Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian dan karakteristik bahasa ragam ilmiah,
2. Memahami ciri ragam ilmiah,
3. Memahami ragam bahasa pidato ilmiah, dan
4. Memahami penulisan karya ilmiah dengan ragam akademik.

Materi
A. Pendahuluan
Bahasa Indonesia, sebagaimana pada umumnya, digunakan untuk tujuan
tertentu dan dalam konteks tertentu. Tujuan dan konteks ini akan menentukan
ragam bahasa Indonesia yang harus digunakan. Seseorang yang menggunakan
bahasa Indonesia untuk orasi politik misalnya, akan menggunakan ragam yang
berbeda dari orang lain yang menggunakan bahasa Indonesia untuk
menyampaikan khotbah jumat atau bahan kuliah. Mahasiswa disadarkan bahwa
dalam dunia akademik atau ilmiah, ragam bahasa Indonesia yang digunakan
adalah ragam ilmiah yang memiliki ciri khas yang cendekia, lugas dan jelas,
menghindari kalimat yang fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan
objektif, ringkas dan padat serta konsisten. Mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan
pembelajaran yang mendukung tumbuhnya pemahaman mereka terhadap
pengertian bahasa Indonesia ragam ilmiah.

B. Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah


Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa
Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai
bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau
gabungan dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, serta konsisten.
Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu
digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis yakni mampu
membentuk pernyataan yang tepat dan seksama. Sementara itu, sifat lugas dan
jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah
secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan yang diungkapkan secara
langsung sehingga makna yang ditimbulkan adalah makna lugas. Bahasa
Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentasi.
Kalimat fragmentasi maksudnya adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat ini
terjadi, antara lain karena adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan
dalam beberapa kalimat tanpa menyadari satuan gagasan yang akan diungkapkan.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan.
Artinya, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak
pada penulis. Implikasinya, kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat fasif.
Sifat formal dan objektif ditandai oleh kosakata, bentuk kata, dan struktur kalimat.
Kosakata yang digunakan bernada formal dan kalimat-kalimatnya mengandung
unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan
bahasa yang hemat. Terakhir, sifat dan konsisten ditampakkan pada penggunaan
unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain serta istilah yang sesuai dengan kaidah
yang semuanya digunakan secara konsisten.

C. Cirri Ragam Bahasa Ilmiah


Ciri ragam bahasa ilmiah:
1. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas;
2. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standard konvensi naskah;
3. Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara jelas;
4. Cermat dalam menggunakan unsur baku (istilah/kata), ejaan, bentuk kata,
kalimat, paragraf, wacana;
5. Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik,
pendahuluan, deskripsi teori, deskrisi data, analisis data, sampai dengan
kesimpulan dan saran;
6. Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu;
7. Objek dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindari
bentuk persona, dan ungkapan subjektif;
8. Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, permasalahan,
tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori,
deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan
saran.
D. Ragam Bahasa Pidato Ilmiah
Ragam pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain: presentasi
makalah ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi disertasi, dan
pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan
presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Adapun penulisan skripsi, tesis, dan disertasi
dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan
kelulusan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Etika ilmiah, maksudnya bahwa seorang presenter ilmiah (1) harus
menggunakan ragam bahasa ilmiah, (2) penalaran ilmiah, (3) bersikap
objektif, (4) menggunakan kalimat yang terukur kebenarannya, (5) mematuhi
aturan formal presentasi ilmiah, (6) mempresentasikan seluruh materi (secara
singkat) sesuai waktu yang ditentukan, (7) mengutip konsep, data, dan
pendapat dengan menyebutkan sumbernya, (8) menggunakan data yang
relevan dengan pembuktian, (9) tidak mepresentasikan materi di luar bahasa
karya ilmiah, (10) dapat menjawab pertanyaan pendengar atau penguji atas
bahasa materi, konsep, kata, istilah, penalaran, pembuktian, konsekuensi logis
dari karya tulis ilmiahnya, dan (11) mencermati setiap pertanyaan atau respon
pendengar (penguji).
b. Ketentuan lembaga (universitas), yaitu (1) mengikuti format penulisan sesuai
dengan ketentuan lembaga atau universitas, (2) mengikuti prosedur (aturan)
yang berlaku pada lembaga atau universitas, (3) mengikuti sistem yang
berlaku pada lembaga atau universitas.
c. Kemampuan personal, yakni (1) bersikap simpatik, sopan dan hormat kepada
pendengar (penguji), (2) bersikap santun dalam setiap bertutur kata, tidak
menunjukkan kemampuan diri berlebihan, (3) menghindari subjektivitas
dengan menggunakan kata aku, saya rasa, saya pikir, dan lain-lain. Sebaiknya
seorang presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan... ..., uji coba
menunjukkan, dan lain-lain, (4) berpakaian sopan, (5) menunjukkan sikap
positif, serius, cermat, dan percaya diri.
d. Kemampuan teknis, yaitu (1) menganalisis data primer dan sekunder, baik
kualitatif maupun kuantitatif, (2) mengaplikasikan penggunaan pustaka, (3)
melengkapi pembuktian (sumber) teori, buku, atau foto kopi halaman yang
dikutip jika buku asli tidak diperoleh (langka), dan (4) menggunakan sarana
visual, seperti LCD, OHP, peraga, dan data (dokumen), (5) memvisualkan
data pendukung gambar, grafik, atau data lain yang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga dituntut untuk
berusaha sekuat tenaga agar bahasa Indonesia lisan yang digunakan diwarnai oleh
sifat-sifat ragam bahasa Indonesia ilmiah sebgaimana yang dikemukakan di atas.
Sementara itu, beberapa fasilitas dalam penggunaan bahasa lisan tetap dapat
dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk mengulang-ulang menekankan
dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur intonasi lainnya.
Contoh pidato presentasi skripsi:
Bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudara yang saya hormati,
Perkenankanlah saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha
pada PT BNI Cabang Kendari tahun 2019”. Skripsi ini mempermasalahkan
bagaimana pengaruh penjualan saham terhadap laba usaha pada perusahaan
tersebut sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2019. Penjualan saham merupakan
variabel bebas dan laba usaha merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui
buku, jurnal, ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam
bahasan yang sejalan dengan topik ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang
diterbitkan pada tahun 2018-2019. Kajian ini dideskripsikan dalam bab II
mengenai Kajian Pustaka.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut, dilakukan pengumpulan data di
lapangan, yaitu di kantor BNI Cabang Kendari dan kantor-kantor cabang
pembantu lainnya untuk mendapatkan data primer. Data ini dikumpulkan sejak
tanggal 1 Juli sampai dengan 3 Desember 2019. Data ini diperoleh melalui
observasi, angket, wawancara, dan analisis data. Selanjutnya, data ini dianalisis
secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penjualan saham terhadap
laba usaha memengaruhi secara positif terhadap laba usaha.

E. Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik


Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan
presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempat hal
tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan. Itu berarti bahwa pada saat
menulis tulisan ilmiah, penulis harus berusaha keras agar bahasa Indonesia yang
digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia, lugas dan jelas,
menghindari kalimat fragmentasi, bertolak dari gagasan, formal dan objektif,
ringkas dan padat, serta konsisten. Sifat-sifat bahasa Indonesia yang demikian
ditampakkan pada pilihan kata, pengembangan kalimat, pengembangan paragraf,
kecermatan dalam menggunakan ejaan, dan aspek-aspek lainnya.
Ragam ilmiah menggunakan bahasa baku, baik pemilihan kata, maupun
mengenai struktur kalimatnya. Tata tulisnya pun harus mengikuti aturan baku,
yaitu sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Contoh:
Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
yang lain, kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di
dalamnya. Di dalam berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama meyadari
bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, pengguna bahasanya, dan
interpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara. Setiap peserta
penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah
kebahasaan yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.

Anda mungkin juga menyukai