Anda di halaman 1dari 4

2.

Salah satu cabang dari linguistik adalah fonologi, jelaskan pengertian


fonologi dan kaitkan dengan fonetik dan fonemik, jelaskan pula apa yang
dimaksud dengan fonem, fonem segmental dan fonem supra segmental.
Sertakan pula contoh-contohnya.
Jawaban
Istilah fonologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phone = bunyi, logos
= ilmu. Secara harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi. Fonologi merupakan
bagian dari ilmu bahasa yang mengkaji bunyi. Objek kajian fonologi yang
pertama bunyi bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik) dan yang
kedua mengkaji fonem yang disebut tata fonem (fonemik). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah cabang ilmu bahasa
(linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan
perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan
fungsional.
Fonologi lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang
mempelajari, membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi- bunyi
bahasa yang diproduksi oleh alat- alat ucap manusia. Sedangkan, fonetik
adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi- bunyi bahasa tanpa
melihat apakah bunyi- bunyi itu dapat membedakan makna kata atau
tidak. Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang tidak
memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna ( Verhaar dalam buku
Padeta 2003 : 4). Fonemik yaitu kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa
yang berfungsi membedakan makna. Chaer (2007) mengatakan bahwa
fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan
makna kata. Misalnya bunyi [ l ], [ a ], [ b ] dan [ u ]; dan [ r ], [ a ], [ b ]
dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama,
yaitu bunyi [ l ] dan bunyi [ r ].Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa
Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/. Fonemik adalah bagian fonologi
yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.

Dalam kajiannya,
bunyi-bunyi

itu

fonetik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan


serta

menjelaskan

sebab-sebabnya.

Sebaliknya,

perbedaan bunyi [ p ] dan [ b ] yang terdapat, misalnya, pada kata


[ paru ] dan [ baru ] adalah menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab
perbedaan bunyi [ p ] dan [ b ] itu menyebabkan berbedanya makna kata
[paru] dan [baru] itu (Chaer, 2007).
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang
bersifat

fungsional,

membedakan

artinya

makna.

satuan

Fonem

dalam

fonem
bahasa

memiliki

fungsi

mempunyai

untuk

beberapa

macaam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku
kata. Contoh fonem /t/ jika berada di awal kata atau suku kata, dilafalkan
secara lepas. Pada kata /topi/, fonem /t/ dilafalkan lepas. Namun jika
berada di akhir kata, fonem /t/ tidak diucapkan lepas. Bibir kita masih
tetap rapat tertutup saat mengucapkan bunyi, misal pada kata /buat/.
Contoh fonem dalam bahasa Indonesia
Bola dan Pola

Suka dan Luka

Barang dan Parang

Saku dan Laku

Laba dan Raba

Lukis dan Kukis

Batu dan Bata

Sama dan Lama

Fonem mempunyai fungsi pembeda makna, misalnya pada kata Pola /pola/

bola

/bola/

Dari kedua kata tersebut, ada dua fonem yang mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna, yaitu /p/ dan /b/.
Menurut jenisnya, fonem dapat dibagi menjadi dua, yaitu fonem
segmental dan suprasegmental. Menurut Muslich, Masnur (2008) fonem
segmental ialah bunyi yang dihasilkan oleh pernafasan, alat ucap dan pita
suara. Sedangkan menurut Abdul chaer (2009) fonem segmental ialah
bunyi ujar bahasa yang terdiri dari segmen-segmen tertentu. sehingga
dapat di simpulkan bahwa Fonem segmental adalah fonem yang dapat
disegmen segmen atau dipisah pisahkan. Misalnya, kata pasar dan

kacang di dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu terdiri atas lima
segmen fonem, yaitu /p/a/s/a/r dan /k/a/c/a/n/g. Berlawanana dengan
fonem segmental, fonem suprasegmental merupakan fonem yang tidak
dapat dipisah pisahkan. Kehadirannya bersifat menyertai fonem
segmental. Contoh fonem supra segmental ialah intonasi, nada, jeda atau
persendian, dan tekanan atau aksen yang membedakan makna. Contoh
intonasi yang membedakan makna terdapat di dalam intonasi kalimat
berita yang berbeda dengan kalimat tanya dan perintah.
Ciri ciri fonem suprasegmental adalah sebagai berikut.
a. Tekanan,

yaitu

penonjolan

suku

kata

dengan

memperpanjang

pengucapan, meninggikan nada dan memperbesar intensitas tenaga


dalam pengucapan suku kata tersebut.
b. Jeda atau sendi, yaitu ciri berhentinya pengucapan bunyi.
c. Intonasi, adalah ciri suprasegmental yang berhubungan dengan naik
turunnya nada dalam pelafalan kalimat.
d. Ritme, adalah ciri suprasegmental yang berhubungan dengan pola
pemberian tekanan pada kata dalam kalimat.
Contoh fonem suprasegmental adalah sebagai berikut.
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
Sumber referensi :
Chaer Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.
Padeta, mansoer H.2003.pengantar fonologi. Gorontalo:viladan
Muslich Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia (Tinjauan Deskriptif
Sistem Bunyi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Verhaar. J.W.M . 2008. Asas-Asaa Linguistik Umum. Yogyakarta. Gadjah


Mada Unniversity Press.

Anda mungkin juga menyukai