BUKU 1
A. Devinisi Fonemik
Adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yangberfungsi untuk membedakan
makna. Cara yang ditempuh untuk membuktikan pembedaan makna adalah dengan
pembuktian empiris, yaitu dengan membandingkan bentuk linguistic bahasa yang
diteliti yang berfungsi untuk mengetahui bunyi bahasa Indonesia.Dalam fonemik
nantinya ada yang dinamakan sebagai alofon dan fonem.
Sebagai bentuk lingusitik terkecil yang membedakan makna, wujud fonem tidak
hanya berupa bunyi segmental (baik vocal maupun konsona), tapi bisa berupa unsur
suprasegmental (nada, tenakan, durasi, dan jeda). Dengan kehadiran unsur
suprasegmental ini tidak bisa dipisahkan dengan dengan bunyi segmental, lalu selama
ini bisa dibuktikan secara Empiris sebagai unsur yang bisa membedakan makna, yang
biasa disebur sebagai Fonem.
EYD adalah??
EYD sebagai akronim dari Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
EYD menerapkan 2 sistem ejaan yang merupakan gabungan dari ejaan
fonemik sebagai Basis EYD, dan ejaan etimolog. Jadi EYD merupakan system
dwitunggal ejaan yang merupakan hasil pembakuan dalam bidang ejaan
karena bahasa Indoensia berstatus bahasa negara atau kebangsaan.
1. Ejaan fonemik
Sebagai EYD, menyatakan bahwa setiap huruf grafem melambangkan
sebuah fonem setelah dibuat pengukuran bunyi. Ejaan fonem dijadikan
oleh LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) sebagai landasan untuk
penyusunan ejaan baru yaitu ejaan LBK, namun direspon Masyarakat
dengan penolakan untuk dipeerbaharui maupun direvisi.
2. Ejaan etimologi.
Yaitu system ejaan yang mengatur setiap kata serpan dalam Bahasa
Indonesia ditulis menurut bentuk aslinya terutama untuk kata yang mirip
atau serupa bentuknya dengan kata bahasa Indonesia agar perbedaan arti
kelihatan dnegan nyata.
Ditinjau sgei makna sebagai Homofon yaitu sama pengucapan, beda arti
atau bentuk. Lalu dari penjelasaan ini kita maklum bahwa ejaan eitmologi
diberlakukan secara resmi, bahkan melengkapi ejaan fonemik yang
nantinya menjadi sebagai ejaan LBK.
H. Variasi fonem
1. Asimilasi
2. Variasi bebas.
3. Netralisasi dan arkifonem
4. Disimilasi
5. Metatesis
6. Penambahan fonem
7. Monoftongisasi dan diftongisasi
Sumber Rujukan.
1. Buku fonologi bahasa Indonesia
Tinjauan deskriptif system bunyi Indonesia.
Penulis: Masnur Muslich
Penerbit: Sinar Grafika Offset
Diterbitan pertama kali: pada Mei 2008
2. Buku Fonetik dan Fonologi
Penulis: Indirawati, Hj Zahid, dan Mardiansyah Omar
Terbitan: 2006
Halaman: 165
3. Jurnal: Bahasa dan Linguistik
Penulis: dra. Liliana Muliastuti. M. Pd.
4. Jurnal: Telaah linguistic untuk guru bahasa
Penulis Eko Kuntarto
Tahun: 2017