PENDAHULUAN
Seperti hal nya yang kita harus ketahui semakin maju nya perkembangan zaman di
modern ini kita harus menanam pentingnya berbahasa, pada diri kita termasuk para
remaja. Kita harus menanamkan bahasa sejak usia dini hingga besar nanti. Fungsi utama
bahasa adalah sebagai alat berinteraksi dengan manusia, alat untuk berfikir, serta
menyalurkan arti kepercayaan di masyarakat. Selain sebagai alat komunikasi maupun
berinteraksi, bahasa juga memiliki arti penting sebagai metode pembelajaran. Pada
lingkup Bahasa Indonesia sering dirasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari
suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran
dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di
daerah yang masyarakatnya tidak mengenal Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang
dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan Bahasa Indonesia, kita dapat saling
berhubungan untuk segala aspek kehidupan. bahasa itu sendiri. Belajar bahasa sangatlah
penting baik Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia maupun bahasa yang lainya.
Tak menyangkal peran penting bahasa dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa,
manusia dapat saling berkomunikasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
kebudayaan dalam rangka peradaban yang lebih baik. Bahasa menyimpan seluruh
warisan peradaban manusia. Pencarian makna sejarah suatu bangsa, misalnya, dilalui
lewat bahasa, sebab ke dalam bahasalah bangsa tersebut menitipkan seluruh pesan,
harapan, cita-cita dan pengalaman hidup mereka bagi generasi berikutnya.
Tanpa adanya aturan permainan dan komunikasi, bahasa akan menciptakan kekacauan
yang urutannya bangunan ilmu pengetahuan dan tersier sosial juga akan ikut campur.
Berbahasa yang benar-benar tidak berorientasi pada kata menjadi kalimat kalimat dan
kalimat menjadi sesuai aturan gramatika, melainkan pula harus menyiratkan makna
dengan penuh kejujuran.
Ada pun faktor yang menjadi penyebab kesalahan bahasa adalah
1. Adanya kekurangan latihan dalam mendengarkan
Seperti halnya seorang bayi yang belajar bahasa dengan mendengar dan menirukkan
suara-suara di sekitar. Pembelajar bahasa juga perlu latihan mendengar untuk belajar.
Hal ini bisa memperkuat kosakata dan struktur bahasa serta membantu pembelajar
melihat pola Bahasa asing yang sedang mereka pelajari.
Latihan mendengar bisa dilakukan dengan mudah. Banyak sekali lagu-lagu bahasa
Inggris, podcast, film dan lain-lain.
2. Kurangnya rasa ingin tau
Dalam pembelajaran Bahasa, sikap kita bisa menjadi faktor penentu cepat tidaknya kita
mempelajari bahasa target. Karna rasa ingin tau itu lha kita akan bisa belajar Bahasa
asing
3. Rasa takut
Mereka terlalu takut membuat kesalahan dalam grammar atau dalam mengucapkan
kata-kata yang dapat mempermalukan diri mereka di depan umum.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Penulisan makalah ini bersifat deskriptif analisis, adapun deskriptif analisis adalah
metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis suatu kondisi permasalahan dari sudut
pandang penulis berdasarkan hasil telaah yang menunjang.
Dengan kata lain penelitian deskriptif analitis mengambil masalah atau memusatkan
perhatian kepada masalah sebagaimana penelitian dilaksanakan, hasil peneitian kemudian
diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Maka untuk penelitian yang berjudul
“Pentingnya Belajar Bahasa dan Sastra di Era Milenial dan Problematikanya”. Penulis
menggunakan metode deskriptif analisis karena dirasa cocok untuk mengetahui fenomena
yang saat ini sedang berlangsung.
Obyek permasalahan adalah pentingnya Bahasa dan sastra di era milenial. Bahasa
mempunyai peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional bagi
kalangan pelajar dan mahasiswa di era milenial ini. Dalam hal ini, Bahasa menjadi kunci
keberhasilan dalam dunia pendidikan pada saat proses belajar mengajar.
Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data sekunder
dapat diperoleh dari pustaka yang menunjang seperti jurnal, dokumentasi, artikel, data
lembaga penelitian maupun data instansi terkait yang relevan.
Proses mengananalisis data dilakukan setelah pengumpulan seluruh data. Analisis data
dilakukan dengan cara mencari referensi, membaca, mempelajari, menelaah,
membandingkan beberapa sumber data dan menginterpretasika hasil analisis, untuk
menjawab semua persoalan. Dan tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari
permasalahan yang sudah dijawab.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tujuan dari bahasa itu sendiri adalah menyampaikan maksud atau kemauan kepada
lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah
membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa manusia unik karena
memiliki properti-properti produktivitas, rekursif, dan pergeseran, dan karena ia
secara keseluruhan bergantung pada konvensi sosial, dan pembelajaran. Strukturnya
yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi, dan penggunaan yang
lebih luas dibandingkan sistem komunikasi hewan yang diketahui.
Bahasa diperkirakan berasal sejak hominin mulai secara bertahap mengubah sistem
komunikasi primata mereka, memperoleh kemampuan untuk membentuk suatu teori
pikiran dan intensionalitas berbagi. Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan
bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa melihat
struktur bahasa telah berkembang untuk melayani fungsi sosial, dan komunikatif
tertentu. Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan
anak-anak sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih umur tiga tahun.
Penggunaan bahasa telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain
digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial, dan
kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan
untuk dandanan sosial dan hiburan.
Bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia. Melalui bahasa yang
digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar belakang
pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia. Bahasa memiliki
beberapa fungsi umum yaitu bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai alat
ekspresi diri. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Sebagai alat kontrol
sosial. Sifat bahasa adalah sistemis yaitu terdiri atas pola-pola yang beraturan dan
saling berkaitan, arbitrer yaitu bentuk dan makna bersifat sesuai dengan masyarakat
pemakainya, konvensional yaitu bentuk dan makna ditentukan berdasarkan
kesepakatan masyarakat pemakai, dinamis yaitu bentuk dan makna
berkembang/berubah sesuai perkembangan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta
pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi
yang terjadi.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa
asing. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan bahasa daerah yang ada di Indonesia sebagai bahasa
ibu. Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa,
sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga
Indonesia.
Selain itu bahasa Indonesia penting untuk dipelajari diperguruan tinggi oleh
mahasiswa sistem informasi, dikarenakan setiap mahasiswa berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Kemudian, bahasa Indonesia sebagai panduan untuk penyusunan
dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi ilmiah (skripsi,
tesis, disertasi, dan lain-lain). Dalam suatu karya ilmiah, penggunaan bahasa memiliki
arti yang sangat penting. Bahasa adalah alat komunikasi lingual manusia, baik secara
lisan maupun tertulis.
Dilihat dari ilmu bahasa, bahasa remaja termasuk sejenis bahasa “diakronik”, yaitu
bahasa yang digunakan oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Wujud
bahasa remaja yang digunakan oleh mahasiswa banyak digunakan di dalam bentuk
tulis seperti digunakan pada saat mengirimkan pesan singkat maupun lisan.
Penggunaan bahasa remaja dalam pesan singkat bertujuan agar pesan yang
disampaikan singkat, jelas dan agar sedikit keren, namun tanpa mahasiswa sadari isi
dari pesan tersebut menggunakan bahasa remaja yang jauh dari kaedah bahasa yang
baik dan benar. Tidak dapat dipungkiri bahwa umur seseorang akan membedakan cara
berbicara. Misalnya perbedaan kata yang digunakan. Seorang remaja tentu tidak akan
berbicara seperti seorang yang berusia 80 tahun. Setiap bahasa meliputi ungkapan,
pengucapan kata, dan konstruksi yang telah dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Ungkapan, pilihan kata, dan konstruksi itu dipilih oleh penutur dari generasi yang
berbeda dengan frekuensi yang berbeda pula. Lebih dari itu, ada bagian bahasa, lebih-
lebih pada tataran leksikal dan sintaksis, yang dirasakan berbeda oleh para penutur
yang “modern” dengan yang “kuno”.
Bahasa remaja secara langsung maupun tidak telah mengubah generasi Indonesia
untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keberadaan
bahasa remaja memang berpengaruh terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Banyak
mahasiswa yang sudah meremehkan bahasa Indonesia dan banyak dari mereka yang
belum mengerti kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Umur, seperti faktor
gender, profesi, kelas sosial, dan asal muasal geografis atau etnis, telah banyak diteliti
dan dibahas sebagai faktor yang memengaruhi posisi kita dalam masyarakat.
Perbedaan posisi itu akan menimbulkan variasi pilihan bahasa. Perbedaan umur sering
kali menimbulkan perbedaan pilihan bahasa di banyak bahasa yang ada di dunia,
terutama di kalangan mahasiswa (remaja). Menggunakan bahasa remaja tidak menjadi
masalah, akan tetapi jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia.
Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari
identitas nasional, yang kedudukannya tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD
1945 Pasal 36 dan mencintai bahasa Indonesia.