Anda di halaman 1dari 20

DASAR-DASAR FONOLOGI

Hilma Erfiani Baroroh, Lc., M.Hum.


Mampu menjelaskan
pengertian fonologi dan
objek kajiannya

Fonologi mencakupi
fonetik antara lain
pengenalan alat-alat ucap

Membuat pemetaan
cabang ilmu bunyi
DASAR-DASAR FONOLOGI
q Fonologi : bidang linguistik yang mempelajari,
menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi
bahasa.
q Fonetik : cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa tanpa memperhatikan bunyi-bunyi tersebut
mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
q Fonem : Satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan
kontras makna; misalnya dalam bahasa BI /h/ adalah
fonem karena membedakan makna kata /harus/ dan /arus/
q Fonemik : cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi
bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna.
Tiga cabang ilmu fonetik:
q Fonetik Artikulatoris: bagaimana serta alat ucap yang mana
bunyi Bahasa dihasilkan. Bunyi yang dihasilkan ditulis dengan
tulisan fonetik.
q Fonetik Akustik: mempelajari bunyi bahasa sebagai gelombang
bunyi. (diperlukan dalam ilmu matematika dan fisika).
q Fonetik Auditoris : menyelidiki bunyi Bahasa sebagai sesuatu
yang diterima oleh pendengar. Menjadi objek ahli syaraf.
Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan
dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah
yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu
dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih
berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan
dengan bidang kedokteran.
BAGAN JENIS FONETIK
Alat Ucap

u Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap
manusia yang menghasilkan bunyi bahasa. Sebenarnya alat ucap itu juga
memiliki fungsi utama lain yang bersifat biologis. Bunyi-bunyi yang terjadi
pada alat-alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan alat ucap itu
namun disesuaikan dengan nama latinnya.
ALAT UCAP
ALIRAN UDARA
u Tiga macam mekanisme aliran udara:
q Mekanisme aliran udara paru-paru
q Mekanisme aliran udara glottal, dan
q Mekanisme aliran udara langit-langit lunak

Hanya mekanisme aliran udara paru-paru yang dipergunakan menghasilkan bunyi


Bahasa.
FONEMIK
q Kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi
membedakan makna.
q Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi
bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna
kata.
Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]; dan [r], [a], [b] dan [u]
jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang
pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r].
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua bunyi
tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa
Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.
Fonologi dalam Cabang Morfologi
Bidang morfologi yang kosentrasinya pada tataran struktur
internal kata sering memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya
ketika menjelaskan morfem dasar {butuh} diucapkan secara
bervariasi antara [butUh] dan [bUtUh] serta diucapkan
[butuhkan] setelah mendapat proses morfologis dengan
penambahan morfem sufiks {-kan}.
Fonologi dalam Cabang Sintaksis
q Bidang sintaksis yang berkosentrasi pada tataran kalimat.
q Kalimat kamu berdiri. (kalimat berita), kamu berdiri?
(kalimat tanya), dan kamu berdiri! (kalimat perintah)
ketiga kalimat tersebut masing-masing terdiri dari dua
kata yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeda.
q Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan
memanfaatkan hasil analisis fonologis, yaitu tentang
intonasi, jedah dan tekanan pada kalimat yang ternyata
dapat membedakan maksud kalimat, terutama dalam
bahasa Indonesia.
Fonologi dalam Cabang Semantik
q Bidang semantik, yang berkosentrasi pada persoalan makna
kata pun memanfaatkan hasil telaah fonologi.
q Misalnya dalam mengucapkan sebuah kata dapat
divariasikan, dan tidak.

Contoh kata [tahu], [tau], [teras] dan [t∂ras] akan bermakna


lain. Sedangkan kata duduk dan didik ketika diucapkan secara
bervariasi [dudU?], [dUdU?], [didī?], [dīdī?] tidak membedakan
makna. Hasil analisis fonologislah yang membantunya.
Manfaat Fonologi dalam Penyusunan
Bahasa (1)
q Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam
bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga bagaimana
menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase,
klausa, dan kalimat, bagaimana memenggal suku kata,
bagaimana menuliskan singkatan, nama orang,
lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya.
Manfaat Fonologi dalam Penyusunan
Bahasa (2)
q Perlambangan unsur suprasegmental bunyi ujar
menyangkut bagaimana melambangkan tekanan,
nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan
unsure suprasegmental ini dikenal dengan istilah
tanda baca atau pungtuasi.

q Tata cara penulisan bunyi ujar ini biasanya


memanfaatkan hasil kajian fonologi,terutama hasil
kajian fonemik terhadap bahasa yang
bersangkutan. Oleh karena itu, hasil kajian fonemik
terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan
fonemis
Istilah-istilah dalam Fonologi
1. Fona : Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti
membedakan arti.
2. Fonem : satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti
3. alofon : Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki
4. Vokal : adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar
tanpa rintangan
5. Konsonan : fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan
rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah
terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi
artikulator .
6. artikulasi: adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran-saluran
suara untuk menghasilkan bunyi bahasa; pengucapan bunyi Bahasa
7. Huruf: adalah lambang bunyi-bunyi bahasa dalam tata tulis; aksara.
8. lafal: adalah ucapan (tata bahasa).

1.
Hal-hal yang dibahas dalam fonologi antara
lain sebagai berikut:
q Bunyi Ujaran: Bila kita ditempatkan di tengah-tengah suatu lingkungan
masyarakat yang menggunakan suatu bahasa yang tak kita pahami sama sekali,
serta mendengar percakapan antar penutur-penutur bahasa itu, maka kita
mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu merupakan
suatu arus-bunyi yang di sana-sini diselingi perhentian sebentar atau lama
menurut kebutuhan penuturnya.
q Fonetik dan Fonemik: Bagian dari Tatabahasa yang mempelajari bunyi-bunyi
bahasa pada umumnya dalam Ilmu Bahasa disebut fonologi. Fonologi pada
umumnya dibagi atas dua bagian yaitu Fonetik dan Fonemik.
q Alat Ucap: Kita tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam bunyi-ujaran
bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya tetntang alat ucap yang menghasilkan
bunyi-bunyi tersebut. Sebab itu dalam Fonologi dipelajari juga bagian-bagian
tubuh yang ada sangkut-pautnya dengan menghasilkan bunyi-ujaran tersebut.
u Pita Suara: Di ujung atas laring terdapatlah dua buah pita yang elastis yang
disebut pita suara. Letak pita suara itu horizontal. Antara kedua pita suara itu
terdapat suatu celah yang disebut glotis. Dalam menghasilkan suatu bunyi, pita
suara itu dapat mengambil empat macam sikap yang penting.
u Perubahan Fonem: Dalam pelaksanaan bunyi-bunyi ujaran, terjadilah pengaruh
timbal-balik antara bunyi-bunyi ujaran yang berdekatan. Karena adanya pengaruh
timbal-balik itu terjadilah perubahan-perubahan bunyi-ujaran.
u Intonasi: Bila kita memperhatikan dengan cermat tutur bicara seseorang, maka
arus ujaran (bentuk bahasa) yang sampai ke telinga kita terdengar seperti
berombak-ombak.
u Hal ini terjadi karena bagian-bagian dari arus ujaran itu tidak sama nyaring
diucapkan. Ada bagian yang diucapkan lebih keras dan ada bagian yang diucapkan
lebih lembut; ada bagian yang diucapkan lebih tinggi dan ada bagian yang lebih
rendah; ada bagian yang diucapkan lambat-lambat dan ada bagian yang diucapkan
dengan cepat. Di samping itu disana-sini, arus ujaran itu masih dapat diputuskan
untuk suatu waktu yang singkat atau secara relatif lebih lama, dengan suara yang
meninggi (naik), merata, atau merendah (turun). Keseluruhan dari gejala-gejala
ini yang terdapat dalam suatu tutur disebut intonasi.
.

SEMOGA BERMANFAAT
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai