Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
BANDUNG
2021
Jl. Soekarno-Hatta No.530, Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286
Mata Kuliah : PPKn
1. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memilikii lima sila yang satu sama lain
saling berkaitan sehingga menjadi satu kesatuan organis. Jelaskan menurut pendapat
anda, bagaimana rasionalisasi dari sila pertama sampai sila ke lima sehingga bisa
tergambar keterkaitan antar tiap sila tersebut!
2. Jelaskan menurut pemahaman anda terkait dengan Pancasila sebagai Sistem Filsafat!
3. Identitas nasional merupakan ciri khas yang melekat pada suatu bangsa baik berupa
symbol symbol ataupun karakteristik sikap moral bangsa tersebut. Bagaimana cara kita
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia di era globalisasi saat ini?
4. Bagaimana pendapat anda tentang hak dan kewajiban warga negara dan hak serta
kewajiban negara saat ini sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UUD 1945? Coba
anda analisis !
5. Terkait dengan pemilu di era Pandemi saat ini, apakah tepat pesta demokrasi (pilkada)
tetap dilaksanakan ditengah pandemic yang melanda?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan geopolitik dan kemukakan komponen yang terdapat
dalam geopolitik Indonesia?
7. Bagaimana hubungan geopolitik Indonesia dan wawasan nusantara serta strategi nasional
Indonesia!
8. Negara hukum dan penegakan hukum merupakan dua konsep yang memiliki perbedaan
namun saking berkaitan. Coba anda jelaskan perbedaannya dan hubungan diantara
keduanya!
9. Otonomi daerah merupakan pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengelola wilayahnya sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang ada
diwilayahnya. Terkait dengan hal ini apa yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam
masalah pengelolaan lahan produktif agar kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan
baik?
10. Terkait dengan masalah korupsi di Indonesia, tolong anda jelaskan hal-hal berikut ini:
a. Hakikat Korupsi
b. Integritas membangun komitmen
c. FaKtor penyebab dan dampak massif korupsi
d. Upaya pemberantasan korupsi yang efektif menurut anda.
Selamat Mengerjakan
JAWAB :
1. Dalam sila kesatu disebutkan “Ketuhanan yang maha esa”. Hal ini mengandung arti
bahwa bangsa Indonesia menerima dan mengakui kemahakuasaan Tuhan. Sila pertama
ini juga memberikan kebebasan dalam beriman dan memeluk ajaran agama yang dianut
serta memberikan kebebasan dalam menjalankan praktik keagamaan yang dianut oleh
seluruh warga negara Indonesia.
Dalam beriman sesuai dengan kepercayaannya masing-masing justru
menggerakkan orang untuk memeluk nilai -nilai kemanusiaan yang dalam hal ini
termasuk ke dalam sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila kedua
pancasila ini mengajarkan kepada warga negara untuk konsisten memiliki sikap hormat
kepada sesama, menghormati harkat dan martabat manusia serta saling menjamin
pemenuhan hak asasi manusia, sikap yang demikian itu mencerminkan warga negara
yang beradab.
Saling menghormati sesama manusia yang terdapat dalam sila kedua akan
membentuk semangat persaudaraan yang menjadi keutuhan eksistensi kehidupan
bersama. Dalam arti ini, termasuk ke dalam sila ketiga yaitu “Persatuan Indonesia”.
Mengingatkan bahwa bangsa Indonesia terbentuk dari keanekaragaman suku, ras, budaya
yang menjadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Namun, persatuan hanya bisa ditentukan oleh sikap orang-orang yang didalamnya
mau setia dan bersatu. Maka persatuan adalah suatu proses aktif dan dinamis yang
memerlukan manajemen pengelolaan agar persatuan bangsa tidak terkoyak. Untuk itu
diperlukannya mekanisme bermusyawarah mufakat yang sesuai dengan sila keempat,
yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”. Musyawarah mufakat ini perlu dipimpin oleh seorang pemimpin bijaksana
dan akan menghasilkan sebuah keputusan yang adil.
Tercapainya suatu kebijakan-kebijakan negara yang adil akan membuat warga
negara nya merasa diurus dengan layak oleh negara. Keputusan adil ini merupakan
perwujudan dari sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
seluruh rakyat Indonesia mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam politik,
hukum, pendidikan, kesehatan dan agama yang terdistribusi secara proporsional kepada
warga negara Indonesia. Itulah makna-makna yang terkandung dalam kelima sila
Pancasila yang saling berkaitan satu sama lain untuk menjadi suatu perwujudan pribadi
warga negara yang religius dan humanis.
2. Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu sebagai satu kesatuan bulat utuh dari berbagai
unsur yang memiliki fungsi tertentu, tujuan yang sama, saling ketergantungan, dan tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pancasila disebut sebagai sistem filsafat juga
karena sila-sila yang terkandung sudah memenuhi kajian ilmiah filsafat ilmu. 3 kriteria
filsafat ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi berkaitan dengan apa
yang dikaji dalam Pancasila, yaitu hal kebebasan dalam beragama dan saling
menghormati (sila ke-1), setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama (sila
ke-2), mengutamakan persatuan dan kesatuan untuk mencapai apa yang di cita-citakan
(sila ke-3), adanya sistem demokrasi melalui musyawarah mufakat (sila ke-4), adanya
perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5).
Syarat kedua yaitu epistemologi, hal ini terkait dengan bagaimana atau metode
apa yang dilakukan sehingga nilai Pancasila bisa disintesiskan melalui pandangan
komprehensif kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemudian, syarat
yang ketiga adalah aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas,
musyawarah, dan keadilan.
Sumber Referensi : Harahap, Fatma (2019). Online : Pancasila sebagai Sistem Filsafat -
Kompasiana.com
3. Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan
diri di tengah-tengah pergaulan antarbangsa yang sangat rumit. Bangsa Indonesia dituntut
untuk dapat mempersiapkan diri dengan baik sehingga mampu mempertahankan jati diri
bangsa Indonesia dalam segala perubahan di berbagai aspek. Salah satu ciri globalisasi
adalah meningkatnya kontak budaya dan komunikasi antar bangsa yang menjadi jalan
bagi masuknya bahasa asing. Maka sehubungan dengan itu, kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia perlu dikukuhkan dan lebih dikuatkan lagi perannya karena bahasa Indonesia
merupakan salah satu jati diri bangsa Indonesia. Kemudian, adanya pelestarian budaya
baik itu pelestarian nilai budaya maupun moral yang hidup dalam kebudayaan itu.
Diperlukannya juga peningkatan rasa nasionalisme. Hal ini dapat berupa menggunakan
barang-barang dalam negeri, menghargai jasa pahlawan atau dapat pula berprestasi dalam
bidang apapun. Hal ini penting disadari, karena modernisasi yang dikhawatirkan akan
menggerus jati diri bangsa yang selama ini kita banggakan.
Sumber Referensi : https://marnovel1899.blogspot.com/2016/03/upaya-mempertahankan-
jati-diri-bangsa.html
4. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, tetapi keduanya memiliki
arti yang berbeda dan saling keterkaitan. Setiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang diatur dalam UUD 1945. Namun, sekiranya hak dan kewajiban warga
negara itu tidak sepenuhnya dirasakan dan dijalankan oleh seluruh warga negara. Hal ini
dibuktikan pada sebuah realita yang menunjukkan bahwa warga negara belum
sepenuhnya merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Tentu saja hal ini bertolak
belakang dengan UUD 1945 pada pasal 27 ayat 2 yang menyatakan “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Sementara
itu, kunci atas penghidupan yang layak dan mewujudkan kesejahteraan salah satunya
adalah bekerja keras, itulah yang menjadi kewajiban warga negara. Tetapi yang kita tahu
pada saat ini masih banyak warga negara Indonesia yang menjadi pengangguran karena
kurang keterampilan dalam bekerja dan kurangnya lapangan pekerjaan.
Kemudian dalam pasal 28 E ayat 3 UUD 1945 juga menyatakan bahwa “Setiap
orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”
kebebasan berpendapat yang merupakan salah satu HAM ini masih banyak dilanggar.
Sampai saat ini masih banyak orang yang belum menghargai dan menghormati kebebasan
berpendapat seseorang yang mengakibatkan banyak kasus berujung ke peradilan.
Sementara itu kewajiban warga negara yang sesuai dalam pasal 27 ayat 1 adalah menaati
hukum dan pemerintahan, namun masih banyak masyarakat yang melanggar hukum yang
banyak ditemukan dijalan, seperti tidak memakai helm, melanggar rambu lalu lintas atau
melanggar ketertiban umum. Untuk itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi
kita harus mengubah semua hal-hal buruk untuk bisa mencapai keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
Sumber Referensi : HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN UUD 45 |
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (mkri.id)
5. Dengan sudah terlaksananya pemilu 2020, ini akan menjadi sebuah sejarah baru bagi
pilkada di Indonesia yaitu dengan terlaksananya pemilu di tengah-tengah pandemi. Dengan
segala persiapan yang matang, menurut saya pemerintah cukup tanggap dengan apa yang
seharusnya dilakukan. Pilkada ini sebelumnya akan dilaksanakan pada bulan September
2020, namun dikarenakan situasi covid yang belum memungkinkan, pemilu akhirnya
diundur sampai Desember 2020. Tugas KPU bersama-sama menjalankan tugas dengan
sangat optimal untuk menerapkan protokol kesehatan, dan dengan segala peraturan baru
terkait pelaksanaan pemilu serentak ini.
Namun yang sangat di sayangkan adalah ketika calon pemimpin daerah ini dengan
serempak membuat sebuah kampanye besar-besaran yang menimbulkan sebuah
kerumunan besar di tempat. Hal ini justru mencerminkan sikap calon pemimpin yang tidak
bijaksana dalam mengambil keputusan. Sejak awal pandemi, pemerintah dengan segala
kebijakannya sudah membuat aturan-aturan ketat mengenai pembatasan-pembatasan
aktivitas diluar ruangan, namun sepertinya dengan adanya keegoisan dalam kampanye
besar-besaran ini malah menjadi sebuah bahaya bagi kehidupan masyarakat dan dapat
bersifat fatal sekali. Lebih ironisnya, justru terkadang beberapa caleg ini tidak mendapat
sanksi apapun. Itulah yang membuat saya tidak setuju dengan adanya pesta demokrasi
2020 di tengah pandemi jika harus melihat adanya penambahan pasien covid-19 yang
seharusnya dana kampanye ini bisa dialokasikan untuk keperluan kesehatan bagi
masyarakat.
6. Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo yang berarti bumi dan politik yang berarti
kesatuan masyarakat. Jadi geopolitik adalah suatu cara pandang dan juga sikap bangsa
Indonesia untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, yaitu yang berwujud Negara
kepulauan yang berdasarkan dari Pancasila dan juga UUD 1945 dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Di Indonesia, geopolitik juga dikenal sebagai wawasan nusantara.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dikembangkan berdasarkan latar belakang
filosofi yaitu :
Falsafah Pancasila
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing - masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan
nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik
yang besar.
Aspek Kesejarahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia yang
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan
dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.
8. Negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada
warga negaranya yang mana keadilan tersebut merupakan syarat bagi tercapainya
kebahagiaan hidup untuk warga Negara dan sifat keadilan itu perlu diajarkan rasa susila
kepada setiap manusia agar dapat membuat warganegara suatu bangsa menjadi baik.
Sedangkan penegakan hukum adalah adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan
secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna.
Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Maka dari itu negara hukum memerlukan
adanya penegakan hukum. Tanpa adanya penegakan, hukum akan kehilangan maknanya
sebagai pedoman perilaku dan kehilangan sifat paksaan sebagai karakter utama. Di sisi
lain, dalam proses penegakan hukum juga terdapat potensi menimbulkan permasalahan
dan pertentangan. Karena itu, penegakan hukum tidak boleh dimaknai sekadar sebagai
pelaksanaan ketentuan dalam undang-undang. Penegakan hukum harus diabdikan untuk
mencapai tujuan hukum itu sendiri, yaitu keadilan, kepastian, dan kemanfaatan. Ketiga
tujuan hukum tersebut bermuara pada terwujudnya tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Sumber Referensi : Negara Hukum - Pengertian, Unsur, Ciri, Konsep, dan Prinsip
(dosenpendidikan.co.id)
9. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah dalam pengelolaan lahan
produktif dan kelestarian lingkungan hidup di daerahnya. Diantara lain :
Adanya penataan penggunaan tanah berdasarkan rencana tata ruang wilayah,
seperti pengembangan sektor pertanian yang lebih dioptimalkan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dengan memerhatikan hak-hak atas tanah,
mencegah pemusatan penguasaan tanah, dan juga mencegah penelantaran tanah.
Adanya pembangunan skala besar yang mendukung pembangunan nasional dan
daerah dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan aspek politik, sosial,
keamanan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pemerintah daerah juga dapat membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, yang
mana tugas pokoknya adalah (1) menanggulangi kasus pencemaran, baik
pencemaran udara, pencemaran tanah, maupun pencemaran air, (2) mengawasi
bahan berbahaya dan beracun, (3) melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan.
Pemerintah daerah dan masyarakat juga dapat bersama-sama menciptakan sebuah
pelestarian lingkungan dengan beragam program. Seperti : program penanaman
seribu pohon, tidak membuang limbah ke sungai atau laut, dan juga program
mengurangi pencemaran udara.
Sumber referensi : 8 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Pemerintah dan
Masyarakat - DosenBiologi.com
10. A. Hakikat korupsi adalah bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada orang-orang
yang mempunyai kedudukan / memegang jabatan publik, serta pelakunya dapat
dipastikan merupakan pribadi yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi
dan berasal dari lapisan sosial menengah ke atas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi oleh mereka yang berkuasa sebagai penyalahgunaan kepercayaan
dan biasanya terlibat suap.
B. integritas membangun komitmen berkaitan dengan pengendalian internal dan
persoalan bagaimana cara membangun dan mempertahankan identitas diri. Identitas diri
itu seharusnya tidak terlepas dari tindakan dan keputusan yang baik. Cara-cara
membangun komitmen dalam pemberantasan korupsi diantara lain :
Adanya komitmen yang kuat untuk check and balances antara lembaga penegak
hukum karena bertindak sekaligus sebagai pengawas dan yang diawasi, sebagai
pemantau dan yang dipantau, sehingga terbentuk suatu tanggung jawab.
pembangunan pola sistem integritas antara Kejaksaan, Kepolisian dan KPK juga
dilakukan dengan jalan membuat skema integritas dalam melakukan penyidikan
yang melibatkan aparat penegak hukum dari masingmasing institusi.
tidak ada lagi tumpang tindih kewenangan penyidikan di antara kejaksaan,
kepolisian dan KPK dalam pemberantasan korupsi.
Mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan memberikan pertegasan
hukum yang sesuai bagi pejabat yang korupsi.
C. Faktor penyebab korupsi dan dampak masif korupsi
Faktor Internal :
Sifat rakus yang dimiliki manusia, yaitu mereka yang cenderung merasa selalu
kurang atas apa yang telah dimiliki dan mendorong terjadinya tindakan korupsi
Gaya hidup yang konsumtif, yaitu gaya hidup yang boros. Hal ini mendorong
melakukan tindakan korupsi karena untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Moral yang kurang kuat, yaitu mereka yang lebih mementingkan kepentingan
diri sendiri.
Faktor Eksternal :
Politik, yaitu sebagai sarana untuk melakukan korupsi. Politisi mempunyai
hasrat untuk mempertahankan kekuasaannya.
Hukum, sebagai sarana korupsi adalah tidak baiknya substansi hukum, mudah
ditemukan aturan-aturan yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan yang tidak
jelas dan tegas sehingga menimbulkan multi tafsir.
Ekonomi, hal ini dapat dilihat dari kurangnya gaji yang diterima dapat
mendorong tindakan korupsi.
Organisasi, dalam hal ini kurang adanya pemimpin yang teladan dan manajemen
cenderung menutupi tindakan korupsi.