Disusun Oleh:
1. Kelompok 1 (Kutai)
2. Kelompok 3 (Padjadjaran)
3. Kelompok 7 (Tidore)
1. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki kesempatan
menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi. Sebagai generasi
penerus yang memiliki intelektual, mahasiswa tentunya memiliki peran dan
tanggung jawab ideologis sebagai pewaris utama perjuangan bangsa
maupun tanggung jawab professional untuk dipersiapkan sebagai ahli pada
bidang-bidang tertentu agar dapat berperan aktif di dalam proses
pembangunan. Sebagai generasi penerus dan agen perubahan, mahasiswa
diharapkan mampu untuk bisa memanfaatkan sarana pembelajaran yang
sudah diberikan untuk bisa sebagai wadah terhadap diri sendiri, lingkungan
serta bangsa.
Perubahan-perubahan nyata mahasiswa yang telah terjadi di
Indonesia adalah saat reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan
mahasiswa berada di puncaknya karena berhasil menumbangkan
kepemimpinan Presiden Soeharto setelah puluhan tahun menjabat.
Contoh lainnya dari gerakan demonstrasi mahasiswa dua tahun terakhir.
Walaupun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena tuntutan
demonstrasi belum terpenuhi, gerakan mahasiswa ini menggambarkan
bahwa mahasiswa masih memiliki potensi untuk menjalankan peran salah
satunya sebagai agent of change.
Mahasiswa menolak disahkannya RUU KPK karena akan
mengurangi wewenang KPK sebagai lembaga independen yang menangani
kasus korupsi. Masalah terbaru adalah gerakan menolak Omnibus Law (UU
Cipta Kerja). Gerakan ini diselenggarakan awal Oktober 2020. Mahasiswa
kembali melakukan aksi baik mahasiswa di ibukota maupun di daerah.
Mereka menolak pengesahan UU Cipta Kerja yang merugikan rakyat.
Tiga peristiwa tersebut menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen
perubahan. Mahasiswa berani mengambil sikap dan menyuarakan aspirasi.
Mencoba untuk mendobrak tatanan yang ada apalagi bila tatanan tersebut
justru merugikan masyarakat dan menguntungkan segelintir orang.
Bagaimana peran mahasiswa dalam gerakan massa tersebut bisa
menjadikan pelajaran, inspirasi, dan motivasi untuk memaksimalkan
potensi sesuai peran mahasiswa selama ini. Ada banyak gerakan yang bisa
dilakukan mahasiswa untuk mendorong terjadinya perubahan di masa yang
akan datang. Misalnya mendirikan taman baca, perpustakaan berjalan, aksi
sosial, melestarikan budaya dan lainnya.
Gerakan literasi di akar rumput seringkali menjadi alternatif gerakan
untuk mendorong terciptanya perubahan sosial. Sehingga peran agen
perubahan bisa beragam bentuknya. Tidak harus perubahan besar,
perubahan kecil pun akan tetap memberi dampak.
2. Rumusan Masalah
2.1.Apa yang dimaksud dengan mahasiswa?
2.2.Apa saja peran dan fungsi mahasiswa?
2.3.Apa saja perubahan yang bisa dibawa oleh mahasiswa?
2.4.Apa saja yang bisa mahasiwa lakukan untuk membawa perubahan itu?
3. Tujuan Penelitian
3.1.Mengetahui dan mengenal apa itu mahasiswa, kewajibannya dan jenis-
jenis mahasiswa
3.2.Mendalami tentang 5 peran dan fungsi mahasiswa
3.3.Mengidentifikasi lebih jelas tentang perubahan yang telah mahasiswa
lakukan dan yang bisa mahasiswa lakukan
3.4.Mengetahui peran apa yang bisa mahasiswa lakukan lagi untuk
membawa perubahan di masa depan
BAB II PEMBAHASAN
1. Mahasiswa
1.1.Pengertian Mahasiswa Secara Umum
Definisi Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta
atapun lembaga yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa sendiri
dipandang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan perencanaan dalam bertindak.
Sedangkan pengertian mahasiswa menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan
tinggi. Mereka juga menjunjung tinggi Tridarma Perguruan Tinggi yang
merupakan kewajiban dari setiap mahasiswa perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki
jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang lain. Sedangkan menurut
Knopfemacher, mahasiswa merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam
keterlibatannya dengan perguruan tinggi dididik dan diharapkan menjadi
calon-calon intelektual dimasa yang akan datang.
Mahasiswa sebagai generasi muda yang terdidik secara teori harus
memiliki individual competence yang lebih tinggi disbanding masyarakat
yang notabene tidak sempat mengeyam pendidikan formal yang tinggi.
Mahasiswa biasanya menyelesaikan studinya dari perguruan tinggi ini
memiliki salah satu syarat kelulusan yaitu menyusun skripsi atau karangan
ilmiah.
1.4.Jenis Mahasiswa
1.4.1. Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah pulang – kuliah pulang)
Tipe yang pertama adalah yang paling sering di dengar di
kalangan mahasiswa. Terlebih saat dunia perkuliahan belum
mengenal sistem online alias semuanya masih offline.
Dilihat dari namanya sudah ketahuan kegiatan yang
dilakukan mahasiswa tipe ini. Kegiatan mahasiswa ini sehari-
harinya adalah kuliah seperti biasa kemudian langsung pulang ke
rumah atau ke kos-kosan saat perkuliahan selesai.
1.4.2. Mahasiswa Kura-Kura (Kuliah rapat – kuliah rapat)
Berbeda dengan mahasiswa kupu-kupu, setelah perkuliahan
selesai tipe mahasiswa satu ini tidak langsung pulang ke rumah atau
ke kos-kosan.
Sebab, mahasiswa Kura-Kura adalah tipe mahasiswa yang
kesehariannya menjadi 'tiada hari tanpa rapat'. Mahasiswa tipe ini
punya banyak organisasi yang diikuti yang membuatnya sangat
sibuk.
Menjadi tipe mahasiswa Kura-Kura memiliki banyak
keuntungan diantaranya pengalaman organisasi, komunikasi,
kemampuan problem solving sosial, dan sebagainya yang bisa
berguna untuk bekal setelah lulus kuliah.
Namun, hal yang perlu menjadi catatan untuk tipe
mahasiswa satu ini adalah jangan sampai mengesampingkan
perkuliahan.
1.4.3. Mahasiswa Kunang-Kunang (Kuliah nangkring – kuliah
nangkring)
Tipe mahasiswa yang kegiatan sehari-harinya kuliah
nangkring-kuliah nangkring atau nongkrong jika perkuliahan sudah
selesai.
Tipe mahasiswa ini bisa dibilang tipe mahasiswa yang paling
santai. Entah ada tugas atau tidak semua bisa dibicarakan dan
didiskusikan sambil nongkrong.
1.4.4. Mahasiswa Kue-Kue (Kuliah gawe – kuliah gawe)
Tipe mahasiswa yang satu ini bisa dibilang tipe mahasiswa
yang pandai membagi waktu dan pikirannya. Sebab, mahasiswa tipe
ini harus menyelesaikan tugas kuliah kemudian melanjutkan tugas
dari tempat kerja.
Hal ini biasa didengar di kalangan mahasiswa karena
beberapa mahasiswa memang sering mencari pekerjaan paruh
waktu. Selain bisa menambah uang saku juga bisa mendapatkan
pengalaman bekerja.
1.4.5. Mahasiswa Kuda-Kuda (Kuliah dagang – kuliah dagang)
Seperti namanya yang sudah terlihat jelas, mahasiswa Kuda-
Kuda adalah tipe mahasiswa yang kegiatan setelah perkuliahan
adalah berdagang atau berjualan.
Menjadi mahasiswa Kuda-Kuda bisa melatih jiwa berbisnis.
Apalagi untuk mahasiswa perantau, kuliah sambil berdagang bisa
menjadi tambahan uang untuk kehidupan kuliahnya.
3. Perubahan
3.1.Apa itu Perubahan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
perubahan adalah perbaikan aktiva tetap yang tidak menambah jumlah
jasanya. Arti lainnya dari perubahan adalah hal (keadaan) berubah.
Perubahan memiliki 4 arti. Perubahan berasal dari kata dasar ubah.
Perubahan adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan
pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Perubahan memiliki arti
dalam bidang ilmu manajemen. Perubahan memiliki arti dalam kelas nomina
atau kata benda sehingga perubahan dapat menyatakan nama dari seseorang,
tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan
Perubahan dapat terjadi pada tingkat individu maupun organisasi,
kelompok atau masyarakat. Perubahan merupakan suatu faktor pendorong
untuk memberikan dampak positif maupun negatif.
3.2.Perubahan Menurut Para Ahli
3.2.1. William F Ogburn
Menurut ogburn perubahan dibagi menjadi 2 yaitu:
perubahan material dan perubahan non-material
3.2.2. Gillin dan Gillin
Menurut gillin perubahan sosial adalah suatu variasi daari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi
karena difusi atau adanya penemuan aru di masyarakat
3.2.3. Selo Soemardjan
Perubahan adalah perubahan yang terjadi pada fungsi dan
struktur masyarakat.
3.2.4. Koenig
Perubahan adalah modifikasi yang ada di dalam pola
kehidupan manusia.
3.2.5. Hans Garth dan C. Wright Mils
Perubahan adalah segala hal yang terjadi seperti
kemunculan, perkembangan, kemunduran dalam waktu tertentu
yang berpengaruh terhadap peran lembaga, tatanan dan struktur
sosial.
3.4.Jenis-Jenis Perubahan
Masyarakat adalah sekelompok individu yang bersifat dinamis.
Banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan pada
masyarakat, seperti pada ideologi, kebijakan pemerintah, maupun gerakan
massa. Perubahan yang berdampak pada interaksi sosial, norma (aturan), dan
unsur kebudayaan ini bisa kita kenal dengan perubahan sosial budaya.
Dibawah ini adalah jenis-jenis perubahan sosial yakni:
3.4.1. Perubahan kecil
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi namun
unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti, perubahan model pakaian, rambut,
sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
masyarakat keseluruhan. Karena, hal ini tidak menimbulkan
perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
3.4.2. Perubahan besar
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Contohnya adalah Pengelolaan pertanian
dengan pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada
masyarakat agraris.
3.4.3. Perubahan lambat / evolusi
Evolusi merupakan perubahan yang lama dengan rentetan
perubahan yang saling mengikuti dengan lambat. Dalam jenis
perubahan sosial yang satu ini, perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa ada rencana sebelumnya. Evolusi terdiri dari rentetan
perubahan kecil, sehingga pada kasus ini kita seringkali tidak
merasakannya. Contohnya perubahan dari masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern.
3.4.4. Perubahan cepat / revolusi
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) revolusi
mempunyai arti sebagai suatu perubahan yang terjadi secara cepat
atau mendadak. Perubahan tersebut dianggap revolusi karena
mengubah sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat seperti
sistem kekeluargaan, hubungan sosial dan lain sebagainya. Revolusi
ini juga sering kali diawali dengan ketegangan dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Adapun syarat-syarat yang harus terpenuhi agar revolusi ini
terjadi, diantaranya yakni:
-Harus adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
-Adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dalam
masyarakat.
-Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat
agar terjadi pergerakan menuju perubahan.
-Seorang pemimpin harus menunjuk-kan suatu tujuan pada
masyarakat.
-Adanya momentum untuk memulai suatu gerakan.
3.4.5. Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan
(telah direncanakan) terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana
sosial.
3.4.6. Perubahan yang tidak di kehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
tanpa dikehendaki serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan
masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Sedangkan apabila
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki berlangsung
bersamaan perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut
mempunyai pengaruh perubahan yang dikehendaki.
Kurniawati, J., & Baroroh, S. (2016). Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8(2), 51-66.