Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LINGUSTIK UMUM

“TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI”

DOSEN PEGAMPU: Dr. MUH. SAFAR, S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

INDAH

FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PEGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari

makalah ini adalah Tataran Linguistik Fonologi .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata

kuliah Linguistik Umum yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga

ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam

pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari

studi yang sesungguhnya. Kritik dan saran yang membangun senantiasa kami

harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain

yang berkepentingan pada umumnya.

Bone, 20 Januari 2024

INDAH

i
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………2
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………………………………………….2

BAB IIPEMBAHASAN.......................................................................................3
D. Fonetik 3
a. Alat Ucap………………………………………………………………………3
b. Proses Fonasi …………………………………………………………………..4
c. Tulisan Fonetik .............................................................................4
d. Klafikasi Bunyi .............................................................................5
E. Fonemik ……………………………………………………………………..7

BAB IIIPENUTUP .........................................................................................11


A. KESIMPULAN ……………………………………………………………..11
B. SARAN …………………………………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu lingustik sering disebut juga linguistic umum (general linguistic)>

Artinya, ilmu limguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, seperti

bahasa Jawa atau bahasa Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada

umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi social milik manusia, yang dalam

peristilahan Prancis disebut langage.

Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan

membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa ini disebut fonologi, yang

secara etimologi terbentuk dari kata fonyaitu bunyi, danlogi yaitu ilmu.

Menurut hierarki

satuanbunyiyangmenjadiobjekstudinya,fonologidibedakan menjadi fonetik

dan fonemik. Secara umum fonetik biasa dijelaskan sebagai cabang studi

fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan apakah

bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau

tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari

bunyi bahasa dengan memperhatikan bunyi bahasa tersebut sebagai

pembeda makna. Untukjelasnya,kalaukitaperhatikanbaik-

baikternyatabunyi[i]yang terdapat pada kata-kata [intan], [angina], dan

[batik] adalah tidak sama. Begitu juga bunyi [p] pada kata inggris [pace],

[space], dan [map], juga tidak sama.

Ketidaksamaanbunyi[i]dan[b]yangterdapat,minyalnyapadakata[paru] dan

[baru] adalah menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab

perbedaanbunyi [p]dan [b] itu menyebabkan berbedanyamakna kata [paru]

dan [baru] itu.


2

B. Rumusan Masalah

1. MenjelaskanmaknaFonologi

2. PengertianFonetikdanFonemik

3. Menjelaskan tentang alat-alat ucap, proses fonasi, tulisan fonetik,


klasifikasi bunyi serta unsur suprasegmental pada bagian fonetik
4. Menjelaskan tentang identifikasi Fonem, Alofon, Klasifikasi
Fonem, Khazana Fonem, Perubahan Fonem serta Fonem dan
Grafem pada bagian Fonetik

C. Tujuan Masalah

1. UntukmengetahuimaknaFonologipadaTataranLingusitik

2. Untuk mengetahui tentang pengertian Fonetik dan Fonem pada


materi Fonologi
3. Untuk mengetahui tentang bagian-bagian materi yang terdapat
dalamfonetik dan fonemik
3

BAB II

PEMBAHASAN

D. Fonetik

Seperti sudah disebutkan di muka, fonetik adalah bidang

linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan

apakah bunyitersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna

atau tidak. Kemudian,

menuruturutanprosesterjadinyabunyibahasaitu,dibedakanadanyatiga

jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan

fonetikauditoris.

Fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik organis atau

fonetik fisiologis, yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-

alat bicaramanusiabekerja dalammenghasilkanbunyibahasa,

sertabagaimana bunyi-

bunyiitudiklasifikasikan.Fonetikakustikmempelajaribunyi bahasa

sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu

diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya,

dantimbrenya.Sedangkanfonetikauditorismempelajaribagaimaname

kanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Dari ketiga

jenis

fonetikini,yangpalingberurusandengandunialinguistikadalahfonetika

ritikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah

bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan

manusia.
a. Alat-alatucap
Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang harus dibicarakan
adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa.
4

Sebetulnyaalatyangdigunakanuntukmenghasilkanbunyibahasainim
empunyaifungsiutamalainyangbersifatbiologis.Misalnya,paru-paru
untuk bernapas, lidah untuk mengecap, dan gigi untuk mengunyah.
Namun, secara kebetulan alat-alat itu digunakan juga untuk
berbicara.
Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat-alat ucap itu biasanya diberi
nama sesuai dengan nama nama alat ucap itu. Namun, tidak biasa
disebut “bunyi gigi” atau “bunyi bibir”, melainkan bunyidentaldan
bunyi labial, yakni istilah berupa bentuk ajektif dari bahasa
latinnya.

b. Proses Fonasi
Istilah fonasi memiliki arti yang sedikit berbeda tergantung pada
subbidang fonetik . Di antara beberapa ahli fonetik, fonasi adalah
proses dimana pita suara menghasilkan suara tertentu melalui
getaran kuasi-periodik.Iniadalahdefinisiyangdigunakandi antara
mereka yang mempelajari anatomi dan fisiologi laring serta
produksi ucapan secara umum. Ahli fonetik di subbidang lain,
seperti fonetik linguistik, menyebut proses ini sebagai penyuaraan
dan menggunakanistilah fonasiuntukmerujukpadakeadaan osilasi
apa pun di bagian mana pun dari laring yang mengubahaliran udara,
yang salah satu contohnya adalah pensuaraan. Fonasi tak bersuara
dan supra-glottal termasuk dalam definisi ini.

c. Tulisan Fonetik
Tulisan fonetis adalah tulisan yang digunakan untuk
mencatat/mentranskripsi bunyi-bunyi bahasa secara detail dalam
rangka penyelidikan bahasa terutama penyelidikan bunyi-bunyi
baahasa (oleh fonetik dan fonemik). Apa perbedaan tulisan fonetis
5

dengan tulisan biasa? Perhatikan contoh berikut.


1. Bukunya nggak ada, ‘ntar katanya sabtu baru dateng lagi. Kalo
mau pesan sekarang boleh kok.
2. [##bukuɲa ŋ’ga daʔ##’tar#kataɲa saptu baru datəŋ lagi##kalomo
pəsən səkaraŋ boleh koʔ##]

d. KlasifikasiBunyi
Padaumumnyabunyibahasapertama-tamadibedakanatasvokal
dan konsonan. Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka
sedikit. Pita suara yang sedikit terbuka ini menjadi bergetar ketika
dilalui arus udara yang dipompakan dari paru-paru. Selanjutnya arus
udara itu keluar melalui rongga mulut tanpa mendapat hambatan
apa-apa, kecuali bentuk rongga mulut yang berbentuk tertentu
sesuai dengan jenis vokal yang dihasilkan.
1. Vocal
Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak
mengalami rintangan. Pada pembentukan vokal tidak ada
artikulasi.Hambatanhanyaterjadipadapitasuara.Padasaat
pembentukan vokal pita suara bergetar. Posisi glotis dalam
keadaan tertutup, tetapi tidak rapat sekali.
2. Diftong
DalamKBBIV(KamusBesarBahasaIndonesia)
istilahdiftongdiartikansebagaibunyivokalrangkapyang tergolong
dalam satu suku kata (seperti ai dalam kata
rantai,audalamkataimbau).Disampingaidanau, dalam pedoman
EYD V disebutkan bahwa diftongyang lain adalah ei dan oi.
Contoh dalam bentuk kata: survei, geiser, boikot, dan koboi.
Jumlah kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung diftong
memang sangat terbatas. Namun, kita tetap harus mengenal dan
6

mengenalkan kepada peserta didik.


3. Konsonan
Konsonan adalah bunyi bahasa yang dibentuk dengan
menghambat arus udara pada sebagian alat ucap. Pada
pembentukankonsonanterjadiartikulasi.Proses
hambatanatauartikulasiinidapatdisertaidengan
bergetarnyapitasuara,sehinggaterbentukbunyi
konsonanbersuara.Prosespembentukankonsonanpadasaat
artikulasi tidak disertai bergetarnya pita suara, glotis dalam
keadaan terbuka maka akan menghasilkan bunyi konsonan tak
bersuara.
e. UnsurSuprasegmenta

Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang tidak dapat

disegmentasikan dan menyertai bunyi segmental. Bunyi

suprasegmental bertujuan untuk membedakan makna kalimat yang

diucapkan. Berikut merupakan unsur-unsur yang masuk dalambunyi

suprasegemental.

1. Tekanan, berkaitan dengan ketegangan otot pita suara saat


mengucapkan suatu kata.

2. Nada,merupakansebutandarinaikturunnyasuatubunyi.
3. Jeda,berkaitandengan bentuk hentianbunyidalamsuatu ujaran.
f. Silabel
Sukukataatausilabel(bahasaYunani: συλλαβή sullabē) adalah

unit pembentuk katayang tersusun dari satu fonematau urutan

fonem.

Sebagaicontoh,katakamusterdiri dari duasuku kata:kadanmus.

Silabel sering dianggap sebagai unit pembangun fonologiskata


7

karena dapat memengaruhi ritmesuatu kata.


8

F. Fonemik

DidalamilmulinguistikkitamengenalsebutanilmuFonologi,yaitu

ilmuyangmempelajariseluk-belukbunyibahasasertamerumuskannya

secarateraturdansistematis.Menuruthierarkisatuanbunyiyangobjek

studinya, fonologi dibedakan menjadifonetikdanfonemik. Berbeda

dengan fonetik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan

apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda

makna atau tidak, fonemik adalah studi fonologi yang mempelajari

bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai

pembeda makna. Untuk jelasnya, kalau kita perhatikan baik-baik

ternyata bunyi [i] yang terdapatpadakata-kata[intan],

[angin],dan[batik]adalahtidaksama.Begitujugabunyi[p]padakatainggris

<pace>.<space>,dan<map>jugatidaksama.Ketidaksamaanbunyi[i]danb

unyi[p]padaderetankata-

diatasitulahsebagaisalahsatucontohobjekatausasaranstudifonetik.bunyi-

bunyiitusertamenjelaskansebab-
sebabnya.Sebaliknyaperbedaanadalahmenjadicontohsasaranstudifone

mik,sebabperbedaanbunyi[p].

Jadi dapat disimpulkan bahwa fonemik itu sendiri adalah ilmu


yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna.
Pada dasarnya, setiap kata atau kalimat yang diucapkan manusia itu
berupa runtutan bunyi bahasa. Pengubahan suatu bunyi dalam
deretan itu dapat mengakibatkan
perubahanmakna.Perubahanmaknayangdimaksudbisa berganti
makna atau kehilangan makna.
9

a. IdentifikasiFonem

Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau


bukan, kita harus mencari sebuah satuan bahasa, biasanya sebuah
kata, yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkannya
dengan satuanbahasalainyangmiripdengansatuanbahasayang
pertama. Kalau ternyata kedua satuan bahasa itu
berbedamaknanya, maka berarti bunyi tersebut adalah sebuah
fonem, karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna.
b. Alofon

Alofon adalah bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari


sebuah fonem, seperti bunyi [t] dan [th] untuk fonem /t/ bahasa
Inggris. Seperti juga dengan identitas fonem, identitas alofon
juga hanya berlaku pada satu bahasa tertentu.
c. KlasifikasiFonem
fonem bahasa Indonesia didasarkan pada pola
pengklasifikasian bunyi yang biasa dilakukan oleh
fonetisi.Dengan demikian pengklasifikasiaannya bisa
memanfaatkan peta bunyi vokoid dan peta bunyi kontoid yang
selama ini sering kita lihat di buku-buku tentang fonetik. Hanya
saja, namanya
bukanlagivokoiddankotoid,tetapivokaldankonsonan.Perludiingat
bahwa karena fonem merupakan penamaan system bunyi yang
membedakan makna, maka jumlah fonem tentu lebih sedikit dari
bunyi-bunyi yang ada. Bahkan jumlah dan variasi bunyi bahasa
Indonesia yang tak bisa dipastikan jumlahnya itu, sebenarnya
merupakan trealisasi dari system fonem yang terbatas jumlahnya.
Berdasarkan hasil penelitian, fonem bahasa Indonesia berjumlah
10

sekitar6fonemvokaldan22 fonemkonsonan.Dikatakan “sekitar”


karena jumlahnya masih bisa berubah. Hal ini sangat berantung
pada korpus data (berupa hasil rekaman) yang dipakai sebagai
dasar anlisis. Apalagi, kosakata bahasa Indonesia terus
bertamabah setiap saat sesuai dengan keperluan
penuturanyaseiring dengan era globalisasi.Fonem-fonem yang
berupa bunyi, dapat didapat sebagai hasil segmentasi terhadap
arus ujaran disebut fonem segmental.
Sebaliknyafonemyangberuaunsursuprasegmentaldisebut
fonemsuprasegmentalataufonemnonsegmental.Jadi,pada tingkat
fonemik ciri-ciri prosodi itu seperti tekanan, durasi dannada
bersifat funsional, alias dapat membeakan makna. Dalam bahasa
Indonesia unsur suprasegmental tampaknya tidak bersifat
fonemis maupun morfemis; namun, intonasi mempunyai peranan
pada tingkat sintaksis.

d. KhazanahFonem
Yang dimaksud khazanah fonem adalah banyaknya
fonem yang
terdapatdalamsatubahasa.Menurutcatatanparapakar,yangtersedikit
jumlah fonemnya adalah bahasa penduduk asli di Pulau Hawaii,
yaitu hanya 13 buah. Dan yang jumlah fonemnyaterbanyak yaitu
75 buah, adalah sebuah bahasa di Kaukasus Utara.

e. Perubahan Fonem
Ucapansebuahfonemdapatberbeda-bedasebabsangat
tergantung pada lingkungannya, atau pada fonem-fonem lain
yang berada disekitarnya. Misalnya seperti sudah dibicarakan
dimuka donem /o/kalauberadapadasilabeltertutupakanberbunyi//
dan kalau berada pada silabel terbuka akan berbunyi [o]. Namun
11

perubahan yang terjadi pada kasus fonem /o/ bahasa Indonesia itu
bersifat fonetis, tidak mengubah fonem /o/ itu menjadi fonem
lain. Dalam beberapa kasus lan, dalam bahasa-bahasa tertentu
ada dijumpai perubahan fonem yang mengubah identitas fonem
itu menjadi fonem yang lain.

i. Asimilasidan Disimilasi

ii. NetralisasidanArkifonem

a. Umlaut,Ablaut,danHarmoniVokal
b. Kontraksi
c. Metatesis danEpentesis
f. FonemdanGrafem
Pembicaraanfoneminiharusdibedakandengangrafematausystempen

ulisan.Fonemmerujukpadasatuanbunyiterkecilyang membedakan

makna, sedangkan grafem meruju pada system

pelambanganbunyi(ataufonem)yangberbentukhuruf.Fonem /P/,

sebagai mana satuan fonem bahasa Indonesia, yang beralofon

[p],secarakebetulanjugaditulis<p>dalamgrafemnya.Fonem /s/,

yang hanya beralofon [s], juga ditulis <s> dalam grafemnya.

Dengan demikian seolah-olah tidak ada perbedaan antara fonem

dan grafem, bahkan fomda grafem atau symbol perlambangan

bunyi–Alih-alihdisebut sistemejaan–iniada duamacam,yaitu

grafem yang mengikuti sistem fonetis da grafem yang mengikuti

sistem fonemis.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang
mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan
perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum
dan fungsional. Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan
bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem
memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Varian fonem berdasarkan posisi dalam kata, misal
fonem pertama pada kata makan dan makna secara fonetis
berbeda. Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti
dinamakan alofon. Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi
yang kebanyakan bunyi bahasa Indonesia merupakan bunyi
egresif. Dan yang kedua pembentukan vokal, konsonan,
diftong, dan kluster.
Dalam hal kajian fonetik, perlu adanya fonemisasi yang
ditujukan untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam
rangka pembedaan maknatersebut. Dengan demikian fonemisasi
itu bertujuan untuk menentukan struktur fonemis sebuah bahasa
dan membuat ortogafi yang praktis atau ejaan sebuahbahasa.

B. SARAN

Penyusunan makalah ini, penulis berpedoman pada beberapa buku

dan jurnal yang dijadikan refrensi. Makalah ini masih jauh dari sempurna,

maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

diharapkan demi mendukung kesempurnaan isi maupun tekhnik penulisan

dalam makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

TimredaksiReflina OctaviaArtrisdyantidanVanyaKaruniaPutri,

(2023)

Yuliati,Ria,Frida Unsiah.

(2018).Fonologi.Malang:UniversitasBrawijaya Press.

Sutrimah,LeliNisfiSetiana,dkk.

(2023).FonologiBahasaIndonesia:suatutinjauan tentang bunyi bahasa.

Sleman.

Innayahsuharto.Sekumpulanrasa.Linguistik UmumFonemik (2017)

Kompasiana, Penajam Paser Utara, (2022)

GamalThabroni,fonemik-pengertian-realisasi-variasi-suprasegmental.

(2022)

Chaer,Abdul.1994.LinguistikUmum. Jakarta:RinekaCipta

Widodo.2004.FonologiBahasaJawa.Semarang

Alwi,Hasan(Peny.)1993.

TataBahasaBakuBahasaIndonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti, 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT

Gramedia. Lass, Roger. 1988. Fonologi (Terj.) Warsono. Cambridg

12

Anda mungkin juga menyukai