Anda di halaman 1dari 16

Kepribadian Mahasiswa Sebagai Landasan

Kegiatan Bakti Sosial

Disusun oleh :

Selly Mustika 1802111003

Nadhieva Avionyta 1802111015

Elin Mutiatul Khoiriah 1802111018

Yuriska Dyah Werdining P 1802111021

Elly Fajar Ariyanti Garini 1802111020

Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2019
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Kepribadian Mahasiswa Sebagai Landasan
Kegiatan Bakti Sosial”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Madiun, 9 Mei 2019

Penyusun

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan Penulisan 4
BAB II RUMUSAN MASALAH 4
BAB III PEMBAHASAN 4
A. Kepribadian Mahasiswa 4
1. Pengertian Kepribadian Mahasiswa 4
2. Fungsi Kepribadian Mahasiswa 5
3. Bentuk-bentuk Kepribadian Mahasiswa 5
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Mahasiswa 9
B. Kegiatan Bakti Sosial 10
1. Pengertian Bakti Sosial 10
2. Tujuan Bakti Sosial 11
3. Macam-macam Bakti Sosial 12
4. Pelaksanaan Bakti Sosial 13
C. Kepribadian Mahasiswa Sebagai Landasan Kegiatan Bakti Sosial 13
BAB IV PENUTUP 14
A. Simpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Mahasiswa sebagai penerus bangsa sekaligus sebagai cendikia diharapkan
memiliki kepribadian yang kuat serta dapat diandalkan. Terdapat tipe kepribadian
tertentu yang rentan dan mudah bermasalah jika menghadapi hal-hal yang dapat
menimbulkan stres, tetapi ada juga tipe kepribadian lain yang mempunyai
kemampuan dan daya tahan terhadap hal-hal yang menmbulkan stress. Tipe
2
kepribadian yang mempunyai daya tahan terhadap stress ini sering disebut sebagai
tipe kepribadian tahan banting (hardiness). Saat ini semakin banyak penelitian
membuktikan bahwa tipe kepribadian hardiness membantu sebagai penurun stress
yang dihadapi. Kepribadian tahan banting (hardiness) atau ada juga yang
menyebutnya kepribadian tangguh dapat menilai situasi yang mengancam menjadi
kurang menakutkan, sehingga meminimalkan timbulnya tekanan yang diterima.
Individu dengan hardiness juga lebih percaya diri dan memiliki kemampuan yang
lebih baik dalam menggunakan koping aktif dan dukungan sosial serta kesempatan
yang ada, sehingga membantunya mengatasi tekanan yang dialaminya (Florian dkk,
1995). Mahasiswa untuk dapat menyelesaikan perkuliahan haruslah memiliki suatu
kepribadian tahan banting (hardiness) yang mampu membuat para mahasiswa dapat
survive dalam menjalankan kegiatan dan mengerjakan kewajibannya serta
menyelaraskan antara kewajiban, hak dan juga hasil yang dicapai. Kepribadian tahan
banting (hardiness) dinilai dapat mengontrol individu dalam mengatasi stress yang
sedang dialami di lingkungan kerja agar dapat tetap survive (Kobasa dalam Dodik &
Astuti, 2012). Di dalam diri seseorang, terdapat 3 aspek yang membentuk kepribadian
hardiness yaitu adanya kontrol, komitmen dan juga tantangan (Kobasa, 1984).Sudah
cukup banyak bermunculan penelitian tentang kepribadian hardinesspada berbagai
subyek. Penelitian yang dilakukan oleh Dodik dan Astuti (2012) menyebutkan hasil
bahwa terdapat hubungan negatif antara kepribadian hardiness dengan stres kerja
yang dialami oleh anggota polri bagian operasional di polresta Yogyakarta. Hubungan
tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi kepribadian hardiness maka semakin
rendah stres kerja pada anggota polri, begitu pula sebaliknya semakin rendah
kepribadian hardiness maka stres kerja anggota polri akan semakin tinggi. Penelitian
lain oleh Nurjahjanti dan Ratnaningsih (2011) dilakukan pada calon tenaga kerja
Indonesia, dalam penelitianya mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara
kepribadian tahan banting (hardiness) dengan optimisme pada calon tenaga kerja
Indonesia (CTKI) wanita di BLKLN disnakertrans provinsi Jateng. Pada penelitian ini
diperoleh hasil bahwa semakin tinggi hardiness maka akan semakin tinggi optimise,
dan semakin rendah hardiness maka akan semakin rendah pula optimisme. Asih dan
Trisni (2015) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara kepribadian hardiness
dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citatrum,
terdapat hasil bahwa semakin kuat kepribadian tahan banting (hardiness) yang
dimiliki maka akan semakin rendah burnout yang dialami oleh perawat. Sebaliknya

3
semakin lemah kepribadian tahan banting (hardiness) yang dimiliki maka akan
semakin tinggi burnout yang dialami oleh perawat.
Disamping itu bakti sosial adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
individu ataupun sekelompok orang dengan tujuan untuk mengurangi beban orang
lain yang dirasa kekurangan. Mahasiswa sering kali melakukan kegiatan kegiantan
positif salah satunya ialah bakti sosial. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan disekitar
lingkungan kampus maupun lingkungan tempat tinggl. Untuk menjalankan bakti
sosial dibutuhkan landasan yang kuat pada seorang individu yang disebut kepribadian.
Oleh karna itu kami menyusun makalah ini agar pembaca lebih memahami tentang
kepribadian mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti sosial.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana kepribadian mahasiswa
2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan bakti sosial
3. Mengetahui bagaimana kepribadian mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti
sosial

BAB II RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
A. Bagaimana pengertian kepribadian mahasiwa?
B. Bagaimana pelaksanaan kegiatan bakti sosial?
C. Bagaimana kepribadian mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti sosial?

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepribadian Mahasiswa
1. Pengertian kepribadian mahasiswa
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri
khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut
akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi
tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus
menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi,
sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Dibawah ini pengertian kepribadian menurut para ahli, dapat kamu baca di bawah
ini:

4
Menurut, Theodore R. Newcombe – Kepribadian adalah organisasi sikap-
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Lalu menurut, Yinger – Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian instruksi.
Sedangkan menurut, Cuber – Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari
sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
Dan menurut, M.A.W Bouwer – Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial
yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap
seseorang.
2. Fungsi kepribadian mahasiswa
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi
kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau
kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab
melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan
apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian
hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif.
3. Bentuk-bentuk kepribadian mahasiswa
Bentuk Kepribadian menurut Hippocrates :
1. SANGUINIS
Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain.
Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senangsekali bicara tanpa
bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat
ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis
tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi,
cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda
lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia
sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu,

5
sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh
melakukan sesuatu, ia akan dengan cepatmengiyakannya dan terlihat sepertinya
betul-betul hal itu akan ia lakukan.
Kelebihan :
a. Suka bicara, antusias, ekspresif.
b. Penuh rasa ingin tahu, mudah berteman, suka berkumpul.
c. Mudah memaafkan, berhati tulus, dan bersifat kekanak-kanakan.
d. Senang dipuji dan senang diperhatikan.
e. Spontanitas dan pengambil inisiatif yang handal.
Kelemahan :
a. Susah untuk diam dan moody (cepat berubah perasaan).
b. Dominan dalam percakapan dan egois.
c. Kurang terencana dan membesar-besarkan masalah.
d. Suara dan tertawanya keras.
2. MELANKOLIS
Berseberangan dengan sang sanguinis. Melankolis cenderung serba teratur,
rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-
fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara
mendalam.
Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi
pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan,
mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul
hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur.
Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur
hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan
jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’
anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya,
klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia
tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol
sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.
Kelebihan :
a. Penuh pikiran, selalu menganalisis, dan mendalam.
b. Serius, bertujuan jelas, dan terjadwal.

6
c. Menyukai musik, artistik, dan kreatif.
d. Sensitif, rela berkorban, dan idealis tinggi.
e. Perfeksionis dan mempunyai standard tinggi.
f. Hemat, tekun, terinci, teratur.
g. Mencari solusi dari masalah dengan pemecahan yang kreatif.
h. Jika sudah dimulai, harus dituntaskan.
i. Setia dan pendengar yang baik.
Kelemahan :
a. Selalu melihat masalah dari sisi negatif, mudah merasa bersalah dan rendah
diri.
b. Terlalu banyak membuang waktu dengan menganalisis dan merencanakan
c. Mempunyai standard yang terlalu tinggi sehingga sulit merasa puas.
d. Sulit bersosialisasi dan sering mengkritik orang lain, tetapi sensitif jika
mendapatkan kritikan.
e. Sulit untuk mengungkapkan perasaan dan mempunyai rasa curiga yang besar.
3. KOLERIS
Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-
perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun
bisa saja ia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya.
Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya
banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’
karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu. Orang koleris senang
dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa
menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka
sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu.
Kekuatan :
a. Suka memimpin, pembuat keputusan, dinamis, dan aktif.
b. Sangat membutuhkan perubahan dan suka mengoreksi kesalahan.
c. Mempunyai kemauan keras dan selalu menginginkan pencapaian target.
d. Mandiri, bebas, menyukai tantangan.
e. Menyukai pemecahan yang praktis dan bergerak cepat.
f. Pekerja keras dan mempunyai tujuan yang jelas.
g. Suka mengorganisasi, selalu merasa benar, dan mempunyai visi ke depan.
Kelemahan :

7
a. Otoriter, tidak sabar, dan mudah marah.
b. Terlalu kaku dan susah diajak santai.
c. Menyukai kontroversi, emosi tidak simpatik, dan tidak suka air mata.
d. Tidak menyukai yang sepele dan bertele-tele.
e. Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan.
f. Sering menuntut orang lain dan menghalalkan segala cara demi suatu tujuan.
4. PHLEGMATIS
Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau
lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-
galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi
yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit,
asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
Kaum phlegmatis cenderung kurang bersemangat, kurang teratur dan serba
dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat
menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh
untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda.
Kekuatan :
a. Mudah bergaul, tenang, santai, damai.
b. Tidak banyak bicara, bijaksana, dan mediator yang baik.
c. Mencari cara termudah dan kuat di bawah tekanan.
d. Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
e. Simpatik, baik hati, dan peduli.
Kelemahan :
a. Kurang antusias, takut, kuatir
b. Keras kepala dan menghindari tanggung jawab
c. Lebih suka menjadi penonton dan kurang berorientasi tujuanSeseorang yang
pemalu dan pendiam
d. Kurang memotivasi diri
4. Faktor yang mempengaruhi kepribadian mahasiswa
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi
merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya,
rentang usia dan faktor-faktor dari individu :
1. Pengalaman Awal

8
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa
kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan
dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
2. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan
pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian
seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak
dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan
tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap
tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah
kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar
endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak
puas, curiga, dan sebagainya).
4. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih
banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai
kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan
memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
5. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan
anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang
pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
6. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak
matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan
cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
7. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap
konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana
nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai
memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan

9
atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya
orang terhadap dirinya.
8. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat
merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.
9. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa
percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam
lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah
tersinggung.
10. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu
terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi
sendi dasar kepribadian.
11. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan
fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik
yang mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai
suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk
B. Kegiatan bakti sosial
1. Pengertian bakti sosial
Bakti sosial atau lebih dikenal dengan (baksos),ini merupakan suatu kegiatan
wujud dari kepedulian atau rasa kemanusia’an terhadap sesama manusia. Dimana
dengan ada nya kegiatan ini kita dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap
orang lain. Kata sosial didalam nya tercakup per-orang’an dan kelompok
-kelompok. Bakti dapat diartikan sebagai pengikat diri kepada diri atau diri-diri
lain nya. Ikatan ini berupa kepedulian,perasaan,tanggung jawab terhadap
kehidupan sesama.
2. Tujuan bakti sosial
Mempererat hubungan antara sesama manusia. Memberikan motivasi tentang
masyarakat tentang penting nya kesadaran dalam meningkatkan wawasan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana aktualisasi
diri untuk membantu sesama.
3. Macam-macam bakti sosial

10
1. Penghimpunan Dana Korban Bencana Alam
Posisi geografis Indonesia menjadikan negara ini sebagai salah satu negara
rawan bencana. Selama 2016, berbagai bencana melanda Indonesia. Di antaranya
banjir dan longsor di Garut dan Sukabumi Jawa Barat serta Banjir dan gempa di
Bima, Nusa Tenggara Barat. Berbagai upaya penggalangan dana pun dilakukan
untuk meringankan beban para korban.
2. Pemberdayaan Anak Jalanan
Keberadaan anak jalanan di Indonesa masih menjadi persoalan sosial yang
perlu mendapat perhatian. Terlebih, anak-anak tersebut sangat rentan terhadap
tindak kejahatan, baik sebagai korban maupun pelaku. Banyak orang tertarik
melakukan upaya sosial dengan membantu para anak jalanan. Di antaranya
dengan mendirikan komunitas pengajar bagi anak jalanan serta memberikan
peluang usaha agar anak-anak bisa melakukan kegiatan positif.
3. Renovasi Fasilitas Ibadah
Salah satu bentuk kegiatan sosial rohani yang biasa dilakukan adalah
merenovasi fasilitas ibadah. Selain sebagai bentuk ketakwaan pada Sang Pencipta,
kegiatan ini juga dilandasi niat memberikan tempat yang nyaman dan memadai
bagi para jamaah di wilayah sekitar untuk beribadah.
4. Program Layanan Kesehatan Gratis
Tak semua warga bisa menikmati fasilitas kesehatan mumpuni. Masalah akses
dan biaya acapkali menghalangi warga untuk mendapatkan layanan terbaik.
Kondisi inilah yang mengilhami beberapa orang untuk mengadakan kegiatan
layanan kesehatan gratis bagi kalangan kurang mampu.
5. Donor Darah
Membantu sesama tidaklah harus dalam bentuk materi, darah yang kita miliki
juga bisa membantu orang lain. Donor darah memiliki keuntungan bukan hanya
untuk penerima donor, melainkan juga untuk pemberi donor. Beberapa manfaat
bagi pendonor antara lain, memelihara kesehatan jantung, meningkatkan produksi
sel darah merah, dan pencegahan penyakit.
6. Mengajar Anak Putus Sekolah
Kesulitan ekonomi menjadi faktor utama yang memaksa seseorang putus
sekolah. Padahal banyak anak yang sebenarnya memiliki potensi baik namun
tidak mempunyai kesempatan untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah.
Kondisi ini menarik simpati banyak kalangan sehingga muncullah aktivitas sosial

11
berupa komunitas-komunitas pengajar untuk mengajar anak-anak yang putus
sekolah tanpa bayaran.
7. Membuka Rumah Baca
Di zaman serba instan banyak anak yang lebih tertarik untuk bermain gadget
dibandingkan membaca buku. Perpustakaan yang sudah adapun terlihat jadi
kurang menarik karena ‘sihir’ gadget. Membuat rumah baca menjadi ide menarik
memancing minat baca anak. Suguhan bacaan yang variatif, suasana tempat
menyenangkan serta ketersediaan pendongeng atraktif akan membuat perhatian
anak bisa teralihkan dengan membaca.
8. Perpustakaan Keliling
Banyak upaya dilakukan meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di
negeri ini. Salah satu inovasi adalah program perpustakaan keliling. Konsep dari
program ini adalah menyediakan aneka bahan bacaan secara mobile. Disebut
mobile karena sifatnya yang bergerak lantaran aneka bacaan dibawa dengan
kendaraan.
9. Santunan Panti Asuhan
Kegiatan sosial berupa pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu
merupakan salah satu bentuk aktivitas untuk membantu meringankan beban
mereka. Kesedihan anak-anak di panti asuhan mungkin akan sulit terobati karena
kehilangan orang-orang yang sangat disayanginya. Namun, kehadiran orang lain
yang peduli bisa membantu mengurangi kegundahan anak-anak di panti.
10. Renovasi Fasilitas Sanitasi
Sanitasi merupakan hal sangat penting dalam kehidupan. Sanitasi yang baik
dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit. Karenanya, kebersihan
fasilitas sanitasi harus diutamakan. Dilatarbelakangi dari hal tersebut, maka
banyak orang memiliki misi sosial untuk merenovasi fasilitas sanitasi di wilayah-
wilayah tertentu.
4. Pelaksanaan bakti sosial
a. Kegiatan Kependidikan, yang meliputi, antara lain sosialisasi pendidikan,
dan memberikan sumbangan alat tulis menulis pada 4 Sekolah Dasar yang
ada di desa Ujung Bulu Kec. Rumbia Kab. Jeneponto.
b. Kegiatan Keagamaan, kegiatannya meliputi antara lain mengajar dan
memberikan pemahaman tentang Pentingnya baca Tulis Al-Qur’an kepada
masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja di desa Ujung Bulu;

12
penanaman nilai-nilai keagamaan melalui kuliah tujuh menit (kultum)
setiap selesai sholat; dan mengadakan lomba anak Islami tingkat desa
ujung bulu Kec. Rumbia Kab. Jeneponto (lomba adzan, lomba hafal surah-
surah pendek dan lomba tilawah Al-Qur’an).
c. Kegiatan Kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan antara lain:
pembenahan infrastruktur Desa (pengecetan tuguh Peace “Perdamaian”);
Jum’at bersih; dan silaturahmi dengan pemuda dan tokoh masyarakat Desa
Ujung Bulu.
d. Kegiatan Keolahragaan, yang meliputi kegiatan antara lain: mengadakan
turnamen sepak takraw tingkat Desa Ujung Bulu Kec. Rumbia Kab.
Jeneponto.
C. Kepribadian mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti sosial
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri
khas dan juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut
akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi
tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus
menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi,
sehingga jadi ciri khas pribadinya. Kepribadian mahasiswa berbeda – beda tiap
mahasiswa. Ada banyak bentuk-bentuk kepribadian mahasiswa dan faktor yang
mempengaruhi kepribadian mahasiswa. Bakti sosialpun menjadi salah satu bentuk
pengembangan kepribadian mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti sosial.
Dengan tujuan mempererat hubungan antara sesama manusia. Memberikan
motivasi tentang masyarakat tentang penting nya kesadaran dalam meningkatkan
wawasan.mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana
aktualisasi diri untuk membantu sesama.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri
khas dan juga prilaku seseorang. Fungsi kepribadian ada 2 yaitu fungsi deskriftif,
dan fungsi prediktif. Ada beberapa bentuk-bentuk kepribadian mahasiswa
menurut Hipocrates yaitu kepribadian sanguinis, melankolis, plegmatis,dan
koleris. Faktor yang mempengaruhi kepribadian mahasiswa yaitu pengalaman
awal, pengaruh budaya, kondisi fisik, integensi, emosi, daya tarik, nama,

13
keberhasilan dan kegagalan, pengaruh keluarga, penerimaan sosial, dan perubahan
fisik.
Bakti sosial atau lebih dikenal dengan (baksos),ini merupakan suatu kegiatan
wujud dari kepedulian atau rasa kemanusia’an terhadap sesama manusia. Dimana
dengan ada nya kegiatan ini kita dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap
orang lain. Tujuan bakti sosial memberikan motivasi tentang masyarakat tentang
penting nya kesadaran dalam meningkatkan wawasan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan sebagai sarana aktualisasi diri untuk membantu
sesama. Macam-macam bakti sosial diantaranya program layanan kesehatan
gratis, penghimpun dana korban bencana alam, pemberdayaan anak jalanan,
renofasi fasilitas ibadah, donor darah, membuka rumah baca, mengajar anak putus
sekolah, perpustakaan keliling, renofasi fasilitas sanitasi, dan santunan panti
asuhan. Adapun pelaksanaan dari kegiatan bakti sosial yaitu kegiatan
kependidikan, kegiatan keagamaan, kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan
keolahragaan.

B. Saran
Peneliti menyarankan agar diadakan studi lebih lanjut mengenai kepribadian
mahasiswa sebagai landasan kegiatan bakti sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Risqi. 2012. Jenis Jenis Kepribadian Manusia. Malang : Wordpress.
https://www.academia.edu/6992912/KONSEP_KEGIATAN_BAKSOS
http://koran-sindo.com/page/news/2017-01-
05/0/4/10_Kegiatan_Sosial_Tumbuhkan_Kepedulian
http://faperta.unsoed.ac.id/2017/08/23/pembentukan-karakter-kepribadian-mahasiswa-fak-
pertanian-unsoed-2017/
https://dosenpsikologi.com/fungsi-sifat-manusia-dalam-psikologi

14
15

Anda mungkin juga menyukai