1. Alasan bahasa Melayu menjadi cikal bakal bahasa Indonesia adalah karena sistemnya yang sederhana. Bahasa Melayu juga mudah untuk dipahami karena bahasa Melayu tidak memiliki tingkatan bahasa. Berbeda dengan bahasa-bahasa nusantara, antara lain bahasa Jawa, Bali, Sunda, dan Madura yang mengenal dan memiliki berbagai tingkatan bahasa.Bahasa Melayu adalah lingua franca sejak lama di negara-negara Asia Tenggara, sehingga sudah lama dikenal dan dipakai dalam pergaulan internasional, khususnya dalam perdagangan. Lingua franca adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa perantara bagi orang-orang yang tidak berbicara bahasa yang sama sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dengan mudah.Bahasa Melayu adalah bahasa yang praktis dan sederhana. Orang tidak perlu repot dengan berbagai tata bahasa yang rumit untuk bisa berbicara bahasa Melayu sehingga orang-orang dalam waktu singkat bisa langsung berkomunikasi dalam bahasa Melayu.Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan bahasa seperti yang ada pada beberapa bahasa daerah di Indonesia yang mengenal tingkatan bahasa halus, normal, dan kasar. Semua kata dalam bahasa Melayu sederajat, sehingga lebih bebas dalam berkomunikasi dan tidak membuat canggung para penutur asing yang baru belajar. 2. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, indentitas nasional, alat perhubungan antarwarga, antardaerah dan antarbudaya, dan alat pemrsatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara. fungsi bahasa Melayu dalam hubungan ini adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan bahasa yang diberikan kepadanya. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa adalah status, relatif bahasa sebagai sistem tambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah kedudukannya sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan dimungkinkan oleh kenyataan bahwa Bahasa Melayu, yang mendasari bahasa Indonesia itu.Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia Melayu berfungsi sebagai(1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambangidentitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah. 3. Maksud dari ciri tersebut adalah Karakteristik bahasa Indonesia keilmuan memiliki dua ciri, yaitu ciri umum dan ciri khusus. Ciri umumnya adalah bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah. Ciri khusus bersifat cendekia,lugas dan logis, jelas, padat dan ringkas, formal dan objektif, gagasan pangkal tolak, teknis dan konsisiten. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut. - Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti. - Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini. -Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/. - Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya. 4. Ragam membaca kritis yang pernah saya lakukan yaitu membaca cepat atau sekilas yaitu teknik membaca yang bertujuan untukmendapatkan informasi dengan cepat secara langsung ke pokok permasalahan atau suatu fakta yang saya cari. Dengan membaca dipercepat kita akan memperoleh informasi secara singkat dan cepat. Kalau kita bisa membaca tulisan dengan cepat atau secara sekilas dari awal sampai akhir . dari kegiatan membaca cepat ini kita mendapat ide tentang suatu topic tulisan yang kita baca. 5. Sistematika bersifat resmi - Judul merupakan bagian awal suatu karya ilmiah yang berisi penulisan laporan yang hendak dibuat. - Pendahuluan Pendahuluan adalah penceritaan awal topik masalah yang jendak dilakukan penelitian. - Latar Belakang Masalah Perumusan masalah memberikan informasi terkait suatu hal yang menjadi masalah atau perdebatan yang hendak diteliti.tujuan memberikan informasi terkait tujuan penelitian, seperti mengetahui kebenaran fakta dll.manfaat memberikan manfaat yang didapat setelah melakukan penelitian kerangka Teoritis - Metodologi atau Teknik Penelitian Berisi cara-cara atau teknik yang diperlukan dalam melakukan penelitian ilmiah. Terdapat 3 cara penelitian yang umum dilakukan yaitu : Metode deskriptif, metode penelitian dengan menguji kebenaran terhadap teori fakta yang ada. Metode eksperimen, metode penelitian yang memberikan sebuah penelitian terhadap suatu objek apabila dilakukan sebuah perlakuan khusus. Metode penelitian kelas, metode penelitian yang membeirkan penyelesaian terhadap kelas tertentu. -Pembahasan Pembahasan mengemukakan topik utama karya ilmiah, membahas tujuan dan maksud dari penelitian yang dilakukan. Tentunya hasil dari penelitian, wawancara dan data relevan dengan tema karya ilmiah. -Kesimpulan Berisi hasil keseluruhan pada penelitian yang telah dilaksanakan, juga ditulis secara jelas, singkat dan padat. -Daftar Pusaka Berisi landasan teori dan penulisan baik secara tertulis maupun tidak tertulis.