Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Fonologi Menurut Ahli

Berikut adalah pendapat para ahli tentang pengertian fonologi

Kridalaksana (2002)
Menurut Kridalaksana yang di kutip dari kamus linguistik, fonologi mempunyai arti
bidang pada linguistik yang mempelajari tentang berbagai bunyi bahasa berdasarkan
fungsinya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia


Fonologi berarti Ilmu yang mempelajari tentang Bunyi suara, khususnya terkiat dengan
sejarah dan teori perubahan bunyi.

Abdul Chaer (2003:102),


Berdasarkan etimologi “fonologi” terbentuk dari kata “fon” yang berarti “bunyi” dan “logi”
berarti sebagai “ilmu”. Maka, umumnya bisa di bilang Fonologi memiliki arti Ilmu yang
mempelajari bunyi bahasa yang di pakai oleh manusia.

Verhaar (1984:36)
menjelaskan bahwasanya fonologi mempunyai pengertian yang signifikan yang mana
sebuah Ilmu yang memperlajari tentang bidang khusus pada linguistik yang meneliti
bunyi suatu bahasa tertentu yang sesuai dengan fungsinya bertujuan menjadi pembeda
antara makna leksikal suatu bahasa.

Keraf, 1984: 30.


Fonologi bisa di artikan bagian dari tatanan bahasa yang mempelajari dari bunyi-bunyi
bahasa

Fromkin & Rodman


menjelaskan Definisi Fonologi adalah suatu bidang linguistik yang mengamati,
mempelajari, mengalisa serta membecirakan terkait dengan tata bunyi bahasa.

Trubetzkoy
Fonologi yaitu studi bahasa yang terkait dengan sistem bahasa, organisasi bahasa dan
merupakan suatu fungsi linguistis bahasa.

Daniel Jones
Definisi Fonologi merupakan sistem bunyi sebuah bahasa.

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian fonologi, Semoga bermanfaat


SEJARAH FENOLOGI
Sejarah mengenai fonologi bisa terlacak lewat riwayat penggunaan fonem dari setiap
waktu atau zaman. Saat berlangsungnya sidang Masyarakat Linguistik di Paris pada
tanggal 24 Mei 1873, Dufriche Desgenettes memberikan usulan nama fonem selaku
padanan dari kata Bjm Sprachault.

Ferdinand De Saussure mengartikan fonem selaku prototip yang unik dan hipotetik
yang asalnya dari beragam bunyi di dalam bahasa para anggota tersebut. Hal itu, dia
ungkapkan dalam buku tulisannya, Memorie Sur Le Systeme Primitif Des Voyelles Dan
Les Langues Indo-Europeennes (memoir mengenai sistem mula vokal beragam bahasa
Indo-Eropa) ketika tahun 1878.

Pentingnya Membahas Fonologi


Setiap ilmu atau kajian, akan ada suatu sasaran atau tujuan yang menggambarkan
proses atau hasil kajian. Fonologi adalah sebagai suatu subdisiplin dalam ilmu bahasa
atau linguistik yang membicarakan tentang “bunyi bahasa”. Sebagaimana halnya ilmu
induknya yaitu linguistik, fonologi ada kaitannya dengan ilmu-ilmu lain, sehingga
melahirkan interdisipliner, misalnya antara fonologi dengan ilmu kedokteran, terapi
wicara dan lain-lain.

Tujuan fonologi atau studi fonologi dibedakan atas tujuan teoritis dan tujuan praktis.

A. Tujuan Teoritis

Kajian fonologi dibedakan atas fonetik dan fonemik (fonologi dalam arti sempit).
Pembedaan ini tentu saja menjadikan tujuan kajiannya berbeda pula. Dalam hal ini
John Clarck dan Colin Yallop (1991;3) membedakan adanya ahli fonetik (phonetic) dan
ahli fonemik (phonologist), yang akan membedakan tugas dan tujuan dari masing-
masing kajiannya.

Bagi seorang ahli fonetik, tujuan studinya adalah untuk menemukan kebenaran
umum dan memformulasikan hukum-hukum tentang bunyi-bunyi dan pengucapannya,
dan pengenalan produksi bunyi-bunyi ujar itu. Di samping itu, tujuan teoritis dari studi
fonetik ini adalah untuk mendeskripsikan, mengklasifikasikan, dan menunjukkan fungsi
hubungan yang satu dengan yang lain.

Secara lebih rinci tujuan teoritis studi fonetik bagi seorang ahli fonetik
mencakup:

a) Mendeskripsikan bagaimana fungsi organ tubuh sebagai alat bicara, penghasil


bunyi-bunyi bahasa.
b) Mendeskripsikan bagaimana proses terjadinya bunyi bahasa.

c) Mengklasifikasikan bunyi-bunyi bahasa berdasarkan karakteristiknya.

d) Mendeskripsikan runtunan bunyi dalam satuan-satuan bunyi tertentu.

Salah satu satuan bunyi adalah silabis.

e) Pelambangan bunyi-bunyi dalam tulisan fonetis.

Bagi seorang ahli fonemik (fisiologi) tujuan teoritis kajiannya adalah menemukan
dan memformulasikan hukum-hukum bunyi bahasa tertentu, dan pengenalan akan
fungsi-fungsi bunyi bahasa itu. Di samping itu, tujuan teoritis dari kajian fonemik ini
adalah untuk mendeskripsikan, mengklasifikasikan, dan menujukkan fungsi hubungan
antara satu bunyi dengan bunyi yang lain.

Secara lebih rinci tujuan teoritis studi fonemik bagi seorang ahli fonemik
mencakup:

a) Menentukan objek kajian bunyi yang membedakan makna yaitu fonem.

b) Menentukan identitas fonem.

c) Mendeskripsikan kaidah-kaidah fonem.

d) Mendeskripsikan struktur fonem.

e) Mendeskripsikan khasanah fonem.

f) Mendeskripsikan klasifikasi fonem.

g) Mendeskripsikan perubahan-perubahan fonem.

B. Tujuan Praktis

Tujuan praktis bagi studi fonetik berkaitan dengan bidang-bidang interdisipliner.


Bagi pengajaran bahasa, fonetik diperlukan untuk tujuan latihan berbicara,
penyembuhan penderita tunawicara. Untuk membantu orang-orang yang mempelajari
bahasa kedua, kamus yang disertai dengan transkripsi fonetis sangan diperlukan. Jadi,
untuk tujuan praktis penyusunan kamus yang memperhatikan aspek fonetis kata-kata
dalam kamus, oleh beberapa ahli fonetik telah dicoba dilakukan. Seiring dengan
berkembang kemajuan teknologi dewasa ini telah diproduksi semacam kamus audio
yang memperhatikan aspek pelafalan dan intonasi.
Bagi seorang ahli fonemik (phonologist), tujuan-tujuan praktis studi fonologi ini
terbuka kesempatan yang seluas-luasnya. Bagi ahli perbandingan bahasa,
pengetahuan fonem sangat diperlukan dalam rangka menentukan bahasa purba
dengan suatu metode “rekonstruksi fonem”. Dari rekonstruksi fonem itu dapat
disimpulkan adanya fonem atau bentuk asal dari suatu bahasa. Dengan metode
“korespondensi fonem” dapat ditelusuri hubungan antar kekerabatan antara satu
bahasa dengan bahasa yang lain. Hal ini diperlukan dalam rangka pengelompokan
bahasa berdasarkan identitas atau karakteristik fonem.

Tujuan praktis yang lain dari kajian fonologis ini adalah untuk pengajaran
bahasa. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis, terutama dalam tata tulis
pengetahuan dan penguasaan kaidah-kaidah ejaan sangat diperlukan. Hal lain yang
dapat diungkap dari tujuan praktis kajian fonologis yaitu penyusunan kamus. Sebagai
suatu produk kebahasaan, kamus tidak dapat dilepaskan dengan pengetahuan tentang
bunyi-bunyi bahasa (fonem) suatu bahasa.

Anda mungkin juga menyukai