Anda di halaman 1dari 25

RAGAM BAHASA ILMIAH

Ragam Bahasa Ilmiah

Kalimat ilmiah adalah tulisan yang disusun secara sistematis dan logis. Bahasa tulis
ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.

Dalam kehidupan sosial dan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik secara lisan maupun
tulisan, digunakan berbagai bahasa daerah termasuk dialeknya, bahasa Indonesia, dan/atau
bahasa asing. Kalimat ilmiah biasa digunakan pada laopran, makalah, tesis, disertasi.
Contoh :
 Penelitian ini mengkaji teknik pentajaman objek yang efektif dan efisien
 Ketua kelompok itu memiliki argumen yang tepat
 Barisan upacara itu memiliki formasi yang rapih
 Soekarno menjadi figur yang baik buat bangsa indonesia
 Semakin lama zaman semakin modern
Macam – macam ragam bahasa

Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media


1. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan,
terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur
menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya


dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut
sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis.
Ragam lisan antara lain meliputi:
 Ragam bahasa cakapan;
 Ragam bahasa pidato;
 Ragam bahasa kuliah;
 Ragam bahasa panggung.

Ciri-ciri ragam lisan:


 Memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi dan bahasa tubuh;
 Berlangsung cepat;
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
2. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak
terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran
secara visual.

Dalam penggunaan ragam bahasa tulis makna kalimat yang diungkapkannya


tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa lisan makna kalimat yang
diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian .

Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa tulis diperlukan kecermatan
dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan
struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa teknis;
 Ragam bahasa undang-undang;
 Ragam bahasa catatan;
 Ragam bahasa surat.

Ciri-ciri ragam tulis :


 Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
 Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
 Harus memperhatikan unsur gramatikal;
 Berlangsung lambat;
 Selalu memakai alat bantu;
 Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
 Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Karakteristik Bahasa Tulisan Menurut Goeller :

1. Accuracy (akurat) yaitu kelogisan segala informasi atau gagasan yang dituliskan.
2. Bravety (ringkas) yaitu pengungkapan gagasan yang ringkas, tidak menggunakan kata-kata
mubazir.
3. Clarity (jelas) yaitu tulisan mudah dipahami, penalaran jelas, tidak menimbulkan tafsir
ganda.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Cara Pandang
Penutur
 1. Ragam Daerah
 Dialek Regional
yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang
digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain
 Dialek sosial,
Yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat
tertentu
 Dialek temporal
Yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu.
 Idiolek
Yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang
 Ragam Pendidikan
Ragam pendidikan terdiri atas ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Topik
Pembicaraan Berdasarkan topik pembicaraan

 Ragam bahasa ilmiah


 Ragam hukum
 Ragam bisnis
 Ragam agama
 Ragam sosial
 Ragam kedokteran
 Ragam sastra
Ragam Bahasa Berdasarkan Wacana

 Ragam Ilmiah: bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah
 Ragam Populer: bahasa yang digunakan dalam tulisan sehari-hari dan dalam pergaulan sehari-hari

Ragam bahasa menurut hubungan antar pembicara,dibedakan


menurut akrab tidaknya pembicara
 Ragam bahasa resmi
 Ragam bahasa akrab
 Ragam bahasa agak resmi
 Ragam bahasa santai
Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah
 Cendekia
Bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis.

a). Lugas dan Jelas


Bahasa Indonesia mampu menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap gagasan
diungkapkan secara langsung sehingga akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi
kalimat.
b). Menghindari Kalimat Fragmentasi
Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adannya
keinginan penulis menggunakan gagasan
C), Bertolak dari Gagasan
Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya,
d). Formal dan Objektif
Sifat formal dan objektif ditandai dengan kosa kata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata

e). Ringkas dan Padat


Dengan  demikian,  hadirnya kata-kata tersebut mubazir. Sifat ringkas dan padat
direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Dengan  demikian, 
hadirnya kata-kata tersebut mubazir.

f). Konsisten
Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten. Sekali sebuah
unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah digunakan sesuai dengan  kaidah
Ciri Ragam Bahasa Ilmiah
 Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
 Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah.
 Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap.
 Cermat dalam menggunakan unsur baku (istilah/kata), ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraf,
wacana.
 Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi
teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis sampai dengan kesimpulan dan saran.
 Objektif dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindarkan bentuk persona
dan ungkapan subjektif.
 Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel, tujuan, penalaran, istilah, sudut
pandang, pendahuluan, landasan teori, deskripsi data
Ragam Bahasa Pidato Ilmiah (Presentasi Ilmiah)

Ragam pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah ilmiah, presentasi
skripsi, presentasi tesis, presentasi disertasi dan pidato pengukuhan guru besar. Penulisan makalah
ilmiah dilanjutkan dengan presentasi, diskusi dan tanya jawab. Adapun penulisan skripsi, tesis dan
disertasi dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan penentuan kelulusan.
Untuk mendapat hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
a.) Etika ilmiah, makdsunya bahwa seseorang presenter ilmiah
 harus menggunakan ragam bahasa ilmiah,
 penalaran ilmiah,
 bersikap obejktif,
 menggunakan kalimat yang terukur kebenarannya,
 mematuhi aturan formal presentasi,
 mempresentasikan seluruh materi (secara singkat) sesuai dengan waktu yang ditentukan,
 mengutip konsep, data, dan pendapat dengan menyebutkan sumbernya,
 mengutip data yang relevan dengan pembuktian,
 tidak mempresentasikan masteri di luar bahasa karya ilmiah,
 dapat menjawab pertanyaan pendengar atau penguji atas bahasa materi, konsep, data, kata, istilah,
penalaran, pembuktian, konsekuensi logis dari karya ilmiahnya,
 mencermati setiap respon pendengar (penguji).

b.) Ketentuan lembaga (universitas), yaitu :


 mengikuti format penulisan sesuai dengan ketentuan lembaga atau universitas,
 mengikuti produser (aturan) yang berlaku pada lembaga atau universitas,
 mengikuti sistem yang berlaku pada lembaga atau universitas.
c.) Kemampuan personal, yakni,
 bersikap simpatik, sopan dan hormat kepada pendengar (penguji),
 bersikap santun dalam setiap tutur kata, tidak menunjukkan kemampuan diri berlebiha,
 menghindari subjektivitas dengan menggunakan akau, saya rasa, saya pikir, dan lain-lain. Sebaiknya
seseorang presenter menggunakan kata pengalaman membuktikan ..., uji coba menunjukkan, dan
lain-lain,
 berpakaian sopan,
 menunjukkan sikap positif, serius, cermat, dan percaya diri.

Kemampuan teknis, yakni


 menganalisis data primer dan sekundewr, baik kualitatif maupaun kuantitatif,
 mengaplikasikan penggunaan pustaka,
 melengkapi pembuktian (sumber) teori,
 menggunakan saran visual seperti, LCD, OHP, peraga, dan data (dokumen),
 memvisualkan data pendukung gambar, grafik, atau data lain yang relevan.
Ketika melakukan presentasi ilmiah, presenter juga dituntut untuk berusaha sekiuat tenaga agar
bahasa Indonesia ilmiah sebagaimana yang dikemukakan di atas. Sementara itu, beberapa fasilitas
dalam penggunaan bahasa lisan tetap dapat dimanfaatkan, misalnya adanya kesempatan untuk
mengulang-ulang, menekankan dengan menggunakan intonasi, jeda, dan unsur intonasi lainnya.

Contoh pidato presentasi skipsi:


Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara yang saya hormati,
Perkenanakan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha pada PT BNI Cabang Makassar
tahun 2007”. Skripsi ini memasahkan bagaimana pengaruh penjualana saham terhadap laba usaha pada
perusahaan tersebut sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2007. Penjualan saham merupakan variabel bebas
dan laba usaha merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal, ensiklopedia,
website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang sejalan dengan topik ini. Kajian ini
menggunakan sumber data yang diterbitkan pada tahuan 2006-2007. Kajian ini dideskripsikan dalam
Bab II Deskripsi Teori.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data  di lapangan, yaitu kantor PT BNI
Cabang Makassar dan di kantor-kantor cabang pembantu lainnya untuk mendapatkan data prmier.
Data ini dikumpulkan sejak tanggal  1 juli sampai dengan 31 Desember 2007. Data ini diperoleh
melalui observasi, angket, wawancara, dan melalui website. 

Data ini dideskripsikan dalam Bab V Deskripsi Data, Analisis, dan Hasil Analisis Data. Selanjutnya,
data ini dianalisis secara deskriptif.Hasil analisis menunjukkan bahawa penjualan  saham terhadap
laba usaha memenngaruhi secara signifikan. Sebagai kesimpulan bahwa penjualan saham
berpengaruh secara positif terhadap laba usaha.
Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik
Menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti
memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan
dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian secara tertulis dan lisan.
Itu berarti bahwa pada saat menulis tulisan ilmiah, penulis harus berusaha keras agar bahasa
Indonesia yang digunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendekia, lugas dan jelas, mengindari
kalimat yang fragmentasi, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.
Sifat-sifat bahasa Indonesia yang demikian ditampakkan pada pilihan kata, pengembangan kalimat,
pengembangan paragraf, kecermatan dalam menggunakan ejaan, dan aspek-aspek lainnya.
Contoh : Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain,
kegiatan berbahasa baru dapat terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbicara,
pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang mengatur
tindakannya, penggunaan bahasanya, inpterpretasi-interpretasi lainnya terhadap tindakan lawan bicara.
Setiap peserta penutur bertanggung jawab atas tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan
yang dilakukan dalam interaksi lingual itu.
Asas-asas penyusunan gagasan di dalam karya ilmiah

a.)Kejelasan (Clarity)
Karangan ilmiah harus konkret dan jelas. Kejelasan itu tidak saja berarti mudah dipahami,
mudah dibaca, tetapi juga harus tidak memberi ruang untuk disalahtafsirkan, tidak boleh
bersifat samar-samar, tidak boleh kabur, tidak boleh ada di wilayah abu-abu. (Bahasa Jawa:
keduh gambling wijang-wijang).
Kejelasan di dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikut:
 pemakaian bentuk, kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk kebahasaan yang masih
harus dicari-cari dulu maknannya, bahkan oleh penulisnya.
 pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-kata yang berbelit,
yang panjang, yang rancu, dan boros.
 pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam bahasa asing.Kata-
kata asing dapat digunakan hanya kalau memang istilah itu sangat teknis sifatnya sehingga
tidak (belum) ada istilah garing kata-kata yang pas dalam bahasa Indonesia. Jadi, jangan
sampai verbalistis.
b.)Ketepatan (accuracy)

Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan. Hasil penelitian ilmiah dan cara penyajian
hasil penelitian itu haruslah tepat/akurat. Supaya karangan ilmiah sungguh-sungguh akurat,
penulis/peneliti harus sangat cermat, sangat teliti, tidak boleh sembrono, atau main-main
dengan ilmu.

c.)keringkasan (Brevity)

Karangan ilmiah haruslah ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek. Karangan yang
tebalnya 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh di dalamnya tidak terdapat bentuk-
bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat-kalimat yang bertumpukan (running-on
sentences), dan sarat dengan kemubaziran dan kerancuan.
Teknik mengatur perwajahan kararangan

Yang dimaksud dengan perwajahan adalah tata letak (lay out) unsur-unsur skripsi serta aturan
penulisan unsur-unsur tersebut, yang berkaitan dengan segi keindahan dan estetika naskah.
Terdapat pola ukuran penomoran seperti berikut ini

a)Kertas pola ukuran

setiap kali mengganti halaman dan kertas pola ukuran itu harus ditaati agar hasil ketikan
tampak rapi. Pada umumnya garis pembatas pada kertas pola ukuran tersebut diatur dengan
ukuran sebagai berikut:

• Pias atas 3cm


• Pias bawah 3cm
• Pias kiri 4 cm
• Pias kanan 3cm
b) Penomoran

Pada umumnya penomoran menggunakan angka Romawi kecil,Romawi besar dan Angka Arab

• Romawi kecil = i, ii, iii, iv, v (terdapat dihalaman daftar isi)


• Romawi besar = I, II, III, IV, V (terdapat pada petunjuk bab)
• Angka Arab = 1, 2, 3, 4, dan seterusnya (terdapat pada penomoran tabel,grafik dll)
Aspek Penalaran dalam Karya Ilmiah

Suatu karangan sesederhana apapun akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang.

a) Aspek keterkaitan
Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain.
b) Aspek Urutan
Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan,
dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka
analisis yang akan dipakai untuk membahas.
c) Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian
suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
d) Aspek Teknik penyusunan
Teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan
karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun
karangan ilmiah.
e) Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku?
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang
tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk
karangan ilmiah akademis.

Anda mungkin juga menyukai