertama pemerolehan bahasa kedua adalah
rentang terhadap yang dimulai dari penguasaan bahasa pertama ditambah sedikit pengetahuan
bahasa kedua lalu penguasaan bahasa kedua meningkatkan secara bertahap sampai akhirnya
penguasaan bahasa kedua sama baiknya dengan bahasa pertama. Pemerolehan bahasa kedua
adalah proses seorang belajar bahasa kedua di samping bahasa ibu mereka mengacu pada aspek
sadar dan bawah sadar dari masing-masing proses.
Dengan menggunakan proses produksi sebuah bunyi bahasa baik bahasa asing bahasa
daerah Konga maupun pembelajaran asing yang mempelajari bahasa Indonesia dapat
dilakukan pelatihan untuk mengajarkan bunyi-bunyi bahasa tertentu.Misalnya orang luar
negeri yang mempelajari bahasa Indonesia itu bisa dilihat dari bunyi-bunyi bahasa
tertentu.Seperti contohnya orang Inggris mengucapkan bawang merah menjadi bawang
marah, sebab di situ orang Inggris sangat memerlukan pembelajaran di kedudukan
fonologi dasar tujuannya untuk melatih bunyi-bunyi bahasa.

● Ketujuh, dalam bidang psikolinguistik kedudukan fonologi sebagai alat untuk dapat
menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pemerolehan bahasa.
Mengapa bunyi-bunyi bilabial cenderung dikuasai lebih dahulu oleh anak dalam
pemerolehan bahasa dapat dijawab dengan menggunakan teori fonologi. Contohnya
kamu sedang di sini akan berbeda bunyi ketika ada orang yang mengucapkan sebagai
kalimat tanya.
 Kedelapan, dalam bidang klinis, kedudukan fonologi sebagai dasar untuk menentukan
metode yang tepat dalam menangani masalah gangguan berbahasa. Penentuan metode
tersebut didasarkan pada prinsip- prinsip yang ada dalam fonetik. contohnya jika kita
tidak dapat mengerjakan bunyi r maka r akan berubah menjadi bunyi l, hal ini
biasanya terjadi pada anak-anak maupun penderita afasia akibat stroke yang
mengalami gangguan berbicara.

Delapan hal tersebut menunjukkan bahwa fonologi memiliki kedudukan yang penting
dalam linguistik. Dalam hal ini, fonologi, baik hasil kajiannya maupun teorinya, menjadi
dasar analisis dan dasar penentuan metode/hasil kajian ilmu linguistik lain. Hasil kajian
fonologis yang dimanfaatkan tersebut dapat bersifat praktis maupun teoretis.

Tujuan fonologi adalah memaparkan pola-pola perbedaan bunyi yang ditemukan dalam
sebuah bahasa dan membuat pernyataan umum yang memungkinkan kealamiahan sistem
bunyi tersebut berlaku untuk bahasa-bahasa di dunia. Berdasarkan kesemestaan itu, hasil
kerja fonologi sering dimanfaatkan oleh ilmu lain seperti linguistik teoretis, leksikologi,
morfologi, dan lainnya. Hal itu disebabkan sasaran analisis fonologi adalah data ujar atau
data lisan.
KESIMPULAN
Fonologi yaitu, berasal dari phone yang berasal bunyi dan logos yang berarti ilmu. Dengan
demikian, fonologi adalah ilmu tentang bunyi. Namun bunyi yang dimaksud ini adalah
bunyi yang dihasilkan oleh anggota manusia,. Seperti, rongga mulut, tengorokan, lidah,
dan alat yang bisa menghasilkan suara.

Muslich (2008:2—4) mengemukakan kedudukan fonologi dalam cabang-cabang linguistik


sebagai berikut.
● Dalam bidang morfologi
● Dalam bidang sintaksis
● Dalam bidang semantic
● Dalam bidang leksikografi
● Dalam bidang dialekolografi
● Dalam bidang psikoliguistik
● Dalam bidang pembelajaran dan pengajaran
● Dalam bidang klinis
Daftar Pustaka
 https://repositori.uhnp.ac.id/bitstream/handle/123456789/186/Modul
%20Mata%20Kuliah%20Fonologi.pdf?sequence=1
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai