Anda di halaman 1dari 12

Tugas Besar 1.

DOSEN : Adi Sofyana Latif, S.Si., M.M., CMA


MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA
Tema :

HUBUNGAN RAGAM BAHASA INDONESIA STANDAR


DENGAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Nama Mahasiswa :
ATING PRIHATIN SUWARNA ( 41418310004 )

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2020-2021

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .
a. Latar belakang
b. Tujuan pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan


2. Ragam Bahasa Indonesia standar sebagai dasar pembuatan tulisan
Artikel Ilmiah

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

2
Bab I
Pendahuluan .

 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pelajari mulai dari mata
pelajaran wajib yang diberikan malai dari jenjang sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi. Hal ini karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional dan juga bahasa negara kesatuan Republik Indonesia.
Keterampilan berbahasa Indonesia diberikan sejak dini dengan tujuan
sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi, yaitu di Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi (PT), serta memberikan bekal untuk memperdalam
perbendaharaan kata dalam menyampaikan Gagasan, pendapat serta ide.
Bahasa dapat di komunikasikan dengan dua cara yaitu secara lisan dan
tulisan. Dalam bahasa lisan yang terlibat adalah pembicara dan pendengar.
Sedangkan dalam bahasa tertulis yang terlibat adalah penulis dan
pembaca. Situasi dan kondisi dari dua pihak yang berbeda itulah yang
mengakibatkan berbagai ragam bahasa.
Dalam bentuk dan karakteristiknya ragam bahasa sendiri terdiri dari :
1. Ragam bahasa formal.
2. Ragam bahasa nonformal
3. Ragam bahasa lisan
4. Ragam bahasa tulisan
5. Ragam bahasa Ilmiah
6. Ragam bahasa sastra
7. Ragam bahasa sosial dan fungsional
8. Ragam bahasa yang digunakan di Perguruan Tinggi.

Masing – masing ragam bahasa memiliki ciri – ciri tertentu sehingga ragam
yang satu berbeda dengan ragam yang lain.
Penguasaan ragam bahasa Indonesia standar merupakan faktor internal
yang memiliki peran dalam pencapaian keterampilan menulis artikel ilmiah.
Yang selanjutnya akan dibahas dalam ulasan dibawah lebih jauh.

3
 Tujuan pembahasan

Dalam kajian ini diharapkan Mahasiswa :


1. Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa formal dan informal.
2. Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa lisan dan tulisan
3. Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa ilmiah dan sastra.
4. Mahasiswa mampu memahami ragam bahasa sosial dan fungsional
5. Mahasiswa mampu memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar.
6. Mahasiswa mampu memahami penggunaan bahasa Indonesia di
Perguruan tinggi.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembahasan

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan


Dalam sebuah negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam
sehingga kelangsungan dalam pendidikan tidak terganggu. Pemakaian
lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan mengganggu keefektifan
pendidikan. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa, dapat
menjadikan lebih hemat biaya pendidikan. Selain itu, peserta didik dari
berbagai daerah dapat saling berhubungan. Namun dalam prakteknya
dalam kondisi yang formal pun berbahasa tidak selalu menggunakan
bahasa formal , bahasa informal pun kerap digunakan secara berimbang
sehingga batasan penggunaan ragam bahasa bisa saja berbaur dari
bahasa Formal ke bahasa Informal baik dalam kontek Bahasa Lisan
maupun tulisan .
Menurut Bachman( 1990) Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian, yang berbeda-beda meurut topik yang dibicarakan, hubungan
pembicaraan, kawan bicara, orang yang dibicarakan. serta Dendy Sugono
(1999;9) sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia timbul dua
masalah pokok, yaitu penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam
situasi resmi atau didalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tidak resmi kita tidak dituntut meggunakan
bahasa tidak baku.
Berdasarkan Modul perkuliahan jilid III , ciri – ciri ragam bahasa baku atau
bahasa formal adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
2. Menggunakan imbuhan secara lengkap.
3. Menggunakan kata ganti resmi.
4. Menggunakan kata baku.
5. Menggunakan ejaan yang disempurnakan.
6. Menghindari unsur kedaerahan.
Salah satu contoh penggunaan ragam bahasa Formal adalah pada
penulisan Artikel ilmiah. Artikel Ilmiah sendiri dibedakan menjadi dua,

5
yakni artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian berisi hasil pemikiran
atau hasil kajian pustaka.
(Budiharso, 2009:76-77). Lebih lanjut dikatakan, artikel hasil penelitian
diangkat dari laporan penelitian sebelumnya ditulis dalam beberapa bab.
Adapun artikel hasil pemikiran merupakan gagasan ilmiah dari penulis yang
dituangkan dengan merujuk pada teori tertentu. Artikel nonpenelitian dapat
digali berdasarkan kajian buku-buku teks atau hasil penelitian yang
dirangkai menjadi gagasan tersendiri.
Menurut Soeharso (2009: 8-9) menyatakan bahwa artikel ilmiah, sesuai
namanya adalah artikel yang memiliki nilai atau memenuhi kaidah (syarat
keilmuan). Artinya, artikel ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam
membahas permasalahan, menyajikan kajian dengan dengan ragam
bahasa dan tata tulis ilmiah, dan menggunakan prinsip-prinsip keilmuan
pada umumnya, seperti obyektif, logis, empiris, sistematis. Fatihudin dan
Holisin (2011: 10) menegaskan artikel ilmiah adalah karya tulis yang
mengkaji atau membahas suatu topik/masalah dengan mengkuti kaidah-
kaidah ilmiah. Artikel ilmiah adalah tulisan ilmiah yang akan dimuat di jurnal
ilmiah atau jurnal lainnya yang berISSN, terakreditasi, jurnal Nasional, atau
bahkan jurnal Internasional.
Pedoman Tesis dan Desertasi Pascasarajana Kependidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret 2016
menjelaskan pada dasarnya artikel ilmiah dapat dibagi kedalam dua
kategori, yakni (1) artikel yang memuat kajian hasil penelusuran pustaka,
dan (2) artikel yang berisikan ringkasan hasil penelitian yang memang
dilakukan oleh penulis secara langsung.
Pernyataan di atas didukung oleh Dalman (2014: 41) yang menjelaskan
bahwa artikel ilmiah dapat berupa hasil penelitian ataupun gagasan ilmiah
(review). Hasil penelitian ataupun gagasan/pemikiran ilmiah akan lebih
bermanfaat apabila telah diaplikasikan ataupun disampaikan kepada
publik. Jumlah halaman dalam artikel biasanya dibatasi dan umumnya tidak
lebih dari 15 halaman, sudah termasuk gambar dan tabel.
Beda halnya dengan artikel ilmiah popular, Soeharso (2009:9) menjelaskan
artikel ilmiah popular adalah artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya atau
style popular. Kata popular yang menyertai istilah artikel ilmiah sebenarnya
6
sudah menunjukkan sifatnya yang umum, yang pop (ingat budaya pop,
budaya yang banyak dikenaldan disukai umum. Jadi dapat dikatakan,
artikel ilmiah popular adalah artikel yang tetap memiliki standar ilmiah,
tetapi disajikan dengan sederhana, baik bahasa maupun analisisnya, agar
lebih mudah dipahami masyarakat umum.
Artikel hasil pemikiran atau kajian pustaka merupakan pemikiran penulis
tentang suatu permasalahan. Artikel hasil pemikiran haruslah bersifat
provokatif, merangsang pembaca untuk mengkaji isi artikel .
(Budhiharso, 2009:77-78). Lebih lanjut dikatakan, artikel hasil pemikiran
dikembangkan berdasarkan tulisan dalam artikel yang relevan, hasil-hasil
penelitian terdahulu, dan buku teks. Unsur terpenting dari artikel hasil
pemikiran adalah pendapat penulis tentang suatu masalah yang dibahas.
Penulis menunjukkan hasil pemikiran kritis dan analitis terhadap suatu
permasalahan. Jadi, artikel hasil pemikiran bukan sekedar tempelan
pemikiran orang lain yang dikutip dalam artikel lain. Artikel hasil pemikiran
biasanya disajikan dalam format: judul, nama penulis, abstrak, kata kunci,
pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup, dan daftar pustaka.
Zhiganghu, dkk (dalam Journal of Infometrics, 2013: 889) menjelaskan
sebuah fakta empirik yang didapat dari hasil penelitiannya bahwa ada
empat bagian penting yang terdapat dalam sebuah artikel ilmiah yaitu,
pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan. Selain itu, distribusi kutipan
juga menjadi bagian yang patut diperhatikan serta kepadatan analisisnya.
Menulis artikel ilmiah sebagai salah satu bentuk karya ilmiah merupakan
tulisan tentang suatu masalah yang memiliki unsur keilmiahan. Mahasiswa
harus mampu menuangkan pemikiran, ide, gagasan yang disusun dengan
sistematika keilmiahan atau biasa disebut sebagai pemahaman dalam
menggunakan ragam bahasa Indonesia standar dalam penulisan artikel
ilmiah dan diharapkan hasil karyanya dapat dipublikasikan. Tentu hal ini
juga menjadi bagian yang sangat penting bagi mahasiswa dalam
menunjang keberhasilan menulis artikel ilmiah.
Penguasaan ragam bahasa Indonesia standar merupakan faktor internal
yang memiliki peran dalam pencapaian keterampilan menulis artikel ilmiah.
Persepsi mahasiswa terhadap materi yang sulit membuat mereka merasa
percuma untuk melakukan usaha belajar sehingga hal ini juga membuat
7
ketelitian serta kemampuan dalam menguasai ragam bahasa standar
mahasiswa terhadap keterampilan menulis artikel ilmiah menjadi rendah.
Apabila dari mahasiswa itu sendiri sudah memiliki pemikiran bahwa materi
tersebut sulit dan ditambah dengan penguasaan ragam bahasa standar
yang kurang, maka tentu dalam penguasaan keterampilan menulis
mahasiswa akan sulit dicapai.
Ragam bahasa ialah variasi dalam bahasa tersebut yang berarti variasi
yang bergantung dari sudut pandang manakah seseorang dalam
menggunakannya. Ragam bahasa juga terbagi menjadi ragam bahasa
baku dan nonbaku atau standar dan nonstandar. Ragam bahasa nonbaku
ialah bahasa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau
kegiatan santai. Sedangkan ragam bahasa baku atau standar ialah ragam
bahasa yang sesuai kaidah bahasa yaitu baik dan benar dan biasanya
digunakan dalam situasi formal.
Alwi, dkk (2010: 13) menjelaskan bahwa ragam bahasa baku ialah ragam
bahasa orang yang berpendidikan, yakni bahasa dunia pendidikan. Ragam
itu jugalah yang kaidah-kaidahnya paling lengkap dibandingkan dengan
ragam bahasa yang lain. Ragam itu tidak saja ditelaah dan diberikan, tetapi
juga diajarkan disekolah.
Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa
kaidah dan aturan tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap
saat. Kaidah pembentukan kata yang memunculkan bentuk perasa dan
perumus dengan taat asas harus dapat menghasilkan bentuk perajin dan
perusak, bukan pengrajin dan pengrusak. Keharmoniman yang timbul
akibat penerapan kaidah itu bukan alasan yang cukup kuat untuk
menghalalkan penyimpangan itu. Bahasa mana pun tidak dapat luput dari
keharmoniman. Dipihak lain, kemantapan itu tidak kaku, tetapi cukup luwes
sehinngga kosa kata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan
berjenis ragam yang diperlukan di dalam kehidupan modern.
Ragam baku yang baru, antara lain, dalam penulisan laporan, karangan
ilmiah, undangan, dan percakapan telepon perlu dikembangkan lebih
lanjut.
Alwi, dkk (2010: 14) menjelaskan ciri kedua yang menandai bahasa baku
ialah sifat kecendekiaan-nya. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
8
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau
pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal. Proses pencendekiaan
bahasa itu amat penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern,
yang kini umumnya menggunakan ragam bahasa ilmiah popular yang
lugas tegas dan mudah diterima pada semua kalangan atas maksud yang
terkandung didalamnya .
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah,adalah sebagai berikut :
1. Bahasa ilmu itu dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan
ambigiutas.
2. Bahasa ilmu yang ekonomis, yaitu padat isinya dan bukan padat
katanya.
3. Bahasa ilmu yang obyektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri
perseorangan sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari kekakuan
si penulis.
4. Bahasa ilmu tidak melibatkan perasaan.
5. Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi bukan imajinasi yang menjadi
ciri bahasa kesusastraan.
6. Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap atau provokatif
7. Bahasa ilmu itu cendrung melakukan makna kata

2. Ragam Bahasa Indonesia standar sebagai dasar pembuatan tulisan


Artikel Ilmiah.
Sebagaimana telah disampaikan di atas, artikel ilmiah memiliki format dasar
atau komponen yang berbeda dengan LPSTD ( laporan penelitian, skripsi,
tesis, dan disertasi - LPSTD) Artikel ilmiah adalah bentuk ringkas dari LPSTD.
Format baku bagian inti dari suatu artikel ilmiah, terkenal dalam sebutan
berbahasa Inggris sebagai IMRaD, yang merupakan singkatan dari
Introduction (Pendahuluan), Materials and Method (Bahan dan Metode),
Results (Hasil), and Discussion (Diskusi atau Pembahasan). Pada sebagian
jurnal, bagian Hasil digabungkan dengan Pembahasan, sebagai “Hasil dan
Pembahasan”.
Berikut adalah contoh format atau komponen bagian inti dari LPSTD.
Dengan Format Penulisan LPSTD berbasis metode kuantitatif.

9
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Rumusan (Identifikasi) Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan (Manfaat) Penelitian
Bab II. Kajian (Tinjauan) Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Kajian (Tinjauan) Pustaka
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Bab III. Metodologi atau (Bahan dan Metode)
3.1 Bahan
3.2 Metode
Bab IV. Hasil dan Pembahasan (ada yang memisahkan ada juga yang tidak)
Bab V. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka,

Sedangkan tulisan pada LPSTD kuantitatif, di ubah menjadi artikel ilmiah


adalah dengan cara menggabungkan kemudian meringkas Bab I dan Bab II
menjadi bagian Pendahuluan, sementara untuk bagian lainnya tetap namun
hanya diringkas saja.
Sebagai contoh :
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Kajian Literatur
1.3 Fokus Penelitian atau Pernyataan Masalah
1.4 Metodologi
Bab II. Hasil dan Pembahasan (ada yang memisahkan ada juga yang tidak)
Bab III. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Gambar 2. Format Penulisan LPSTD berbasis metode kualitatif
10
III . KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa


hubungan Masing – masing ragam bahasa memiliki ciri – ciri tertentu
sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain namun dalam
aplikasinya ragam antar bahasa bisa dilakukan secara bergantian
mengikuti situasi dan kondisi serta faktor pnyebabnya baik internal
maupun Erternal .
Hubungan Penguasaan ragam bahasa Indonesia standar merupakan faktor
internal yang memiliki peran yang penting dalam pencapaian keterampilan
menulis artikel ilmiah.
Penulisan Ilmiah adalah penulisan Bahasa ilmu yang cermat, ekonomis ,
padat berisi akan makna serta bahsa yang obyektif dan berusaha tidak
memperlihatkan ciri perseorangan dan tidak melibatkan perasaan.
Penulisan bahasa ilmiah juga mengutamakan informasi dengan bahasa
standar yang cenderung melakukan makna kata yang logis dan Ilmiah
berdasarkan keilmuannya .

Demikian disampaikan penulisan ini , Terima kasih atas perhatiannya

penyusun ,

Ating.P.Suwarna

11
Daftar pustaka :
1. Pentingnya keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia - Lili Ratnasari1 Syahrul R2
file:///C:/Users/user/Downloads/MAKALAH%20LILI%20RATNASARI.pdf

2. PRINSIP DAN TEKNIK MENULIS ARTIKEL ILMIAH DARI LAPORAN PENELITIAN, SKRIPSI,
TESIS, DAN DISERTASI1
https://minio1.123dok.com/dt03pdf/123dok/pdf/2018/04_17/xkepg51592712932.pd
f
3. HUBUNGAN PENGUASAAN RAGAM BAHASA INDONESIA STANDAR DENGAN
KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/782265
4. Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Lapor
https://123dok.com/document/download/zg875e6y?page=1

12

Anda mungkin juga menyukai