Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Fonologi Arab : Fonologi, Fonetik, dan Fonemik

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ilmu Al Lughoh

Dosen Pengampu : M. Aqil Luthfan M.A., M.Hum.

Di susun oleh :

1. Feri Aditia Saputra 2103026107


2. Mutiara Sukmaningrum 2203026004
3. M. Wildan Ittaqi 2203026005
4. Sahrul Alanuari 2203026083
5. Rifqi Ghanie 2203026136
6. Lutfiya Naillul Muna 2203026140

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO SEMARANG

2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Oleh karena itu,penulis berhasil
menyusun sebuah Makalah Kajian Kebahasaan tentang Fonologi Fonetik dan Fonemik. Maksud
dan tujuan dari penyususn makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Al
Lughoh.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bpk. M. Aqil
Luthfan M.A., M.Hum. selaku Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Al Lughoh. Tak lupa juga
penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demiperbaikan makalah
ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
A. FONOLOGI....................................................................................................................................3
B. CABANG FONOLOGI..................................................................................................................4
C. JENIS – JENIS FONETIK DAN FONEMIK.................................................................................9
D. PERBEDAAN FONETIK DAN FONOLOGI..............................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................................13
KESIMPULAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah suatu system lambang bunyi yang dipakai manusia untuk tujuan
komunikasi. Oleh karena itu, pengajaran Bahasa indonesia pada hakikatnya mempunyai
ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan
perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar agar seseorang dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak
masyarakat yang memakai Bahasa Indoesia tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa
kedalam tuturan Bahasa Indonesia. Tidak sedikit seseorang yang berbicara dalam Bahasa
Indonseia, tetapi dengan lafal atau intonasi jawa, batak, bugis, sunda dan lain-lain.
Jika mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka kita
akan mendengar tuntutan bunyi Bahasa yang terus-menerus, terkadang terdengar suara
menaik dan menurun, terdengar hentian sejenak atau hentian agak lama, fonologi
merupakan urutan paling bawah atau paling dasar dalam hierarki kajian linguistik.
Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi
dan logi = ilmu. Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya, fonologi
dibedakan menjadi 2 yaitu : Fonetik sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari
bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi
sebagai pembeda makna atau tidak dan Fonemik sebagai cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tesebut sebagai pembeda.
Dalam hal ini pemakalah akan mengkaji tentang fonologi dalam Bahasa arab
dengan memahami satu persatu pengertian fonologi dan cabang-cabangnya. Selain itu
makalah ini juga akan membahas ruang lingkup fonologi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan fonologi ?
2. Apa saja cabang fonologi ?
3. Apa saja jenis-jenis fonetik dan fonemik ?
4. Apa perbedaan fonetik dan fonologi ?

1
5. Apa perbedaan fonetik dan fonemik ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami fonologi.
2. Untuk mengetahui cabang dari fonologi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis fonetik dan fonemik.
4. Untuk mengetahui perbedaan fonetik dan fonologi.
5. Untuk mengetahui perbedaan fonetik dan fonemik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. FONOLOGI
Fonologi berasal dari Bahasa yunani yaitu phone = ‘bunyi’, logos = ’ilmu’. Secara
harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi. Secara etimologi istilah “ fonologi” , ini berasal
dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’ ,dan logi yang berarti ‘ilmu’ Sebagai sebuah
ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari,
membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh
alat-alat ucap manusia.
Dalam literatur-literatur berbahasa Arab, fonologi disebut dengan “‫ ”فنولوجيا‬sebagai

serapan dari bahasa Inggris (phonlogy). Namun, sering sebagai “‫ ”علم وظائف األصوات‬atau “ ‫علم‬

‫ ”األ ص وات التنظيم‬juga dipakai istilah hasil terjemahan dari hakekat fonologi itu sendiri.

Menurut Verhaar, fonologi adalah “Bidang khusus dalam linguistic yang mengamati
bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal
dalam bahasa tersebut.”1 Definisi yang tidak berbeda juga dikemukakan oleh
Kridalaksana, yang dimaksud dengan fonologi yaitu: “Bidang dalam linguistik yang
menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.”2
Sedangkan, Menurut abdul chaer (2010:100). Jadi, secara sederhana dapat
dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi Bahasa pada
umumnya. Runtunan bunyi Bahasa ini dapat dianalisis atau disegementasikan
berdasarkan tingkatan-tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan hentian-hentian atau
jeda yang terdapat dalam runtunan bunyi itu.
Fonologi berkonsentrasi pada persoalan bunyi, morfologi pada persoalan struktur
internal kata, sintaksis pada persoalan susunan kata dalam kalimat, semantik pada
persoalan makna kata. Kajian mendalam tentang bunyi-bunyi ujar ini diselidiki oleh
cabang linguistic yang disebut fonologi. Dapat disimpulkan bahwa fonologi ialah bidang

1
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press : 1989, Cet. Ke-12,
Hlm : 56
2
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama : 2001, Cet. Ke-5, Hlm :
57

3
linguistic atau ilmu Bahasa yang menyelidiki, memperlajari ,menganalisis dan
membicarakan runtunan bunyi-bunyi Bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.3
Dari ketiga defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyelidikan terhadap
bunyi-bunyi dalam bahasa ada dua; (1) Penyelidikan bunyi-bunyi yang berfungsi
membedakan semantik kata dan (2) penyelidikan bunyi-bunyi yang tidak membedakan
semantik kata.
Dalam penelitian fonologinya obyek bunyinya disebut dengan fonem. Menurut
Gorys Keraf dalam Rahlina Musykar (1999) fonem adalah kesatuan yang terkecil yang
terjadi dari bunyi-bunyi ujaran yang dapat membedakan makna.” 4 Verhaar mengatakan,
fonem adalah satuan bunyi yang mempunyai fungsi untuk membedakan kata dari kata
yang lain.5 Samsuri mengatakan, bahwa fonem adalah bunyi-bunyi yang membedakan
arti atau pengertian.6 Melalui beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan fonem adalah kesatuan bunyi yang terkecil dalam system bunyi-bunyi
bahasa yang dapat berfungsi dalam membedakan makna.
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan menjadi dua: pertama,
fonem segmental, dan kedua, fonem supra segmental. Menurut Kridalaksana, yang
dimaksud dengan fonem segmental adalah vokal dan konsonan dalam fonologi. 7 Yang
dimaksud dengan supra segemental adalah jalinan atau susunan bunyi yang dapat
membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain.8
Berdasarkan identifikasi fonem terdiri dari fonem vocal dan konsonan. Fonem
vokal dalam Bahasa arab disimbolkan dengan harakat, Sedangkan untuk fonem konsonan
yakni huruf-huruf hijaiyah selain huruf vokal. Dari beberapa penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa semua bunyi Bahasa arab, baik vokal maupun yang konsonan
masing-masing termasuk fonem, karena dapat membedakan makna. Dalam kajian ini
fonologi mempunyai dua cabang kajian yaitu Fonetik dan Fonemik.

B. CABANG FONOLOGI
1. Fonetik
3
Abdul Chaer. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm : 1
4
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi, Medan, Universitas Sumatera Utara : 1999, Hlm : 57
5
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik..., Hlm : 56.
6
Samsuri, Analisis Bahasa, Jakarta, Erlangga : 1987, Hlm : 124
7
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., Hlm : 56
8
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi..., Hlm : 50

4
Secara etimologi, fonetik (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggris
yaitu phonetics yang berarti ‘bidang linguisik yang membahas tentang
pengucapan (penghasilan) bunyi suara. Atau singkatnya disebut “Sistem bunyi
suatu Bahasa”.9 Secara terminology fonetik adalah sebuah ilmu yang melakukan
penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa memperhatikan fungsinya untuk
membedakan makna. Dalam literatur-literatur berbahasa Arab fonetik disebut
dengan “‫ ”فونيتك‬sebagai hasil serapan dari bahasa Inggris. Juga dalam banyak hal

kata fonetik diterjemahkan dengan “‫”علم األصوات‬.


Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang
menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi Bahasa dalam ujaran.
Sedangkan menurut linguis Verhaar mengungkapkan definisi fonetik dengan
“Sebuah ilmu yang melakukan penyelidikan bunyi-bunyi bahasa, tanpa
memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna.”10 Dalam kajian fonetik ini
bunyi sebagai obyek penelitian fonetik disebut fon.
Dengan demikian, fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam
linguistik yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Secara
histories, ilmu fonetika pertama kali dipelajari sekitar abad ke-5 SM di India
Kuna oleh Pāṇini, sang resi yang mempelajari bahasa Sansekerta. Semua aksara
yang berdasarkan aksara India sampai sekarang masih menggunakan klasifikasi
Panini ini, termasuk beberapa aksara Nusantara.
Dalam studi bahasa Arab, ulama yang sangat terkenal dengan
konsentrasinya terhadap “‫ ”علم األصوات‬sejak awal adalah al-Khalil bin Ahmad al-

Farahidiy (w. 175 H). Al-Khalil berhasil menyusun kamus yang diberi judul “

‫ ”العني‬yang membahas tentang ‫أص وات اللغ ة العربي ة‬. Al-Khalil melihat bahwa huruf
yang paling awal dalam struktur artikulasi bahasa Arab adalah huruf “Ú”. Karena
itu al-Khalil menyusun abjad bahasa Arab yang dimulai dengan huruf “Ú” dan
karena itu juga ia membuat judul kamusnya tersebut dengan “ ‫”العني‬.

9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka : 1995,
Cet. Ke-4, Hlm : 279
10
J. W. M. Verhaar, Pengantar Lingguistik, Yogyakarta, Gajah Mada Universty Press : 1989, Cet. Ke-12,
Hlm : 12

5
Urutan abjad bahasa Arab menurut pendapat al-Khalil, secara berurut
dimulai dari ‫ أص وات احلل ق‬,‫ أص وات أقص ى الفم‬,‫ أص وات أوس ط الفم‬,‫أص وات أدىن الفم‬, dan

‫ أص وات الش فتني‬sehingga urutannya adalah sebagai berikut:11 ‫ج ش‬/‫ق ك‬/‫ع ح هـ خ غ‬

‫و ا ي‬/‫ف ب و‬/‫ر ل ن‬/‫ظ ذ ث‬/‫ط دت‬/‫ص س ز‬/‫ ض‬.

Setelah itu, muncul Sibaweih, murid al-Khalil bin Ahmad, namun berbeda
pendapat dengan gurunya tersebut dalam mengurut abjad bahasa Arab, Menurut
Sibaweih, abjad bahasa Arab diurut berdasarkan makhraj-nya, dan dimulai dari

makhraj yang paling dalam (‫ )أصوات احللق‬sampai yang paling luar ( ‫ )أصوات الشفتني‬.

Sehingga urutannya adalah sebagai berikut:12 ‫ط د‬/‫ل ر ن‬/‫ج ش ي ض‬/‫ق ك‬/‫ء ا هـ ع غ خ‬

‫ف ب م و‬/‫ظ ذ ث‬/‫ص ز س‬/‫ ت‬.

Memperhatikan makna fonetik di atas dapat diketahui bahwa bunyi yang


menjadi kajiannya adalah bunyi bahasa yang dihasilakan melalui alat-alat bicara.
Untuk melihat fungsi-fungsi organ-organ bicara dalam menghasilkan bunyi-bunyi
suara, berikut ini akan digambarkan organ of speech tersebut sebagai berikut:

Untuk memahami maksud gambar di atas, selanjutnya akan dijelaskan point-


pointnya sebagai berikut:
a. Bibir ( ‫الشفاه‬/Lips);

11
Ramadhân Abd al-Tawwâb, al-Madkhal ilâ ‘Ilmi al-Lughah wa Manâhij al-bahts al-‘Ilmiy, Kairo,
Maktabah al-Khanjiy : 1998, Cet. Ke-3, Hlm : 15
12
Ramadhân Abd al-Tawwâb, Al-Madkhal ilâ ‘Ilmi al-Lughah... Hlm : 16

6
b. Gigi ( ‫األسنان‬/Teeth);

c. Pangkal Gigi (‫أصوال األسنان‬/Teeth-Ridge);

d. Langit-langit keras (‫احلنك الصلب‬/Hard Palate);

e. Langit-langit lunak (‫احلنك اللني‬/Soft Palate);

f. Anak Teka (‫اللهاة‬/Uvula);

g. Daun Lidah (‫طرف اللسان‬/Blade of Tongue);

h. Tengah Lidah (‫وسط اللسان‬/Middle of Tongue);

i. Pangkal Lidah (‫مؤخراللسان‬/Back of Tongue);

j. Rongga Kerongkongan (‫احللق‬/Pharynx);

k. Pangkal Tenggorokan (‫لسان املز مار‬/Epiglottis);

l. Pita-pita Suara (‫موقع األوتارالصوتية‬/Position of Vocal Chords);

m. Ujung Lidah (‫هناية اللسان‬/Tip of Tongue);

n. Pangkal Tenggorokan (‫احلنجرة‬/Larynx);

o. Batang Tenggorokan (‫القصبةاهلوائية‬/Windpipe).

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa semua organs of speech /


‫( جهازالنطق‬alat-alat bicara) tersebut di atas sangat menentukan dalam menghasilkan
bunyi bahasa. Namun demikian, sebelum organ-organ tersebut bekerja, peran arus
udara dari paru-paru sangat signifikan, bahkan bunyi tidak akan muncul tanpa ada
arus udara.
2. Fonemik

Menurut Keraf (1984: 30) menjelaskan bahwa fonemik adalah ilmu yang
mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti.13 Sedangkan
menurut Kridalaksana (1995: 56) menegaskan bahwa fonemik adalah
13
Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT, Nusa Indah : 1994

7
penyelidikan mengenai sistem fonem suatu bahasa. 14 Berdasarkan pendapat-
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa fonemik adalah cabang studi fonologi
yang menyelidiki dan mempelajari bunyi ujaran/bahasa atau sistem fonem suatu
bahasa dalam fungsinya sebagai pemdeda arti. Jika dalam fonetik yang dipelajari
adalah segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta
bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, dalam fonemik yang dipelajari adalah
penyelidikan tentang kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran/bahasa yang
manakah dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.
Sementara itu, objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa
yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Fonem adalah bunyi terkecil
yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau
lambang fonem (Finoza, 2005: 61).15 Jika dalam fonetik, misalnya, kita meneliti
bunyi-bunyi [a] yang berbeda pada kata-kata seperti lancar, laba, dan lain; atau
meneliti perbedaan bunyi [i] pada kata-kata ini, intan, dan pahit maka dalam
fonemik kita meneliti apakah perbedaan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak. Begitu juga bunyi [p] pada kata inggris [pace],
[space], dan [map], juga tidak sama. Ketidaksamaan bunyi [a], [i], dan bunyi [p]
pada deretan kata-kata di atas itulah salah satu contoh objek atau sasaran studi
fonetik. Jika bunyi itu membedakan makna, bunyi tersebut disebut fonem.
Apabila bunyi-bunyi tersebut tidak dapat membedakan makna, bunyi tersebut
bukanlah fonem.
Dalam kajiannya, fonetik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan
bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi
[p] dan [b] yang terdapat, misalnya, pada kata [paru] dan [baru] adalah menjadi
contoh sasaran studi fonemik sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan
berbedanya makna kata [paru] dan [baru] itu (Chaer, 2007: 102).16

14
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama : 1993

15
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta, Diksi Insan Mulia : 2005, Hlm : 61

16
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta, Rineka Cipta : 2007, Hlm : 102

8
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan Bahasa terkecil yang
bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan
makna. Oleh karena itu, Untuk mengetahui apakah bunyi fonem atau bukan, kita
harus mencari sebuah satuan Bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung
bunyi tersebut, lalu membandingkannya dengan satuanbahsa lain yang mirip
dengan satuan Bahasa yang pertama. Kalau ternyata kedua satuan Bahasa itu
berbeda maknanya, maka berarti bunyi tersebut adalah sebuah fonem, karena dia
bisa atau berfungsi membedakan makna kedua satuan Bahasa itu.

C. JENIS – JENIS FONETIK DAN FONEMIK


1. Jenis Fonetik
Fonetik ( vocal, konsonan )adalah yang mempelajari cara menghasilkan
bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap
manusia bunyi yang keluar dari mulut tanpa mendapat hambatan, yang
menghambat hanya posisi lidah,bentuk bibir, vocal (a,I,u,e,o ).
Fonetik ada tiga jenis yaitu:
a. Fonetik akuistik ( ‫) علم األصوات األكوستيكي‬, yaitu menyelidiki bunyi

bahasa menurut aspek-aspek fisiknya sebagai getaran suara. Atau


dengan kata lain, ilmu yang mempelajari gelombang suara dan
bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia.
b. Fonetik auditoris, yaitu menyelidiki cara penerimaan bunyi-bunyi
bahasa oleh telinga sebagai persepsi bahasa. Atau dengan kata lain,
suatu ilmu yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama
bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara.
c. Fonetik organis, yaitu menyelidiki bagaimana bunyi-bunyi bahasa
dihasilkan oleh alat-alat bicara (/ ‫ جه از النط ق‬organs of speech).17

Atau dengan kata lain, ilmu yang mempelajari posisi dan gerakan
bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi
suara atau bunyi bahasa.

17
Kamâl Muhammad Bisr, Ilm al-Lugat al-‘Am (al-Aswât), Kairo, Dâr al-Ma’ârîf : 1980, Hlm : 28

9
Ditinjau dari aspek disiplin ilmu yang berkaitan dengan ketiga macam
fonetik di atas, dapat dikatakan sebagai berikut:
a. Fonetik akuistis sebagian besar termasuk dalam kajian ilmu fisika,
karena menyangkut fungsi udara dalam menghasilkan bunyi
bahasa. Oleh karena itu, fonetik akuistis juga ilmu interdisipliner
antara linguistik dan fisika.
b. Fonetik auditoris sebagian besar termasuk dalam kajian neurology
(ilmu saraf), karena menyangkut fungsi saraf dalam menganalisa
setiap bunyi yang diperolehnya melalui organ telinga.
c. Fonetik organis, sebagai bidang yang banyak dicampuri oleh
linguistik, karena menyangkut bagaimana bunyi-bunyi suara dapat
dihasilkan melalui organ-organ bicara.
Melalui upaya integritas keilmuan di atas, dapat diketahui bahwa poin ketigalah
yang akan menjadi kajian linguistic.
2. Jenis Fonemik
a. Fonem
Untuk mengetahui apakah bunyi fonem atau bukan, kita harus mencari
sebuah satuan Bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi
tersebut, lalu membandingkannya dengan satuanbahsa lain yang mirip
dengan satuan Bahasa yang pertama.
b. Alofon
Vokal-vokal yang menjadi anggota dari sebuah fonem, seperti [u] dan [U]
untuk fonem /u/ disebut dengan istilah alofon. Dengan demikian kalau
dibalik, bisa dikatakan alofon adalah anggota dari sebuah fonem atau
varian dari sebuah fonem.
c. Klasifikasi Fonem
Kriteria klasifikasi terhadap fonem sama dengan kriteria yang dipakai
untuk klasifikasi bunyi (fon), maka penamaan fonem pun sama dengan
penamaan bunyi. Jadi, kalau ada bunyi vokal depan tinggi bunda, maka
juga ada atau aka nada fonem vokal depan tinggi bundar, kalau ada bunyi

10
konsonan hambat bilalbial bersuara, maka juga ada atau aka nada fonem
konsonan hambat bilabial bersuara.
d. Khazanah Fonem
Yang dimaksud khazanah Fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat
dalam satu bahasa. Berapa jumlah fonem yang dimiliki suatu bahasa tidak
sama jumlahnya dengan yang dimiliki bahasa lain.

D. PERBEDAAN FONETIK DAN FONOLOGI


FONETIK FONOLOGI
Struktural : membahas struktur bunyi Fungsional : membahas pengaruh bunyi
bahasa beserta bagaimana proses intaj, bahasa pada struktur bahasa dan
intiqal dan istiqbal maknanya

Umum dan universal/ilmu bunyi Khusus dan terbatas/ilmu bunyi


umum/materi bersama dalam semua khusus/hanya pada satu bahasa
bahasa/ilmu bunyi murni/teoritis/ilmu tertentu/ilmu bunyi alikatif/praktis/ilmu
bunyi bentuk bunyi makna

Langkah menuju fonologi Dianalisa dan ditetapkan kaidahnya

Organ bicara, gelombang bunyi, Ilmu bunyi standar : membahas tentang


penerimaan bunyi. kaidah-kaidah tertentu yang berlaku pada
suatu bahasa (ilmu tajwid, ilmu qiraat,
pada bahasa Arab)

Kajian bunyi bahasa pada tataran Tataran yang lebih tinggi, yaitu pada
permukaan/ lower level phonology tataran representasi mental bunyi/ higher
level phonology.

Bidang keilmuan anatomi dan psikologi,


bidang ilmu fisika

11
Kajian bahasa ekstragramatikal, pada
tataran etik, yaitu tataran di luar sistem
bahasa tertentu.

Tidak mendeskripsikan bunyi sebagai


satuan yang membawa perbedaan makna
atau fungsi, bersifat inklusif atau universal

PERBEDAAN FONETIK DAN FONEMIK

Seperti yang sudah kita sebutkan tadi, fonetik adalah bidang linguistic yang mempelajari
bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna dan tidak. Kemudian, menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu,
dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu fonetik arikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik
auditoris.

Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau


dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa.

Sementara itu, Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut
fungsinya sebagai pembeda arti. Dimuka juga sudah disebutkan bahwa fonemik mengkaji
bunyi bahasa dengan memperhatikan statusnya sebagai makna.

12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam pembahasan yang telah kami sajikan diatas, kami berharap pemaparan
yang telah kami sampaikan cukup jelas. Antara lainnya pengertian dari fonologi Bidang
linguistik yang mempelajari sistem bunyi bahasa-bahasa tertentu. Fokus pembahasan
bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Disebut juga dengan fonemik yang disandingkan
dengan fonetik. Dalam kajiannya , fonologi memiliki 2 cabang yaitu : fonetik dan
fonemik. Sedangkan untuk fonetik sendiri memiliki makna bagian ilmu dalam linguistik
yang mempelajari bunyi yang diproduksi oleh manusia. Membahas bunyi-bunyi Bahasa
yang Perbedaannya dengan Fonologi yakni dari cara membahas dan aspek-aspeknya
menurut pandangan para siswa.
Sedangkan fonemik memiliki arti satuan bunyi terkecil bahasa yang memiliki
peran untuk memberikan perbedaan dalam memaknai suatu bunyi terutama ketika bunyi
itu dirangkai dengan bunyi yang lain membentuk satuan bunyi yang lebih besar. Untuk
fonem sendiri memiliki arti unit bunyi bahasa yang mampu membedakan makna-makna
kata, bukan peristiwa-peristiwa ujaran yang sebenarnya dalam koneksi terbatas.
Dalam makalah diatas juga dipaparkan jenis-jenis fonetik yaitu : Fonetik akuistik,
Fonetik auditoris, dan Fonetik organis. Sedangkan jenis – jenis fonemik adalah : Fonem,
Alofon, Klasifikasi fonem,dan Khazanah fonem. Oleh karena itu, mempelajari ilmu
fonologi sangatlah penting Karena juga berkaitan dengan kita manusia dalam
mengungkapkan kata-kata dalam Bahasa sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press :
1989, Cet. Ke-12, Hlm : 56

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama : 2001,
Cet. Ke-5, Hlm : 57

Abdul Chaer. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm : 1

Rahlina Musykar Nasution, Fonologi, Medan, Universitas Sumatera Utara : 1999,


Hlm :57
J. W. M. Verhaar, Pengantar Linguistik..., Hlm : 56.

Samsuri, Analisis Bahasa, Jakarta, Erlangga : 1987, Hlm : 124

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., Hlm : 56

Rahlina Musykar Nasution, Fonologi..., Hlm : 50 Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka : 1995, Cet. Ke-4, Hlm :
279

J. W. M. Verhaar, Pengantar Lingguistik, Yogyakarta, Gajah Mada Universty Press :


1989, Cet. Ke-12, Hlm : 12

Ramadhân Abd al-Tawwâb, al-Madkhal ilâ ‘Ilmi al-Lughah wa Manâhij al-bahts


al-‘Ilmiy, Kairo, Maktabah al-Khanjiy : 1998, Cet. Ke-3, Hlm : 15

Ramadhân Abd al-Tawwâb, Al-Madkhal ilâ ‘Ilmi al-Lughah... Hlm : 16

Keraf, Gorys. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT, Nusa Indah : 1994
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama : 1993

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta, Diksi Insan Mulia : 2005,
Hlm : 61

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta, Rineka Cipta : 2007, Hlm : 102

Kamâl Muhammad Bisr, Ilm al-Lugat al-‘Am (al-Aswât), Kairo, Dâr al-Ma’ârîf : 1980,
Hlm : 28

Anda mungkin juga menyukai