Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu 1 Suwardjono Fakul tas Ekonomi ka dan Busi nes Uni versi tas Gadjah Mada Pengantar Makal ah i ni membahas masal ah yang l ebi h sempi t dari pada topi k yang l uas yai tu Peran Bahasa dal am Pendi di kan Anak Bangsa menuju I nsan I ndonesi a Cerdas Kompeti ti f sebagai tema Kongres I X Bahasa I ndonesa. Penul i s merasa mendapat kehormatan karena di beri kesempatan untuk menyampai kan gagasan tentang bahasa I ndonesi a yang menjadi perhati an penul i s cukup l ama sebagai dosen yang harus menggunakan bahasa I ndonesi a dal am kegi atan pembel ajaran. Perhati an ti mbul setel ah penul i s mempel ajari , meng- gunakan, merasakan, dan membandi ngkan bahasa I ndonesi a dan bahasa I nggri s sel ama menjal ankan tugas sebagai staf pengajar di perguruan ti nggi yang sebagi an besar sum- bernya berbahasa I nggri s. Penul i s mendapatkan pemahaman dan keyaki nan bahwa bahasa I ndonesi a cukup kaya dan mempunyai potensi yang besar untuk menjadi bahasa pengantar i l mu pengetahun dan teknol ogi pada ti ngkat yang sepadan dengan bahasa I ng- gri s. Penul i s berkeyaki nan bahwa bahasa I ndonesi a yang baku dan pada aras (l evel ) yang memadai harus di kuasai ol eh i l muwan dan pembel ajar dal am bi dang i l mu yang menjadi mi natnya. Hal i ni menuntut si kap dan pandangan baru terhadap bahasa I ndonesi a di tengah-tengah persai ngan antara bahasa I ndonesi a dengan bahasa asi ng terutama bahasa I nggri s. Makal ah i ni l ebi h memfokuskan pada pembahasan masal ah dan kendal a pengem- bangan bahasa I ndonesi a dari pada sol usi untuk menjadi kan bahasa I ndonesi a sama mar- tabatnya dengan bahasa I nggri s. Sarana utama dal am pengembangan dan penyebaran i l mu adal ah bahasa. Bahasa mempunyai ragam dan ti ngkat sesuai dengan tujuan dal am mencapai keefekti fan komuni - kasi . Untuk tujuan pengembangan i l mu, bahasa menjadi sarana komuni kasi ol eh sesama i l muwan atau pakar dal am bentuk buku atau karya tul i s l ai nnya. Karya tul i s akademi k dan i l mi ah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus di sebarl uaskan kepada pi hak yang ti dak secara l angsung berhadapan dengan penul i s bai k pada saat tul i san di terbi tkan maupun pada beberapa tahun sesudah i tu. Kecermatan bahasa men- jami n bahwa makna yang i ngi n di sampai kan penul i s akan sama persi s seperti makna yang di tangkap pembaca tanpa teri kat ol eh waktu. Kesamaan i nterpretasi terhadap makna akan tercapai kal au penul i s dan pembaca mempunyai pemahaman yang sama terhadap kai dah kebahasaan yang di gunakan. Lebi h dari i tu, komuni kasi i l mi ah juga akan menjadi l ebi h efekti f kal au kedua pi hak mempunyai kekayaan yang sama dal am hal kosa kata, gra- mati ka, i di om, dan sarana kebahasaan l ai nnya. Ci ri ragam bahasa kei l muan adal ah kemampuan bahasa tersebut untuk meng- ungkapkan gagasan dan pi ki ran yang kompl eks dan abstrak secara cermat. Kecermatan gagasan dan buah pi ki ran hanya dapat di l akukan kal au struktur bahasa (termasuk kai dah pembentukan i sti l ah) sudah canggi h dan mantap. 1 Makal ah i ni di dasarkan pada dua ar ti kel penul i s yang sel al u penul i s kembangkan dan revi si . Dua arti kel tersebut adal ah Suwardjono (1991a dan 1991b). Peran dan Martabat bahasa Indonesia 2 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Arti penti ng kemampuan berbahasa untuk tujuan i l mi ah dan penyerapan i l mu di nyata- kan Suri asumantri (1999) seperti beri kut: 2 Kemampuan berbahasa yang bai k dan benar merupakan persyaratan mutl ak untuk mel akukan kegi atan i l mi ah sebab bahasa merupakan sarana komuni kasi i l mi ah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosa kata yang baik akan sukar bagi seorang i l muwan untuk mengkomuni kasi kan gagasannya kepada pi hak l ai n. Dengan bahasa sel aku al at komuni kasi , ki ta bukan saja menyampai kan i nformasi tetapi juga argumentasi, di mana kejel asan kosa kata dan l ogi ka tata bahasa merupakan persyaratan utama (hl m. 14). Suri asumantri sel anjutnya mengemukakan bahwa bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan perasaan, si kap, dan pi ki ran. Aspek pi ki ran dan penal aran merupakan aspek yang membedakan bahasa manusi a dan makl uk l ai nnya. Sel anjutnya di si mpul kan bahwa aspek penal aran bahasa I ndonesi a bel um berkembang sepesat aspek kul tural . Demi ki an juga, kemampuan berbahasa I ndonesi a untuk komuni kasi i l mi ah di rasakan sangat kurang apal agi dal am komuni kasi tul i san. Hal i ni di sebabkan ol eh proses pendi - di kan yang kurang memperl i hatkan aspek penal aran dal am pengajaran bahasa. Tul i san i ni membahas dua masal ah kebahasaan I ndonesi a yai tu masal ah strategi kebahasaan nasi onal dan peran l embaga pendi di kan khususnya perguruan ti nggi sebagai agen pengembangan dan perubahan bahasa untuk tujuan kei l muan. Masal ah pertama berkai tan dengan kebi jakan penegasan kedudukan dan pengembangan bahasa I ndonesi a sebagai bahasa kei l muan beserta masal ah dan kendal anya. Masal ah kedua menyangkut peran l embaga pendi di kan khususnya perguruan ti nggi dal am mengembangkan dan menanamkan arti penti ng bahasa I ndonesi a sebagai bahasa pengantar kei l muan tersebut. Bahasa kei l muan merupakan sal ah satu ragam bahasa yang harus di kuasai ol eh mereka yang berkeci mpung dal am duni a kei l muan dan akademi k. Poedjosoedarmo (2001) menjel askan bahwa martabat bahasa adal ah ti nggi atau rendahnya derajat bahasa di mata pemakai nya atau orang asi ng. Kemampuan bahasa untuk memenuhi berbagai keperl uan komuni kasi menentukan derajat bahasa. Semaki n besar kemampuan bahasa untuk menyampai kan segal a macam ci pta, rasa, dan karsa dal am suatu masyarakat, semaki n ti nggi derajat bahasa i tu. Agar mampu dan bermar- tabat ti nggi bahasa i tu harus kaya dal am hal perbendaharaan kata, i di om, struktur kal i - mat, dan regi ster khusus untuk menyampai kan berbagai pesan dal am segal a aspek kehi dupan. Bahasa dapat di katakan berkemampuan dan bermartabat ti nggi kal au bahasa i tu di gunakan dal am bi dang agama, kesusasteraan, i l mu pengetahuan, pol i ti k, hukum, dan kenegaraan. Berdasarkan pemahaman penul i s terhadap sarana kebahasaan yang tersedi a, penul i s berkeyaki nan bahwa bahasa I ndonesi a mempunyai martabat dan kemampuan yang memadai untuk menjadi bahasa pengantar i l mu sampai pada ti ngkat yang ti nggi seperti bahasa asi ng terutama bahasa I nggri s. Bahasa I ndonesi a dapat di kembangkan menuju ke arah i tu, khususnya untuk tujuan pengungkapan segal a macam i l mu pada ti ngkat yang ti nggi . Ragam bahasa kei l muan pada dasarnya merupakan ragam bahasa baku yang memenuhi kai dah kebahasaan. Lampi ran makal ah i ni menunjukkan sebagi an kai dah bahasa I ndonesi a yang seharusnya di gunakan dal am duni a akademi k demi penyebaran dan pemahaman i l mu. Kai dah bahasa di fokuskan pada pengal i hbahasaan i sti l ah asi ng (khususnya bahasa I nggri s) ke bahasa I ndonesi a. 2 Penebal an ol eh penul i s. Kata di mana seharusnya di ganti yang di dal amnya. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 3 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia di Persimpangan J alan Bahasa merupakan sal ah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pel ajar dan mahasi swa) terhadap i l mu pengetahuan dan teknol ogi yang berkembang. Dengan kata l ai n, ti a 3 meru- pakan sarana untuk menyerap dan mengembangkan pengetahuan. Pada umumnya, negara maju mempunyai struktur bahasa yang sudah modern dan mantap. Moel i ono (1989) menegaskan bahwa untuk dapat memodernkan bangsa dan masyara- kat, pemodernan bahasa merupakan suatu hal yang sangat penti ng. Bel i au mencotohkan apa yang di al ami Jepang. Usaha pemodernan bahasa Jepang yang di ri nti s sejak Restorasi Mei ji tel ah mampu menjadi katal i sator perkembangan i l mu dan teknol ogi di Jepang. Hal i tu dapat di capai karena semua sumber i l mu pengetahuan dan teknol ogi Barat dapat di terjemahkan ke dal am bahasa Jepang dengan cermat sehi ngga wawasan berpi ki r bangsa Jepang dapat di kembangkan secara i ntensi f l ewat usaha penerjemahan secara menyel u- ruh dan besar-besaran. Hal i ni menci ptakan i nsan yang cerdas dan kompeti ti f tanpa harus menunggu kefasi han berbahasa asi ng. Gagasan tersebut tel ah mendorong usaha untuk menjadi kan bahasa I ndonesi a sebagai bahasa yang bermartabat untuk tujuan kei l muan. Usaha i ni tel ah di tandai dengan di bentuknya Pembi naan dan Pengembangan Bahasa (sekarang Pusat Bahasa) dan di terbi tkannya buku Kamus Besar Bahasa I ndonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa I ndone- sia, Ejaan Bahasa I ndonesia Yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan I stilah. 4 Wal aupun publ i kasi tersebut bel um secara tuntas menggambarkan aspek keba- hasaan yang di harapkan, publ i kasi tersebut memberi i syarat bahwa untuk memantapkan kedudukan bahasa I ndonesi a perl u ada suatu pembakuan bai k dal am bi dang ejaan mau- pun tata bahasa. Pembakuan i ni merupakan suatu prasyarat untuk menjadi kan bahasa I ndonesi a sebagai bahasa kei l muan. Publ i kasi i tu merupakan sal ah satu sarana untuk menuju ke status tersebut. Keefekti fan usaha di atas di pengaruhi ol eh si kap dan tanggapan masyarakat (khusus- nya i l muwan dan akademi si ) terhadap bahasa I ndonesi a. Komuni kasi i l mi ah dan profe- si onal dal am bahasa I ndonesi a bel um sepenuhnya mencapai ti ti k kesepakatan yang ti nggi dal am hal kesamaan pemahaman terhadap kai dah bahasa termasuk kosa kata. Sebagi an i l muwan dan akademi si masi h memandang rendah kemampuan dan martabat bahasa I ndonesi a sehi ngga ti dak mempunyai mi nat untuk mengembangkannya. Bahasa baku seri ng mal ahan menjadi bahan ejekan. Beberapa kenyataan atau faktor mungki n men- jel askan keadaan i ni dan menjadi kendal a pengembangan bahasa kei l muan. Pertama, kebanyakan orang dal am duni a akademi k bel ajar berbahasa I ndonesi a secara al ami ah (bi l a ti dak dapat di katakan secara monkey see monkey do). Arti nya orang bel ajar dari apa yang nyatanya di gunakan tanpa memi ki rkan apakah bentuk bahasa tersebut secara kai dah benar atau ti dak. Lebi h dari i tu, akademi si kadangkal a l ebi h mene- kankan selera bahasa dari pada penalaran bahasa. Aki batnya, masal ah kebahasaan I ndonesi a di anggap hal yang remeh atau sepel e dan dal am menghadapi masal ah bahasa orang l ebi h banyak menggunakan argumen yang penti ng tahu maksudnya. Orang l upa bahwa tahu maksudnya juga harus di capai pada ti ngkat dan keakuratan yang ti nggi 3 Kata ti a merupakan kata ganti untuk kata bahasa yang di sebut sebel umnya. Kata ti a di gunakan untuk kata ganti nomi na (kata benda) tunggal sebagai pasangan i a atau di a yang merupakan kata ganti per sonal (untuk orang). Untuk kata ganti nomi na jamak, penul i s mengusul kan dan menggunakan kata mereti a sebagai pasangan mereka dal am beberapa tul i san penul i s. 4 Depdi kbud, Kamus Besar Bahasa I ndonesia (Jakarta: Bal ai Pustaka, 1988); Depdi kbud, Tata Bahasa Baku Bahasa I ndonesia (Jakarta: Perum Bal ai Pustaka, 1988). Buku pertama tel ah mengal ami revi si dua kal i tahun 1998 dan 2000. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 4 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia khususnya untuk tujuan i l mi ah. Li hat pembahasan l ebi h l anjut mengenai hal i ni dal am subbahasan Tugas Si apa di bagi an l ai n tul i san i ni . Kedua, bahasa I ndonesi a harus bersai ng dengan bahasa asi ng (terutama I nggri s). Kenyataan i ni ti dak hanya terjadi pada ti ngkat penggunaan sehari -hari dal am kehi dupan masyarakat umum tetapi juga dal am kehi dupan akademi k. Cendeki awan dan orang yang berpengaruh bi asanya mempunyai kosa kata asi ng yang l ebi h l uas dari pada kosa kata I ndonesi anya (sebagi an karena tuntutan untuk bel ajar bahasa asi ng keti ka bel ajar di l uar negeri ) dan mel upakan bahasa I ndonesi a. Aki batnya, mereka merasa l ebi h asi ng dengan bahasa I ndonesi a. Sel anjutnya, mereka l ebi h nyaman menggunakan bahasa (i sti l ah) asi ng untuk komuni kasi i l mi ah tanpa ada upaya sedi ki t pun untuk memi ki rkan pengembangan bahasa I ndonesi a. Medi a massa juga memperparah masal ah terutama tel evi si . Nama acara berbahasa I nggri s tetapi i si nya berbahasa I ndonesi a. Apakah bahasa I ndonesi a ataukah penyel enggara acara yang mi ski n kosa kata? Kal au ti dak, apakah menggunakan bahasa I ndonesi a kurang bergengsi , kurang mampu, dan kurang bermartabat? Ketiga, dal am duni a pendi di kan (khususnya perguruan ti nggi ) sebagi an buku refe- rensi atau buku ajar yang memadai dan l engkap bi asanya berbahasa asi ng (terutama I ng- gri s) karena memang banyak i l mu pengetahuan dan teknol ogi yang berkembang di l uar negeri . Sementara i tu, kemampuan bahasa asi ng rata-rata pel ajar dan mahasi swa dewasa i ni bel um dapat di katakan memadai untuk mampu menyerap pengetahuan yang l uas dan dal am yang terkandung dal am buku tersebut. Kenyataan tersebut sebenarnya merupakan i mpl i kasi dari suatu keputusan strategi k i mpl i si t yang di dasarkan pada asumsi bahwa seti ap pel ajar harus sudah fasi h berbahasa I nggri s setamatnya dari sekol ah sehi ngga bahasa I nggri s mempunyai kedudukan i sti mewa dal am kuri kul um sekol ah. Sel ai n i tu, di gunakannya buku teks berbahasa I nggris di dasarkan pada gagasan bahwa jaman sekarang tel ah mengal ami gl obal i sasi dan banyak orang berpi ki r bahwa gl obal i sasi harus di i kuti dengan pengi nggri san bangsa dan masyarakat. Strategi i ni ti dak hanya merasuki pi ki ran pengambi l keputusan di bi dang pendi di kan di ti ngkat i nsti tusi onal tetapi juga di ti ngkat i ndi vi dual guru atau dosen. Pi ki ran semacam i ni sebenarnya merupakan suatu kecohan penal aran (reasoning fallacy). Di Jepang, gl obal i sasi di maknai sebagai penggl o- bal an bangsa atau negara bukan penggl obal an i ndi vi dual . Di I ndonesi a, gl obal i sasi tam- paknya di maknai sebagai pengi nggri san masyarakat I ndonesi a sampai pada l api san masyarakat dan ti ngkat pendi di kan yang pal i ng bawah (taman bermai n dan taman kanak-kanak). Kal au gl obal i sasi di maknai dengan pengi nggri san masyarakat, yang sebe- narnya terjadi adal ah gombalisasi (penggombal an) masyarakat. Keempat, kal angan akademi k seri ng tel ah merasa mampu berbahasa I ndonesi a sehi ngga ti dak merasa perl u untuk bel ajar bahasa I ndonesi a atau membuka kamus bahasa I ndonesi a (mi sal nya Kamus Besar Bahasa I ndonesia). Aki batnya, orang seri ng merasa l ebi h asi ng mendengar kata bahasa sendi ri dari pada mendengar kata bahasa asi ng. Anehnya, kal au orang menjumpai kata asi ng (I nggri s) yang masi h asi ng bagi di ri nya, mereka dengan sadar dan penuh moti vasi berusaha untuk mengetahui arti nya dan mencari nya di dal am kamus dan ti dak pernah terl i ntas dal am pi ki rannya bahwa kata i tu aneh. Akan tetapi , kal au mereka mendengar kata bahasa I ndonesi a yang masi h asi ng bagi di ri nya, di a merasa i tu bukan bahasanya dan akan bereaksi dengan mengatakan Apa arti nya i ni , kok aneh-aneh? dan berusaha untuk ti dak pernah tahu apal agi membuka kamus dan menggunakannya secara tepat. Dal am Kontak Pembaca (Tempo, 2 Mei 1992), Sofi a Mansoor-Ni ksol i hi n mengemukakan hal beri kut i ni . 5 5 Dal am kuti pan i ni , kata-kata i tu adal ah sentana, menyura, menyoal, legah-leguh, dan nafsi-nafsi yang terdapat di majal ah TEMPO yang di kel uhkan ol eh seorang pembaca mel al ui Kontak Pembaca. Kuti pan tersebut merupakan sebagi an dari tanggapan terhadap kel uhan tersebut. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 5 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Sebetul nya, kata-kata i tu bi sa di cari sendi ri dal am kamus karena memang i tul ah i tul ah sal ah satu fungsi kamus. Tapi , bi asanya, kamus hanya di buka ji ka ki ta mengal ami kesul i tan untuk memahami kata bahasa asi ng. Bi l a menjumpai kata I ndonesi a yang ti dak ki ta kenal , ki ta bukannya membuka kamus, mel ai nkan pada umumnya menggerutu dan merasa terganggu. Rupanya, bukan hanya fi l m nasi onal yang sul i t menjadi tuan rumah di negeri sendi ri . Bahasa nasi onal pun ternyata seri ng ki ta anak ti ri kan. Menurut hemat saya, kamus perl u di buka seti ap kal i ki ta menjumpai kata yang ti dak ki ta kenal , bai k i tu kata asi ng maupun kata I ndonesi a. Ki ta terpaksa mengakui bahwa ki ta i ni sebenarnya mi ski n kosa kata bahasa sendi ri . Hanya sebagi an keci l yang kaya, mi sal nya para penul i s TEMPO. Jadi , agar dapat memahami tul i san si kaya, ki tal ah yang harus memperkaya di ri . Caranya? Ti dak serumi t menjadi kongl omerat. Cukup dengan memi l i ki kamus, sedi ki tnya KBBI (Kamus Besar Bahasa I ndonesi a). Si kap seperti i ni sebenarnya menunjukkan bahwa seseorang sudah merasa cukup dan puas dengan bahasa awam atau al ami ahnya. Dapat juga si kap semacam i tu ti mbul karena mental i tas rendah di ri yang akut (inferiority complex) atau mental terjajah. Akademi si yang bersi kap demi ki an l upa bahwa kemampuan menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompl eks dan konseptual memerl ukan kemampuan berbahasa dan penguasaan kosa kata pada ti ngkat yang memadai . Pada waktu bel ajar di l uar negeri , penul i s bertemu dengan mahasi swa Ameri ka (teman bai k penul i s) yang pada waktu i tu membawa kamus The American Heritage Dic- tionary yang cukup tebal . Penul i s menanyakan kepadanya mengapa di a masi h membawa kamus segal a toh di a sudah bi sa berbahasa I nggri s. Dengan nada yang cukup ti nggi (mungki n di a berpi ki r bahwa penul i s menanyakan stupid question dan i ngi n memberi pel ajaran kepada penul i s) di a menjawab yang ki ra-ki ra arti nya demi ki an: Apa kamu ki ra saya i ni tahu semua kata bahasa I nggri s? Pel ajaran yang dapat di peti k dari pengal aman i ni adal ah bahwa seseorang (khususnya dosen dan mahasi swa) harus bel ajar bahasa sendi ri (I ndonesi a) l ebi h dari apa yang di perol ehnya secara al ami ah. Kelima, beberapa kal angan masyarakat termasuk profesi onal (karena keti daktahuan- nya) seri ng menunjukkan si kap si ni s terhadap usaha-usaha pengembangan bahasa. Lebi h dari i tu, menggunakan bahasa I ndonesi a dengan bai k dan benar bel um merupakan suatu kebanggaan atau gengsi bagi penuturnya. Suatu struktur bahasa yang bai k dan benar jus- tru seri ng menjadi ol ok-ol ok sebagai mana di tunjukkan seorang penul i s di sebuah majal ah terkenal yang menganjurkan untuk mengganti Pusat Pembinaan Bahasa dengan Pusat Pembinasaan Bahasa. 6 Penul i s tersebut tampaknya ti dak dapat membedakan antara bahasa baku dan ragam bahasa. Kebijakan Nasional Sampai saat i ni tampaknya bel um ada suatu kesamaan persepsi dan kebi jakan yang tegas (di ti ngkat nasi onal , i nsti tusi , dan i ndi vi dual dosen) mengenai masal ah kebahasaan untuk kepenti ngan pengembangan i l mu dan teknol ogi . Atas dasar beberapa di l ema atau kendal a kebahasaan I ndonesi a di atas, ada suatu pertanyaan yang sangat mendasar yang dapat di jadi kan hal uan suatu kebi jakan strategi k nasi onal yang penti ng. Manakah kebi jakan nasi onal yang pal i ng efekti f untuk tujuan pengembangan i l mu pengetahuan dan teknol ogi di masa datang: 6 Remy Syl ado, Pusat Pembi naan Bahasa Apa Pusat Pembi nasaan Bahasa, J akarta, J akarta No. 173 (Oktober 1989), hl m. 84-85. Pusat Pembi naan dan Pengembangan Bahasa sekarang di sebut Pusat Bahasa saja. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 6 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia (1) mengajarkan bahasa asi ng (I nggri s) kepada pel ajar/mahasi swa sehi ngga mereka dapat membaca buku-buku asi ng tetapi tetap menggunakan bahasa I ndonesi a sebagai pengantar, (2) menerjemahkan buku asi ng i tu ke dal am bahasa I ndonesi a sehi ngga i l mu penge- tahuan asi ng i tu dapat di pel ajari ol eh pel ajar/mahasi swa I ndonesi a yang ti dak atau bel um paham atau fasi h bahasa asi ng pada ti ngkat yang memadai , atau (3) menggunakan bahasa I nggri s sebagai bahasa resmi di perguruan ti nggi (buku teks dan bahasa pengantar kul i ah). Dapatkah di capai suatu keadaan yang memungki nkan bahwa i l mu pengetahuan dan teknol ogi dapat segera di kuasai dan karya seni ti nggi dapat segera di ni kmati para pel ajar dan mahasi swa tanpa mereka harus bel ajar bahasa asi ng dul u? Ti dak mudah untuk men- jawab pertanyaan-pertanyaan i ni . Masi ng-masi ng pi l i han akan membawa i mpl i kasi yang sangat l uas bai k dal am kehi dupan masyarakat umum maupun akademi k. Yang jel as, kebi - jakan manapun yang di pi l i h akan mempunyai i mpl i kasi dal am membangun i nsan I ndone- si a yang cerdas dan kompeti ti f. Apa yang terjadi di I ndonesi a dewasa i ni juga merupakan refl eksi dari keputusan strategi k yang sekarang di anut bai k secara sadar ataupun ti dak. I mpl i kasi keputusan strategi k mengenai hal i ni di Jepang dapat di jadi kan contoh dan perti mbangan. Di negara tersebut, pel ajar pada ti ngkat pendi di kan menegah dan atas ti dak harus menunggu fasi h berbahasa I nggri s untuk dapat meni kmati karya-karya i l mi ah dan karya-karya seni ti nggi asi ng. Aki batnya, i novasi tumbuh dengan subur dan dapat di saksi kan bahwa bangsa Jepang tel ah meni kmati hasi l keputusan strategi k tersebut. Memang hasi l seperti i tu ti dak dapat di rai h dal am waktu pendek (dan juga ti dak hanya faktor bahasa yang menentukan). Akan tetapi , ti dak adakah usaha dal am di ri ki ta untuk menuju ke sana? Ti dak adakah paradi gma dan si kap baru dal am menghadapi masal ah kebahasaan ki ta bi l a memang benar bahwa kemantapan bahasa merupakan katal i sator kemajuan dan pengua- saan i l mu pengetahuan? Bahasa Menunjukkan Bangsa Ki ta memakl umi bahwa bahasa I nggri s yang ki ta kenal sekarang memang dapat di kata- kan mempunyai ejaan dan struktur bahasa yang baku yang menjadi bagi an penti ng dari martabat dan kemampuan bahasa. Ol eh karena i tu, bahasa tersebut tel ah mencapai sta- tus untuk di gunakan sebagai bahasa kei l muan. Tentu saja kedudukan semacam i tu ti dak terjadi begi tu saja. Bahasa tersebut tel ah mengal ami pengembangan dan perl uasan dal am waktu hampi r ti ga abad untuk mencapai statusnya seperti sekarang. Status yang demi ki an akhi rnya juga menjadi si kap mental bagi pemakai dan penuturnya. Arti nya, kesal ahan dal am penggunaan bahasa bai k tata bahasa maupun ejaan (spelling) merupa- kan suatu kesal ahan yang di anggap tercel a dan memal ukan apal agi di kal angan akade- mi k. Sudah menjadi kebi asaan umum dal am peni l ai an pekerjaan tul i s pel ajar dan mahasi swa di Ameri ka bahwa sal ah eja akan mengurangi skor pekerjaan tul i s tersebut. Hal seperti i tu dapat terjadi karena pemi l i han ejaan di dasarkan pada kai dah yang baku dan bukan di dasarkan atas selera pemakai . Bandi ngkan dengan keadaan di I ndonesi a khususnya di kal angan profesi onal dan akademi k. 7
7 Perhati kan cara penyerapan i sti l ah photocopy yang di gunakan sebagai contoh di Lampi ran. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 7 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Kesadaran akan adanya pedoman yang baku mencermi nkan bahwa masyarakat mem- punyai mental i tas untuk mengi kuti apa yang menjadi ketentuan atau kesepakatan ber- sama. Memang dal am seti ap ketentuan yang baku sel al u ada penyi mpangan. Akan tetapi , penyi mpangan tentu saja di harapkan sangat mi ni mal . Bi l a penyi mpangan l ebi h banyak dari pada ketentuan yang baku berarti ketentuan baku tersebut prakti s ti dak ada manfa- atnya sama sekal i . Dal am kehi dupan sehari -hari , bi l a kebi jaksanaan l ebi h banyak dari ketentuan yang tel ah di gari skan, dapat di bayangkan apa yang akan terjadi . Bi l a dal am kehi dupan bermasyarakat l ebi h banyak kebi jaksanaan (yang berarti penyi mpangan) dari - pada ketentuan hukum yang berl aku maka kepercayaan masyarakat terhadap hukum menjadi berkurang dan akhi rnya masyarakat l ebi h mempercayai atau menganut jal an si mpang. Ol eh karena i tu, semboyan bahasa menunjukkan bangsa sebenarnya bukan sekadar ungkapan kl i se mel ai nkan semboyan yang mempunyai makna fi l osofi s yang sangat dal am. Si kap masyarakat terhadap bahasa barangkal i dapat di jadi kan i ndi kator mengenai si kap masyarakat dal am hi dup bernegara. Mungki nkah peri l aku dal am penggu- naan bahasa I ndonesi a dewasa i ni merupakan refl eksi si kap mental ki ta yang sel al u mengharapkan kebi jaksanaan (baca: hak i sti mewa, pri ori tas, penyi mpangan, atau penge- cual i an terhadap hukum) dari pada mengi kuti ketentuan yang berl aku? Arti Penting Bahasa Asing Mungki n sekal i banyak orang menjadi khawati r bahwa kal au bahasa I ndonesi a menjadi maju dan semua buku sudah di tul i s dal am bahasa I ndonesi a maka kemampuan pel ajar dan mahasi swa berbahasa asi ng menjadi berkurang sehi ngga ti dak mampu bersai ng. Sekal i l agi bersai ng secara gl obal hendaknya ti dak di arti kan sebagai bersai ng secara i ndi - vi dual tetapi secara nasi onal . Mengembangkan dan memodernkan bahasa I ndonesi a di masa mendatang ti dak berarti memati kan bahasa asi ng. Yang sebenarnya harus di capai adal ah membuka cakrawal a pel ajar dan mahasi swa terhadap pengetahuan dan teknol ogi sejak di ni tanpa harus menunggu fasi h berbahasa asi ng. Hal i ni l ah yang perl u di perti m- bangkan secara seri us sebagai kebi jakan nasi onal . Sebagai i ndi vi dual , kal au ki ta i ngi n l ebi h mel ebarkan cakrawal a pengetahuan, bahasa asi ng jel as merupakan hal yang ti dak dapat di ti nggal kan. Masi h l angkanya buku-buku kei l muan berbahasa I ndonesi a dewasa i ni mengharuskan ki ta (kal angan busi nes, akademi k, dan i l mi ah) menguasai bahasa asi ng (khususnya bahasa I nggri s). Jadi , bel ajar bahasa asi ng harus merupakan dorongan i ndi - vi dual yang kuat bukan kebi jakan nasi onal . Hal yang perl u di catat adal ah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asi ng (ter- masuk membaca buku teks) dengan bai k kal au di a juga menguasai bahasa sendi ri (I ndonesi a) dengan bai k pul a. Bagai mana mungki n seseorang dapat bel ajar bahasa I nggri s yang mempunyai struktur yang baku dan canggi h kal au di a sendi ri ti dak menguasai bahasa I ndonesi a yang baku (dan sebenarnya juga canggi h dan bermartabat) sebagai pembandi ngnya? Tel ah di sebutkan di muka, banyak orang mengel uh dan merasa sul i t bel ajar bahasa I nggri s tetapi mereka l upa bahwa kesul i tan tersebut sebenarnya di sebab- kan ol eh struktur bahasa I ndonesi anya yang masi h bel um memadai . Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Karya tul i s i l mi ah atau akademi k menuntut kecermatan dal am penal aran dan bahasa. Dal am hal bahasa, karya tul i s semacam i tu (termasuk l aporan penel i ti an) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal ) atau terpel ajar dan bukan bahasa i nformal Peran dan Martabat bahasa Indonesia 8 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia atau pergaul an. Sugono (1997) membagi ragam bahasa atas dasar medi a/sarana, penutur, dan pokok persoal an. Atas dasar medi a, ragam bahasa terdi ri atas ragam bahasa l i san dan tul i s. Atas dasar penuturnya, terdapat beberapa ragam yai tu di al ek, terpel ajar, resmi , dan takresmi . Dari segi pokok persoal an, ada berbagai ragam antara l ai n i l mu, hukum, ni aga, jurnal i sti k, dan sastra. Ragam bahasa karya tul i s i l mi ah/akademi k hendaknya mengi kuti ragam bahasa yang penuturnya adal ah terpel ajar dal am bi dang i l mu tertentu. Ragam bahasa i ni mengi kuti kai dah bahasa baku untuk menghi ndari ketaksaan atau ambi gui tas makna karena karya tul i s i l mi ah ti dak teri kat ol eh waktu. Dengan demi ki an, ragam bahasa karya tul i s i l mi ah sedapat-dapatnya ti dak mengandung bahasa yang si fatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnal i sti k. Tujuannya adal ah agar karya tersebut dapat tetap di pahami ol eh pem- baca yang ti dak berada dal am si tuasi atau konteks saat karya tersebut di terbi tkan. Masal ah i l mi ah bi asanya menyangkut hal yang si fatnya abstrak atau konseptual yang sul i t di cari al at peraga atau anal ogi nya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam i tu, di perl ukan struktur bahasa dan kosa kata yang canggi h. Ci ri -ci ri bahasa kei l muan adal ah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengerti an yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteri sti k i ni , suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesal ahan makna bagi peneri manya. Suharsono (2001) menyebutkan beberapa aspek yang harus di perhati kan dal am karya tul i s i l mi ah berupa penel i ti an yai tu: Bermakna i si nya Jel as urai annya Berkesatuan yang bul at Si ngkat dan padat Memenuhi kai dah kebahasaan Memenuhi kai dah penul i san dan format karya i l mi ah Komuni kati f secara i l mi ah Aspek komuni kati f (keefekti fan) hendaknya di capai pada ti ngkat kecanggi han yang di harapkan dal am komuni kasi i l mi ah. Ol eh karena i tu, karya i l mi ah ti dak sel ayaknya membatasi di ri untuk menggunakan bahasa (struktur kal i mat dan i sti l ah) popul ar khususnya untuk komuni kasi antari l muwan. Karena makna si mbol bahasa harus di arti - kan atas dasar kai dah baku, karya i l mi ah ti dak harus mengi kuti apa yang nyatanya di gunakan atau popul ar dengan mengorbankan makna yang seharusnya. Bahasa kei l - muan ti dak sel ayaknya mengi kuti kesal ahkaprahan. Dal am kai tannya dengan hal i ni , Sterl i ng (1979) menegaskan pendekatan penggunaan i sti l ah akuntansi sebagai beri kut: The danger in continuing to use a nonscientific language is that we will not even understand the questions of science, much less seek answers to those questions. I f we begin to use the language of science, we may begin to ask the right kinds of ques- tions. Asking the right kinds of questions is a long way of obtaining answers, but it is a prerequisite. Another advantage of adopting the language of science is that the scientific com- munity has had a considerable experience in making their communication more pre- cise. The major contributor toward precise communication is the adoption of technical terms by each scientific subspecialty. We accountants seem to have a nega- tive attitude toward technical terms. On the one hand, this attitude is well founded since we need to communicate with nonaccountants via our financial reports. On the other hand, the absence of technical terms inhibits communication among accoun- tants. The language that we currently use in trying to communicate with each other Peran dan Martabat bahasa Indonesia 9 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia is most imprecise. I t would be wholly beneficial if we adopted technical terms to com- municate with each other and then translated those terms into plain English when we communicate with nonaccountants (hl m. 36). Pemenuhan kai dah kebahasaan merupakan ci ri utama dari bahasa kei l muan. Ol eh karena i tu, aspek kebahasaan dal am karya i l mi ah sebenarnya adal ah memanfaatkan kai dah kebahasaan untuk mengungkapkan gagasan secara cermat. Kai dah i ni menyangkut struktur kal i mat, di ksi , perangkat peri sti l ahan, ejaan, dan tanda baca. Apa yang di katakan Sterl i ng di atas mengajarkan kepada ki ta bahwa ki ta ti dak harus takut menci ptakan i sti l ah baru hanya karena ki ta khawati r masyarakat akan bi ngung atau ti dak tahu. Dal am menci ptakan i sti l ah baru, masyarakat yang di acu hendaknya adal ah masyarakat profesi onal , i l mi ah, atau akademi k yang mempunyai kebersedi aan (willingness) dan ketekunan (diligence) untuk bel ajar bukan orang awam dal am per- gaul an umum atau pasar. I tul ah sebabnya badan penyusun standar di Ameri ka, Financial Accounting Standards Board (FASB), ti dak takut menci ptakan i sti l ah baru karena mereka menetapkan standar kei l mi ahan atau profesi onal i sma mi ni mal masyarakat yang di tuju. Hal i ni di nyatakan FASB sebagai beri kut: 8 Financial reporting should provide information that is useful to present and poten- tial investors and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar decisions. The information should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are wi l l i ng to study the i nfor mati on wi th r easonabl e di l i gence. Kai dah kebahasaan I ndonesi a di perguruan ti nggi menjadi masal ah karena kenyataan bahwa sebagi an besar buku i l mu pengetahuan dan teknol ogi berbahasa I nggri s sementara proses bel ajar menggunakan bahasa I ndonesi a. Lebi h dari i tu, peran dosen dal am memahamkan pengetahuan masi h sangat domi nan sehi ngga dosen sangat di harap- kan mampu berbahasa I nggri s. Jadi , dosen harus mampu menyerap pengetahuan dal am bahasa I nggri s dan menyampai kannya dal am bahasa I ndonesi a. Fungsi semacam i ni akan mel i batkan penerjemahan dan pembentukan i sti l ah ol eh dosen. Masal ah yang pal i ng pel i k adal ah pembentukan i sti l ah. Sayangnya, para dosen ti dak berusaha sama sekal i untuk mengembangkan i sti l ah baru karena mengi ra bahwa bahasa I ndonesi a ti dak cukup kaya dan mampu. Al i h-al i h mengapresi asi dan mempel ajari penjabaran i sti l ah, mereka l ebi h suka menggerutu atau mal ah mengol ok-ol ok pengenal an i sti l ah baru. Aki batnya, i sti l ah baru ti dak di bahas di kel as tetapi di sembunyi kan. Dal am membahas i sti l ah di kel as, dosen ti dak harus sel al u setuju dengan i sti l ah baru tetapi harus mengajukan al asan atau penal arannya. Tugas dosen adal ah menyampai kan gagasan dengan bai k bukan memaksa- kan sel eranya. Ti dak mengenal kan dan membahas i sti l ah baru sama saja dengan memasangi kaca mata kuda pada mahasi swa dan menutup perbai kan potensi al . Ol eh karena i tu, dosen perl u memahami kai dah yang berkai tan dengan pembentukan i sti l ah. Pedoman Umum Pembentukan I stilah (PUPI ) yang di kel uarkan ol eh Pusat Bahasa merupakan sumber yang cukup bai k dan memadai sebagai pedoman. Wal aupun ti dak ber- kai tan dengan pembentukan i sti l ah, tanda baca juga merupakan bagi an penti ng dal am pemaparan karya i l mi ah. Pedoman penggunaan tanda baca di muat secara l engkap dal am Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Dal am kenyataannya, pedoman i ni bel um di manfaat- kan sepenuhnya karena kurangnya apresi asi dan perhati an masyarakat akademi k dan profesi onal terhadapnya. 8 FASB (1991), Statement of Fi nanci al Accounti ng Concepts No. 1, paragraf 40. Penebal an ol eh penul i s. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 10 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Level Bahasa Mahasi swa seri ng mengel uh bahwa mereka sukar memahami suatu buku yang di tul i s dal am bahasa I ndonesi a. Ada berbagai al asan yang dapat menerangkan hal tersebut. Per- tama, buku yang di bacanya membahas masal ah konkret dan sederhana tetapi di tul i s dengan bahasa yang kurang memadai sehi ngga sul i t di pahami apal agi kal au pembaca hanya menggunakan struktur bahasa al ami ahnya sehi ngga pembaca ti dak tahu bahwa struktur bahasa dal am buku tersebut kel i ru dan menjadi ti dak mudah di pahami maksud- nya. Kedua, mahasi swa membaca buku yang memerl ukan pemi ki ran mendal am tetapi membacanya seperti membaca beri ta di koran sehi ngga pemahaman ti dak di perol eh. Keti ga, i ni yang justru seri ng terjadi , buku tersebut memang i ngi n mengungkapkan sesuatu yang kompl eks dan konseptual yang memerl ukan struktur bahasa dan kosa kata yang canggi h dan di tul i s dal am bahasa yang sangat memadai dan baku pada ti ngkatnya tetapi mahasi swa menggunakan struktur bahasa al ami ahnya untuk memahami . Buku dengan ti ngkat bahasa yang ti nggi di baca dengan kemampuan bahasa pada ti ngkat rendah. Buku dengan ti ngkat bahasa standar yang ti nggi di baca dengan ti ngkat bahasa pergaul an umum. Sayangnya, banyak orang yang menuduh bahwa suatu buku sul i t di pa- hami padahal sebenarnya orang ti dak mempunyai kemampuan bahasa dan daya nal ar yang memadai untuk memahami . Al i h-al i h bel ajar bahasa, mahasi swa menuntut agar bahasa buku teks membumi . Bahasa memang mempunyai aras (l evel ) di ti njau dari l uasnya kosa kata khusus (spe- cialized vocabulary) dan ragam bahasa. Buku bacaan asi ng (berbahasa I nggri s) seri ng di beri keterangan mengenai aras atau l evel bahasa yang di gunakan atas dasar kosa kata khusus dan kekompl eksan struktur bahasa. Gambar 1 mel uki skan l evel bahasa yang di gunakan untuk menandai l evel beberapa bacaan berbahasa I nggri s. Gambar 1. Level Bahasa Oxford Advanced Learners Dictionary, 7th Edition memuat daftar kata yang masuk dal am Oxford 3000 TM Vocabulary Trainer (hl m. R100-R113). Kal au di ti njau dari l i ngkup pemakai an, daftar kata i ni dapat di gunakan sebagai pengukur l evel bahasa. Kal au ki ta sudah tahu hampi r semua arti kata dan penggunaannya, berarti ki ta sudah berada pal i ng ti dak pada l evel 3000-kata. Akan tetapi , kal au ki ta ti dak tahu l ebi h dari 150 kata Level Contoh Penggunaan 30,000 kata ke atas Buku Shakespeare, filsafat 20,000 kata Sastra tinggi, beberapa buku klasik, filosofi 10.000 kata Buku teks ilmu sosial 5,000 kata Buku teks ilmu alam atau pasti 4,000 kata Majalah popular, koran, bacaan pupular lainnya 2.000 kata Buku cerita sederhanaan (simplified) 1000 kata Buku teks dan cerita sekolah dasar 500 kata Belanja di swalayan, papan nama, iklan layanan masyarakat Orang bisu pun dapat bercerita Bahasa simbol atau isyarat Peran dan Martabat bahasa Indonesia 11 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia (5%), ki ta mungki n berada pada l evel di bawah 3000-kata. Ki ta akan mengal ami ham- batan untuk memahami materi dengan l evel bahasa di atas l evel yang ki ta kuasai . Ol eh karena i tu, kal au mahasi swa i ngi n meni kmati duni a pengetahuan yang l uas dan ti nggi , mahasi swa harus memperbai ki kemampuan bahasanya (bai k I ndonesi a maupun I nggri s). Mahasi swa harus mempunyai kemampuan berbahasa pada ti ngkat yang mema- dai untuk mampu menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompl eks dan konseptual . Bahasa mahasi swa harus mel angi t. Mahasi swa harus meni ngkatkan l evel bahasanya. Kal au hanya keterampi l an tekni s dan komuni kasi umum yang menjadi tujuan, bahasa al ami ah memang sudah cukup. Gambar 2 mel uki skan arti penti ng penguasaan bahasa (I ndonesi a dan I nggri s) kal au ki ta i ngi n berkomuni kasi dan bel ajar dal am dua bahasa i tu sama bai knya pada l evel yang ti nggi . Yang jel as ki ta akan mampu menjel ajahi medan pengetahuan asi ng sepenuhnya kal au ki ta mempunyai kemampuan bahasa pada l evel yang sama dengan yang di gunakan dal am bahasa sumber dan sasaran. Persoal annya adal ah berapa l ama di perl ukan untuk mencapai l evel bahasa I nggri s yang ti nggi ? Harus- kah pembel ajar I ndonesi a bel ajar bahasa I nggri s (dan asi ng l ai nnya) sampai l evel yang ti nggi untuk menjel ajahi medan pengetahuan yang dapat di jel ajahi ol eh orang asi ng? Hal i ni merupakan masal ah yang harus di perti mbangan dengan saksama dal am menetapkan kebi jakan nasi onal dal am pengembangan bahasa I ndonesi a yang pada gi l i rannya mempu- nyai i mpl i kasi terhadap pengembangan i l mu dan teknol ogi pada ti ngkat yang ti nggi . . Apakah mahasi swa perl u mampu berbahasa asi ng (I nggri s)? Kal au mahasi swa i ngi n l ebi h mel ebarkan cakrawal a pengetahuannya, bahasa asi ng jel as merupakan hal yang ti dak dapat di ti nggal kan. Masi h l angkanya buku-buku kei l muan berbahasa I ndonesi a dewasa i ni mengharuskan mahasi swa menguasai bahasa asi ng (khususnya bahasa I ng- gri s). Mata kul i ah dan pengetahuan l ai n di perguruan ti nggi (yang bukan mata kul i ah bahasa I nggri s tetapi menggunakan buku teks asi ng), wal aupun membantu, bukan meru- pakan sarana untuk bel ajar bahasa I nggri s. Bahasa I nggri s harus di pel ajari secara khusus dan seri us mel al ui pel ajaran dan pel ati han secara khusus. Hal yang perl u di catat adal ah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asi ng (termasuk membaca buku teks) dengan bai k kal au di a juga menguasai bahasa sendi ri (I ndonesi a) dengan bai k pul a. I ni berl aku Gambar 2. Arti Penting Kemampuan Bahasa Kekayaan gramatika, kosa kata, gaya bahasa, idiom, ekspresi Medan cipta, karsa, rasa dalam bentuk ilmu penge- tahuan, teknologi, dan karya seni Asing (bahasa sumber) Yang dapat diungkap dengan bahasa sumber Yang dapat ditangkap dengan alih bahasa atau penguasaan bahasa asing Alih bahasa Penguasaan bahasa asing pada tingkat yang memadai Kekayaan gramatika, kosa kata, gaya bahasa, idiom, ekspresi Medan cipta, karsa, rasa dalam bentuk ilmu penge- tahuan, teknologi, dan karya seni Nasional (bahasa sasaran) Dapatkah segera dikuasai secara efektif (100%) oleh mahasiswa tingkat S1 atau di bawahnya tanpa hambatan bahasa? Peran dan Martabat bahasa Indonesia 12 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia untuk mereka yang sel ama hi dup bel um pernah hi dup di masyarakat yang berbahasa I ng- gri s secara penuh. Bagai mana mungki n seseorang dapat bel ajar bahasa I nggri s yang mem- punyai struktur yang baku dan canggi h kal au di a sendi ri ti dak menguasai bahasa I ndonesi a yang baku (dan sebenarnya juga canggi h) sebagai pembandi ngnya? Banyak orang mengel uh dan merasa sul i t bel ajar bahasa I nggri s tetapi mereka l upa bahwa kesu- l i tan tersebut sebenarnya di sebabkan ol eh penguasaan struktur bahasa I ndonesi anya sendi ri yang masi h bel um memadai . Kal au hanya keterampi l an tekni s yang menjadi tujuan, bahasa al ami ah memang sudah cukup. Apakah keti dakpedul i an kal angan akademi k terhadap pengembangan bahasa I ndonesi a justru di sebabkan ol eh kenyataan bahwa yang di pel ajari di perguruan ti nggi sebenarnya hanyal ah hal -hal yang sangat tekni s (di ketahui -hi tung-hi tungan) dan bukan hal -hal yang bersi fat konseptual dan fi l osofi s? 9 Masalah Pembentukan Istilah Pembentukan i sti l ah yang konsi sten dan berkai dah akan memudahkan pengarti an makna atau gagasan yang terkandung dal am si mbol berupa rangkai an kata. Pembentukan i sti l ah yang cermat i ni akan sangat terasa manfaatnya dal am bahasa kei l muan yang men- syaratkan kecermatan ekspresi . Acapkal i orang menci ptakan i sti l ah bukan dengan penal aran dan kai dah bahasa mel ai nkan dengan perasaan atau pengal aman saja atau bah- kan dengan dasar pendengaran. I sti l ah hendaknya ti dak di ci ptakan atas dasar telinga saja tetapi yang l ebi h penti ng adal ah atas dasar apa yang ada di balik telinga. Pembentukan i sti l ah atas dasar tel i nga dapat saja di l akukan tetapi hasi l nya seri ng ti dak mengena atau bahkan menyesatkan. Pengembangan pengetahuan dan bahasa kei l muan seri ng menjadi terhambat karena orang mempertahankan apa yang sudah kaprah tetapi secara kai dah dan makna bahasa kel i ru sehi ngga penangkapan dan pemahaman suatu konsep dal am pengetahuan tertentu juga i kut kel i ru (wal aupun ti dak di sadari ). Kemajuan bahasa I ndonesi a dewasa i ni sebenarnya cukup menggembi rakan dan men- janji kan. Kata-kata baru (yang mul a-mul a di anggap asi ng) mul ai muncul dan beberapa kata menjadi berteri ma di masyarakat. Semua kata-kata baru tersebut tel ah di kembang- kan ol eh Pusat Bahasa, ahl i bahasa, dan pemakai bahasa yang mempunyai kesadaran bahasa atas dasar perekayasaan bahasa (language engineering). Perekayasaan bahasa adal ah proses penal aran yang di gunakan dal am pengembangan i sti l ah dan kosa kata. Dengan perekayasaan tersebut, bentuk bahasa sedapat-dapatnya memanfaatkan sarana morfol ogi bahasa I ndonesi a. Moel i ono (1986) menjel askan bahwa pada awal pemakai annya seakan-akan kata-kata baru akan menjadi l ebi h asi ng dari ben- tuk asi ngnya. Akan tetapi , dal am jangka panjang usaha i ni akan sangat menunjang pengembangan i l mu pengetahuan dan teknol ogi karena memberi sarana untuk menerus- kan gagasan atau i l mu pengetahuan kepada mereka yang bel um mengenal bahasa asi ng secukupnya. Usaha perekayasaan bahasa di bi dang kei l muan bertujuan agar seti ap makna i sti l ah, bai k yang berupa kata maupun yang berupa ungkapan, dapat di jabarkan dari strukturnya. Hal i ni juga akan mempunyai pengaruh terhadap kel ancaran dan ketepatan penerjemahan antarbahasa. Perekayasaan bahasa tel ah mampu dan berhasi l menci ptakan i sti l ah dan kata baru yang si fatnya menambah kosa kata dan menambah medan makna yang dapat di ungkap- 9 Hal i ni pernah penul i s kemukakan dal am arti kel Peri l aku Bel ajar di Perguruan Ti nggi , J urnal Akuntansi & Manaje- men STI E-YKPN, Maret 1991. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 13 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia kan dal am bahasa I ndonesi a sehi ngga suatu pengal aman atau gagasan dapat di ungkapkan dengan si mbol kata yang tepat. Kata-kata baru tersebut banyak yang sudah berteri ma bai k di kal angan akademi k maupun masyarakat umum. Mi sal nya, kata pelatihan (sebagai padanan training) mul ai berteri ma dan banyak di gunakan untuk membedakannya dengan latihan yang merupakan padanan exercise. Kata pelaporan mul ai di gunakan di sampi ng laporan untuk membedakan makna reporting (sebagai proses) dan reports (sebagai hasi l proses). Kata rerangka perl u di ci ptakan untuk padanan framework untuk membedakannya dengan kerangka yang di gunakan sebagai padan kata skeleton. Di bi dang ejaan, perekayasaan bahasa menganjurkan kata praktik untuk mengganti praktek agar pembentukan i sti l ah turunan (praktis, praktisi dan praktikum) dapat mengi kuti morfol ogi bahasa secara taat asas. Keberteri maan beberapa kata atau i sti l ah baru dal am masyarakat dewasa i ni menun- jukkan bahwa masyarakat (bai k awam maupun akademi k/profesi onal ) sebenarnya cukup l entur dan adapti f dal am meneri ma gagasan baru. Masyarakat umum dapat memahami bahwa memenangkan harus di ganti dengan memenangi, membawahi dengan membawah- kan, dan komoditi dengan komoditas. Ol eh karena i tu, dal am pengembangan i sti l ah ki ta ti dak harus terbel enggu ol eh apa yang nyatanya di gunakan tetapi sel al u berupaya untuk menggunakan apa yang seharusnya di gunakan. Penyi mpangan atau anomal i memang sel al u ada tetapi penyi mpangan hendaknya ti dak terl al u banyak. Terl al u banyak penyi mpangan sama saja arti nya dengan ti dak ada kai dah. Perangkat Kata Peristilahan PUPI mengarti kan perangkat kata peri sti l ahan sebagai kumpul an i sti l ah yang di jabarkan dari bentuk yang sama, bai k dengan proses penambahan dan pengurangan maupun dengan proses penurunan kata. Beri kut i ni adal ah contoh seperangkat kata peri sti l ahan yang di beri kan dal am PUPI (buti r 1.9): absorb serap absorbate zat terserap, absorbat absorbent (nomi na) zat penyerap, absorben absorbent (adjekti va) berdaya serap absorber penyerap absorptivity kedayaserapan, daya serap absortive absorti f absorbency daya serap, absorbensi absorbable terserapkan absorbability keterserapan, absorbabi l i tas absoprtion penyerapan, absorpsi Perangkat kata peri sti l ahan seperti di atas sangat penti ng arti nya untuk kepenti ngan i l mi ah dan akademi k yang menuntut kecermatan. Bahasa I ndonesi a sebenarnya mampu dan mempunyai sarana untuk mengembangkan perangkat kata peri sti l ahan seperti i tu. Namun demi ki an, karena para pakar atau i l muwan atau akademi si seri ng merendahkan bahasa I ndonesi a atau ti dak bersedi a mempel ajari kemampuan bahasa I ndonesi a yang sebenarnya, perangkat seperti i tu bel um sepenuhnya di manfaatkan untuk kepenti ngan i l mi ah. Dengan perangkat peri sti l ahan semacam i tu, pel ajar dan mahasi swa yang bel um fasi h berbahasa I nggri s akan mampu menjel ajahi medan makna atau duni a abstrak yang dapat di bayangkan ol eh penul i s buku asi ng (berbahasa I nggri s). Hal i ni l ah yang menjadi peran bahasa I ndonesi a dal am mencerdaskan bangsanya yang mempunyai daya sai ng Peran dan Martabat bahasa Indonesia 14 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia secara gl obal . Kamus bahasa I ndonesi a juga akan berkembang. Pada gi l i rannya, pel ajar dan mahasi swa I ndonesi a akan dengan mudah bel ajar bahasa asi ng (I nggri s). Beberapa masal ah yang berkai tan dengan pembentukan i sti l ah terutama dengan penyerapan i sti l ah bahasa I nggri s di urai kan dal am Lampi ran. Haruskah Diubah Dengan ri ngkasan sebagi an kai dah-kai dah pembentukan i sti l ah yang di urai kan dal am Lampi ran, masal ah yang ti mbul adal ah apakah i sti l ah yang sudah tel anjur popul ar tapi sal ah kaprah harus di ganti ? Untuk tujuan jangka panjang (kepenti ngan masa depan) dan untuk kemudahan bel ajar bahasa asi ng, pengganti an merupakan keharusan. Al asan nos- tal gi k atau senti mental ti dak dapat menjadi basi s untuk mempertahankan i sti l ah yang menyi mpang khususnya untuk tujuan kei l muan atau profesi onal . Dal am hal i ni , orang seri ng menguti p ungkapan Shakespeare, Whats in a name? (Apal ah arti sebuah nama?). 10
Apakah kal au bunga mawar di beri nama l ai n l al u ti a ti dak harum. Nama atau i sti l ah hanyal ah sebuah kesepakatan. Yang penti ng adal ah objek yang di beri nama. Akan tetapi , dal am duni a akademi k dan profesi onal yang menuntut kecermatan, senti men atau argu- men semacam i tu jel as ti dak berl aku karena nama atau i sti l ah membawa peri l aku. Peri l aku, si kap, dan persepsi dapat di ubah menjadi l ebi h bai k atau l ebi h memenuhi hara- pan dengan memberi nama sesuai dengan maknanya. I tul ah sebabnya, agar si kap masyarakat terhadap pajak berubah, Kantor I nspeksi Pajak (KI P) harus di ganti dengan Kantor Pel ayanan Pajak (KPP). Dengan penal aran yang sama dan di l andasi ol eh kemauan pol i ti k yang ti nggi , peme- ri ntah secara menawan tel ah mengubah bai t l agu Tujuh Belas Agustus dari Satu tujuh dlapan tahun empat lima menjadi Tujuh belas Agustus tahun empat lima tanpa mengurangi jasa bai k penggubahnya. Demi ki an juga, karena penanaman wawasan nusan- tara bagi bangsa I ndonesi a, l agu Dari Barat Sampai ke Timur harus di ubah menjadi Dari Sabang Sampai Merauke. Dapat di bayangkan betapa ngeri nya orang-orang I ndi a, Sri 10 Ungkapan tersebut terdapat dal am dr ama Romeo and Jul i et sebagai beri kut (penebal an ol eh penul i s): J ul. Oh Romeo, Romeo! Wherefore art thou Romeo? Deny thy father and refuse thy name; Or, if thou wilt not, be but sworn my love, And I ll no longer be a Capulet. Rom. [Aside]. Shall I hear more, or shall I speak at this? J ul. Tis but thy name that is my enemy; Thou art thyself, though not a Montague. Whats Montague? it is nor hand, nor foot, Nor arm, nor face, nor any other part Belonging to a man. O, be some other name! Whats i n a name? that which we call a rose By any other name would smell as sweet; So Romeo would, were he not Romeo calld Retain that dear perfection which he owes Without that title. Romeo, doff thy name, And for that name, which is no part of thee, Take all myself. Rom. [Aloud]. I take at thy word; Call me but Love, and I ll be new babtizd; Henceforth I never will be Romeo. Bai t-bai t di atas di kuti p seperti apa adanya dari A. J. J. Ratcl i ff (edi tor), Shakespeares Romeo and J uliet (London: Thomas Nel son & Sons, Ltd., tanpa tahun), hl m. 52-53. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 15 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Langka, Paki stan, Papua Nugi ni , Mal aysi a, dan Austral i a mendengar l agu tersebut di nya- nyi kan anak-anak dan pel ajar I ndonesi a bi l a syai r asl i nya ti dak di ubah. Masi h ada satu l agu yang perl u di perbai ki sal ah satu bai tnya yai tu l agu perjuangan Sepasang Mata Bola. Bai t yang berbunyi lindungi daku pahlawan dar i pada si angkara murka harus di ubah menjadi lindungi daku pahlawan dar i par a angkara murka. Bi l a ti dak di ubah, anak-anak atau pel ajar yang menyaji kan l agu tersebut akan mempunyai kesan yang kel i ru tentang si tuasi perjuangan pada waktu i tu. Tugas Siapa Seandai nya ada keyaki nan bahwa bahasa I ndonesi a harus di ti ngkatkan dan di modernkan sehi ngga mempunyai kemantapan dan kebermanfaatan yang seti ngkat dengan bahasa yang sudah modern dan maju, si apakah yang pal i ng bertanggung jawab untuk i tu? Tentu saja tugas pengembangan ti dak sel uruhnya ada di pundak Pusat (Pengembangan) Bahasa atau para ahl i bahasa. Semua yang terl i bat dal am penggunaan bahasa mempunyai kewa- ji ban untuk i tu. Perguruan ti nggi sebenarnya merupakan suatu agen pengembangan (agent of development) dan agen perubahan (agent of changes) yang sangat strategi k. Ol eh karena i tu, para parti si pan (khususnya dosen dan mahasi swa) dal am proses pendi di kan di perguruan ti nggi tentunya harus i kut mendukung pengembangan tersebut. Perguruan ti nggi ti dak harus tunduk pada apa yang nyatanya di prakti kkan tetapi harus dapat mempengaruhi sel era penggunaan bahasa ol eh masyarakat. Masal ahnya adal ah apakah sekarang i ni para parti si pan mempunyai kesadaran dan perhati an (awareness dan con- cern) mengenai hal i ni ? Kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai al at ekspresi buah pi ki ran bukan merupakan bakat al am (gifted) mel ai nkan keterampi l an yang harus di pel ajari dengan penuh kesadaran. Sayangnya banyak di antara ki ta yang sudah merasa dapat ber- bahasa (bahasa I ndonesi a khususnya) bukan karena mempel ajari nya secara sadar akan tetapi memperol ehnya secara al ami ah (secara MSMD). Bi l a ki ta i ngi n mencapai dan meni kmati pi ki ran-pi ki ran dan gagasan-gagasan i l mi ah, maka bahasa yang ki ta kuasai secara al ami ah harus ki ta ti ngkatkan menjadi bahasa i l mi ah. Untuk percakapan dan penul i san sehari -hari dal am pergaul an umum, bahasa yang di perol eh secara al ami ah memang cukup tetapi ti ngkat kecanggi han bahasa tersebut sebe- narnya ada pada ti ngkat yang pal i ng bawah. Ci ri umum bahasa tersebut adal ah struktur bahasa yang sederhana (seri ng ti dak l engkap dan mengandung sal ah kaprah) dan kosa kata yang sangat terbatas. Bahasa tersebut cukup untuk sarana komuni kasi umum dal am kehi dupan umum sehari -hari . Akan tetapi , bahasa awam atau al ami ah ti dak mampu dan kurang memadai untuk mengungkapkan hal -hal yang bersi fat i l mi ah dan abstrak atau konseptual . Untuk mengungkapkan hal i ni di perl ukan struktur bahasa dan kosa kata yang l ebi h canggi h. Ci ri -ci ri bahasa kei l muan adal ah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengerti an yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteri sti k i ni , suatu gagasan dapat terekspresi dengan cermat tanpa kesal a- han makna bagi peneri manya (untuk masal ah i l mi ah). Simpulan Bahasa dapat mempunyai dampak yang l uas dal am penyebaran maupun pemahaman i l mu pengetahuan dan teknol ogi . Bahasa I ndonesi a sedang bersai ng dengan bahasa asi ng dal am menemukan ci ri khasnya. Si kap si ni s dan apri ori terhadap pengembangan bahasa Peran dan Martabat bahasa Indonesia 16 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia merupakan sal ah satu faktor yang menghambat pengembangan i tu sendi ri . Bahasa I ndo- nesi a tampaknya masi h di pandang sebagai bahasa pol i ti s atau sebagai si mbol persatuan tetapi bel um di kembangkan menjadi sarana komuni kasi untuk pengungkapan i nformasi yang kompl eks dal am bi dang kei l muan. Atas dasar struktur dan morfol ogi bahasa I ndone- si a yang sekarang tersedi a, bahasa I ndonesi a sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk di kembangkan menjadi bahasa yang maju dan canggi h sebagai bahasa kei l muan sehi ngga para pel ajar dapat meni kmati karya-karya sastra, i l mu pengetahuan, dan teknol ogi yang ti nggi tanpa harus menunggu kefasi han berbahasa asi ng. Pada gi l i rannya, kefasi han berbahasa I ndonesi a akan sangat membantu proses dan pemahaman dal am bel ajar bahasa asi ng i tu sendi ri . Pembentukan i sti l ah yang konsi sten dan berkai dah akan memudahkan pengarti an makna atau gagasan yang terkandung dal am si mbol berupa rangkai an kata. Pemben- tukan i sti l ah yang cermat i ni akan sangat terasa manfaatnya dal am bahasa kei l muan yang mensyaratkan kecermatan ekspresi . Pengembangan pengetahuan dan bahasa seri ng menjadi terhambat karena orang mempertahankan apa yang sudah kaprah tetapi secara kai dah dan makna bahasa kel i ru sehi ngga penangkapan dan pemahaman suatu konsep dal am pengetahuan juga i kut kel i ru (wal aupun ti dak di sadari ). I sti l ah membawa peri l aku. Ol eh karena i tu, i sti l ah yang kel i ru dapat mengaki batkan peri l aku yang kel i ru pul a dan kal au peri l aku yang kel i ru tersebut di prakti kkan tanpa sadar dal am suatu profesi maka profesi sebenarnya tel ah mel akukan mal prakti k/mal aprakti k (malpractice). Perguruan ti nggi merupakan pusat pengembangan i l mu sehi ngga perguruan ti nggi ti dak dapat mel epaskan di ri dari fungsi nya sebagai pengembang bahasa I ndonesi a. Pergu- ruan ti nggi ti dak harus tunduk pada apa yang nyatanya di prakti kkan tetapi harus dapat mempengaruhi sel era penggunaan bahasa ol eh masyarakat. Kal au perguruan ti nggi hanya mengajarkan apa yang nyatanya di prakti kkan dal am masyarakat maka hi l angl ah fungsi perguruan ti nggi sebagai agen pengembangan dan perubahan (kemajuan). Pergu- ruan ti nggi hanya berfungsi ti dak l ebi h dari sebuah kursus keterampi l an. Dal am hal peng- gunaan bahasa, memang dapat di teri ma pandangan yang menyatakan bahwa the public has the final taste. Akan tetapi , sel era masyarakat dapat di arahkan menuju ke sel era bahasa yang ti nggi kal au al ternati f-al ternati f yang bersel era ti nggi di tawarkan kepada mereka. Apa yang di ungkapkan ol eh Moel i ono (1989) beri kut dapat menjadi l andasan ki ta dal am bersi kap terhadap pengembangan bahasa. The language plannersand we mean not only the experts but also the members of other social groupswho wish to see the I ndonesian language become more refined, more flexible, more accurate and capable of serving its speakers in all of its purposes, should wholeheartedly try to guide the direction of the public's taste by setting the example that is sensitive to the language's uniformity as well as its multivarious- ness. I f we want to expand the vocabulary and develop various styles, the problem that arises is whether the I ndonesian language has enough means to make this modern- ization possible? To answer this question its speakers must exercise their creative power; they should not try to escape from difficulties and thereby abandon their ingrained tendency to stick to an accepted usage (hl m. 68-69). Gagasan Moel i ono di atas memberi i syarat bahwa kal au ada i sti l ah yang sal ah tetapi kaprah, tugas duni a pendi di kan dan profesi l ah untuk memberi al ternati f yang l ebi h bai k dan val i d sehi ngga l ambat l aun kesal ahkaprahan atau kerancuan dapat di hi l angkan. Gagasan-gagasan dan al ternati f-al ternati f baru (termasuk i sti l ah) harus di tawarkan kepada mahasi swa dan bukan mal ahan di i sol asi , di sembunyi kan, atau di hi ndarkan dari mahasi swa. Dal am kenyataannya, si kap yang di ambi l dal am pengajaran di perguruan Peran dan Martabat bahasa Indonesia 17 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia ti nggi acapkal i justru memantapkan kesal ahkaprahan dengan dal i h agar mahasi swa ti dak bi ngung dal am prakti k. Berkai tan dengan sikap i ni , Hal l dan Cannon (1975) mengajukan pertanyaan mendasar sebagai beri kut: Should a university course be devised to help a student fit into society or to encour- age a student to change society? (hl m. 25) Menurut pendapat penul i s, pengajaran di perguruan ti nggi harus dapat mengubah prakti k atau kehi dupan menjadi l ebi h bai k. Justru dal am hal i ni l ah perguruan ti nggi harus berbeda dengan l embaga kursus dan pel ati han. Peran badan autori tati f, profesi onal , dan pendi di kan sangat besar dal am pengembangan bahasa I ndonesi a khususnya i sti l ah yang tepat untuk pengembangan i l mu. Duni a profesi dan pendi di kan ti dak perl u merasa mal u untuk merevi si kesal ahan yang mempunyai aki bat fatal . Si kap profesi onal dan i ntel ektual seharusnya l ebi h banyak di tuntun ol eh rasa bersal ah (guilty feeling) dari pada ol eh rasa mal u (ashame feeling) atau ol eh tujuan untuk menutupi rasa mal u. Pembentukan i sti l ah untuk tujuan kei l muan atau profesi onal hendaknya ti dak di dasarkan pada tel i nga saja tetapi juga pada apa yang ada di bal i k tel i nga. Juga, harus di jauhkan argumen yang penti ng tahu maksudnya untuk mempertahankan i sti l ah yang sal ah. Namun, semua i tu hanya gagasan. Si apa pedul i ? Lebi h menggi gi t l agi , si apa berani ?! Daftar Bacaan: Departemen Pendi di kan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa I ndonesia (Jakarta: Bal ai Pustaka, 1988). __________. Tata Bahasa Baku Bahasa I ndonesia (Jakarta: Perum Bal ai Pustaka, 1988). Fi nanci al Accounti ng Standards Board (FASB), Statement of Financial Accounting Concepts (Homewood, I L: I rwi n, 1991). Hal l , Wi l l i am C. dan Robert Canon. University Teaching (Adel ai de: ACUE, 1975). I katan Akuntan I ndonesi a. Standar Akuntansi Keuangan, per April 2002 (Jakarta: Sal emba Empat, 2002). Kri dal aksana, Hari murti . Pembentukan Kata dalam Bahasa I ndonesia (Jakarta: PT Gramedi a, 1989). Mansoor, Sofi a dan Ni ksol i hi n. Kontak Pembaca: Soal nya, Mal as Membuka Kamus dal am Tempo (2 Mei 1992). Moel i ono, Anton M. Beberapa Aspek Masal ah Penerjemahan ke Bahasa I ndonesi a, dal am Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar (Jakarta: PT Gramedi a, 1989). Moel i ono, Anton M. Si kap Bertaat Asas dan Kel entukan Bahasa dal am Santun Bahasa (Jakarta: PT Grame- di a, 1986). Moel i ono, Anton M. Term and Termi nol ogi cal Language, dal am Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar (Jakarta PT Gramedi a, 1989). Poedjosoedarmo, Soepomo. Filsafat Bahasa (Surakarta: Muhammadi yah Uni versi ty Press, 2001). Soedji to. Kosa Kata Bahasa I ndonesia: Buku Pelengkap Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra I ndonesia untuk SMA (Jakarta: PT Gramedi a Pustaka Utama, 1992). Sterl i ng, Robert R. Toward a Science of Accounting (Houston, TX: Schol ars Book Co., 1979). Sugono, Dendy. Berbahasa I ndonesia Dengan Benar (Jakarta: Puspa Swara, 1997). Suharsono. Bahan Kul i ah Bahasa I ndonesi a. Hand-out. Fakul tas I l mu Budaya, Uni versi tas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2001. Suri asumantri , Jujun S. Haki kat Dasar Kei l muan, dal am M. Thoyi bi (edi tor), Filsafat I lmu dan Perkem- bangannya (Surakarta: Muhammadi yah Uni versi ty Press, 1999). Suwardjono. Peri l aku Bel ajar di Perguruan Ti nggi , J urnal Akuntansi & Manajemen STI E-YKPN (Maret 1991a). Suwardjono. Aspek Kebahasaan Dal am Pengembangan Akuntansi di I ndonesi a, J urnal Akuntansi & Mana- jemen STI E-YKPN (November 1991b). Syl ado, Remy. Pusat Pembi naan Bahasa Apa Pusat Pembi nasaan Bahasa, J akarta, J akarta No. 173 (Okto- ber 1989), hl m. 84-85.! Peran dan Martabat bahasa Indonesia 18 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia LAMPIRAN Kata Peristilahan Lain Sel ai n yang di kuti p dal am subbahasan Kata Peri sti l ahan dal am makal ah i ni , beri kut i ni adal ah seperangkat kata peri sti l ahan l ai n yang sudah di muat dal am KBBI yang bel um banyak di manfaatkan dengan bai k atau secara penuh. Contoh i ni menunjukkan bahwa bahasa I ndonesi a sebenarnya cukup kaya dan mampu untuk menjadi bahasa kei l muan yang andal . vary (verba) bervari asi variable vari abel variate vari at variation vari asi variety vari etas variant vari an variance vari ansi Wal aupun masi h harus di sempurnakan, PUPI merupakan pedoman yang cukup andal untuk menci ptakan i sti l ah baru untuk tujuan kei l muan. Dengan pemahaman kai dah i ni dan pemanfaatan sarana kebahasaan I ndonesi a l ai nnya, dapat di bentuk per- angkat kata peri sti l ahan beri kut i ni : compare bandi ng, membandi ngkan comparable terbandi ngkan comparison pembandi ngan comparative perbandi ngan, berpembandi ng, komparati f comparability keterbandi ngan economic ekonomi k economy ekonomi economics ekonomi ka economical ekonomi s economist ekonomi kawan statistic stati sti k (kumpul an data) statistics stati sti ka (bi dang i l mu) statistical stati sti s statistician stati sti kawan Hal di atas pal i ng ti dak menunjukkan bahwa bahasa I ndonesi a cukup kaya dan mampu untuk menjadi bahasa baku yang bermartabat. Dal am bi dang akuntansi mi sal - nya, banyak perangkat kata peri sti l ahan yang dapat di susun sebagai serapan atau terje- mahan i sti l ah asi ng. Di bawah i ni adal ah beberapa contoh. inventory sedi aan inventoriable tersedi aankan inventoriability ketersedi aanan, ketersedi aankanan 11 11 Wal aupun di turunkan dari kata tersedi aankan, gugus kan dapat di hi l angkan untuk membentuk i sti l ah yang l ebi h pendek tanpa mengurangi makna. Kedua i sti l ah i ni dapat di anggap si noni mus. Demi ki an juga, al i h-al i h keterandal - kanan dan keterhabi skanan, i sti l ah keterandal an dan keterhabi san dapat di gunakan karena l ebi h pendek. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 19 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia understandable terpahami understandability keterpahami an, keterpahaman understanding pemahaman acceptable atau accepted berteri ma acceptability keberteri maan applicable terterap applicability keterterapan application penerapan Kaidah Penting Lainnya Dewasa i ni masi h banyak kerancuan dan i nkonsi stensi dal am penentuan padan kata i sti - l ah yang berasal dari bahasa I nggri s. Hal tersebut di sebabkan ol eh ti dak di gunakannya kai dah pembentukan i sti l ah dan ti dak di pahami nya perangkat kata peri sti l ahan yang di bahas di atas. I sti l ah seri ng di ci ptakan atas dasar kebi asaan atau perasaan atau keenakan bunyi di tel i nga atau bahkan keti daktahuan serta ketakpedul i an terhadap kai dah bahasa sederhana yang sebenarnya tersedi a untuk di acu. Sayangnya di I ndonesi a, kata yang sal ah banyak yang menjadi popul ar dan kemudi an di anggap benar seperti kata rebonding yang seharusnya rebounding. Demi ki an juga, kata photo copy sudah begi tu terkenal nya di mata masyarakat padahal seharusnya di tul i s photocopy (serangkai ). Lebi h parah l agi , makna fully-pressed body di tul i s secara sal ah menjadi full pressed body; fully air-conditioned room di tul i s full air-condition room atau full AC room. Lebi h mempri - hati nkan l agi , photo copy yang sal ah kaprah kemudi an di serap secara anarki s menjadi photo kopy, photo copi , foto kopy, foto kopi , fotokopy, photo kopi , foto copy, foto copi , dan bahkan fotho kopi (l i hat papan nama toko atau papan i kl an usaha i ni ). Banyak i sti l ah yang sebenarnya dapat dengan mudah di bentuk bi l a kai dah yang tel ah tersedi a di i kuti dengan saksama. Kesaksamaan dal am menentukan i sti l ah juga akan menentukan ketepatan makna yang mel ekat pada i sti l ah yang bersangkutan. Beri kut i ni di bahas beberapa kai dah yang dapat di jadi kan acuan dal am pembentukan i sti l ah atas dasar PUPI dan beberapa sumber l ai n yang rel evan. Beberapa kai dah tel ah di bahas dal am Suwardjono (1991) yang mengurai kan pedoman pembentukan i sti l ah-i sti l ah dal am l i tera- tur akuntansi , manajemen, dan ekonomi ka. Kai dah yang sama dapat di terapkan dal am bi dang i l mu l ai nnya. Wal aupun demi ki an, bi dang i l mu tertentu seperti bi ol ogi , ki mi a, dan kedokteran mempunyai konvensi khusus dal am pengembangan i sti l ah atau tata nama (nomenkl atur). Kaidah Diterangkan Menerangkan (DM) Bahasa I ndonesi a mengi kuti kai dah DM untuk pembentukan i sti l ah yang terdi ri atas rangkai an kata. Kai dah i ni masi h seri ng di l anggar dal am penerjemahan i sti l ah bahasa I nggri s yang menganut kai dah MD. Kai dah DM ti dak berl aku untuk gugus kata berupa prol eksem. 12 Perhati kan beberapa contoh di bawah i ni . asset management manajemen aset contact lens l ensa kontak real estate estat real (bukan real estat) real asset aset real 12 Pr ol eksem adal ah gugus kata yang mempunyai ar ti tetapi ti dak dapat ber di ri sendi ri . Li hat contoh beberapa prol eksem dal am l ampi ran. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 20 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia test statistic stati sti k tes (bukan tes stati sti k) statistical test tes stati sti s descriptive statistics stati sti k deskri pti f (bukan deskri pti f stati sti k) standard deviation devi asi standar (bukan standar devi asi ) female accountant akuntan wani ta certified public accountant akuntan publ i k berserti fi kat 13 female graduate sarjana wani ta (bukan wani ta sarjana) male manager manager pri a total assets aset total (bukan total aset) other assets aset l ai nnya/l ai n-l ai n miscellaneous expenses bi aya macam-macam Penyerapan Istilah Asing Penyerapan i sti l ah asi ng merupakan sal ah satu al tenati f dal am pembentukan i sti l ah. PUPI menegaskan bahwa demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pembentukan i sti l ah mel al ui penyerapan i sti l ah asi ng dapat di l akukan ji ka i sti l ah serapan yang di pi l i h memenuhi satu syarat atau l ebi h beri kut i ni : a. l ebi h cocok karena konotasi nya b. l ebi h si ngkat ji ka di bandi ngkan dengan terjemahan I ndonesi anya c. dapat mempermudah tercapai nya kesepakatan ji ka i sti l ah I ndonesi a terl al u banyak si noni mnya. 14 Sel anjutnya PUPI memberi petunjuk bahwa i sti l ah yang di ambi l dari bahasa asi ng dapat berupa bentuk dasar atau turunan. Bentuk tunggal (si ngul ar) l ebi h di anjurkan kec- ual i kal au konteksnya cenderung pada bentuk jamak (pl ural ). Pemi l i han bentuk tersebut bergantung pada (1) konteks si tuasi dan i katan kal i mat, (2) kemudahan bel ajar bahasa, dan (3) keprakti san. Asas Bunyi atau Asas Eja? Masal ah yang banyak di jumpai dal am penul i san akademi k adal ah penyerapan huruf g kata bahasa I nggri s ke dal am bahasa I ndonesi a. Apakah kata serapan tetap menggunakan g atau mengganti nya dengan huruf j. PUPI sebenarnya menggari skan bahwa demi keseragaman, sumber rujukan yang di utamakan adal ah istilah I nggris yang pemakai an- nya sudah i nternasi onal , yakni yang pal i ng di l azi mkan ol eh para ahl i dal am bi dangnya. Penul i san i sti l ah i tu sedapat-dapatnya di l akukan dengan mengutamakan ejaannya dalam bahasa sumber tanpa mengabaikan segi lafal. Menurut pendapat penul i s, akan l ebi h menguntungkan untuk kepenti ngan jangka panjang bi l a ki ta menggunakan asas eja daripada asas bunyi . Al asannya adal ah kemuda- han dal am penerjemahan dari bahasa I ndonesi a ke I nggri s. Hal i ni berl aku untuk kata bahasa I nggri s yang mengandung huruf g yang di ucapkan j secara foneti s dal am kamus. Al asannya adal ah agar kata bentukan konsi sten dengan i sti l ah I ndonesi a yang sudah ada. 15
13 I katan Akuntan I ndonesi a (I AI ) menerjemahkan kata tersebut menjadi bersertifikat akuntan publik (BAP). I ni jel as dan nyata merupakan penyi mpangan kai dah sehi ngga makna asl i berubah atau bergeser. Yang jel as, blue round table (meja bundar bi ru) berbeda maknanya dengan round blue table (meja bi ru bundar) dan keduanya jel as sangat ber- beda maknanya dengan bi ru meja bundar atau bundar meja bi ru. Sekarang, I AI menggunakan i sti l ah asl i nya yai tu cer- tified public accountants I ndonesia. 14 Li hat kri teri a tambahan dal am PUPI edi si baru (2007) buti r 2.4.2.1. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 21 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Asas bunyi terl al u subjekti f sehi ngga akan banyak ti mbul i nkonsi stensi antarkata bentukan. Beri kut i ni adal ah beberapa contoh penyerapan yang penul i s anjurkan. energy energi gender gender geography geografi logics l ogi ka logical l ogi s manager manager bukan manajer (merupakan anomal i ) margin margi n merger merger psychology psi kol ogi strategic strategi k strategical strategi s Wal aupun di tul i s dengan huruf g, huruf tersebut dal am suatu kata tetap dapat di u- capkan sebagai mana asl i nya. Wal aupun tul i sannya merger, kata i ni dapat tetap di ucap- kan merjer. Jadi , yang harus konsi sten adal ah ejaannya bukan bunyi nya atau phoneticnya. Hal yang harus di catat adal ah bahwa penurunan i sti l ah baru hendaknya ti dak di dasarkan pada anomal i atau anal ogi atas dasar bentuk yang sal ah. Mi sal nya, fried chicken tel ah sal ah kaprah di terjemahkan menjadi ayam goreng (mesti nya ayam gorengan). Anomal i i ni ti dak dapat di jadi kan dasar untuk menerjemahkan audited financial statment, consolidated report, stolen money, dan smuggled goods menjadi state- men keuangan audi t, l aporan konsol i dasi , uang curi , dan barang sel undup. Yang masi h menjadi masal ah adal ah menyerapan kata bahasa I nggri s yang mengan- dung ch mi sal nya anarchy, character, voucher, machine, dan check atau mengandung c seperti cereal, central, percent, code, dan coupon. Apakah untuk kata-kata tersebut di gunakan asas bunyi atau asas eja. Bi l a i sti l ah asl i akan di serap dal am bahasa I ndonesi a, asas eja tetap di gunakan tetapi yang di anut adal ah ejaan foneti knya. Dengan dasar i ni kata-kata tersebut dan contoh l ai nnya dapat di serap sebagai beri kut: anarchy anarki character karakter voucher vucer machine mesi n (i ni anomal i ) mechanical mekani s check cek cereal sereal central sentral discount di skun percent persen code koda coupon kupon theoretis teoreti s 15 Kecual i kata jenderal dan manajemen yang merupakan anomal i atau penyi mpangan dal am penyerapan kata general dan management. Bi l a perl u, i sti l ah manajemen masi h dapat di l ur uskan penul i sannya menjadi managemen. Penye- suai an ejaan yang l ai n (ter masuk penyesuai an i mbuhan asi ng) di bahas cukup ri nci dal am PUPI . Asas eja juga berl aku untuk penyerapan kata yang mengandung huruf j seperti object, subject, project, dan projection yang harus di serap men- jadi objek, subjek, projek, dan projeksi. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 22 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Metode atau metoda? Pertanyaan yang sama dapat di ajukan yai tu peri ode atau peri oda dan kode atau koda. KBBI memang masi h menul i s metode sementara i tu banyak karya i l mi ah yang cenderung menggunakan metoda. Dal am jangka panjang, penyerapan kata bahasa I nggri s tertentu dengan menambah akhi ran a l ebi h menguntungkan dan l ebi h al ami ah dari sudut pan- dang ucapan orang I ndonesi a. Beberapa i sti l ah yang sudah mengi kuti kai dah i ni adal ah hi bri da (hybrid), katoda (cathode), anoda (anode), kurva (curve), frasa (phrase), marka (mark), si nusoi da (sinusoid), bromi da (bromide), kol ega (colleague), aksi oma (axiom), gl u- kosa (glucose), verba (verb), pesti si da (pesticide), pi rami da (pyramid), kl ona (clone), l ensa (lens), dan Roma (Rome). Pembentukan kata semacam i tu juga memudahkan untuk membentuk kata turunan mi sal nya, pengkodaan l ebi h mudah di ucapkan dari pada pengkodean untuk padan kata coding. Demi ki an juga, pengkurvaan dan pengkl onaan (cloning) l ebi h natural atau l uwes di ucapkan dari pada pengkurvean dan pengkl onean. J adwal atau jadual? Penul i san kata jadwal merupakan penul i san atas dasar ejaan eti mol ogi s karena kata jad- wal berasal dari bahasa Arab yang di tul i s dengan huruf hi jai yah jdwl. Jadi , huruf w meru- pakan bagi an dari kata tersebut seperti kata serapan l ai nnya yai tu taqwa, fatwa, i hwal , dan aswad. Kata-kata i ni jel as ti dak dapat di tul i s menjadi taqua, fatua, i hual , dan asuad. Konon, kata jadual ti mbul l antaran orang menganal ogi perubahan kwal i tet, kwi ntal , dan kwanti tas menjadi kual i tas, kui ntal , dan kuanti tas. Perubahan i ni di maksudkan untuk menyesuai kan ejaan dengan mengutamakan bahasa I nggri s sebagai sumber. Jadi , penul i san jadwal menjadi jadual merupakan anal ogi yang berl ebi han atau kebablasan. Bi l a anal ogi i tu di i kuti , jangan-jangan akan muncul beberapa kata atau nama seperti bahua, si sua, dakua, suasta, aruah, Anuar, Ri duan, dan Basuedan. Empirik atau empiris? Masal ah yang sama di ajukan untuk peri odi k atau peri odi s. PUPI menggari skan bahwa kata (I nggri s) berakhi ran -ical untuk membentuk kata si fat yang bermakna secara atau bersi fat yang di kandung kata pangkal nya mi sal nya economical, practical, physical, sym- metrical, empirical, statistical, dan cyclical di serap secara umum menjadi ekonomi s, prak- ti s, fi si s, si metri s, empi ri s, stati sti s, dan si kl i s. Kata bahasa I nggri s berakhi ran -ic yang dapat berdi ri sendi ri sebagai kata si fat seperti economic, periodic, dynamic, dan academic di serap secara umum menjadi ekonomi k, peri odi k, di nami k, dan akademi k. Ekonomi k arti nya secara i l mu ekonomi ka sedangkan ekonomi s berarti hemat. Jadi , sebagai pedoman umum, bi l a i sti l ah asl i nya berakhi ran -ic serapannya menjadi -ik. Bi l a i sti l ah asl i ber- akhi ran -ical dan dapat di bentuk menjadi kata keterangan (adverb) dengan menambah -ly serapannya adal ah kata berakhi ran -is. Untuk menyerap i sti l ah bahasa I nggri s semacam i ni , yang penti ng di perti mbangkan adal ah bentuk asl i bahasa I nggri snya. Penerjemahan atau Penyerapan Bentuk Ger und Bentuk gerund adal ah bentuk kata bahasa I nggri s berakhi ran -ing yang di maksudkan untuk menomi nakan verba agar dapat menjadi kata yang dapat berdi ri sendi ri atau men- jadi subjek dal am kal i mat. Bahasa I ndonesi a ti dak mengenal akhi ran ing sehi ngga ti dak sel ayaknya gugus kata tersebut di gunakan dal am membentuk i sti l ah. Dengan memben- Peran dan Martabat bahasa Indonesia 23 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia tuk gerund, kata bahasa I nggri s mempunyai makna mel akukan atau mengerjakan. Gerund juga di gunakan dengan makna hal -hal yang berkai tan dengan atau pengetahuan tentang sesuatu. Bentuk pe-an atau per-an merupakan padan bentuk gerund tersebut seperti di tunjukkan dal am beberapa contoh beri kut i ni . 16 auditing pengaudi tan banking perbankan budgeting penganggaran catering pengkateran costing pengkosan financing pendanaan forecasting pemraki raan/peramal an franchising pewaral abaan leasing penyewagunaan marketing pemasaran planning perencanaan Bentuk seperti akti ng, kateri ng, dan audi ti ng (karena kata audit tel ah di serap men- jadi audi t dal am bahasa I ndonesi a) merupakan penyi mpangan kai dah di atas. Bi l a i mbuhan -ing di gunakan untuk membentuk adjekti va atau pewatas (modifier), kai dah di atas ti dak berl aku. Padan kata untuk kata-kata i ni bergantung pada konteks. Ada beberapa makna kata berakhi ran -ing yang berfungsi sebagai pewatas. a. Bi l a pewatas tersebut bermakna berfungsi sebagai atau pel aku, padan kata I ndo- nesi anya adal ah kata berawal an pe- seperti contoh beri kut. adjusting entries ayat jurnal penyesuai closing entries ayat jurnal penutup deciding factors faktor-faktor penentu founding father bapak pendi ri /peri nti s intervening variable vari abel penyel a magnifying glass kaca pembesar moderating variable vari abel pemoderasi ruling body badan penetap/penguasa supporting evidence bukti pendukung b. Bi l a pewatas tersebut bermakna bersi fat atau bekerja secara atau sedang mengal ami , maka padan kata I ndonesi anya adal ah verba berawal an ber seperti contoh beri kut. competing market pasar bersai ng continuing education pendi di kan berl anjut consenting adult dewasa bersepakat developing country negara berkembang moving average rata-rata bergerak participating dividend di vi den berparti si pasi running balance sal do berjal an 16 Bentuk pe-an, per-an, pem-an, dan pel -an merupakan vari an aki bat proses yang di sebut dengan al omorf. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 24 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia c. Bi l a pewatas tersebut bermakna di gunakan untuk atau yang dapat atau mampu, maka padan kata I ndonesi anya adal ah kata pangkal nya seperti contoh beri kut. boarding house rumah si nggah camping ground l ahan kemah cutting board papan potong/i ri s diving apparatus perl engkapan sel am flying ships/animals kapal /bi natang terbang measuring device al at ukur qualifying exam uji an kual i fi kasi spinning wheel roda pi ntal voting right hak pi l i h working paper kertas kerja washing machine mesi n cuci d. Bi l a pewatas mengandung makna yang di atau yang di l aksanakan ol eh pel aku, maka padan kata I ndonesi anya adal ah kata bentukan berakhi ran -an. Bentuk i ni sebenarnya sama dengan pewatas past-participle buti r a yang akan di bahas sesudah i ni . Di bawah i ni adal ah beberapa contoh penerapan kai dah i ni . borrowing money uang pi njaman carrying value ni l ai bawaan (i sti l ah akuntansi ) trading goods barang dagangan teaching materials bahan ajaran e. Beberapa adjekti va mempunyai bentuk me- seperti bi natang menyusui , mel ata, dan mengerat. Bi l a kata yang di watasi menjadi subjek yang mel akukan atau mengal ami sesuatu sebagai mana di tunjukkan ol eh pewatas, padan kata I ndonesi anya adal ah kata bentukan berawal an me seperti bentuk yang di contohkan tersebut. Beberapa i sti l ah beri kut memenuhi kai dah i ni . floating mass massa mengambang promising situation si tuasi menjanji kan qualifying assets aset memenuhi 17 selling product produk menjual (i sti l ah dal am pemasaran) Pewatas bahasa I nggri s yang berakhi ran -ing memang sangat banyak di jumpai dal am buku-buku asi ng. Kai dah di atas merupakan pedoman yang bersi fat umum. Dal am hal tertentu memang ti dak seti ap i sti l ah dapat di terapi kai dah i ni dengan pas. Ol eh karena i tu, konteks dan i katan kal i mat harus di perti mbangkan sehi ngga penyi mpangan dari kai dah di atas di mungki nkan. PUPI menegaskan bahwa dal am penerjemahan i sti l ah asi ng ti dak sel al u di perol eh bentuk yang beri mbang arti satu-l awan-satu. Hal tersebut bahkan ti dak sel al u perl u. Yang harus di utamakan adal ah kesamaan dan kepadanan konsep, bukan kemi ri pan ben- tuk l uarnya (strukturnya) atau makna harafi ahnya. Wal aupun demi ki an, medan makna (semantic field) dan kekhususan makna (hue of meaning) i sti l ah asl i nya harus tetap di per- hati kan. 17 Aset memenuhi arti nya aset yang memenuhi syarat untuk tujuan tertentu. Makna qualifying dal am hal i ni berbeda dengan makna qualifying exam yang di contohkan sebel umnya. Dal am contoh terakhi r, qualifying bermakna untuk mengkual i fasi atau menentukan apakah seseorang memenuhi syarat untuk l ul us sehi ngga padan katanya adal ah uji an kual i fi kasi bukan uji an memenuhi . Peran dan Martabat bahasa Indonesia 25 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Pengindonesiaan Istilah Inggris Berpewatas Past-Par ti ci pl e Dal am buku-buku berbahasa I nggri s banyak di jumpai i sti l ah yang mempunyai pewatas (modifier) dal am bentuk past participle. Past participle dal am gramati ka bahasa I nggri s seri ng di sebut dengan verba bentuk keti ga. Verba bentuk keti ga dapat berfungsi atau di gunakan sebagai kata si fat (adjekti va) yang menerangkan atau membatasi arti kata atau i sti l ah tertentu. Kata dasar (pangkal ) yang dapat di bentuk menjadi past participle dapat berasal dari verba (kata kerja) atau nomi na (kata benda). Contoh i sti l ah yang mem- punyai pewatas participle tersebut antara l ai n adal ah: accumulated depreciation, engi- neered cost, fixed cost, deferred charges, paid-in capital, weighted average, expected value, discounted value, leveraged firm, leased assets, dan sebagai nya. Beri kut adal ah beberapa kai dah untuk membentuk padan kata i sti l ah berpewatas past participle tersebut. a. Kal au dengan pewatas tersebut suatu i sti l ah mempunyai makna yang di atau yang sudah di atau sebagai hasil pekerjaan/proses/perlakuan sebagai mana di tunjukkan ol eh kata dasar, maka padan kata pewatas adal ah kata beri mbuhan berakhi ran -an dan berkata dasar (berpangkal ) padan kata atau kata serapan i sti l ah I nggri snya. Pedoman i ni berl aku pada umumnya untuk kata dasar yang berjeni s verba dan peker- jaan tersebut di sengaja atau di rencanakan. Beri kut i ni adal ah beberapa contoh. applied research ri set terapan canned food makanan kal engan corned beef dagi ng sapi buti ran/jagungan fried chicken ayam gorengan (bukan ayam goreng) ground beef dagi ng sapi gi l i ngan mixed double ganda campuran perceived objectivity objekti vi tas persepsi an printed materials bahan/barang cetakan processed foods makanan ol ahan/prosesan published sources sumber-sumber publ i kasi an reserved seats tempat duduk pesanan revised edition edi si revi si an selected readings bacaan pi l i han smuggled goods barang sel undupan stolen money uang curi an unexpected profit l aba kejutan accrued interest expense bi aya bunga akruan accumulated depreciation depresi asi akumul asi an adjusted trial balance daftar sal do sesuai an allocated cost kos al okasi an applied overhead cost kos overhead bebanan/terapan/apl i kasi an audited financial statements l aporan/statemen keuangan audi tan computerized system si stem komputeri sasi an consolidated statements l aporan/statemen konsol i dasi an deferred taxes pajak tangguhan diluted earnings per share l aba per saham di l usi an 18 discounted cash flows al i ran kas di skunan engineered cost kos rekayasaan Peran dan Martabat bahasa Indonesia 26 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia estimated regression regresi esti masi an expected value ni l ai harapan leased asset akti va sewagunaan paid-in capital modal setoran Kata bentukan tertentu seri ng sudah mempunyai konotasi tertentu sehi ngga penera- pan kai dah di atas dapat meni mbul kan makna yang berbeda dengan yang di maksud. Sebagai contoh, l aba tahanan sebenarnya cukup tepat sebagai padan kata i sti l ah retained earnings tetapi kata tahanan sudah terl anjur mempunyai arti dengan konotasi ter- tentu. Ol eh karena i tu, i sti l ah l aba di tahan merupakan penyi mpangan dari pedoman di atas. Dal am seti ap kai dah sel al u ada kecual i an atau penyi mpangan tetapi ti dak sel ayak- nyal ah kal au terl al u banyak penyi mpangan. Kal au l ebi h banyak penyi mpangan dari pada ketaatan maka kai dah atau aturan ti dak ada manfaatnya l agi . I sti l ah hendaknya di bedakan dengan frasa. I sti l ah-i sti l ah yang di contohkan di atas tentu saja dapat di terjemahkan menjadi barang yang di cetak, makanan yang di kal engi , daftar sal do yang di sesuai kan dan seterusnya. Wal aupun mempunyai arti , kata-kata terse- but l ebi h merupakan frasa dari pada i sti l ah. Frasa mempunyai arti umum sedangkan i sti - l ah mempunyai arti khusus dan acapkal i di gunakan dal am l i ngkup pembahasan yang terbatas. Dal am pembentukan i sti l ah tekni s, hendaknya di hi ndar i penggunaan kata yang agar i sti l ah bersi fat generi k dan dapat di bedakan dengan frasa. b. Kal au dengan pewatas tersebut suatu i sti l ah mempunyai makna yang diberi atau dilengkapi sesuatu atau dikerjakan/diproses sehingga mempunyai atau bersifat mem- punyai sesuatu sebagai mana di tunjukkan ol eh kata dasar, maka padan kata pewatas adal ah kata beri mbuhan berawal an ber- yang berkata dasar padan kata atau kata serapan i sti l ah I nggri snya. Pedoman i ni berl aku pada umumnya untuk past participle yang di bentuk dari nomi na wal aupun dapat juga verba atau adjekti va. Contoh: air-conditioned room ruang berpengatur udara annotated bibliography bi bl i ografi beranotasi armed forces angkatan bersenjata barbed wire kawat berduri battery-powered machine mesi n bertenaga-baterai experienced driver sopi r berpengal aman furnished apartment apartemen berperabot painted furniture perabot bercat wheeled chair kursi beroda accepted practice prakti k berteri ma guaranteed loan pi njaman bergaransi interested party pi hak berkepenti ngan leveraged firm perusahaan berpengungki t (modal nya) mortgaged debt utang berhi potek post-dated check cek bertanggal mundur (slang: cek mundur) prenumbered document dokumen bernomor cetak weighted average rata-rata berbobot 18 I sti l ah i ni tel ah di gunakan I katan Akuntan I ndonesi a (I AI ) dal am Standar Akuntansi Keuangan yai tu Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 56, Laba Per Saham. I sti l ah pajak tangguhan (deferred taxes) juga tel ah di gunakan I AI dal am PSAK No. 46. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 27 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia c. Kal au dengan pewatas tersebut suatu i sti l ah mempunyai makna dalam keadaan di atau yang bersifat seolah-olah seperti atau secara tidak sengaja menjadi atau menjadi sesuatu yang hasilnya tidak dapat dikendalikan atau dipastikan lebih dahulu sebagai mana di tunjukkan ol eh kata dasar, maka padan kata pewatas adal ah kata beri mbuhan berawal an ter- yang berkata dasar padan kata atau kata serapan i sti - l ah I nggri snya. Pedoman i ni berl aku umumnya untuk past participle yang kata dasarnya adal ah verba atau adjekti va. Contoh: built-in adaptor adaptor terpasang hidden variables vari abel tersembunyi locked position posi si terkunci organized crime kejahatan terorgani sasi written test tes tertul i s classified balance sheet neraca terkl asi fi kasi (pos-posnya) closed corporation perseroan tertutup detailed procedures prosedur teri nci paid voucher vucer terbayar proven reserve cadangan terbukti Acapkal i sul i t untuk membedakan apakah suatu pewatas di padankatakan dengan i sti l ah berawal an ter- (pedoman c) atau ber- (pedoman b), mi sal nya i sti l ah structured decision dan structured approach. Apakah terstruktur atau berstruktur sebagai padan katanya bergantung pada makna yang terkandung dal am kedua i sti l ah tersebut. Bi l a struktur di arti kan sebagai nomi na sehi ngga arti i sti l ah tersebut adal ah di beri struk- tur maka berstruktur akan l ebi h mengena. Demi ki an juga, i sti l ah certified dan accred- ited akan l ebi h mengena di terjemahkan menjadi berserti fi kat atau berakredi tasi kal au makna yang di tuju adal ah di beri atau dal am keadaan mendapat serti fi kat atau akredi tasi . Demi ki an juga, kadang-kadang sul i t menentukan apakah pedoman a atau pedoman c yang harus di gunakan untuk mencari padan kata pewatas audited dal am audited finan- cial statements, apakah audi tan atau teraudi t. Audi tan mempunyai makna bahwa l aporan sudah dal am keadaan di audi t sebagai pasangan dari (kompl emen) l aporan yang bel um di audi t sedangkan teraudi t mempunyai makna bahwa suatu l aporan akhi rnya sel e- sai di audi t (mungki n karena sul i t di audi t). d. I sti l ah tertentu mungki n sekal i ti dak dapat di cari padan kata atau terjemahannya dengan menggunakan pedoman di atas. I sti l ah tertentu bahkan sudah mempunyai padan kata yang sudah umum di pakai wal aupun menyi mpang dari beberapa pedoman di atas. Pada umumnya i sti l ah-i sti l ah yang menyi mpang tersebut mempunyai unsur i di omati k sehi ngga pencari an padan kata harus memperhati kan aspek i di om. Bi l a i sti l ah bersi fat i di omati k atau ti dak dapat di terapi pedoman di atas untuk mencari padan katanya, pedoman penerjemahan yang mungki n cukup memadai yai tu dengan mencari l awan/pasangan i sti l ah I nggri s tersebut kemudi an mencari padan kata I ndo- nesi a l awan/pasangan i sti l ah tersebut yang sudah umum di pakai . Kemudi an mencari kembal i l awan/pasangan i sti l ah I ndonesi a tersebut. Sebagai contoh, i sti l ah aset tetap dapat di gunakan sebagai padan kata fixed asset sebagai l awan atau pasangan aset l ancar (current asset). Demi ki an juga, i sti l ah kos tetap dapat di gunakan sebagai Peran dan Martabat bahasa Indonesia 28 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia padan kata (fixed cost) sebagai l awan atau pasangan kos vari abel (variable cost). Saham i sti mewa dapat di pakai sebagai padan kata preferred stock sebagai l awan atau pasangan saham bi asa (common stock). I sti l ah l ai n yang mengandung unsur i di omati k mi sal nya adal ah broken heart (patah hati ), fixed price (harga mati ), used car (mobi l bekas), dan classified information (i nformasi rahasi a). Pemanfaatan Prefiks ter Prefi ks (awal an) ter- mempunyai banyak fungsi dan dapat di manfaatkan untuk membentuk i sti l ah yang memadai . Secara umum prefi ks ter mempunyai arti dalam keadaan telah (bi l a di i kuti verba dan peri sti wanya terjadi secara kebetul an atau ti dak di sengaja) dan paling (bi l a di i kuti kata si fat). Bi l a verbanya berkai tan dengan fungsi pancai ndera atau fungsi tubuh manusi a maka awal an ter mempunyai makna dapat di seperti mi sal nya terl i hat, terdengar, terasa, terpahami dan tercerna. Makna ter dapat di kembangkan untuk verba yang l ai n demi swadaya bahasa. Dengan al asan swadaya bahasa, awal an ter dapat membentuk kata si fat sebagai padan kata i sti l ah I nggri s yang berakhi ran -able yang mempunyai makna dapat di- (di-kan/i) atau mempunyai daya/sifat dapat di- (di-kan/i) seperti mi sal nya terukur untuk padan kata measurable. Untuk membentuk kata benda, kata berawal an ter- tersebut dapat di jadi kan bentuk ke-an seperti mi sal nya keterukuran sebagai pada kata measurability. Beri kut i ni adal ah beberapa contoh kata si fat dan kata benda i sti l ah yang padan katanya dapat di bentuk dengan menggunakan swadaya bahasa tersebut. Bi asanya kata dasar bahasa I nggri snya adal ah verba. Contoh: applicable/applicability terterapkan/keterterapan auditable/auditability teraudi t/keteraudi tan collectable/collectability tertagi h/ketertagi han comparable/comparability terbandi ngkan/keterbandi ngan marketable/marketability terpasarkan/keterpasaran reliable/reliability terandal kan/keterandal an understandable/understandability terpahami /keterpahami an verifiable/verifiability teruji /keteruji an Sal ah satu ci ri bahasa kei l muan adal ah kemampuannya untuk membedakan makna yang memang berbeda sehi ngga suatu gagasan (yang kebanyakan bersi fat abstrak) dapat terekspresi dengan tepat dan dapat di tangkap dengan tepat pul a. Dengan pedoman dan swadaya di atas akan dapat di bedakan pengerti an comparison (pembandi ngan atau per- bandi ngan), comparable (terbandi ngkan), comparative (komparati f/berpembandi ng) dan comparability (keterbandi ngan). Istilah Serapan yang Bermakna Tindakan Banyak i sti l ah tekni s yang merupakan i sti l ah serapan (khususnya dari bahasa I nggri s). I sti l ah serapan di pi l i h sebagai padan kata karena merupakan pi l i han terbai k di ti njau dari makna tekni s yang terkandung dal am suatu i sti l ah. I sti l ah serapan tersebut kebanyakan merupakan nomi na yang mempunyai makna sebagai tindakan atau proses. Nomi na terse- but kemudi an di turunkan menjadi verba dengan kai dah bahasa I ndonesi a. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 29 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Bahasa I ndonesi a menyerap beberapa kata bahasa I nggri s mel al ui bentuk nomi na yang bermakna proses seperti mi sal nya: to accommodate!accommodation!akomodasi !mengakomodasi to produce!production!produksi !memproduksi to evaluate!evaluation!eval uasi!mengeval uasi to confirm!confirmation!konfi rmasi !mengkonfi rmasi to define!definition!defi ni si !mendefi ni si to socialize!socialization!sosi al i sasi !mensosi al i sasi to organize!organization!organi sasi !mengorgani sasi Karena nomi na serapan sudah mengandung makna tindakan atau proses, ti dak di per- l ukan akhi ran -kan untuk membentuk verba agar ti dak terjadi dupl i kasi arti . Beri kut i ni adal ah beberapa contoh l ai n penerapan kai dah i ni . capitalization kapi tal i sasi /mengkapi tal i sasi classification kl asi fi kasi /mengkl asi fi kasi computerization komputeri sasi /mengkomputeri sasi communication komuni kasi /mengkomuni kasi depreciation depresi asi /mendepresi asi deregulation deregul asi /menderegul asi discussion di skusi /mendi skusi expression ekspresi /mengekspresi elimination el i mi nasi /mengel i mi nasi inspection i nspeksi /mengi nspeksi observation observasi /mengobservasi proclamation prokl amasi /memprokl amasi realization real i sasi /mereal i sasi verification veri fi kasi /memveri fi kasi Kai dah di atas hanya berl aku untuk i sti l ah serapan. Gabungan i mbuhan me-kan mempunyai makna membuat menjadi sehi ngga di sampi ng terjadi dupl i kasi i mbuhan, pembentukan i sti l ah di atas dengan akhi ran -kan justru akan menggeser makna i sti l ah yang sebenarnya. Moel i ono (1989) memberi contoh penggunaan kata proklamasi. Memproklamasi kemerdekaan jel as ti dak sama dengan memproklamasikan kemerde- kaan. Ungkapan pertama berarti mel akukan atau menyel enggarakan prokl amasi untuk menyatakan kemerdekaan sedangkan ungkapan kedua berarti membuat atau menyebabkan kemerdekaan menjadi prokl amasi . Penyerapan Akhiran Istilah Asing Secara Utuh Dal am banyak hal , perl u di bedakan antara kata benda dan kata si fat atau kata benda konkret dan kata benda abstrak (yang bermakna proses) yang di pungut dari i sti l ah asi ng. PUPI memberi pedoman bahwa akhi ran kata bahasa asi ng dapat di serap secara utuh untuk membedakan fungsi kata tersebut. Mi sal nya kata standardisasi, implementasi, dan objektif di serap secara utuh di sampi ng kata standar, implemen, dan objek. Berkai tan dengan hal i ni , PUPI tersebut menggari skan bahwa kata-kata asi ng bera- khi ran -ance, -ence yang tidak bervariasi dengan -ancy, -ency di serap menjadi kata I ndo- nesi a yang berakhi ran -ans, -ens. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 30 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Contoh 1: ambulance ambul ans audience audi ens balance bal ans conductance konduktans Kata-kata asi ng berakhi ran -ance, -ence yang bervariasi dengan -ancy, -ency di serap menjadi kata I ndonesi a yang berakhi ran -ansi, -ensi. Contoh 2: efficiency efi si ensi frequency frekuensi residence/residency resi densi valence/valency val ensi Kai dah seperti pada Contoh 1 di atas hanya dapat di terapkan untuk kata-kata asi ng (I nggri s) yang berdi ri sendi ri sebagai kata benda dan ti dak bervari asi dengan kata si fat atau kata l ai nnya yang berakhi ran -ant, -ent, dan -tial. Bi l a kata asl i nya bervari asi dengan kata si fat l ai n yang berakhi ran -ant, -ent, dan -tial maka kai dah penyerapannya mengi kuti Contoh 2 meski pun kata si fatnya ti dak sel al u di serap ke dal am bahasa I ndonesi a, mi sal - nya (beberapa merupakan i sti l ah akuntansi ): absent/absence absen/absensi accountant/accountancy akuntan/akuntansi agent/agency agen/agensi ambivalent/ambivalence ambi val en/ambi val ensi competent/competence kompeten/kompetensi congruent/congruence kongruen/kongruensi consequent/consequency konsekuen/konsekuensi consistent/consistency konsi sten/konsi stensi essential/essence esensi al /esensi existent/existence ---/eksi stensi i ncumbant/i ncumbance i nkumban/i nkumbansi independent/independence i ndependen/i ndependensi present/presence ---/presensi substantial/substance ---/substansi transparant/transparancy transaparan/transparansi variant/variance vari an/vari ansi Dal am hal tertentu suatu kata asi ng di serap menjadi dua kata atas dasar Contoh 1 dan 2 dengan maksud untuk membedakan arti dan memperl uas kosa kata. Mi sal nya, kata esens dan esensi keduanya di gunakan untuk menunjuk pengerti an yang berbeda; yang pertama untuk menunjuk pengerti an sebagai bahan (benda konkret) dan yang kedua untuk menunjuk pengerti an sebagai benda abstrak (atau proses/kegi atan). Demi ki an juga, kata audiens (dal am arti kumpul an orang) dapat di gunakan di sampi ng audiensi (sebagai kegi atan yang berarti kunjungan kehormatan). Kata bahasa I nggri s l ai nnya yang banyak di serap secara utuh adal ah kata-kata bahasa I nggri s yang tel ah di nomi nakan dengan akhi ran -ity. PUPI memberi pedoman umum bahwa kata-kata I nggri s berakhi ran -ity kal au di serap secara utuh akan menjadi kata I ndonesi a berakhi ran -itas, mi sal nya kata uni versi tas, komodi tas, komuni tas, rel i - Peran dan Martabat bahasa Indonesia 31 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia abi l i tas, i ntensi tas, sekuri tas, pri ori tas, enti tas dan sebagai nya. Pedoman yang di beri kan ol eh PUPI tersebut sangat beral asan karena kal au di runut secara eti mol ogi s, kata-kata bahasa I nggri snya memang di turunkan dari bahasa Latin, Modern Latin atau Middle English yang berakhi ran -itas atau -ite. Termasuk pul a dal am kategori i ni adal ah kata- kata bahasa I nggri s yang berakhi ran -ty bai k yang berdi ri sendi ri sebagai nomi na maupun yang merupakan penomi naan adjekti va atau verba asl i nya, mi sal nya kata-kata property, royalty, penalty, puberty, variety, dan novelty. Kata-kata i ni secara eti mol ogi s berasal dari proprietas, regalitas, poenalitas, pubertas, varietas, dan novellitas. Kal au kata-kata terse- but akan di serap secara utuh ke dal am bahasa I ndonesi a, kata-kata serapannya adal ah properi tas, royal i tas, penal i tas, pubertas, vari etas dan novel i tas. Dal am ti ap ketentuan sel al u ada pengecual i an. Kata-kata bahasa I nggri s yang di tu- runkan dari bahasa Lati n atau l ai nnya yang berakhi ran tia, thia, tie atau sia dapat di serap sesuai bunyi nya menjadi kata I ndonesi a berakhi ran ti seperti sympathy, amnesty, modesty, dynasty menjadi si mpati , amnesti , modesti , di nasti . Namun demi ki an, kata-kata seperti i tu cacahnya sedi ki t sehi ngga dapat di katakan bahwa ketentuan umum penyesuai an ejaan -ity atau -ty menjadi itas atau tas sel al u berl aku kecual i terdapat keragu-raguan. Bi l a ter- dapat keragu-raguan, asal -usul kata perl u di cari dal am kamus yang menjel askan juga eti - mol ogi kata sehi ngga penyerapan kata menjadi konsi sten dengan kai dah di atas. Pembedaan Makna Proses dan Hasil PUPI memberi petunjuk tentang penggunaan i sti l ah yang di maksudkan untuk membeda- kan antara kata bentukan yang mempunyai makna sebagai hasil tindakan atau kata bentukan yang mempunyai makna sebagai proses atau sebagai abstraksi (makna konsep). Contoh: Proses: Hasil: pemerol ehan perol ehan penyedi aan sedi aan peraki tan raki tan perkenal an kenal an penyi mpul an si mpul an pel ati han l ati han percetakan cetakan Diftong atau Vokal Rangkap Bahasa I ndonesi a mengenal vokal rangkap seperti ai dal am rantai , au dal am wal aupun, ae dal am aerosol , uo dal am kuota, dan oi dal am spoi -spoi . Akan tetapi , bahasa I ndonesi a ti dak mengenal di ftong ou, uou, eou, oe, oo, dan uu. Ol eh karena i tu, kata-kata asi ng yang mengandung di ftong i ni di serap menjadi u seperti pada kata kupon untuk coupon dan akuntan untuk accountant sehi ngga kata discount mesti nya harus di serap menjadi di skun bukan di skon. Beri kut i ni contoh penyerapan l ai n yang seharusnya: autonomous autonomus continuous konti nus detour detur exogenous eksogenus homogeneous homogenus bukan homogen simultaneous si mul tanus Peran dan Martabat bahasa Indonesia 32 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Sebal i knya, bahasa I ndonesi a mengenal di ftong au seperti pada kata saudara, fi rdaus, jauhari , kacau, kl ausul a, handai -taul an, aeronauti ka. Karena au di kenal dal am bahasa I ndonesi a, kata asi ng yang mengandung di ftong i ni tetap di tul i s dengan au seperti pada kata audit menjadi audi t bukan odi t, Australia menjadi tetap Austral i a bukan Ostral i a, audio menjadi audi o bukan odi o, dan autopsy menjadi autopsi bukan otopsi . Ol eh karena i tu, kata automatic, automotive, dan autonomy mesti nya di serap menjadi automatik, automotif, dan autonomi (l i hat PUPI dal am KBBI , 1988 hal aman 1048). Dengan pemahaman i mpl i kasi penerapan PUPI di atas secara konsi sten, KBBI tentu saja harus sel al u di revi si dan di mutakhi rkan. KBBI sendi ri bel um konsi sten dengan PUPI dal am memi l i h ejaan untuk i sti l ah serapan. Kal au asas eja yang di anut demi kei ntel ektu- al an dan martabat bahasa, KBBI pada saatnya nanti harus di sertai dengan cara mel afal - kan (foneti k). Dengan demi ki an, KBBI sebagai kamus umum akan mempunyai fungsi dan status seperti mi sal nya Websters New World Dicitonary atau Oxford Advanced Learners Dictionary. CATATAN: Materi dal am l ampi ran i ni tel ah penul i s el aborasi dan kembangkan untuk menjadi buku pedoman dal am pembentukan i sti l ah (khususnya penyerapan i sti l ah bahasa I nggri s) untuk penul i san karya i l mi ah. Materi di atas akhi rnya hanya menjadi sebagi an keci l dari topi k yang di bahas dal am buku pedoman tersebut. Sementara i ni , berbagai masal ah bahasa penul i s tuangkan dal am bentuk sel ebaran bebas untuk bahan renungan dan di skusi . Dua contoh sel ebaran tersebut di l ampi rkan sesudah hal aman i ni .! Peran dan Martabat bahasa Indonesia 33 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Makal ah Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu Suwardjono Fakul tas Ekonomi ka dan Busi nes Uni versi tas Gadjah Mada Yogyakarta suwardjono@ ugm.ac.i d Di sampai kan dal am Kongres I X Bahasa I ndonesi a di sel enggarakan ol eh Pusat Bahasa di Hotel Bumi Karsa, Jakarta Sel atan 28 Oktober - 1 November 2008 Peran dan Martabat bahasa Indonesia 34 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia Peran dan Martabat Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu Suwardjono Fakul tas Ekonomi ka dan Busi nes Uni versi tas Gadjah Mada Abstrak Makal ah i ni membahas peran bahasa I ndonesi a dal am pengembangan i l mu dan teknol ogi dan sebagai sarana pencerdasan bangsa I ndonesi a dal am era gl obal i sasi . Makal ah i ni membahas berbagai si kap para pengguna bahasa khususnya kel ompok masyarakat yang berpengaruh terhadap bahasa I ndo- nesi a. Si kap tersebut menjadi kendal a dal am pengembangan bahasa I ndo- nesi a yang mempunyai standar dan kemampuan ti nggi untuk mengungkapkan berbagai ci pta, karsa, dan rasa terutama untuk tujuan pengembangan i l mu dan teknol ogi . Makal ah i ni bersi fat anal i ti s bukannya empi ri s dari sudut pandang pengguna bahasa dan bukan ahl i bahasa. Makal ah i ni menunjukkan bahwa bahasa I ndonesi a mempunyai kemampuan dan martabat yang sebenarnya setara dengan bahasa asi ng yang sudah mantap dan modern. Dal am konteks gl obal i sasi , bahasa I ndone- si a harus bersai ng dengan bahasa asi ng terutama I nggri s. Hal i ni menem- patkan bahasa I ndonesi a di persi mpangan jal an. Ol eh karena i tu, perl u di pi ki rkan secara mendal am kebi jakan pol i ti s yang tepat di ti ngkat nasi onal untuk menempatkan dan mengembangkan bahasa I ndonesi a sebagai bahasa yang kaya dan bermartabat ti nggi . Atas dasar sarana kebahasaan I ndonesi a yang tersedi a, penul i s berkeyaki nan bahwa bahasa I ndonesi a dapat di bawa ke ti ngkat yang setara dengan bahasa I nggri s. Status i ni di mungki nkan kal au l embaga pendi di kan khususnya perguruan ti nggi sebagai agen perubahan mengubah paradi gmanya dal am menyi kapi kenyataan bahwa sumber-sumber i l mu masi h banyak berbahasa asi ng ter- utama I nggri s. Hal yang perl u di catat adal ah bahwa ki ta jangan sampai mengal ami kecohan l ogi ka dengan memaknai gl obal i sasi sebagai pengi ng- gri san masyarakat yang di tunjukkan ol eh fenomena pemakai an bahasa dewasa i ni dal am semua l api san masyarakat. Peran dan Martabat bahasa Indonesia 35 Suwardjono 2008 Kongres IX Bahasa Indonesia The Role and Dignity of Indonesian Language In Science Development Suwardjono Facul ty of Economi cs and Busi ness Gadjah Mada Uni versi ty Abstract Thi s paper di scusses the rol e of I ndonesi an l anguage i n devel opi ng sci ence and technol ogy as a means for enhanci ng i ntel l ectual i ty of I ndonesi an soci ety i n the gl obal i zati on era. Thi s paper deal s wi th vari ous atti tudes of I ndonesi an l anguage users especi al l y soci al groups who have si gni fi cant i nfl uence on the use of I ndoesi an l anguage. I ndeed, the I ndo- nesi an l anguage i s ri ch and capabl e to express al l ki nds of thoughts, emoti ons, aestheti c val ues, and compl ex sci enti fi c i deas. However, negati ve or i nappropri ate atti tudes towards the I ndonesi an l anguage have hi ndered i ts potenti al s, devel opment, and i mprovement i nto a hi gher l evel of sci enti fi c and academi c usage. Thi s paper i s anal yti cal i n nature rather than empi ri cal from the poi nt of vi ew of a nonl anguage-expert user. Thi s paper argues that I ndonesi an l anguage has enough means and capabi l i ty, at l east potenti al l y, that are equi val ent to establ i shed and modern forei gn l anguages. I n the con- text of gl obal i zati on, I ndonesi an l anguage has to vi e for the supremacy and functi onal i ty wi th forei gn l anguage, Engl i sh i n parti cul ar. Thi s si tuati on has posi ti oned the I ndonesi an l anguage i n the cross-road to survi ve or to be negl ected by I ndonesi an peopl e. Therefore, a seri ous, thoughtful , and effecti ve nati onal pol i cy shoul d be sought after to moderni ze and pl ace I ndonesi an l anguage not onl y as a nati onal i ntegrati ng l anguage but al so as a ri ch, powerful , and di gni fi ed i ntel l ectual l anguage for sci ence and technol ogy. I ndonesi an l anguage shoul d be moderni zed to enabl e i t to serve al l the purposes of communi cati on, especi al l y i n sci enti fi c and academi c communi ty. Thi s status i s possi bl e i f educati on i nsti - tuti ons i n al l l evel s that serve as agents of devel opment and change are wi l l i ng to change thei r paradi gm i n response to the fact that most, i f not al l , resources for sci ence and tech- nol ogy are i n forei gn l anguages especi al l y Engl i sh. I t shoul d be kept i n mi nd that i t i s a total l ogi cal fal l acy to equate gl obal i zati on wi th angl i ci zati on to gl obal i ze the country. Unfortunatel y, thi s phenomenon has been rampant i n the I ndonesi an soci ety, not onl y i n academi c ci rcl es but al so i n al l aspects and l evel s of soci ety.