Anda di halaman 1dari 8

UAS BAHASA INDONESIA

Nama : Melati
NIM/Kelas : 216223054/ PGSD 1B
Dosen Pengampu : Dadang Cunandar, M.Pd

1. Sejarah Bahasa Indonesia


Menurut Rohmadi, Dkk (2015:1-3), Bahasa Indonesia yang sekarang ini menjadi
bahasa nasional berasal dari bahasa Melayu dialek Riau. Pada saat itu, bahasa Melayu
digunakan sebagai lingua franca di seluruh nusantara. Hal itu merupakan salah satu faktor
penting yang menyebabkan bahasa Melayu Riau diterima sebagai bahasa nasional. Penentuan
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu melalui
Sumpah Pemuda di Jakarta.
Sejak tanggal 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia sudah mempunyai bahasa nasional,
yaitu bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Peristiwa diangkatnya bahasa
Melayu menjadi bahasa nasional tersebut merupakan peristiwa politik, bukan sekadar
peristiwa kebahasaan. Faktor-faktor yang menyebabkan bahasa Melayu dipilih menjadi dasar
bahasa nasional sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu terkenal sebagai bahasa yang sederhana, baik bentuk maupun
susunannya.
2. Bahasa Melayu mudah menyesuaikan diri dengan bahasa pendatang
3. Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan – tingkatan bahasa seperti jawa dan
sunda.
4. Bahasa Melayu milik suku bangsa pelaut,pedagang,dan orang yang suka berpindah
dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya.
5. Bahasa Melayu milik suku yang tempat tinggalnya sangat strategis di daerah lalu-
lintas pelayaran dan perdagangan antara timur dan barat.
6. Beberapa kali daerah asal bahasa Melayu itu mempunyai kerajaan besar yang
menguasai lautan dan perdagangan seperti pada masa kedatuan Sriwijaya dan masa
kejayaan Kerajaan Malaka.

Sejak peristiwa sumpah pemuda itulah, bahasa Indonesia berkembang dengan pesat.
Pesatnya perkembangan bahasa Indonesia tersebut didukung oleh berbagai faktor, antara lain
didukung oleh Pujangga Baru pada thun 1933, adanya larangan pemerintah Jepang kepada
bangsa Indonesia untuk menggunakan bahasa Belanda tahun 1942, sastrawan dan budayawan
pada masa Jepang dan Angkatan ’45. Sampai sekarang, bahasa Indonesia terus berkembang
dengan pesat sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dalam perkembangannya mendapatkan pengaruh dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Bahasa daerah yang cukup banyak
mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia adalah bahasa Jawa dan bahasa Sunda.
Bahasa asing yang cukup banyak mempengaruhi bahasa Indonesia adalah bahasa Inggris,
Arab, dan Sansakerta.1

Maka dapat disimpulkan, Bahasa Indonesia dapat berkembang karena adanya sumpah
pemuda dan beberapa pengaruh bahasa daerah lainnya.

Kedudukan Bahasa Indonesia


Dalam kedudukannnya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan
antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-
masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia. Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan
penuturnya. Atas dasar kebanggan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia perlu dijunjung sehingga memiliki
identitas. Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarsuku bangsa, bahasa
Indonesia menjadi alat komunikasi yang penting bagi penuturnya dalam wilayah Indonesia
sehingga setiap orang dapat leluasa menjelajahi wilayah Indonesia tanpa ada kendala bahasa.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sebagai alat yang
memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang
sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda.2
Dari pengertian di atas kita tarik benang merah mengenai kedudukan bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan Sumpah
Pemuda 1928 dan berkedudukan sebagai bahasa negara sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945.

1
Rohmadi Muhammad dkk, Belajar Bahasa Indonesia, Edisi ke-5. Jakarta:Cakrawala Media, 2015), 1-3.
2
Lnu, Juanda (2020) Kedudukan Bahasa Indonesia.
Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang-orang yang diajak
bicara, dan menurut medium pembicaraan. (Kridalaksana, 1981) Ragam bahasa yang baik
adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam bahasa yang baik
(mempunyai presentasi yang tinggi, yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam
karya ilmiah atau di dalam surat menyurat yang bersifat resmi yang disebut ragam resmi).
(Effendi, 2008) Anton M. Moeliono dalam Purba (1996) mengatakan ragam bahasa atau laras
bahasa ditentukan tiga dimensi yang masing-masing menggambarkan tipe situasi yang
menjadi ajang peranan bahasa di dalamnya.3

Dari kedua pengertian di atas jelas tergambar bahwa ragam bahasa itu merupakan
salah satu variasi bahasa yaitu variasi berdasarkan pemakai yang sering diistilahkan dengan
dialek.

2. Jenis – Jenis Karya Ilmiah

Berikut adalah jenis-jenis umum dari karya tulis yang sifatnya ilmiah dan akrab
disusun maupun dibaca oleh kalangan akademisi:
1. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah juga masuk ke dalam kategori karya tulis yang sifatnya ilmiah,
sesuai dengan namanya. Artikel ini sendiri merupakan tulisan yang berisi tentang opini
dari penulisnya, yang didasarkan pada suatu peristiwa.
Sehingga isi dari karya tulis satu ini sifatnya subjektif, sesuai dengan pola pikir atau
pendapat dari penulis yang bersangkutan. Dibanding karya tulis jenis lainnya, karya tulis
satu ini paling jamak dijumpai.
Baik itu di berbagai media berita online maupun media informasi offline seperti surat
kabar dan juga makalah. Namun jika merujuk pada definisi dari karya tulis ilmiah maka
artikel ilmiah ini memiliki pengertian sebagai artikel yang nantinya disusun ke dalam
jurnal ilmiah.
Isinya sendiri tetap memaparkan fakta dan data dari suatu peristiwa maupun sebuah
penelitian. Strukturnya pun akan mengikuti aturan dari penulisan karya tulis dengan sifat
ilmiah secara umum.
2. Makalah
Jenis yang kedua adalah makalah, dan sama seperti artikel ilmiah karya tulis satu
ini juga jamak dijumpai. Makalah sendiri memiliki pengertian sebagai sebuah karya tulis
yang isinya mengulas mengenai data di lapangan yang sifatnya empiris.
Sifat lain yang dimiliki makalah selain empiris adalah objektif, yakni terhadap
permasalahan yang tengah berkembang di tengah masyarakat. Selain itu, isi dari mak alah
juga sering kali merupakan hasil analisa logis dari penulis.

3
Waridah, Jurnal Simbolika, Ragam Bahasa Jurnalistik, 4 (2) Oktober 2018.
Hasil pemikiran atau analisis logis ini kemudian dituangkan dalam sebuah tulisan. Tulisan
inilah yang disebut makalah dan termasuk ke dalam jenis-jenis karya tulis ilmiah secara
umum.
3. Tesis
Tesis merupakan salah satu karya ilmiah yang wajib disusun oleh mahasiswa di
program Magisters atau S2. Sifatnya wajib, karena akan menjadi penentu apakah
mahasiswa tersebut akan lulus kuliah atau sebaliknya.
Tesis sendiri memiliki pengertian sebagai sebuah karya ilmiah yang di dalamnya menguak
suatu pengetahuan baru secara empiris sekaligus teoritis. Empiris yang dimaksudkan disini
adalah penulis menuliskan pengalaman yang didapat selama melakukan penelitian.
Sedangkan yang dimaksud secara teoritis adalah penulis melakukan penelitian dengan
melakukan pengujian terhadap teori-teori yang sudah ada. Yakni dari peneliti sebelumnya
yang mengusung tema penelitian yang sama.
4. Skripsi
Jika tesis merupakan karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk mahasiswa Magister
atau S2. Maka untuk mahasiswa S1 wajib menulis atau menyusun skripsi yang juga
didasarkan pada hasil penelitian.
Skripsi sendiri memiliki definisi sebagai karya ilmiah yang ditulis berdasarkan penelitian
yang memiliki ruang lingkup lebih kecil. Namun diharapkan bahkan diwajibkan untuk
mampu membahas secara tajam dan mendalam.
Skripsi juga disusun dengan menggunakan opini dari penulis setelah menyimpulkan hasil
pendapat dan hasil data dari peneliti sebelumnya. Sedangkan untuk metodologi peneliti an
yang digunakan bisa metode kualitatif maupun kuantitatif.
5. Disertasi
Bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan doktoral yakni S3 maka untuk
mendapatkan status kelulusan dan memperoleh gelar Doktor. Wajib menyelesaikan
penyusunan karya tulis ilmiah bertajuk disertasi.
Disertasi adalah merupakan karya tulis yang disusun dari temuan original dari penulis
melalui kegiatan penelitian. Bisa juga diartikan sebagai karya ilmiah yang memaparkan
temuan penulis dari suatu pendapat yang kemudian dibuktikan secara ilmiah.
Isi dari disertasi sendiri akan memaparkan hasil penelitian secara empiris dan teoritis.
Umumnya untuk batas penyusunan disertasi adalah lima tahun, jiak belum selesai sampai
batas waktu ini maka akan mengulang atau sesuai kebijakan kampus.
6. Paper
Paper menjadi salah satu jenis karya tulis ilmiah yang juga sangat populer di
kalangan mahasiswa. Selain makalah, dosen sering memberi tugas dalam bentuk paper.
Meskipun masuk karya ilmiah namun penyusunan data dan fakta didalamnya tidak terikat
oleh bab dan sub bab. Isinya pun biasanya sedikit dan hanya terdiri dari beberapa lembar
saja.
7. Kertas Kerja
Kertas kerja juga termasuk jenis karya tulis ilmiah yang mirip dengan makalah,
namun isinya memaparkan suatu hal melalui analisis yang lebih mendalam. Istilah lain
untuk menyebut karya tulis ini adalah work paper.4

4
Salma, Jenis Karya Ilmiah, 2021, https://www.duniadosen.com/jenis-karya-ilmiah/, diakses pada
tanggal 2 Januari 2022 pukul 10:28.
3. Pengertian Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup suatu perkuliahan (Universitas Pendidikan Indonesia, 2013:3). Makalah biasanya
merupakan salah satu syarat kelulusan suatu mata kuliah.5
Secara sederhana, makalah adalah tugas yang dikerjakan peserta didik dari hasil
pembahasan buku atau hasil suatu penelitian.
Jenis-Jenis Makalah
1. Makalah Deduktif
Makalah deduktif adalah jenis makalah yang disusun berdasarkan materi kajian teoritis serta
relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas.
2. Makalah Induktif
Makalah Induktif adalah jenis makalah yang secara peninjauan disusun berdasarkan data
yang bersifat empiris dan objektif sesuai dengan apa yang kita peroleh dari lapangan.
3. Makalah Campuran
Makalah campuran adalah jenis makalah yang bisa dibilang merupakan campuran dari
makalah induktif dan deduktif.. Setidaknya ada 6 jenis pembagian makalah campuran, yaitu :
1. Makalah Ilmiah
Makalah ilmiah adalah jenis makalah yang membahas sebuah permasalahan yang
disusun berdasarkan studi ilmiah yang telah dipraktekan secara nyata.
2. Makalah Kerja
Makalah kerja adalah salah satu jenis makalah dari jenis makalah campuran yang
disusun berdasarkan penelitian dan memungkinkan sang penyusun makalah untuk
memasukan pendapat pribadinya ke dalam tersebut.
3. Makalah Kajian
Makalah kajian adalah tipe makalah yang sengaja disusun sebagai sarana solusi atas
sebuah permasalahan, khususnya pada masalah yang bersifat kontroversial.
4. Makalah Posisi
Makalah jenis ini umumnya digunakan sebagai karya tulis atas permintaan pihak
tertentu.
5. Makalah Analisis
Makalah analisis bersifat obyektif-empiris.
6. Makalah Tanggapan
Makalah jenis ini umumnya disusun oleh pelajar/mahasiswa sebagai tugas sekolah.
Adapun yang menjadi fokus pembahasan biasanya berupa reaksi penyusun makalah
terhadap suatu bacaan.6

5
Putra Dwi Harry, Penulisan Makalah, 2014, Hal. 3
6
Sanusi Akhbar, Jenis Jenis Makalah, 2022, https://www.seokilat.com/2020/12/jenis-jenis-
makalah.html diakses pada tanggal 2 Januari 2022 pada pukul 10:54
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pembuatan makalah salah satunya adalah untuk melatih penulis agar mampu
menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar.
2. Tujuan pembuatan makalah juga untuk memperluas wawasan keilmuan bagi penulisnya.
3. Bisa memberikan sumbangan pemikiran berupa teoritis dan konsep praktis juga menjadi
salah satu dari tujuan pembuatan makalah.
4. Tujuan pembuatan makalah lainnya yaitu memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.7

4. Sistematika Makalah
Berikut dipaparkan beberapa model sistematika penulisan makalah bagi mahasiswa.
A. Model makalah sederhana
- Halaman Judul dan Identitas Kampus
- Pendahuluan
- Kajian Teori dan Pustaka
- Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka
- Lampiran (Apabila diperlukan)
B. Model makalah lengkap
- Halaman Judul dan Identitas Kampus
- Nama Penulis dan NIM
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Abstrak
- Pendahuluan (Rumusan masalah, tinjauan pustaka,tujuan,dan manfaat)
- Kajian Teori dan Pustaka
- Metode Penelitian
- Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Simpulan dan Saran
- Daftar Pustaka
- Lampiran (Apabila diperlukan)8

7
Nugraha Jevi,Mengenal Tujuan Pembuatan Makalah, 2020,
https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-pembuatan-makalah-ketahui-ciri-ciri-dan-jenisnya-kln.html,
Diakses pada 2 januari 2022 pukul 11:00
5. Resensi

Pengertian Resensi sendiri adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menilai baik
tidaknya sebuah buku. Resensi sering juga diistilahkan dengan timbang buku, tinjauan buku,
bedah buku, dan sebagainya (Dalman, 2014:125). Sebagaimana dikatakan Montazeran (2012)
tinjauan buku adalah semacam evaluasi dari sudut pandang kritis dimana peresensi
memikirkan secara mendalam dan rinci bagin-bagian dari buku yang diresensi tersebut
sehingga dapat menilai baik dan buruknya sebuah buku. Senada dengan pendapat di atas
Fardengki, dkk (2012) mengatakan bahwa resensi merupakan hasil penilaian atau timbangan
terhadap kelebihan dan kelemahan suatu buku. Sehingga dapat diartikan bahwa resensi
adalah kegiatan yang membahas, mengulas dan menilai sebuah karya tulis tentang baik dan
buruk kualitas sebuah karya tulis tersebut. Teks resensi memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi, karena teks resensi adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis mendalam
terhadap satu hal dengan melibatkan berbagai hal sebagai pertimbangan sehingga
menghadirkan penilaian yang adil, objektif, dan rasional dari teks yang diresensi tersebut. 9
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resensi buku adalah karya tulis
yang berisi pengulasan atau penilaian sebuah buku.

6. Secara garis besarnya terdapat 6 (enam) langkah pokok dalam meresensi buku: (1)
persiapan, (2) membaca, (3) menganalisis, (4) mengevaluasi, (5) menulis, dan (6)
menyunting. Sebagai langkah pertama, penulis resensi perlu melakukan persiapan dengan
memilih buku yang akan diresensi. Dalam langkah ini, perlu dipilih isi buku yang sesuai
dengan keahlian dan minat penulis resensi serta terbitan termutakhir, sebaiknya dalam tahun
terakhir. Penulis juga perlu yakin bahwa buku itu belum pernah diresensi orang lain.10

8
Rohmadi Muhammad dkk, Belajar Bahasa Indonesia, Edisi ke-5. Jakarta:Cakrawala Media, 2015),
105.
9
Septian Refvinda Argiandini, Keterampilan Menulis Resensi, 2019, Hal. 3
10
B.p Sitepu, Teknik Menyusun Resensi Buku, Jurnal Pendidikan Penabur - No. 20/Tahun ke-12/Juni
2013, Hal 101.

Anda mungkin juga menyukai