Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENERAPAN FUNGSI TRANSENDEN UNTUK MENGHITUNG


PROYEKSI PENDUDUK BERLIPAT GANDA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Kalkulus II
Dosen Pengampu : Dinni Rahma Oktaviani, M.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
- Sinta Rukyani (1908046039)
- Mahardika Karunia Dewi (1908046040)
- Arif Rezky Aprilianto (1908046041)
- Putri Aulia Azali (1908046043)
- Saiful Rohman (1908046044)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk di Indonesia tiap tahunnya semakin meningkat yang
dimana hal ini menjadi masalah utama yang sering dibahas. Pertumbuhan penduduk
yang tidak terkontrol dengan baik akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
seperti ekonomi maupun sosial, terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas
penduduk dalam sumber daya manusia, penyediaan anggaran, fasilitas kesehatan,
pendidikan, dan ketersediaan pangan. Kondisi ini menjadi masalah besar bagi
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk terbesar keempat setelah
negara Cina, India, dan Amerika Serikat.
Dengan adanya hal ini kita perlu suatu cara untuk memprediksi pertumbuhan
penduduk beberapa tahun yang akan datang dengan menggunakan pemodelan dalam
matematika. Model merupakan suatu bentuk abstrak yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak
semua masalah dapat dimodelkan secara matematis, tetapi masalah-masalah tersebut
dapat dibuktikan sesuai dengan kondisi nyata, sehingga dapat dinyatakan dalam
bentuk abstrak. Salah satu penerapan pemodelan matematika adalah pemodelan pada
proyeksi penduduk berlipat ganda. Dalam hal ini kita menggunakan pemodelan
eksponensial, yang bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk Indonesia pada
masa yang akan datang dengan menggunakan data-data tahun sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Transenden
Fungsi elementer dapat dikelompokkan atas atas fungsi aljabar dan fungsi
transenden. Fungsi aljabar diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi aljabar atas
fungsi konstan, sedangkan fungsi transenden dikenal sebagai fungsi elementer yang
bukan fungsi aljabar.
1. Fungsi Logaritma Asli
2. Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya
3. Fungsi-fungsi Eksponen Asli
4. Fungsi Eksponen dan Logaritma Umum
5. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen
6. Persamaan Differensial Linear Orde Pertama
7. Fungsi-fungsi balikan Trigonometri dan Turunannya

1. Fungsi Logaritma Asli


Definisi Fungsi Logaritma Asli
Fungsi Logaritma Asli, dinyatakan oleh , didefinisikan sebagai

Daerah asalnya adalah himpunan bilangan real positif.


Dengan demikian kita sudah mempunyai suatu fungsi yang turunannya adalah , yaitu
turunan suatu fungsi logaritma asli

Kita kombinasikan dengan aturan rantai. Jika dan jika terdiferensialkan,


maka

Sifat-sifat Logaritma Asli


Teorema Logaritma Asli
Jika dan bilangan-bilangan positif dan sebarang bilangan rasional, maka
i.

ii. iii.

iv.
Grafik Logaritma Asli
Daerah asal adalah himpunan bilangan real positif, sehingga grafik terletak
di setengah bidang kanan.

Karena , maka . Ini menunjukkan bahwa fungsi selalu naik. Dan untuk

ini menunjukkan bahwa fungsi tersebut cekung ke bawah dimana-mana. Gambarnya


seperti berikut.

2. Fungsi-fungsi Balikan dan Turunannya


Teorema
Jika monoton murni pada daerah asalnya, maka memiliki balikan.
Fungsi monoton
Misalkan terdefinisi pada suatu himpunan . Untuk semua , fungsi
dikatakan:
• monoton naik, jika maka
• monoton turun, jika untuk maka
• monoton tak naik, jika untuk maka
• monoton tak turun, jika untuk maka
• monoton datar, jika untuk maka
Cara Menentukan Fungsi Balikan
Hal yang berkaitan adalah pencarian rumus untuk untuk melakukan itu, kita tentukan
terlebih dahulu , kemudian kita menukarkan dan dalam rumus yang dihasilkan. Jadi
diusulkan untuk melakukan tiga langkah berikut untuk pencarian
1. Langkah 1 : Selesaikan persamaaan untuk dalam bentuk .
2. Langkah 2 : Gunakan untuk menamai ungkapan yang dihasilkan dalam .
3. Langkah 3 : Gantilah dengan .
Perhatikan bahwa kita telah menukar peranan dan . Sedikit pemikiran meyakinkan kita
bahwa menukar peranan dan pada grafik adalah mencerminkan grafik terhadap garis
. Jadi, grafik adalah gambar cermin grafik terhadap garis

Turunan Fungsi Balikan


Pada bagian ini kita akan mencoba menbahas lebih dalam tentang hubungan turunan suatu
fungsi dengan turunan inversnya, jika fungsi yang bersangkutan mempunyai invers. Pada
bagian ini pembahasan hanya dibatasi pada fungsi kontinu yang monoton murni.
Teorema
Andaikan terdiferensiasikan dan monoton murni (monoton tegas) pada selang . Jika
di suatu tertentu dalam . Maka terdiferensiasikan di titik yang berpadanan

dalam daerah hasil

Menurut definisi invers. Yaitu, jika maka . Dengan melakukan


substitusi kita dapatkan .

Kita perhatikan untuk Kita lakukan diferensiasi. Diperoleh :


Yang ekuivalen dengan
Bukti teorema
Interval , dan , fungsi monoton murni dan kontinu pada .
dan invers fungsi yang monoton murni dan kontinu.
Fungsi terdiferensial di titik dan . Fungsi terdiferensial di titik
lebih lanjut,

Ambil sembarang dengan , selanjutnya didefinisikan fungsi


dengan

Diketahui monoton murni, selanjutnya mudah dimengerti bahwa untuk setiap


dengan , maka . dengan kata lain , well define. Demikian
halnya jika dan maka berdasarkan definisi fungsi diperoleh

Mudah dipahami bahwa untuk setiap dengan , maka . Selanjutnya


dibuktikan bahwa

Diberikan bilangan dan jika terdiferensial di , maka terdapat bilangan


sehingga untuk setiap dengan sifat berlaku

Diketahui kontinu di titik , artinya untuk setiap bilangan terdapat bilangan


sehingga untuk setiap dengan , maka berlaku

Karena fungsi invers dari maka bijektif, dengan kata lain injektif dan surjektif.
injektif dan , maka diperoleh; jika
maka untuk setiap
Oleh karena itu untuk setiap dengan berakibat
Untuk sebarang Jadi

Perhatikan bahwa karena maka , sehingga diperoleh

Dapat disimpulkan, untuk setiap dengan berlaku

Terbukti

3. Fungsi Eksponen Asli


Definisi
Balikan disebut fungsi eksponen asli dan dinyatakan oleh Jadi

Dari definisi dapat diambil bahwa


i.
ii. untuk semua

Sifat-sifat Fungsi Eksponen


Definisi
Huruf menyatakan bilangan real positif unik sedemikian rupa sehingga .
Bilangan sama halnya seperti bilangan yaitu sama-sama bilangan yang tak rasional.
Ekspansi desimalnya diketahui sampai beribu-ribu angka di belakang koma.

Teorema

Andaikan dan sebarang bilangan real, maka dan

Turunan
Andaikan , maka dapat dituliskan . Perhatikan untuk

Kedua ruas diturunkan terhadap Dengan menggunakan aturan rantai diperoleh


Karena , maka

Apabila . Dan terdiferensiasi, maka menurut aturan rantai

Integral
Rumus turunan secara otomatis akan menghasilkan integral

4. Fungsi-fungsi Eksponen dan logaritma Umum


Definisi
Untuk dan sebarang bilangan real maka berlaku
Sifat-sifat
Teorema
Jika dan dan adalah bilangan-bilangan real, maka
i.
ii. iii.
iv.

v.
Aturan-aturan Fungsi Eksponensial
Teorema

Fungsi
Definisi
Andaikan adalah bilangan positif bukan 1. Maka

Basis yang paling umum digunakan adalah basis 10. Logaritma yang dihasilkan
dinamakan logaritma biasa. Di dalam kalkulus dan dalam semua matematika lanjut,
basis yang berarti adalah .
Jika sehingga , maka

Dengan menggunakan sifat sebelumnya diperoleh turunannya, yaitu

5. Pertumbuhan dan Peluruhan Eksponen


Pertambahan populasi yaitu kelahiran dikurangi kematian dalam jangka waktu yang
pendek sebanding dengan banyaknya penduduk pada awal jangka waktu itu dan
sebanding dengan panjangnya jangka waktu itu sendiri. Jadi atau

Dalam bentuk limit, ini memberikan persamaan diferensial

populasi bertambah. populasi berkurang. Untuk populasi dunia, sejarah


menunjukkan bahwa sekitar

Menyelesaikan Persamaan Differensial dengan syarat awal


apabila . Dengan memisahkan peubah dan
mengintegrasikan, kita peroleh

Syarat pada saat akan menghasilkan Sehingga,

Ketika jenis pertumbuhannya disebut pertumbuhan eksponensial, dan ketika


disebut peluruhan eksponensial.

Peluruhan Radioaktif
Tentunya tidak semuanya tumbuh. Beberapa ada yang mengalami penurunan. Khususnya,
zat-zat radioaktif mengalami peluruhan. Persamaan diferensialnya tetap. Hanya saja sekarang
untuk

Teorema

Bukti
Pertama ingat kembali bahwa jika maka dan khususnya,
Kemudian, dari definisi turunan dan sifat-sifat , kita peroleh

Jadi . Karena adalah fungsi yang kontinu, ini berarti


kita
dapat melewatkan limit ke dalam eksponen argumentasi berikut

6. Persamaan Differensial Linear Orde-Satu


Tidak semua persamaan linear dapat dipisahkan. Contohnya dalam persamaan differensial

Tidak ada cara untuk memisahkan peubah sedemikian rupa sehingga memiliki dan
seluruh ungkapan yang melibatkan pada satu sisi dan beserta seluruh ungkapan yang
melibatkan pada sisi lainnya.
Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk

Dimana dan hanyalah fungsi-fungsi saja. Persamaan differensial dalam bentuk


ini dinamakan sebagai persamaan differensial orde-satu.

Menyelesaikan Persamaan Linear Orde-Satu


Untuk menyelesaikan persamaan linear orde-satu, pertama kita mengalikan kedua sisi dengan
factor integrasi
Didapatkan

Sisi kiri adalah turunan hasil kali , maka persamaannya mengambil bentuk

Integrasi kedua sisi menghasilkan

7. Fungsi-fungsi balikan Trigonometri


Balikan sinus dan Kosinus
Definisi
Untuk memperoleh balikan dari sinus dan kosinus, kita membatasi daerah asal mereka
masing-
masing pada selang Sehingga,
dan

dan

Balikan Tangen dan Balikan Sekan


Definisi
Untuk memperoleh balikan dari sinus dan kosinus, kita membatasi daerah asal mereka
masing-

masing pada selang Sehingga,

dan

dan

Teorema
i. ii.

iii.

iv.
Turunan Fungsi Balikan Trigonometri
Teorema

i.

ii.

iii.

iv.

B. Pengertian Proyeksi Penduduk Berlipat Ganda


Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisi umur
dan jenis kelamin) dimasa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan
fertilisasi,mortalitas dan migrasi. Jadi, proyeksi penduduk berlipat ganda adalah kondisi
dimana perhitungan jumlah penduduk menjadi berlipat ganda. Proyeksi penduduk bukan
merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada
asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan yaitu:
kelahiran,kematian,perpindaha(migrasi).
Proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan
minimum untuk proses perencanaan pembangunan:
1. bidang pangan : menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta
susunan penduduk menurut umur.
2. bidang kesehatan : menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan tempat tidur di rumah
sakit-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
3. bidang Tenaga Kerja : menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang
erat hubunganya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk
memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.
4.    bidang Pendidikan : proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan
jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru gedung-gedung sekolah,
pendidikan pada masa yang akan datang.
5.   bidang Produksi Barang dan Jasa : Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubunganya
dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan
jasa dimasa mendatang.

Jadi penggunaan proyeksi penduduk tersebut diatas dapat digunakan untuk 2


macam perencanaan :
1. Perencanaan yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap
penduduk yang sudah diproyeksi tersebut.
2. Perencanaan yang tujuannya untuk merubah trend penduduk menuju ke
perkembangan demografi sosial dan ekonomi.

C. Hubungan Proyeksi Penduduk Berlipat Ganda Dengan Fungsi Transenden


Dalam perhitungan fungsi transenden terdapat dua metode, yaitu metode logaritma dan
metode eksponensial. Metode fungsi transenden yang digunakan untuk menghitung proyeksi
penduduk berlipat ganda adalah metode eksponensial. Metode eksponensial memiliki asumsi
bahwa presentase pertumbuhan penduduk sama setiap harinya. Hasil proyeksi penduduk
dengan menggunakan metode eksponensial akan berbentuk garis lengkung yang lebih terjal.
Metode eksponensial pada proyeksi penduduk berlipat ganda dapat dirumuskan dengan
syarat, jika P menunjukkan jumlah manusia dalam populasi besar pada waktu t, maka dapat
diasumsikan bahwa tingkat perubahan dari populasi terhadap waktu yang bergantung pada
ukuran P saat ini. Jika ukuran populasi saat ini dinyatakan dengan P(t) dan ukuran populasi
saat waktu t+t adalah P(t+t), maka perubahan pada populasi P selama periode waktu t
adalah
P = P(t+t) – P(t)
Asumsikan P mendekati P. jika imigrasi, emigrasi, usia, dan jenis kelamin diabaikan,
kita dapat mengasumsikan bahwa bahwa selama periode waktu, persentase tertentu dari
populasi kelahiran dan kematian. Nyatakan k sebagai ekspresi persentase per waktu. Maka
diperoleh
P = P(t+t) – P(t) = kPt
Kita asumsikan bahwa t kontinu bervariasi maka
P P ( t +∆ t )−P(t )
t
= t
= kP
P
Dimana menunjukkan rata – rata tingkat perubahan di P selama periode waktu t.
t
Selanjutnya, t mendekati nol, definisi derivative memberikan persamaan diferensial
P dP
lim
t
= dt
= kP
t0
dP
Dimana menunjukkan tingkat perubahan seketika.
dt
Sekarang asumsikan bahwa selama periode waktu kecil, persentase b dari populasi
kelahiran. Demikian pula, persentase c dari populasi kematian. Maka,
P(t+t) = P(t) + bP(t) t – cP(t) t
Atau
P
= bP – cP = kP
t
Dari asumsi tersebut, rata – rata tingkat perubahan dari populasi atas sebuah interval
waktu sebanding dengan ukuran populasi. Menggunakan tingkat perubahan seketika untuk
mengaproksimasikan rata - rata tingkat perubahan, model persamaannya menjadi
dP
dt
= kP, P(t0) = P0, t0≤ t ≤t1
Dimana k adalah konstanta positif.
Kemudian, kita memisahkan variabel – variabel dan memindahkan semua bagian
mengakibatkan P dan dP menjadi satu sisi dari persamaan dan semua bagian di t dan dt ke
yang lain.
dP
dt
= k dt
Integralkan kedua sisi dari persamaan terakhir ini sehingga menghasilkan

∫ P = kt + C (a)
Menggunakan kondisi P(t0) = P0 ke persamaan sebelumnya untuk menemukan C

∫P 0 = kt0 + C

Atau

C = ∫ P 0 – kt0
Maka, substitusikan C ke dalam persamaan (a) diperoleh

∫ P = kt + ∫ P 0 – kt0

Atau

P
∫ P 0 = k (t – t ) 0

Lalu, eksponensialkan kedua sisi dari persamaan sebelumnya dan kalikan hasilnya
dengan P0, kita peroleh solusi

P
e
¿
P0 = e k (t – t 0)

P
P0
= e k ( t – t 0)

Asumsikan P dengan P (t) sehingga

P (t) = P0 e k (t – t 0), dengan k¿0

Persamaan tersebut disebut sebagai model Malthusian dari pertumbuhan populasi,


memprediksi bahwa proyeksi penduduk berlipat ganda secara eksponensial dengan waktu.1
1
Ayyubi Ahmad, Pemodelan Matematika Dengan Menggunakan Persamaan Diferensial Pada Pertumbuhan
Penduduk Di Indonesia (Skripsi S-1 Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Matematika Universitas Ahmad
D. Contoh Soal Menghitung Proyeksi Penduduk Berlipat Ganda Dengan Fungsi
Transenden
1. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 278.741 jiwa. Berapakah
perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju
pertumbuhan penduduk eksponensialnya adalah 2,99 persen?
Jawab:
Diketahui:
P0 = 278.741 jiwa
t = 2020 – 2010 = 10
k = 2,99 persen atau 0,0299

Dengan menggunakan rumus estimasi jumlah penduduk, dapat kita perkirakan jumlah
penduduk pada tahun 2020 yaitu
P (t) = P0 e k (t – t 0)
P (t) = 278.741e 0,0299 x10
P (t) = 278.741 x 1.34850962347291
P (t) = 375.885
Berdasarkan perhitungan, perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020
adalah 375.885 jiwa.
2. Pada tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten A adalah 6,4 milyar jiwa. Berapakah
perkiraan jumlah penduduk Kabupaten A pada tahun 2020, jika diketahui laju
pertumbuhan penduduk eksponensialnya adalah 1,32 persen?
Jawab:
Misalkan tahun 2004 dianggap t=0
Maka tahun 2020 dianggap t=16
Masukkan ke formula
P (t) = e c . e k (t – t 0)
P (0) = e c. e 0
6,4 = e c
Maka diperoleh e c = 6,4. Masukkan e c ini ke formula awal
P (t) = 6,4. e k (t – t 0 )
Dahlan Yogyakarta, 2019), hlm. 2
k diasumsikan 1,32 persen atau 0,0132
P (16) = 6,4. e 0,0132x 16
P (16) = 7,90502
Jadi, pada tahun 2020 penduduk bumi diprediksi berjumlah 7,9 milyar.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Proyeksi penduduk berlipat ganda adalah kondisi dimana perhitungan jumlah penduduk
menjadi berlipat ganda. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk
tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan.
Fungsi elementer dapat dikelompokkan atas atas fungsi aljabar dan fungsi transenden.
Fungsi aljabar diperoleh melalui sejumlah berhingga operasi aljabar atas fungsi konstan,
sedangkan fungsi transenden dikenal sebagai fungsi elementer yang bukan fungsi aljabar.
1
Pada metode logaritma dirumuskan: D x log a x=
x∈a
Sedangkan,
Pada metode eksponensial dirumuskan: D x e x =e x

Hubungan proyeksi penduduk berlipat ganda dengan fungsi transenden dapat


dirumuskan:
P (t) = P0 e k (t – t 0), dengan k¿0
Daftar Pustaka

Ahmad, Ayyubi. 2019. Pemodelan Matematika Dengan Menggunakan Persamaan


Diferensial Pada Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia. Skripsi S-1 Fakultas Sains
dan Teknologi Jurusan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Purcell, Edwin J., Dale Varberg., Steven E. Rigdon. 2011. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Samadi. 2007. Geografi 2 SMA. Bandung: Yudistira

Anda mungkin juga menyukai