Anda di halaman 1dari 17

KEMAHASISWAAN

DISUSUN
OLEH :

MUH. AKSA
MUH. HADRIANTO
WINSEN PARANTEAN
REVQI JUSRIADITYAWAN
MUH. FIKRI AMEL AL SYAFA
RADYATUL ADAWIAH MALONDONG
SITTI FARAH NASYIRAH NOOR
GRACE QUEENSHA DIKA
ANISAH NUR ZHAFIRA

i
ARNIATI PUTRI ARIF

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Kemahasiswaan” ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak. Selain itu, kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
terkhususnya bagi mahasiswa.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 1 Februari 2023

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.2 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Definisi Mahasiswa 3


2.2 Identitas Mahasiswa 3
2.3 Peran dan Fungsi Mahasiswa 4
2.4 Sejarah Pergerakan Mahasiswa 6
2.5 Tantangan Gerakan Mahasiswa 9
2.6 Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan 9
2.7 Fenomena Sosial 10
BAB III PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa adalah salah satu elemen penting yang diharapkan dapat melakukan perubahan dan
memberikan kontribusi nyata terhadap bangsa dan negaranya. Menjadi mahasiswa seharusnya
menjadi Langkah awal yang nyata untuk melakukan perubahan. Rasa idealisme yang ada pada diri
mahasiswa sudah seharusnya didukung oleh seluruh masyarakat sebagai salah satu alat aspirasi
masyarakat untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik. Namun melihat fenomena yang ada
sekarang ini, pemerintah cenderung mematikan karakter para mahasiswa dengan menerapkan
kurikulum-kurikulum yang sekuler yang menjadikan mahasiswa sibuk meningkatkan kepentingan
dirinya sendiri yakni bagaimana cara mendapat nilai yang baik, lulus tepat waktu, dan bekerja di
perusahaan dengan mendapat gaji besar, bahkan saat ini mahasiswa lebih merasa bangga Ketika
mereka lulus dan bekerja di negara asing. Tidakkah mereka ingin memberikan kontribusinya kepada
bangsa ini? Mereka dididik di tanah air hanya untuk melakukan perbaikan di negara lain. Sungguh itu
merupakan realita yang menyedihkan. Pemerintah yang merasa kedaulatannya terancam oleh
semangat dan rasa idealisme tinggi para mahasiswa kini menerapkan kurikulum-kurikulum sekuler
menjadikan mahasiswa disibukkan dengan kepentingan materi kuliah sehingga mahasiswa tidak lagi
peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka. Hal ini yang menjadikan mahasiswa
Indonesia seperti hidup dalam pemerintah yang dikatator.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah definisi dari mahasiswa?
b. Bagaimana identitas seorang mahasiswa?
c. Bagaimana fungsi dan peran seorang mahasiswa?
d. Bagaimana sejarah pergerakan mahasiswa?
e. Bagaimana dinamika gerakan mahasiswa?
f. Bagaimana tantangan gerakan mahasiswa?
g. Bagaimana hubungan antara pemuda, mahasiswa dan perubahan?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi dari mahasiswa
b. Mengetahui identitas seorang mahasiswa

1
c. Mengetahui fungsi dan peran seorang mahasiswa
d. Mengetahui sejarah pergerakan mahasiswa
e. Mengetahui seperti apa dinamika gerakan mahasiswa
f. Mengetahui apa saja tantangan gerakan mahasiswa
g. Mengetahui hubungan antara pemuda, mahasiswa dan perubahan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mahasiswa
Secara etimologi mahasiswa berasal dari kata “maha = tinggi dan siswa = pelajar” jadi,
mahasiswa adalah pelajar tinggi.
Secara terminologi mahasiswa adalah seseorang yang terdaftar di perguruan tinggi baik swasta
maupun negeri yang mengikuti semester berjalan dan tau akan hak dan kewajibannya.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
mahasiswa ialah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.
Mahasiswa ialah seorang pelajar yang memiliki tingkat derajatnya lebih tinggi dari pada yang
lain. Predikat ini diberikan kepada mahasiswa, karena ilmu yang didapatkan oleh mahasiswa berasal
dari perguruan tinggi. Selain itu subjek yang dipelajari memiliki tingkat yang lebih tinggi dari pada
sekolah biasa (Iren, 2007 dalam Rozaq, 2014). Mahasiswa termasuk pada kategori remaja akhir yaitu
18 – 22 tahun. (Santrock, 2012 dalam Purwati, 2018).
Mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri di
perguruan tinggi. Karena mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri mereka dengan melakukan
pembelajaran, pengembangan, penelitian, serta pengamalan terhadap ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan (Rachmahana, 2008).

2.2 Identitas Mahasiswa


Identitas Mahasiswa terdiri dari kata “Identitas” yang berarti ciri atau syarat yang harus dimiliki
oleh sesuatu sehingga sesuatu itu dapat dibedakan dengan yang lain, dan kata “Mahasiswa” yang arti
formalnya adalah seseorang yang terdaftar di suatu Perguruan Tinggi pada semester berjalan dan
makna filosofisnya adalah seseorang yang mencari tahu tentang kebenaran dan berusaha mewujudkan
kebenaran tersebut. Jadi, makna Identitas Mahasiswa adalah ciri-ciri atau syarat yang harus dimiliki
oleh seorang mahasiswa.

Ciri-ciri mahasiswa menurut Kartono (dalam Ulfa, 2010)


1. Memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat
digolongkan dalam golongan intelegensia.
2. Mahasiswa diharapkan kelak bisa bertindak sebagai pemimpin yang mampu serta terampil, baik
sebagai pemimpin masyarakat maupun dalam dunia kerja nantinya.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinami sebagai proses modernisasi
dalam kehidupan masyarakat.
4. Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas serta
professional.

Secara umum tipe dan karakter mahasiswa dapat dibagi sebagai berikut:
1) Tipe Mahasiswa Akademik
Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan cenderung apatis terhadap
kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
2) Tipe Mahasiswa Organisatoris
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kelembagaan/organisasi baik organisasi internal kampus
maupun eksternal, peka terhadap kondisi sosial dan cenderung tidak mengkonsentrasikan diri pada
kegiatan akademik.
3) Tipe Mahasiswa Hedonis

3
Mahasiswa yang selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap kegiatan akademik
dan kemahasiswaan.
4) Tipe Mahasiswa Aktivis
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kegiatan akademik kemudian berusaha mentrasformasikan
"kebenaran ilmiah" yang didapatkan ke masyarakat melalui lembaga atau organisasi dan dan
berusaha memperjuangkannya.

2.3 Peran dan Fungsi Mahasiswa


Secara garis besar mahasiswa setidaknya memiliki tiga peranan serta fungsi yang dinilai penting
bagi mahasiswa maupun masyarakat umum.
• Peranan Moral. Dalam dunia perkuliahan, setiap mahasiswa bebas untuk memilih jalan kehidupan
yang mereka inginkan. Oleh karena itu, mahasiswa kemudian dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap moral dari diri masing-masing sebagai seorang individu yang memiliki ilmu dan
wawasan, agar mampu menjalankan kehidupan dengan bertanggung jawab serta sesuai dengan
moral yang ada dan hidup di dalam masyarakat.
• Peranan Sosial, artinya bahwa kehadiran mahasiswa serta segala sesuatu yang diperbuat dapat
membawa manfaat bagi lingkungan di sekitarnya, masyarakat sekitar dan tidak hanya membawa
manfaat untuk dirinya sendiri saja.
• Peranan Intelektual, artinya mahasiswa adalah seseorang yang disebut sebagai insan yang intelek
dan harus mampu mewujudkan status yang tersemat dalam diri mahasiswa di kehidupan nyata.
Mahasiswa diharapkan mampu menyadari fungsi yang sebenarnya dan dasar ketika menjadi
seorang mahasiswa, yaitu mendalami ilmu pengetahuan serta memberikan pengetahuan yang ia
miliki untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan intelektualitas
atau kecerdasan yang ia peroleh selama mengenyam pendidikan di universitas.

Selain tiga peranan mahasiswa, mahasiswa juga memiliki fungsi-fungsi yang telah dikelompokan
menjadi berikut ini.
1) Social Control
Dengan ilmu pengetahuan, kemampuan intelektual, kepekaan sosial serta sikap kritis yang
dimiliki oleh mahasiswa, diharapakan dapat menjadi pengontrol sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat memberikan kritik, saran ataupun solusi bagi
permasalahan yang hadir di masyarakat. Fungsi mahasiswa sebagai social control, akan muncul
ketika ada sesuatu yang dirasakan tidak benar dalam masyarakat.
Sehingga mahasiswa dianggap dan diharapkan mampu untuk mengubah keganjalan tersebut.
Lalu, mahasiswa yang tidak aktif atau acuh terhadap permasalahan yang hadir di lingkungan
sekitarnya, maka akan dianggap bahwa tidak ada harapan bagi sebuah bangsa, karena mahasiswa
sebagai iron stock justru enggan berperan sebagai social control.
Selain sebagai social control, mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang patut
peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kepedulian tersebut, tidak hanya dapat
diwujudkan dalam bentuk demo saja. Akan tetapi, dapat diwujudkan dengan pemikiran, diskusi
maupun bantuan moril dan materil yang dapat diberikan oleh mahasiswa kepada masyarakat.
2) Agent of Change
Mahasiswa memiliki fungsi dan peran sebagai agen perubahan. Artinya bahwa mahasiswa
tidak hanya berperan sebagai penggagas dari perubahan. Akan tetapi ia juga memiliki peran
sebagai objek atau pelaku dari perubahan yang ia gagas tersebut.

4
Sikap kritis serta positif, pada dasarnya harus dimiliki oleh seorang mahasiswa sebagai agent
of change. Kedua sikap tersebut, diharapkan mampu membuat perubahan yang baik ketika terjadi
kejanggalan dalam lingkungan sosial. Sehingga masyarakat pun akan menjadi lebih waspada,
cerdas dan tidak mudah dibodohi, ketika ada hal janggal terjadi.
Mahasiswa dianggap sebagai sekelompok individu yang harus berada di barisan paling depan,
ketika akan menggerakan sebuah perubahan positif. Melalui kacamata atau pandangan mahasiswa
yang masih netral, maka mahasiswa dianggap mampu melihat kesalahan-kesalahan yang
diperbuat oleh negaranya.
Contohnya adalah ketika mahasiswa melakukan aksi sebagai agen perubahan pada tahun
1998, yaitu ketika mahasiswa menumbangkan orde baru dan terjadi perubahan setelahnya. Demo
tersebut, kemudian menjadi aksi demo terbesar yang pernah terjadi di Indonesia dan digerakan
oleh mahasiswa, agar terjadi suatu perubahan yang lebih baik demi Indonesia.
3) Iron Stock
Mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk memiliki
kemampuan, akhlak yang mulia serta keterampilan untuk mampu menjadi calon pemimpin di
masa depan demi bangsa.
Mahasiswa dianggap sebagai aset, cadangan sekaligus harapan untuk bangsa di masa depan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak organisasi yang akan memiliki sifat mengalir, dan ditandai
oleh pergantian kekuasan dari golongan tua pada golongan muda. Oleh sebab itu, kaderisasi pun
akan dilakukan secara berulang, terus menerus.
Begitu pula dalam kehidupan di universitas atau dalam berbangsa dan bernegara. Kaderisasi
pada golongan muda, seperti mahasiswa harus terus dilakukan, sebab di tangan golongan muda
lah, perubahan yang besar dapat terjadi, hingga membuat kondisi dari suatu bangsa menjadi lebih
baik.
Sebagai iron stock, mahasiswa dapat memperkaya diri sendiri dengan ilmu pengetahuan dan
turut mempelajari kesalahan yang sebelumnya pernah terjadi pada generasi tua atau generasi
sebelumnya.
4) Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak baik, sebab mahasiswa memiliki peran serta
fungsi sebagai moral of force atau suri tauladan bagi masyarakat. Segala perilaku maupun
keputusan yang dibuat oleh mahasiswa, maka akan diamati serta dinilai oleh masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan pintar-pintar dalam memilih di mana ia akan
menempatkan dirinya dalam masyarakat, serta kemampuannya untuk mampu hidup
berdampingan dengan masyarakat lainnya.
Selain itu, di era globalisasi saat ini, di mana semakin mudah budaya luar untuk masuk ke
Indonesia, mahasiswa memiliki peran untuk menjaga nilai-nilai buday yang asli milik Indonesia.
Sehingga, budaya Indonesia pun tidak akan hilang terkikis oleh budaya baru milik luar.
Mahasiswa diharapkan mampu untuk mencerminkan nilai serta karakter terbaik, sesuai dengan
tingkatan intelektual yang ia miliki dan telah diperoleh di perguruan tinggi.
5) Guardian of Value
Fungsi mahasiswa yang kelima ialah sebagai guardian of value atau penjaga nilai. Seperti
halnya moral of force, saat ini banyak budaya asing yang mulai masuk ke Indonesia. Sehingga,
dikhawatirkan bahwa budaya-budaya asli milik Indonesia akan terkikis dan hilang.
Oleh karena itu, mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai yang luhur serta mulia milik
Indonesia yang harus dilindungi. Mahasiswa sebagai penjaga nilai, diharapkan akan berada dalam
garda paling depan untuk menjaga nilai-nilai baik tersebut. Contohnya seperti gotong royong,
keadilan, empati serta kejujuran. Sebagai guardian of value, mahasiswa harus sadar, bahwa tidak

5
akan ada bangsa yang sejahtera apabila nilai luhur tidak ditegakan oleh golongan muda maupun
golongan tua.

2.4 Sejarah Pergerakan Mahasiswa


1) 1908
Budi Utomo
Pada tahun ini, terdapat gerakan mahasiswa bernama Boedi Oetomo.
Boedi Oetomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian
modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat.
Gerakan ini didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh para pemuda STOVIA atau sekolah dokter di
Jawa. Pada kongres pertama, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, ditetapkan tujuan perkumpulan yaitu
untuk kemajuan selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian,
peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan. Fokus utama dari BU adalah
pengembangan generasi muda di bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Sejak saat
itu, Budi Utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tercatat akhir tahun 1909, BU telah
memiliki sebanyak 40 cabang dengan kurang lebih 10.000 anggota.
Perhimpunan Indonesia
Selain BU, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad
Hatta, mendirikan Indische Vereeniging pada 1922. Kemudian, tahun 1925, organisasi ini berganti
nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Berdirinya perhimpunan Indonesia sendiri adalah untuk
memajukan kepentingan orang-orang pribumi dan non-pribumi. Awalnya, PI hanya sebagai
organisasi sosial, namun kemudian berubah menjadi organisasi politik. Misi utama dari PI adalah
untuk memperoleh kemerdekaan dan mendorong semangat rakyat melalui pendidikan.

2) 1928
Kelompok Studi Indonesia
Pada pertengahan 1923, segerombolan mahasiswa yang bergabung dalam PI merasa kecewa
dengan perkembangan kekuatan perjuangan Indonesia. Untuk mengatasi kekecewaan tersebut, pada
29 Oktober 1924 dibentuk Kelompok Studi Indonesia oleh Soetomo di Surabaya.
Kelompok Studi Umum
Kemudian, kelompok kedua dibentuk di Bandung oleh Soekarno pada 11 Juli 1925. Kelompok
ini direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung.
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)
Setelah pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, disusul kemudian pembentukan
PPPI pada September 1926 oleh para mahasiswa Sekolah Tinggi Humum di Jakarta dan Sekolah
Tinggi Teknik di Bandung. PPPI adalah organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan
mahasiswa yang bersifat kebangsaan.
Sumpah Pemuda
Dari kebangkitan semangat perjuangan pemuda Indonesia, muncullah generasi baru pemuda
Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah pemuda dicetus melalui Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26 hingga 28
Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.

6
Tujuan dari Sumpah Pemuda sendiri adalah untuk membangkitkan rasa nasionalisme bangsa
Indonesia.
Isi Sumpah Pemuda adalah:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

3) 1945
Perserikatan Nasional Indonesia (PNI)

Akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi
partai politik, terutama dengan tujuan untuk memperoleh basis massa yang luas. Oleh sebab itu,
dibentuklah Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927 oleh Soekarno. Tujuan dari PNI
adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dengan menjalankan politik non-koperasi terhadap
pemerintahan Belanda. PNI sendiri dibentuk berdasar pada gagasan untuk tidak bekerja sama dengan
pemerintah Hindia Belanda.

4) 1966
Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI)
Pasca-kemerdekaan Indonesia, muncul Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia yang
dibentuk melalui Kongres Mahasiswa I di Malang tahun 1947. Tujuan dibentuk PPMI adalah untuk
mempererat hubungan persaudaraan antara para pelajar Indonesia.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
KAMI dibentuk tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi
yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan Mayjen dr. Syarief
Thayeb.
Angkatan '66
Sekitar tahun 1965 dan 1966, para pemuda Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan
mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66 yang merupakan awal
kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional. Tokoh-tokoh dalam gerakan tersebut adalah Cosmas
Batubara, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi. Angkatan '66 ini mengangkat isu komunis yang
dianggap sebagai bahaya negara. Melalui gerakan ini, masyarakat berhasil dibangun kepercayaannya
untuk mendukung mahasiswa menentang komunis yang ditunggangi Partai Komunis Indonesia (PKI).

5) 1974
Mahasiswa Menggugat
Awal 1970-an, para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi. Gerakan
mahasiswa diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Setelah itu,
aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah terkait pemberantasan
korupsi. Karena aksi-aksi tersebut, terbentuklah gerakan Mahasiswa Menggugat yang dimotori oleh
Arif Budiman. Program utama dari gerakan tersebut adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM
dan korupsi.
Komite Anti Korupsi (KAK)
Setelah itu, muncul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas dan terbentuk Komite Anti Korupsi
diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK sendiri berlandaskan pada reaksi kekecewaan mahasiswa
terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK)
sampai Komisi Empat. Komisi Empat adalah badan pemberantasan korupsi pemerintah Indonesia
yang dibentuk Soeharto pada 31 Januari 1970.

7
Gerakan Mahasiswa dalam Peristiwa Malari
Protes masih terus berlanjut hingga tahun 1972, di mana terdapat isu harga beras naik.
Selanjutnya tahun 1973 masih diwarnai dengan isu korupsi sampai meletusnya demonstrasi
memprotes Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia. Kedatangan PM
Jepang ini menuai kerusuhan yang dilakukan mahasiswa dan kerusuhan sosial pada 15 Januari 1974.
Peristiwa demonstrasi ini disebut dengan Peristiwa Malari.

6) 1977-1978
Setelah peristiwa Malari, gerakan mahasiswa mulai meredup. Namun, menjelang Pemilu 1977,
muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Muncul berbagai masalah
penyimpangan politik, seperti soal pemilu mulai dari kampanye sampai berlangsungnya pemilihan
umum. Gerakan mahasiswa saat itu juga untuk mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan
nasional. Awalnya, pemerintah berusaha melakukan pendekatan dengan mahasiswa melalui Tim
Dialog Pemerintah yang dibentuk pada 24 Juli 1977. Namun, upaya ini ditolak oleh para mahasiswa.
Pada periode ini terjadi pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah
melakukan pembangkangan politik. Meskipun gerakan mahasiswa saat itu tidak membuahkan hasil,
perjuangan gerakan mahasiswa tahun 1978 telah menumbuhkan adanya keberanian mahasiswa untuk
menyatakan sikap terbuka guna menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.

7) 1990
Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta (FKMY)
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan,
terjadi aksi mahasiswa di Yogyakarta yang bernama FKMY. Aksi ini menuntut pencabutan
NKK/BKK. NKK/BKK adalah kebijakan yang dikeluarkan pada rezim Soeharto untuk memecah
kemasifan gerakan mahasiswa. Kampus yang terlibat dalam gerakan FKMY adalah ISI, Janabadra,
UMY, UGM, UII, dan IAIN Sunan Kalijaga. Setelah gerakan dilancarkan, akhirnya kebijakan
NKK/BKK dicabut dan diganti oleh Pdeoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).

8) 1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
pada 1997-1998, melalui pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Para mahasiswa ini
menuntut agar Presiden Soeharto segera turun dari jabatannya. Untuk meredam gerakan mahasiswa
ini, pemerintah melakukan tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa. Tindakan yang
dilakukan oleh Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II,
dan Tragedi Lampung. Setelah banyak pertumpahan darah terjadi, akhirnya Presiden Soeharto
mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada 21 Mei 1998.

9) 2007
Pasa-reformasi, gerakan mahasiswa masih terus berlanjut. Tahun 2007, mahasiswa dari 37
perguruan tinggi mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa-Seluruh Indonesia (BEM SI). Gerakan
mahasiswa ini muncul pada periode pertama Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Tujug Gugatan
Rakyat (Tugu Rakyat). Aksinya kemudian diselenggarakan pada Mei 2008 di Istana Negara. Mereka
menuntut agar pemerintah menasionalisasi aset strategis bangsa, mewujudkan pendidikan yang
merata, menuntaskan kasus korupsi, hingga isu lingkungan akibat lumpur lapindo.

10) 2014
Masih terus berlanjut, gerakan Tugu Rakyat berlangsung hingga tahun 2014 ketika Presiden Joko
Widodo bersama Jusuf Kalla memimpin. Para mahasiswa hendak menurunkan Joko Widodo, tetapi
gagal.

8
11) 2019
Pada 2019 terjadi aksi mahasiswa dalam Reformasi Dikorupsi. Protes ini berlangsung di kota-
kota besar seluruh Indonesia dengan menolak beberapa UU, meminta pengesahan RUU PKS untuk
kasus kekerasan seksual, hingga penyelesaian kasus pelanggaran HAM.

12) 2020
Selanjutnya, tahun 2020, terjadi aksi mahasiswa dalam menolak Omnibus Law (UU Cipta Kerja)
yang dinilai dapat berdampak pada segala aspek, mulai dari isu lingkungan hingga mengabaikan
kesejahteraan buruh.

2.5 Tantangan Gerakan Mahasiswa

Gerakan mahasiswa saat ini menghadapi dua tantangan besar dalam mewujudkan perannya.


Pertama, menghadapi implikasi dari proses globalisasi ekonomi, politik dan budaya yang berasal dari
Negara-negara industri maju.

Kedua, tantangan yang menyangkut proses demokratisasi, dari segi ekonomi, politik dan sosio-
kultural. Guna menghadapi tantangan kedua ini, maka gerakan mahasiswa perlu untuk menciptakan
cita-cita bersama bangsa yang menjadi landasan pergerakan.

Cita-cita bersama ini harus sederhana namun dapat merangkul semua kepentingan rakyat. Selain
itu, gerakan mahasiswa harus mampu pula menciptakan metode aksi yang merupakan kombinasi dari
aksi massa dan aksi intelektual, orientasi gerakan tidak hanya tertuju pada struktur kekuasaan yang
bermasalah, tetapi juga ditambah dengan pembentukan opini politik ditengah masyarakat luas sebagai
aksi informasi dan penyadaran publik.

Gerakan mahasiswa tidak boleh terlepas dari akarnya, yaitu rakyat. Fenomena gerakan
mahasiswa menjadi fenomena tersendiri di dalam upaya melaksanakan demokratisasi di Indonesia,
bahkan menjadi salah satu tolok ukur penting di dalam keberhasilan bagi perjalanan menuju negara
yang demokratis. Pengupayaan bagi konsistensi gerakan mahasiswa sebetulnya akan mampu
menyediakan kondisi yang lumrah di dalam mencapai konsolidasi demokrasi. Dengan syarat, mereka
tetap dijadikan komponen yang tak terpisahkan di dalam merangkai arah dan orientasi dari sistem
pemerintahan yang dijalankan. Sebagai sebuah gerakan sosial, tentunya gerakan mahasiswa dituntut
untuk tetap konsisten di dalam menjalankan idealisme utama yakni mendudukkan kepentingan
masyarakat luas, terutama di dalam menghadapi kebijakan negara.

Gerakan mahasiswa adalah pejuang demokrasi yang tentunya mesti senantiasa berjuang
menegakkan prinsip dan nilai yang ada di dalam demokrasi. Disinilah pentingnya gerakan
mahasiswa ini, yakni selain sebagai prasyarat bagi proses demokratisasi yang berlangsung, tetapi juga
sebagai penyeimbang di dalam mekanisme sistem pemerintahan. Momentum gerakan
mahasiswa tentu tak akan pudar selama demokratisasi masih terus berlangsung. Sebab, bagi kawan-
kawan mahasiswa, selama masih terjadi ketimpangan dan ketidakadilan di dalam menjalankan nilai-
nilai demokrasi, maka selama itu pula perjuangan akan tetap dilakukan.

2.6 Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan

Sebagai seorang pemuda dan mahasiswa, kita tentu mendengar slogan yang menggetarkan hati,
"berikan kepadaku sepuluh pemuda akan aku goncangkan dunia", (Bung Karno/Bapak Proklamator).

9
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya
manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang dan sebagai penerus/pengganti kaum
sebelumnya. Sedangkan mahasiswa sendiri diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan siswa,
yaitu pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah
terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia
terpelajar yang paripurna.

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda, baik yang masih
berstatus sebagai pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah lulus merupakan aktor penting untuk
mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan. “The founding fathers” Indonesia telah meletakkan
dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.

Pemuda dan mahasiswa diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata perubahan selalu
menempel erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektual muda.
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis, dan
konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan yang lebih pasti dan baik, harapan untuk
perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Peran sentral
perjuangannya sebagai kaum intelektual muda memberi secercah harapan. Dari mahasiswa dan
pemudalah selaku penerus estafet bangsa munculah berbagai gerakan-gerakan perubahan positif yang
luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan negara.

Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bagaimana mahasiswa mengepung gedung DPR RI
Senayan dan meminta secara paksa agar Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden yang telah
digenggamnya selama hampir 32  tahun. Sejak itulah zaman otoriter, anti demokrasi (orde baru)
runtuh, dan zaman Reformasi bergulir; suatu zaman, dimana Indonesia menatap wajah baru. Peran
mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dimana peran mahasiswa itu sendiri di antaranya: 1) sebagai penganalisa, pemberi solusi
terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat, 2) sebagai pengamat dan
pengontrol  (agent of social control) terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, 3) sebagai
penyambung lidah atau penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas
pada umumnya, 4) sebagai penyampai kebenaran, 5) sebagai agen perubahan (agent of change), 6)
sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa (iron stock).

Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum
akademis, tetapi di luar itu wajib memikirkan keadaan bangsa. Peran mahasiswa terhadap bangsa dan
negeri ini bukan hanya duduk di depan meja, berdiskusi, berdemontrasi dan mendengarkan ceramah
dosen, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai peran dalam melaksanakan perubahan untuk
bangsa Indonesia, peran sentral tersebut adalah sebagai generasi penerus (iron stock) yang
melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti
yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.

Peran ini harus senantiasa terus terjaga dan terpartri dalam dada mahasiswa Indonesia baik yang
ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini dijadikan
sebagai pegangan hidup bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh perubahan” itu akan terus tetap
bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.

10
2.7 Fenomena Sosial

Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Kamis (8/9/2022) diwarnai
ketegangan lantaran di tengah massa aksi demonstrasi tiba-tiba datang seorang emak-emak yang marah-
marah. Emak-emak tersebut mempermasalahkan lokasi demo dari para mahasiswa Unhas yang membuat
jalanan macet parah.

Diketahui aksi itu sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Wanita yang hanya
mengenakan daster motif batik cokelat dengan jilbab hijau daun tersebut tampak menceramahi massa aksi
yang menutup akses jalan disertai bakar ban, di depan Pintu satu Unhas, SPBU, Jalan Perintis
Kemerdekaan. Emak-emak berjilbab itu terus menunjuk kendaraan-kendaraan yang terjebak macet
lantaran massa mahasiswa menutup dua jalur jalan dari arah Makassar-Maros dan sebaliknya. Sejumlah
orang di sekeliling massa aksi juga terdengar berteriak meminta mahasiswa untuk membuka blokade
jalan. Suara klakson kendaraan juga terdengar nyaring di antara perdebatan tersebut.

Dia meminta massa untuk melakukan aksi demonstrasi di Jakarta bukan di Makassar. Karena
yang menentukan kebijakan adalah pemerintah pusat. Ia berkata kepada para mahasiswa, daripada
berdemo di depan Unhas, lebih baik berdemo di depan gedung DPR, Jakarta. Emak-emak berkerudung
hijau itu pun memberikan nasihat kepada para mahasiswa agar lebih baik belajar yang baik daripada harus
turun ke jalan dengan berdemo seperti itu.

Meskipun tidak dihiraukan, si ibu masih terus berbicara dengan mengatakan bahwa dirinya
sebagai warga Makassar merasa malu dengan aksi demo tutup jalan seperti yang dilakukan oleh
mahasiswa Unhas. Tindakan emak-emak itu mendapat dukungan dari warganet. Tidak sedikit juga yang
menduga emak-emak itu buzzer yang kerap menjadi provokator ketika ada aksi demonstrasi.
Pendapat terkait fenomena sosial
 Fenomena ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara mahasiswa dan masyarakat lokal
terkait aksi demonstrasi. Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk penolakan
terhadap kenaikan harga BBM, sementara emak-emak yang marah-marah mempermasalahkan
lokasi demo karena membuat jalanan macet dan meminta mahasiswa untuk melakukan aksi di
tempat yang lebih tepat. Aksi ini menunjukkan pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik
antar pihak yang terlibat untuk menghindari kerugian bagi semua pihak.
 Aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa Unhas tersebut bukanlah sesuatu yang salah karena
demo merupakan salah satu bentuk protes kepada pemerintah terkait kenaikan harga BBM yang
melonjak yang berdampak bagi masyarakat maupun mahasiswa. Tapi, yang saya kurang setuju
dari demo ini adalah blokade jalan yang merupakan tempat umum sehingga terjadi kemacetan
yang dapat menimbulkan kerugian. Saya sependapat dengan puse kenapa tidak ke gedung DPR
saja demonya?. Dengan turun jalan ini dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Demo ini
kan untuk masyarakat

BAB III
11
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang mengikuti pendidikan pada tingkat perguruan tinggi.
Mereka memiliki identitas sebagai pemikir dan pelaku perubahan sosial dan politik. Mereka memiliki
fungsi dan peran yang penting dalam mewujudkan perubahan melalui aktivitas dan gerakan mahasiswa.
Sejarah menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa telah berperan besar dalam perubahan sosial dan politik,
meskipun tantangan yang dihadapi masih ada hingga sekarang.

3.2 Saran

Mahasiswa harus menyadari dan memahami identitas dan perannya serta memperkuat perannya
melalui aktivitas dan partisipasi yang positif dan konstruktif. Mereka juga harus mengenali dan mengatasi
tantangan yang dihadapi dalam gerakan mahasiswa untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan
perubahan yang diinginkan. Hubungan antara pemuda, mahasiswa, dan perubahan harus terus
ditingkatkan untuk memperkuat potensi pemuda dan mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan yang
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

12
Okezone. (2010, August 4). Pemuda, Mahasiswa Dan Perubahan : Okezone News.
https://news.okezone.com/. Retrieved February 5, 2023, from
https://news.okezone.com/read/2010/08/04/367/359505/pemuda-mahasiswa-dan-
perubahan

sumsel24. (2021, February 28). Tantangan Besar gerakan Mahasiswa Dalam mewujudkan
perannya. Tantangan Besar Gerakan Mahasiswa dalam Mewujudkan Perannya - Sumsel
24. Retrieved February 7, 2023, from
https://www.sumsel24.com/opini/pr-3282260534/tantangan-besar-gerakan-mahasiswa-
dalam-mewujudkan-perannya

Novum, L. (2022, April 4). Memahami Pengorganisiran: Tantangan gerakan Mahasiswa Dalam
kampus. novumpers. Retrieved February 7, 2023, from
https://novumpers.com/jajak/opini/memahami-pengorganisiran-tantangan-gerakan-
mahasiswa-dalam-kampus-idialis-sittus-pratama/

H. Syamsunie carsel HR. (2020). Budaya akedemik dan kemahasiswaan Ponorogo: IKAPI

Nailufar, N. N. (2021, August 29). Sejarah Gerakan mahasiswa di Indonesia, Sejak 1908
Hingga Reformasi Halaman all. KOMPAS.com. Retrieved February 7, 2023, from
https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/29/110000279/sejarah-gerakan-mahasiswa-
di-indonesia-sejak-1908-hingga-reformasi?page=all

Google. (n.d.). Budaya Akademik Dan Kemahasiswaan. Google Buku. Retrieved February 7,
2023, from
https://www.google.co.id/books/edition/Budaya_Akademik_dan_Kemahasiswaan/
8THKDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kemahasiswaan
%2Badalah&pg=PA85&printsec=frontcover

Google. (n.d.). Mahasiswa & Dinamika Dunia Kampus. Google Books. Retrieved February 7,
2023, from https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=6jPwDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA4&dq=mahasiswa&ots=1m7AXjHoeu
&sig=lgPd0Hm0PlC0NYlaJG6_j4TvL_o&redir_esc=y#v=onepage&q=mahasiswa&f=fals
e

Pengertian Mahasiswa. (n.d.). Retrieved February 6, 2023, from


https://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1858/5/128600427_file5.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai