Anda di halaman 1dari 5

Ujian Tengah Semester

Nama : Nurul Aina Febriyanie


NIM : 41032102200074
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa
Kelas/Smt : A3/I
Dosen : Dr. H. Agus Mulyanto, M.Pd.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bahasa?


2. Mengapa Bahasa Melayu ditetapkan menjadi Bahasa Nasional Indonesia, bukan Bahasa
daerah yang lain?
3. Kita mengenal empat keterampilan berbahasa, dan dua jenis keterampilan Bahasa reseptif
dan produktif. Jelaskan keempat keterampilan berbahasa itu dan perbedaan antara
keterampilan Bahasa produtif dengan reseptif!
4. Jelaskan cara meningkatkan efektifitas menyimak, Ketika ada gangguan suara?
5. Dalam membaca, dikenal Teknik membaca SQRRR. Jelaskan bagaimana mempratikkannya!

Jawab :

1. Bahasa merupakan sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi dan merupakan
sebuah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Manusia sebagai makhluk
sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis. Dengan sistematis,
bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak atau sembarangan.
Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik.

2. Karena bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa
resmi Negara Republik Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu,
yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau (bahasa Melayu di Provinsi Riau, Sumatra,
Indonesia). Hal ini diputuskan dalam Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954. Nama
Melayu pertama digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi Sungai
Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya.
Berdasarkan beberapa prasasti yang ditemukan, menunjukkan bahwa pada abad
ke-7 bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi di daerah kekuasaan
Sriwijaya yang bukan hanya di Sumatra, melainkan juga di Jawa dengan ditemukannya
prasasti Gandasuli di Jawa Tengah (832) dan didekat Bogor (942). Di Samping, sebagai
bahasa resmi pemerintahan, bahasa Melayu juga sudah digunakan sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa pengantar dalam mempelajari ilmu agama dan bahasa
perdagangan.
Bahasa Melayu yang dipakai di wilayah Nusantara ini makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa
Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara
sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia.
Usaha mereka mempersatukan rakyat, terutama para pemudanya memuncak pada
Kongres Pemuda di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam kongres itu para
pemuda dari berbagai organisasi pemuda mengucapkan ikrar mengaku berbangsa satu,
bangsa Indonesia; mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia; dan menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Demikianlah, tanggal 28 Oktober merupakan hari
yang amat penting, merupakan hari pengangkatan atau penobatan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan atau sebagai bahasa nasional. Pengakuan dan pernyataan yang
diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu tidak akan ada artinya tanpa diikuti usaha
untuk mengembangkan bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional.

3. Keterampilan berbahasa ada empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara,


membaca, dan menulis. Menyimak dan membaca merupakan aspek reseptif, sementara
berbicara dan menulis merupakan aspek produktif. Dalam aktivitas berbicara, si
pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Sementara,
dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan
yang disampaikan si penyampainya. Dalam kegiatan menulis, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si
penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan
penulisnya. Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki
keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si
penerima harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses decoding.

A. MENDENGARKAN/MENYIMAK
Mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif.
Yang dimaksud dengan keterampilan mendengarkan di sini bukan berarti hanya sekadar
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melalui alat pendengarannya, melainkan sekaligus
memahami maksudnya. Oleh karena itu, istilah mendengarkan sering diidentikkan
dengan menyimak.

B. BERBICARA
Berbicara adalah aktivitas menyampaikan pesan-pesan dalam berkomunikasi dengan
menggunakan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (kegiatan produktif
ragam lisan).
Dalam keterampilan berbicara dikenal tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya terjadi pada
percakapan secara tatap muka dan berbicara melalui telepon. Kemudian, ada pula situasi
berbicara yang tergolong semiinteraktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum,
kampanye, khutbah/ceramah, dan lain-lain, baik yang dilakukan melalui tatap muka
secara langsung namun berlangsung secara satu arah. Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif jika pembicaraan dilakukan secara satu arah
dan tidak melalu tatap muka langsung, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Pidato kenegaraan yang disampaikan melalui siaran televisi atau radio termasuk ke dalam
jenis ini.

C. MEMBACA
Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang bersifat aktif reseptif. Aktivitas
membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan
mendengarkan dan berbicara. Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi,
yakni (a) membaca permulaan, dan (b) membaca lanjutan. Kemampuan membaca
permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf, yakni kemampuan mengenali
lambang-lambang tulis dan dapat membunyikannya dengan benar.

D. MENULIS
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktif produktif.
Keterampilan ini dipandang menduduki hierarki yang paling rumi dan kompleks di antara
jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Mengapa? Aktivitas menulis bukanlah
sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan menuangkan dan
mengembangkan pikiranpikiran, gagasan-gagasan, ide, dalam suatu struktur tulisan yang
teratur, logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh pembacanya.

Perbedaan Keterampilan Bahasa Produtif dengan Reseptif

Lisan Tulis

Reseptif Mendengarkan/Menyimak Membaca


Produktif Berbicara Menulis

Melihat proses komunikasi seperti dilukiskan di muka, keterampilan berbahasa


dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni aspek reseptif dan aspek produktif.
Aspek reseptif bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti yang tampak pada kegiatan
menyimak dan membaca. Sementara aspek produktif bersifat pengeluaran atau
pemroduksian bahasa, baik lisan maupun tertulis sebagaimana yang tampak dalam
kegiatan berbicara dan menulis.

4. Upaya untuk memahami apa yang kita dengar ketika ada gangguan suara :
1) Berkonsentrasi melihat gerakan mulut ketika pembicara sedang berbicara;
2) Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat
jangka pendek;
3) Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
4) Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi;
5) Menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
6) Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
7) Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus;
8) Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan;
9) Menebak makna dari konteks;
10) Mengenal kelas-kelas kata;
11) mengenal perangkat-perangkat kohesif;
12) Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan
unsur-unsur lainnya.

5. Langkah-langkah metode SQ3R dan cara mempraktikkannya :

Langkah 1 : Survey
Sebelum membaca, biasanya orang menyediakan waktu beberapa menit untuk
mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan membuka-buka buku secara cepat
dan keseluruhan yang langsung tampak. Semua unsur dilihat secara sekilas, minimal
untuk memberikan gambaran isi, kemenarikan, dan kemanfaatannya. Buku yang baik
(bersifat ilmiah) hendaknya mengandung bagian-bagian buku tersebut. Jadi, dalam
membaca buku tidak langsung masuk ke dalam batang tubuh bacaan tersebut.

Langkah 2 : Question
Pada saat kita menghadapi sebuah bacaan, pernahkah kita mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan bacaan? Pertanyaan-pertanyaan
itu dapat menuntun kita memahami bacaan dan mengarahkan pikiran pada isi bacaan
yang akan dimasuki sehingga kita bersikap aktif. Kita tidak hanya mengikuti apa saja
yang dikatakan pengarang. Kita boleh mengkritik dan mempertanyakan apa yang
dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya

Langkah 3 : Read
Dalam kegiatan membaca, tidak perlu semua kalimat. Kita dapat membaca
dengan dituntun oleh pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Perlambat cara
membaca kita pada bagian-bagian yang penting atau yang kita anggap sulit dan percepat
kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah kita ketahui. Dengan
demikian, kegiatan membaca kita relatif lebih cepat dan efektif, tetapi pemahaman yang
menyeluruh tentang bacaan atau buku tersebut telah kita dapatkan. Pada langkah ini
konsentrasi diri sangatlah penting.

Langkah 4 : Recite
Setiap kita selesai membaca satu bagian berhentilah sejenak. Buatlah catatan-
catatan penting tentang bagian yang dibaca itu dengan kata-kata sendiri, lakukan itu terus
sampai kita selesai membaca. Catatan itu dapat berupa kutipan, simpulan, atau komentar
kita. Jika kita masih mengalami kesulitan, ulangi sekali lagi bagian yang sulit itu.
Catatan-catatan tersebut akan membantu kita untuk mengingat apa yang sudah dibaca
agar tidak sampai terjadi begitu selesai membaca hilang pula apa yang telah kita baca.

Langkah 5 : Review
Setelah kita selesai membaca buku secara keseluruhan, tinjau kembali hal-hal
penting yang telah kita baca. Temukan bagian-bagian penting yang perlu untuk diingat
kembali, terutama hal-hal yang telah diberi tanda atau digarisbawahi. Pengulangan
kembali ini akan membantu daya ingat kita untuk memperjelas pemahaman terhadap
bacaan, juga membantu menemukan hal penting yang mungkin terlewat sebelumnya.
Selain itu, kita juga mendapatkan isi buku secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai