Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
- Sinta Rukyani (1908046039)
- Mahardika Karunia Dewi (1908046040)
- Arif Rezky Aprilianto (1908046041)
- Putri Aulia Azali (1908046043)
- Saiful Rohman (1908046044)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia tiap tahunnya semakin meningkat yang
dimana hal ini menjadi masalah utama yang sering dibahas. Pertumbuhan penduduk
yang tidak terkontrol dengan baik akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
seperti ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas
penduduk dalam sumber daya manusia, penyediaan anggaran, fasilitas kesehatan,
pendidikan, dan ketersediaan pangan. Kondisi ini menjadi masalah besar bagi
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk terbesar keempat setelah
negara Cina, India, dan Amerika Serikat.
Dengan adanya hal ini kita perlu suatu cara untuk memprediksi pertumbuhan
penduduk beberapa tahun yang akan datang dengan menggunakan pemodelan dalam
matematika. Model merupakan suatu bentuk abstrak yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak
semua masalah dapat dimodelkan secara matematis, tetapi masalah-masalah tersebut
dapat dibuktikan sesuai dengan kondisi nyata, sehingga dapat dinyatakan dalam
bentuk abstrak. Salah satu penerapan pemodelan matematika adalah pemodelan pada
proyeksi penduduk berlipat ganda. Dalam hal ini kita menggunakan pemodelan
eksponensial, yang bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada
masa yang akan datang dengan menggunakan data-data tahun sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Transenden
Fungsi elementer dapat dikelompokkan atas atas fungsi aljabar dan fungsi
transenden. Fungsi aljabar diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi aljabar atas
fungsi konstan, sedangkan fungsi transenden dikenal sebagai fungsi elementer yang
bukan fungsi aljabar.
1. Fungsi Logaritma Asli
2. Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya
3. Fungsi-fungsi Eksponen Asli
4. Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum
5. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen
6. Persamaan Differensial Linear Orde Pertama
7. Fungsi-fungsi balikan Trigonometri dan Turunannya
ii. iii.
iv.
Grafik Logaritma Asli
Daerah asal adalah himpunan bilangan real positif, sehingga grafik terletak
di setengah bidang kanan.
Karena , maka . Ini menunjukkan bahwa fungsi selalu naik. Dan untuk
Karena fungsi invers dari maka bijektif, dengan kata lain injektif dan surjektif.
injektif dan , maka diperoleh; jika
maka untuk setiap
Oleh karena itu untuk setiap dengan berakibat
Untuk sebarang Jadi
Terbukti
Teorema
Turunan
Andaikan , maka dapat dituliskan . Perhatikan untuk
Integral
Rumus turunan secara otomatis akan menghasilkan integral
v.
Aturan-aturan Fungsi Eksponensial
Teorema
Fungsi
Definisi
Andaikan adalah bilangan positif bukan 1. Maka
Basis yang paling umum digunakan adalah basis 10. Logaritma yang dihasilkan
dinamakan logaritma biasa. Di dalam kalkulus dan dalam semua matematika lanjut,
basis yang berarti adalah .
Jika sehingga , maka
Peluruhan Radioaktif
Tentunya tidak semuanya tumbuh. Beberapa ada yang mengalami penurunan. Khususnya,
zat-zat radioaktif mengalami peluruhan. Persamaan diferensialnya tetap. Hanya saja sekarang
untuk
Teorema
Bukti
Pertama ingat kembali bahwa jika maka dan khususnya,
Kemudian, dari definisi turunan dan sifat-sifat , kita peroleh
Tidak ada cara untuk memisahkan peubah sedemikian rupa sehingga memiliki dan
seluruh ungkapan yang melibatkan pada satu sisi dan beserta seluruh ungkapan yang
melibatkan pada sisi lainnya.
Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk
Sisi kiri adalah turunan hasil kali , maka persamaannya mengambil bentuk
dan
dan
dan
Teorema
i. ii.
iii.
iv.
Turunan Fungsi Balikan Trigonometri
Teorema
i.
ii.
iii.
iv.
∫ P = kt + C (a)
Menggunakan kondisi P(t0) = P0 ke persamaan sebelumnya untuk menemukan C
∫P 0 = kt0 + C
Atau
C = ∫ P 0 – kt0
Maka, substitusikan C ke dalam persamaan (a) diperoleh
∫ P = kt + ∫ P 0 – kt0
Atau
P
∫ P 0 = k (t – t ) 0
Lalu, eksponensialkan kedua sisi dari persamaan sebelumnya dan kalikan hasilnya
dengan P0, kita peroleh solusi
P
e
¿
P0 = e k (t – t 0)
P
P0
= e k ( t – t 0)
Dengan menggunakan rumus estimasi jumlah penduduk, dapat kita perkirakan jumlah
penduduk pada tahun 2020 yaitu
P (t) = P0 e k (t – t 0)
P (t) = 278.741e 0,0299 x10
P (t) = 278.741 x 1.34850962347291
P (t) = 375.885
Berdasarkan perhitungan, perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020
adalah 375.885 jiwa.
2. Pada tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 6,4 milyar jiwa. Berapakah
perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju
pertumbuhan penduduk eksponensialnya adalah 1,32 persen?
Jawab:
Misalkan tahun 2004 dianggap t=0
Maka tahun 2020 dianggap t=16
Masukkan ke formula
P (t) = e c . e k (t – t 0)
P (0) = e c. e 0
6,4 = e c
Maka diperoleh e c = 6,4. Masukkan e c ini ke formula awal
P (t) = 6,4. e k (t – t 0 )
Dahlan Yogyakarta, 2019), hlm. 2
k diasumsikan 1,32 persen atau 0,0132
P (16) = 6,4. e 0,0132x 16
P (16) = 7,90502
Jadi, pada tahun 2020 penduduk bumi diprediksi berjumlah 7,9 milyar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proyeksi penduduk berlipat ganda adalah kondisi dimana perhitungan jumlah penduduk
menjadi berlipat ganda. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk
tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan.
Fungsi elementer dapat dikelompokkan atas atas fungsi aljabar dan fungsi transenden.
Fungsi aljabar diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi aljabar atas fungsi konstan,
sedangkan fungsi transenden dikenal sebagai fungsi elementer yang bukan fungsi aljabar.
1
Pada metode logaritma dirumuskan: D x log a x=
x∈a
Sedangkan,
Pada metode eksponensial dirumuskan: D x e x =e x
Purcell, Edwin J., Dale Varberg., Steven E. Rigdon. 2011. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga