Anda di halaman 1dari 6

Nathanella Leonide

21100118130049 / A

Identitas Buku

Judul Buku : Bahasa Indonesia Pengantar MKK untuk Perguruan


Tinggi

Penulis : Surono, dkk.

Penerbit : Fasindo Press

Tahun Terbit : 2009

Kota Terbit : Semarang

Tebal Buku : 154 halaman

Isi Buku

BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia (BI) adalah mata pelajaran yang sudah diajarkan sejak
sekolah dasar. Semestinya, kemampuan berbahasa Indonesia para lulusan SMTA
itu sudah memadai. Pada kenyataannya, kemampuan berbahasa Indonesia para
mahasiswa, rata-rata kurang memuaskan. Kekurangan yang relating menonjol
adalah kemampuan berbahasa Indonesia tertulis. Dengan demikian, pencantuman
matakuliah Bahasa Indonesia dalam kurikulum Perguruan Tinggi itu dimaksudkan
sebagai: (1) media pembelajaran kemampuan berbahasa Indonesia para
mahasiswa, dan (2) salah atu sarana pengembangan kepribadian para mahasiswa.

BAB II
SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Memperluas wawasan dan kesadaran mahasiswa akan pentingnya bahasa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahasa Indonesia
merupakan salah satu lambang identitas nasional bangsa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober 1928 (Hari Sumpah Pemuda) merupakan hari lair
Bahasa Indonesia. Sejak saat itu, Bahasa Indonesia digunakan dalam pergerakan
kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Sesudah proklamasi, bahasa
Indonesia digunakan sebagai: (1) salah satu alat untuk menyatukan seluruh suku
bangsa di wilayah RI, (2) bahasa administrasi negara, (3) bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan, (4) bahasa pengantar dalam dunia perdagangan, dan (5) bahasa
pergaulan.
Selain kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di
dalam UUD 1945, Bab XV pasal 36.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang
kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai
masyarakat yang berbeda latar belakang bahasa dan budayanya, dan (4) alat
perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
Dalam kedudukannya sebagai Bahasa negara, Bahasa Indonesia berfungsi
(1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam dunia Pendidikan, (3)
alat perhubungan pada tingkat nasional, dan (4) alat pengembangan kebudayaan,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

BAB III
BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
Karatkteristik bahasa Indonesia ragam ilmiah ialah; (1) mencerminkan
sikap ilmiah, (2) transparan, (3) lugas, (4) menggunakan paparan sebagai bentuk
karangan utama, (5) membatasi penggunaan majas, (6) penulis menyebut diri
sendiri sebagai orang ketigas, (7) seri[ng menggunakan difinisi, klasifikasi, dan
analisis, (8) bahasanya ringkas, tetapi padat, (9) menggunakan tata cara penulisan,
dan format karya ilmiah secara konsisten, (10) dan menggunakan bahasa
Indonesia baku.
Ada sejumlah etika yang perlu diperhatikan oleh ilmuwan dalam penulisan
karya ilmiah, yaitu penulis karya ilmiah harus akurat, jujur, menjunjung tinggi
tanggun jawabnya, tidak boleh mengganti fakta dengan dugaan, tidak boleh
menyembunyikan kebenaran, tidak boleh menggunakan ide orang lain tanpa
keteranga yang jelas, tidak boleh melanggar hak cipta, tidak boleh berbohong
dengan data statistik, dan tidak boleh memasukkan dugaan pribadi.

BAB IV
MEMBACA KRITIS
Membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber bacaan untuk
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan memberikan penilaian atau
pertimbangan tertentu terhadap akurasi sumber bacaan yang dilakukan dengan
cepat, tepat, dan teliti.
Ada dua teknis membaca cepat, yaitu: (1) membaca cepat/sekilas dan (2)
membaca intensif/teliti. Membaca cepat/sekilas bisa dilakukan untuk dua tujuan,
yaitu (1) untuk menemukan topik dan (2) untuk menemukan informasi khusus,
sedangkan membaca intensif digunakan untuk mencari informasi rinci dari
sumber bacaan.

BAB V
MENULIS PROPOSAL
Proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu
badan/Lembaga untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Proposal dapat
dibedakan menjadi proposal akademik (ilmiah) dan nonakademik.
Bagian-bagian proposal antara lain:
1. Bagian Pendahuluan, meliputi halaman judul luar, halaman judul dalam,
halaman pengesahan, ringkasan atau abstrak, dan daftar isi. Tapi tidak
semua proposal disertai ringkasan dan daftar isi, artinya hal ini bersifat
manasuka, tidak wajib.
2. Bagian Isi, terdiri atas latar belakang permasalahan, rumusan masalah dan
tujuan penelitian, hipotesis (untuk penelitian kuantitatif merupakan
keharusan), manfaat, tinjauan pustaka dan landasan teori, metode
penelitian, jadwal kegiatan, daftar pustaka, rencana anggaran beaya (jika
ada), dan lampiran-lampiran
3. Bagian Akhir, terdiri atas Rencana Anggaran Beaya (RAB) dan lampiran.

BAB VI
MENULIS AKADEMIK
Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan tulisan akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang
disusun mahasiswa untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi,
tesis, dan skripsi.
Dalam perkuliahan, mahasiswa harus memiliki kemampuan menulis
makalah dan laporan. Makalah adalah karya tulis yang membahas suatu
masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta yang disajikan pada sebuah
diskusi, lokakarya, simposium, atau seminar. Secara garis besar keenam
komponen itu dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Judul Karangan dan Nama
Penulis, (2) Abstrak dan Kata Kunci, (3) Pendahuluan, (4) Pembahasan, (5)
Simpulan, (6) Daftar Pustaka.
Sedangkan laporan adalah dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau sedang diteliti dalam bentuk fakta
yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil. Secara
umum struktur laporan terbagi menjadi : (1) halaman judul, (2) daftar
penyerahan, (3) daftar isi, (4) intisari/abstrak, (5) pendahuluan, (6) isi laporan,
(7) simpulan dan saran, (8) apendiks, (9) bibliografi.

BAB VII

PRESENTASI ILMIAH

Presentasi merupakan kegiatan yang sering dilakukan baik dalam kegiatan


ilmiah, seperti seminar, lokakarya, semiloka, diskusi, dan sidang; maupun
kegiatan nonilmiah, seperti pertemuan bisnis, rapat, bahkan pramuniaga yang
sedang menawarkan barang/jasanya termasuk presentasi. Tujuan dari presentasi
itu sendiri adalah untuk mendorong/memotivasi, meyakinkan, mengajak,
menjelaskan, dan menyenangkan para pendengarnya. Agar dapat melakukan
presentasi dengan baik dan benar, diperlukan pemahaman tentang dasar-dasar
presentasi. Hal-hal tersebut meliputi bahan, topik, tujuan, kerangka, pembicara,
pendengar, pesan yang disampaikan, teknisi, alat bantu, dan refleksi diri.

Presentasi terdiri dari berbagai jenis tergantung pembedanya. Berdasarkan


sifatnya, presentasi terdiri dari beberapa macam, yaitu presentasi formal,
nonformal, dan semiformal. Berdasarkan jumlah pendengar, presentasi meliputi
presentasi pada kelompok besar, presentasi pada kelompok terbatas, dan
presentasi personal.

BAB VIII

PENYAJIAN LISAN

Berpidato merupakan berpraktik bahasa dalam ragam lisan yang dilakukan


oleh pembicara demi penyebarluasan informasi mengenai sesuatu hal kepada
orang banyak. Berpidato sejajar dengan berceramah, berkhotbah, dan berorasi.
Dalam berpidato dibutuhkan adanya pembicara, pendengar, bahasa, dan materi.
Unsur-unsur tersebut menuntut 2 kemahiran sekaligus, yaitu kemahiran dalam
penciptaan style dan houding.

Penulisan naskah pidato mencakup bagian awal (pembuka), uraian materi


(isi), dan bagian akhir (penutup). Pada bagian pembuka menjelaskan orientasi
tentang apa yang akan dijelaskan dan usaha untuk menjelaskan tiap bagian. Untuk
bagian isi, tonjolkan bagian-bagian yang penting. Dan pada bagian penutup,
sampaikan simpulan dari seluruh uraian.

Penyampaian pidato tidak hanya menyalurkan informasi saja, tetapi


penting juga untuk menghidupkan dan menghangatkan susasana. Penyampaian
pidato dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu tanpa teks, menghafal teks, membaca
teks, dan membuat kisi-kisi.

BAB IX

MENULIS SURAT

Surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis. Fungsi dari surat
adalah sebagai sarana tertulis, wakil atau duta penulis, pedoman pelaksanaan
tugas, alat bukti/dokumen, dan alat pengingat. Surat yang baik merupakan surat
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut yaitu
menggunakan bentuk surat yang standar, menggunakan bahasa Indonesia yang
baku, dan menyatakan isi surat dengan ringkas dan jelas.

Bahasa surat merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam


menulis surat. Hal-hal yang harus diperhatian agar dapat menulis surat dengan
baik ialah pilihan kata, penyusunan kalimat, dan penyusunan alinea.

Surat memiliki banyak jenis tergantung pengkasifikasinya. Surat dapat


diklasifikasikan berdasarkan wujud, pemakaian, kegiatan, sasaran yang dituju,
sifat, dan urgensi penyelesaiannya.
Bentuk surat merupakan pola atau susunan letak bagian-bagian surat.
Terdapat lima macam bentuk surat, yaitu bentuk lurus penuh, bentuk lurus, bentuk
setengah lurus, bentuk resmi Indonesia lama, dan bentuk resmi Indonesia baru.

Surat terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu kepala surat, tanggal surat,
nomor surat, lampiran, hal atau perihal, alamat tujuan, ssalam pembuka, isi surat,
salam penutup, pengirim surat, dan tembusan.

Anda mungkin juga menyukai