KELOMPOK 3: 1. Nourma Afdilla Hasan 2. Merilla Varia K A 3. Feggy Riawand 4. Moch. Ismi Alfan F 5. Arif Suluh Z 6. Mathilda 7. Rahman Maulana 8. Yani Taufiq 9. Rifaldo 10. Anisa
PENGERTIAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
A. BENTUKAN KATA
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat. Contoh: Dosen menugaskan mahasiswanya membuat karya ilmiah. Perbaikannya : Dosen menugasi mahasiswanya membuat karya ilmiah.
B. STRUKTUR KALIMAT
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas. Contoh: Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
C. KESEJAJARAN
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja, dan seterusnya.
Contoh: Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya : Kegiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
D. KONTAMINASI
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat. Contoh: Buku itu sudah dibaca oleh saya. Perbaikannya: Buku itu sudah saya baca.
E.
KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
F.
KEPARALELAN
Terdapatnya unsur unsur yang sama derajatnya, sama pola / susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Ketentuan : bentuk kalimat pada unsur pertama harus sama dengan bentuk kalimat pada unsur kedua dan selanjutnya. Contoh: Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku buku diberi label. Perbaikan: Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
F. PLEONASME
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan atau pemborosan kata. Cara menghindari pleonasme: Menghilangkan pengulangan subyek = Dia membeli sayur, dan dia akan memasaknya. Seharusnya: Dia membeli sayur dan akan memasaknya.
Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata = Mita adalah gadis berbaju warna merah. Seharusnya: Mita adalah gadis berbaju merah.
Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat = Jangan turun kebawah, lantai licin. Seharusnya: Jangan turun, lantai licin.
Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak = Kepada para saudara-saudara yang saya hormati. Seharusnya: Kepada para saudara yang saya hormati.
BENTUK-BENTUK PENEGASAN
Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat. =Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah. Repetisi =Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi Pengontrasan kata kunci =Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan. Partikel Penegas =Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
KESIMPULAN
Kalimat
yang dapat dipahami maknanya, dan tepat sehingga tidak terjadi keganjalan dalam kalimat. Kalimat tidak ambigu Pembaca Mengerti dengan jelas maknanya.