Dalam kajiannya,
bunyi-bunyi
itu
menjelaskan
sebab-sebabnya.
Sebaliknya,
fungsional,
membedakan
artinya
makna.
satuan
Fonem
dalam
fonem
bahasa
memiliki
fungsi
mempunyai
untuk
beberapa
macaam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku
kata. Contoh fonem /t/ jika berada di awal kata atau suku kata, dilafalkan
secara lepas. Pada kata /topi/, fonem /t/ dilafalkan lepas. Namun jika
berada di akhir kata, fonem /t/ tidak diucapkan lepas. Bibir kita masih
tetap rapat tertutup saat mengucapkan bunyi, misal pada kata /buat/.
Contoh fonem dalam bahasa Indonesia
Bola dan Pola
Fonem mempunyai fungsi pembeda makna, misalnya pada kata Pola /pola/
bola
/bola/
Dari kedua kata tersebut, ada dua fonem yang mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna, yaitu /p/ dan /b/.
Menurut jenisnya, fonem dapat dibagi menjadi dua, yaitu fonem
segmental dan suprasegmental. Menurut Muslich, Masnur (2008) fonem
segmental ialah bunyi yang dihasilkan oleh pernafasan, alat ucap dan pita
suara. Sedangkan menurut Abdul chaer (2009) fonem segmental ialah
bunyi ujar bahasa yang terdiri dari segmen-segmen tertentu. sehingga
dapat di simpulkan bahwa Fonem segmental adalah fonem yang dapat
disegmen segmen atau dipisah pisahkan. Misalnya, kata pasar dan
kacang di dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu terdiri atas lima
segmen fonem, yaitu /p/a/s/a/r dan /k/a/c/a/n/g. Berlawanana dengan
fonem segmental, fonem suprasegmental merupakan fonem yang tidak
dapat dipisah pisahkan. Kehadirannya bersifat menyertai fonem
segmental. Contoh fonem supra segmental ialah intonasi, nada, jeda atau
persendian, dan tekanan atau aksen yang membedakan makna. Contoh
intonasi yang membedakan makna terdapat di dalam intonasi kalimat
berita yang berbeda dengan kalimat tanya dan perintah.
Ciri ciri fonem suprasegmental adalah sebagai berikut.
a. Tekanan,
yaitu
penonjolan
suku
kata
dengan
memperpanjang