Anda di halaman 1dari 24

TUGAS ESSAY ANGKATAN PETADIGMA

MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE


“Peran Mahasiswa Sebagai Roda Penggerak Dalam Perubahan Indonesia yang
Lebih Baik”

Disusun Oleh:
1. Kelompok 1 (Kutai)
2. Kelompok 3 (Padjadjaran)
3. Kelompok 7 (Tidore)

PROGRAM STUDI PEMASARAN DIGITAL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki kesempatan
menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi. Sebagai generasi
penerus yang memiliki intelektual, mahasiswa tentunya memiliki peran dan
tanggung jawab ideologis sebagai pewaris utama perjuangan bangsa
maupun tanggung jawab professional untuk dipersiapkan sebagai ahli pada
bidang-bidang tertentu agar dapat berperan aktif di dalam proses
pembangunan. Sebagai generasi penerus dan agen perubahan, mahasiswa
diharapkan mampu untuk bisa memanfaatkan sarana pembelajaran yang
sudah diberikan untuk bisa sebagai wadah terhadap diri sendiri, lingkungan
serta bangsa.
Perubahan-perubahan nyata mahasiswa yang telah terjadi di
Indonesia adalah saat reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan
mahasiswa berada di puncaknya karena berhasil menumbangkan
kepemimpinan Presiden Soeharto setelah puluhan tahun menjabat.
Contoh lainnya dari gerakan demonstrasi mahasiswa dua tahun terakhir.
Walaupun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena tuntutan
demonstrasi belum terpenuhi, gerakan mahasiswa ini menggambarkan
bahwa mahasiswa masih memiliki potensi untuk menjalankan peran salah
satunya sebagai agent of change.
Mahasiswa menolak disahkannya RUU KPK karena akan
mengurangi wewenang KPK sebagai lembaga independen yang menangani
kasus korupsi. Masalah terbaru adalah gerakan menolak Omnibus Law (UU
Cipta Kerja). Gerakan ini diselenggarakan awal Oktober 2020. Mahasiswa
kembali melakukan aksi baik mahasiswa di ibukota maupun di daerah.
Mereka menolak pengesahan UU Cipta Kerja yang merugikan rakyat.
Tiga peristiwa tersebut menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen
perubahan. Mahasiswa berani mengambil sikap dan menyuarakan aspirasi.
Mencoba untuk mendobrak tatanan yang ada apalagi bila tatanan tersebut
justru merugikan masyarakat dan menguntungkan segelintir orang.
Bagaimana peran mahasiswa dalam gerakan massa tersebut bisa
menjadikan pelajaran, inspirasi, dan motivasi untuk memaksimalkan
potensi sesuai peran mahasiswa selama ini. Ada banyak gerakan yang bisa
dilakukan mahasiswa untuk mendorong terjadinya perubahan di masa yang
akan datang. Misalnya mendirikan taman baca, perpustakaan berjalan, aksi
sosial, melestarikan budaya dan lainnya.
Gerakan literasi di akar rumput seringkali menjadi alternatif gerakan
untuk mendorong terciptanya perubahan sosial. Sehingga peran agen
perubahan bisa beragam bentuknya. Tidak harus perubahan besar,
perubahan kecil pun akan tetap memberi dampak.

2. Rumusan Masalah
2.1.Apa yang dimaksud dengan mahasiswa?
2.2.Apa saja peran dan fungsi mahasiswa?
2.3.Apa saja perubahan yang bisa dibawa oleh mahasiswa?
2.4.Apa saja yang bisa mahasiwa lakukan untuk membawa perubahan itu?

3. Tujuan Penelitian
3.1.Mengetahui dan mengenal apa itu mahasiswa, kewajibannya dan jenis-
jenis mahasiswa
3.2.Mendalami tentang 5 peran dan fungsi mahasiswa
3.3.Mengidentifikasi lebih jelas tentang perubahan yang telah mahasiswa
lakukan dan yang bisa mahasiswa lakukan
3.4.Mengetahui peran apa yang bisa mahasiswa lakukan lagi untuk
membawa perubahan di masa depan
BAB II PEMBAHASAN

1. Mahasiswa
1.1.Pengertian Mahasiswa Secara Umum
Definisi Mahasiswa adalah individu yang sedang menuntut ilmu
ditingkat perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta
atapun lembaga yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa sendiri
dipandang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan perencanaan dalam bertindak.
Sedangkan pengertian mahasiswa menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan
tinggi. Mereka juga menjunjung tinggi Tridarma Perguruan Tinggi yang
merupakan kewajiban dari setiap mahasiswa perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki
jenjang satuan pendidikan tertinggi diantara yang lain. Sedangkan menurut
Knopfemacher, mahasiswa merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam
keterlibatannya dengan perguruan tinggi dididik dan diharapkan menjadi
calon-calon intelektual dimasa yang akan datang.
Mahasiswa sebagai generasi muda yang terdidik secara teori harus
memiliki individual competence yang lebih tinggi disbanding masyarakat
yang notabene tidak sempat mengeyam pendidikan formal yang tinggi.
Mahasiswa biasanya menyelesaikan studinya dari perguruan tinggi ini
memiliki salah satu syarat kelulusan yaitu menyusun skripsi atau karangan
ilmiah.

1.2.Pengertian Mahasiswa Secara Administratif


Pengertian mahasiswa dari segi administrasi dapat diartikan sebagai
siswa yang terdaftar di perguruan tinggi. Dimana mahasiswa di perguruan
tinggi tersebut memenuhi persyaratan untuk menjadi mahasiswa di
perguruan tinggi tersebut.
Secara administratif, mahasiswa diambil dari dua kata, yaitu "maha"
dan "siswa". Maha berarti paling/ter, yang berarti "lebih tinggi dari sekedar
murid." Untuk saat ini, siswa berarti siswa. Dengan kata lain, mahasiswa
dianggap terpelajar. Sebagai mahasiswa terdidik, ia didefinisikan sebagai
mahasiswa yang tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga sebagai
mahasiswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreativitas dalam bidang
tertentu.
Dianggap sebagai mahasiswa karena siswa tersebut memiliki
tanggung jawab akademik yang lebih besar daripada siswa sekolah
menengah atau bawah. Mahasiswa diharapkan mampu menemukan solusi
masalah dan memecahkan masalah bagi masyarakat.

1.3.Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli


1.3.1. Menurut Sarwono
Mahasiswa merupakan setiap orang yang secara resmi telah
terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas
usia sekitar antara 18-30 tahun. Mahasiswa adalah suatu kelompok
dalam masyarakat yang memperoleh status karena memiliki ikatan
dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan seorang calon intelektual
ataupun cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang
sering kali syarat dengan berbagai predikat dalam masyarakat itu
sendiri
1.3.2. Menurut Agent of Change
Mahasiswa juga bertindak sebagai penggerak yang
mengajak seluruh masyarakat untuk dapat bergerak dalam
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan
pertimbangan berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang
mereka miliki. Bukan waktunnya lagi sebagai mahasiswa hanya
diam dan juga tidak peduli dengan permasalahan bangsa dan juga
negarannya, karena dipundak merekalah (mahasiswa) titik
kebangkitan suatu negara atau bangsa diletakan.
1.3.3. Menurut Bagus Takwin
Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di
perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka
yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat
disebut sebagai mahasiswa.
1.3.4. Menurut Budiman
Mahasiswa adalah orang yang belajar di sekolah tingkat
perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian
tingkat sarjana.
1.3.5. Menurut Siswoyo
Mahasiswa bisa didefinisikan sebagai individu yang belajar
di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, atau
lembaga tingkat perguruan tinggi. Siswa dinilai memiliki kecerdasan
yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan perencanaan dalam
bertindak. Berpikir kritis dan cepat, tindakan yang tepat adalah sifat
yang cenderung melekat pada setiap siswa, yang merupakan prinsip
yang saling melengkapi.

1.4.Jenis Mahasiswa
1.4.1. Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah pulang – kuliah pulang)
Tipe yang pertama adalah yang paling sering di dengar di
kalangan mahasiswa. Terlebih saat dunia perkuliahan belum
mengenal sistem online alias semuanya masih offline.
Dilihat dari namanya sudah ketahuan kegiatan yang
dilakukan mahasiswa tipe ini. Kegiatan mahasiswa ini sehari-
harinya adalah kuliah seperti biasa kemudian langsung pulang ke
rumah atau ke kos-kosan saat perkuliahan selesai.
1.4.2. Mahasiswa Kura-Kura (Kuliah rapat – kuliah rapat)
Berbeda dengan mahasiswa kupu-kupu, setelah perkuliahan
selesai tipe mahasiswa satu ini tidak langsung pulang ke rumah atau
ke kos-kosan.
Sebab, mahasiswa Kura-Kura adalah tipe mahasiswa yang
kesehariannya menjadi 'tiada hari tanpa rapat'. Mahasiswa tipe ini
punya banyak organisasi yang diikuti yang membuatnya sangat
sibuk.
Menjadi tipe mahasiswa Kura-Kura memiliki banyak
keuntungan diantaranya pengalaman organisasi, komunikasi,
kemampuan problem solving sosial, dan sebagainya yang bisa
berguna untuk bekal setelah lulus kuliah.
Namun, hal yang perlu menjadi catatan untuk tipe
mahasiswa satu ini adalah jangan sampai mengesampingkan
perkuliahan.
1.4.3. Mahasiswa Kunang-Kunang (Kuliah nangkring – kuliah
nangkring)
Tipe mahasiswa yang kegiatan sehari-harinya kuliah
nangkring-kuliah nangkring atau nongkrong jika perkuliahan sudah
selesai.
Tipe mahasiswa ini bisa dibilang tipe mahasiswa yang paling
santai. Entah ada tugas atau tidak semua bisa dibicarakan dan
didiskusikan sambil nongkrong.
1.4.4. Mahasiswa Kue-Kue (Kuliah gawe – kuliah gawe)
Tipe mahasiswa yang satu ini bisa dibilang tipe mahasiswa
yang pandai membagi waktu dan pikirannya. Sebab, mahasiswa tipe
ini harus menyelesaikan tugas kuliah kemudian melanjutkan tugas
dari tempat kerja.
Hal ini biasa didengar di kalangan mahasiswa karena
beberapa mahasiswa memang sering mencari pekerjaan paruh
waktu. Selain bisa menambah uang saku juga bisa mendapatkan
pengalaman bekerja.
1.4.5. Mahasiswa Kuda-Kuda (Kuliah dagang – kuliah dagang)
Seperti namanya yang sudah terlihat jelas, mahasiswa Kuda-
Kuda adalah tipe mahasiswa yang kegiatan setelah perkuliahan
adalah berdagang atau berjualan.
Menjadi mahasiswa Kuda-Kuda bisa melatih jiwa berbisnis.
Apalagi untuk mahasiswa perantau, kuliah sambil berdagang bisa
menjadi tambahan uang untuk kehidupan kuliahnya.

1.5.Kewajiban Mahasiswa (Tri Dharma Perguruan Tinggi)


1.5.1. Penjelasan Secara Umum
Tri Dharma berasal dari Bahasa Sansekerta. Tri berarti tiga
dan Dharma berarti kewajiban. Maka Tri Dharma adalah tiga
kewajiban yang ada dalam perguruan tinggi. Tiga kewajiban yang
dimaksud adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
Setiap komponen yang ada di perguruan tinggi yakni
sivitas akademika mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan
dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ini. Salah satu
komponen tersebut adalah Mahasiswa itu sendiri, memiliki
kewajiban untuk berperan penting dalam melaksanakan kewajiban
sebagai generasi muda yang terpelajar dengan pemikiran inovatif,
kreatif, dan mandiri. Melalui tiga kewajiban tersebut, upaya untuk
membangun kemajuan bangsa serta menjadikan generasi muda yang
intelektual di berbagai sektor dapat dicapai.
Untuk itu perguruan tinggi di Indonesia berusaha untuk
melaksanakan Tri Dharma ini dengan sebaik dan semaksimal
mungkin. Berusaha secara terus-menerus agar bisa
mengimplementasikannya terutama kepada mahasiswa sebagai
target utama. Serta membuat kebijakan dan peraturan yang
mendukung tercapainya Tri Dharma ini. Hal ini diperkuat dengan
adanya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Undang-Undang ini berbunyi: perguruan
tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
1.5.2. Pendidikan dan Pengajaran
Dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam penelitian yang ditulis oleh Nur Machfud berjudul
Persepsi Mahasiswa Dalam Mengimplementasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi di Institut Agama Islam Negeri Salatiga,
pendidikan adalah kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia
terdidik yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan IPTEK, dan
seni. Pendidikan juga diartikan proses pewarisan ilmu pengetahuan
dari dosen ataupun dari mahasiswa.
Pendidikan dalam konteks ini berarti perguruan tinggi
mempunyai peranan penting untuk melahirkam bibit unggul melalui
pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. Sehingga perguruan
tinggi menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa.
1.5.3. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian merupakan proses untuk menemukan konsep,
teori, dan informasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni. Perguruan tinggi diharapkan memberikan manfaat yang hanya
bersifat sementara untuk saat ini, tetapi dapat berguna juga untuk
masa yang akan datang. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan
oleh masyarakat dan membawa perubahan positif untuk kehidupan.
Selain itu, penelitian juga bisa digunakan untuk menjawab persoalan
atau masalah yang ada di masyarakat selama ini karena penelitian
selalu dipengaruhi oleh adanya kebutuhan dalam proses
pembangunan. Untuk itu, dibutuhkan rasa semangat penelitian dan
rasa ingin tahu yang tinggi dalam menciptakan hal-hal baru dari
mahasiswa dan dosen didorong untuk menumbuhkan semangat
dalam meneliti.
Ada dua jenis penelitian yaitu penelitian terapan dan
penelitian terhadap ilmu-ilmu dasar. Penelitian dasar bertujuan
untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi. Sedangkan penelitian
ilmu-ilmu dasar bertujuan untuk menjawab kebutuhan di masa
depan.
1.5.4. Pengabdian Kepada Masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan yang
dilakukan oleh sivitas akademika dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi ini membuka
ruang kepada mahasiswa maupun dosen untuk berkontribusi secara
langsung dan nyata. Dengan cara bersosialisasi secara langsung
dengan masyarakat. Dengan adanya sejumlah program yang telah
dibuat oleh perguruan tinggi maupun organisasi-organisasi
mahasiswa, diharapkan masyarakat dapat merasakan langsung
dampak positif dari ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
program-program yang telah diadakan tersebut.
Tidak hanya itu, sivitas akademika juga mampu memahami
permasalahan sosial dan kebutuhan masyarakat, sehingga terjalin
komunikasi dua arah secara langsung di antara keduanya.
Contoh program pengabdian kepada masyarakat yakni
Kuliah Kerja Nyata (KKN), bina desa, penyuluhan, bakti sosial,
hingga memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak.

2. Peran dan Fungsi Mahasiswa


2.1.Kekuatan Moral
Mahasiswa memiliki peran penting dalam menjadi kekuatan penjaga
moral masyarakat. Seorang mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam
berperilaku. Terlebih di era modern, banyaknya nilai-nilai budaya luar yang
mudah masuk ke dalam negeri. Mahasiswa memiliki tugas untuk memfilter
dan menangkal nilai moral yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Tak hanya itu, Menurut Arief Budiman, ia menilai sebenarnya kekuatan
moral mahasiswa lahir dari karakteriskit mereka sendiri. Aksi protes yang
dilancarkan mahasiswa berupa protes di jalan dinilai juga sebagai sebuah
kekuatan moral karena mahasiswa tidak bertindak seperti oranisasi sosial
politik yang memiliki kepentingan praktis. Sependapat dengan Arief
Budiman, Arbi Sanit menyatakan komitmen mahasiswa yang masih murni
terhadap moral berdasarkan pergulatan keseharian mereka dalam mencari
kebenaran lewat ilmu pengetahuan yang digeluti adalah politik mahasiswa.
Karena itu politik mahasiswa digolongkan sebagai kekuatan moral.
2.2.Penerus Bangsa
Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa tentunya menjadi satu
kesatuan yang sangat penting dimana mahasiswa menjadi pelopor
perubahan. Mahasiswa dan mahasiswi yang dikenal dengan julukan “Agent
of Change” tentunya harus bisa menerapkan label yang sudah melekat
tersebut dengan potensi yang ada di dalam diri, agar bisa membawa
perubahan baru ke dalam negri ini. Karena itu mahasiswa menjadi peranan
penting dalam membawa perubahan bangsa di masa mendatang baik dari
segi ilmu maupun moral dan mahasiswa juga turut berpatisipasi dalam
menyukseskan pembangunan nasional. Mahasiswa yang dikenal dengan
pemikirannya yang demokratis, kritis, dan konstruktif serta suara aspirasi
mahasiswa yang turun ke lapangan dianggap sebagai realita sosial.
2.3.Pengontrol Sosial
Bukan lagi saatnya mahasiswa hanya menjadi peserta pasif atau
pengamat dari perubahan sosial yang sedang dan akan terjadi, tetapi
mahasiswa harus mewarnai perubahan tersebut dengan warna masyarakat
yang akan dituju, yaitu warna cerah. dan masyarakat sejahtera. Sebagai
orang yang terpelajar dan bagian dari masyarakat, mahasiswa memainkan
peran yang kompleks, yaitu kontrol sosial. Dengan fungsi tersebut, tentu
tidak dapat disangkal besarnya peran mahasiswa dalam penyadaran terhadap
perubahan bangsa. Ide dan pemikiran intelektual siswa dapat mengubah
paradigma yang berkembang dalam kelompok dan menjadikan mereka
terfokus sesuai dengan kepentingan bersama.
Kontrol sosial berfokus pada metode dan strategi yang mengatur
perilaku manusia dan mengarah pada konformisme atau kepatuhan terhadap
aturan masyarakat. Manusia bertindak secara sah dalam menanggapi
kekuatan pengendali tertentu dalam hidupnya. Orang menjadi penjahat
ketika kekuatan kontrol lemah atau hilang. Ini adalah sistem kepercayaan
yang memandu apa yang orang lakukan dan mengontrol perilaku di mana-
mana, apa pun bentuk keyakinan yang mereka pilih. Setiap orang rentan
untuk tidak mematuhi hukum atau memiliki motif untuk melanggar hukum
(Hirschi, 1969).
2.4.Penjaga Nilai-Nilai
Peran mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai adalah bagaimana
mahasiswa bisa menjaga nilai-nilai kebaikan yang ada di masyarakat. Nilai-
nilai seperti kejujuran, gotong royong, empati, keadilan, integritas dan
sebagainya adalah hal yang harus dipertahankan keberadaannya di
masyarakat. Mahasiswa memiliki peran untuk mempertahankan nilai-nilai
tersebut tumbuh dan terpelihara di masyarakat. Berbeda dengan perjuangan
pahlawan di masa lalu, perjuangan mahasiswa di era milineal ini tidak perlu
menggunakan senjata saat masa kolonialisme tetapi cukup dengan berusaha,
belajar dan menambah wawasan seluas-luasnya, sehingga memiliki
keterampilan dan pengetahuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
2.5.Agen Perubahan
Sebagai anak muda, mahasiswa dituntut tidak hanya untuk berhasil
secara akademis tetapi juga berhasil membawa perubahan pada lingkungan
sekitar dimana mahasiswa itu berada. Oleh karena itu, mahasiswa diharuskan
untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan peduli pada isu-isu
yang terjadi pada masyarakat. Dalam proses dan sesudah lulus, mahasiswa
dituntut untuk tidak hanya mendapatkan gelar, melainkan juga membawa
perubahan ke arah yang positif dan membawa harapan untuk bangsa ini.
Salah satu perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa bisa berupa menjadi
garda terdepan atau menjadi perwakilan dari suara rakyat atas ketidakadilan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Bila ada ketidakadilan di masyarakat
dalam bidang hukum atau politik, para mahasiswalah yang bersatu untuk
menegakkan keadilan bagi pihak-pihak yang diambil haknya.

3. Perubahan
3.1.Apa itu Perubahan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
perubahan adalah perbaikan aktiva tetap yang tidak menambah jumlah
jasanya. Arti lainnya dari perubahan adalah hal (keadaan) berubah.
Perubahan memiliki 4 arti. Perubahan berasal dari kata dasar ubah.
Perubahan adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan
pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Perubahan memiliki arti
dalam bidang ilmu manajemen. Perubahan memiliki arti dalam kelas nomina
atau kata benda sehingga perubahan dapat menyatakan nama dari seseorang,
tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan
Perubahan dapat terjadi pada tingkat individu maupun organisasi,
kelompok atau masyarakat. Perubahan merupakan suatu faktor pendorong
untuk memberikan dampak positif maupun negatif.
3.2.Perubahan Menurut Para Ahli
3.2.1. William F Ogburn
Menurut ogburn perubahan dibagi menjadi 2 yaitu:
perubahan material dan perubahan non-material
3.2.2. Gillin dan Gillin
Menurut gillin perubahan sosial adalah suatu variasi daari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi
karena difusi atau adanya penemuan aru di masyarakat
3.2.3. Selo Soemardjan
Perubahan adalah perubahan yang terjadi pada fungsi dan
struktur masyarakat.
3.2.4. Koenig
Perubahan adalah modifikasi yang ada di dalam pola
kehidupan manusia.
3.2.5. Hans Garth dan C. Wright Mils
Perubahan adalah segala hal yang terjadi seperti
kemunculan, perkembangan, kemunduran dalam waktu tertentu
yang berpengaruh terhadap peran lembaga, tatanan dan struktur
sosial.

3.3.Mengapa Perubahan itu Penting?


Setiap individu selalu melakukan perubahan baik fisik maupun
psikis. Oleh karena itu perubahan menjadi penting karena di dalam
organisasi maupun pada diri kita sendiri juga perlu melakukan
pengembangan agar dapat mencari kelebihan yang dapat membantu kita,
begitu pun pada bangsa ini. perubahan dilakukan agar setiap individu
maupun kelompok dapat berkembang.

3.4.Jenis-Jenis Perubahan
Masyarakat adalah sekelompok individu yang bersifat dinamis.
Banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan pada
masyarakat, seperti pada ideologi, kebijakan pemerintah, maupun gerakan
massa. Perubahan yang berdampak pada interaksi sosial, norma (aturan), dan
unsur kebudayaan ini bisa kita kenal dengan perubahan sosial budaya.
Dibawah ini adalah jenis-jenis perubahan sosial yakni:
3.4.1. Perubahan kecil
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi namun
unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Seperti, perubahan model pakaian, rambut,
sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
masyarakat keseluruhan. Karena, hal ini tidak menimbulkan
perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
3.4.2. Perubahan besar
Perubahan ini merupakan perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat. Contohnya adalah Pengelolaan pertanian
dengan pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada
masyarakat agraris.
3.4.3. Perubahan lambat / evolusi
Evolusi merupakan perubahan yang lama dengan rentetan
perubahan yang saling mengikuti dengan lambat. Dalam jenis
perubahan sosial yang satu ini, perubahan terjadi dengan sendirinya
tanpa ada rencana sebelumnya. Evolusi terdiri dari rentetan
perubahan kecil, sehingga pada kasus ini kita seringkali tidak
merasakannya. Contohnya perubahan dari masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern.
3.4.4. Perubahan cepat / revolusi
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) revolusi
mempunyai arti sebagai suatu perubahan yang terjadi secara cepat
atau mendadak. Perubahan tersebut dianggap revolusi karena
mengubah sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat seperti
sistem kekeluargaan, hubungan sosial dan lain sebagainya. Revolusi
ini juga sering kali diawali dengan ketegangan dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Adapun syarat-syarat yang harus terpenuhi agar revolusi ini
terjadi, diantaranya yakni:
-Harus adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan.
-Adanya seorang pemimpin yang dapat memimpin dalam
masyarakat.
-Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat
agar terjadi pergerakan menuju perubahan.
-Seorang pemimpin harus menunjuk-kan suatu tujuan pada
masyarakat.
-Adanya momentum untuk memulai suatu gerakan.
3.4.5. Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan
(telah direncanakan) terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana
sosial.
3.4.6. Perubahan yang tidak di kehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
tanpa dikehendaki serta berlangsung di luar jangkauan pengawasan
masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Sedangkan apabila
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki berlangsung
bersamaan perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut
mempunyai pengaruh perubahan yang dikehendaki.

4. Mengapa Harus Mahasiswa Yang Menjadi Agent of Change?

4.1.Dari Peran dan Fungsi Mahasiswa


4.1.1. Sebagai agen perubahan
Sebagai agent of change (agen perubahan), mahasiswa merupakan
penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui pengetahuan, ide, dan
keterampilan yang dimilikinya, mahasiswa bisa menjadi lokomotif
kemajuan.
Banyak contoh peran mahasiswa sebagai agent of change, salah
satunya ketika orde baru tumbang di tahun 1998 lalu, gerakan tersebut
dimotori mahasiswa.
Mahasiswa sadar ada hal yang tidak benar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga kemudian melakukan gerakan yang
menuntut perubahan. Dengan dukungan masyarakat, gerakan tersebut
akhirnya berhasil dan melahirkan orde reformasi.
Peran sebagai agen perubahan itu tak hanya dalam sosial politik.
banyak juga mahasiswa yang bergerak sebagai penggerak ekonomi sekitar
misalnya dengan memproduksi sebuah produk dan akhirnya bisa menyerap
banyak tenaga kerja.
Kata kunci dari agent of change adalah adanya tekad untuk bergerak
menjadi lebih baik. Hal inilah yang seharusnya ditanamkan pada jiwa
mahasiswa baru ketika mulai berkuliah. Percayalah, yang abadi hanyalah
perubahan, dan mahasiswa merupakan penggeraknya.
4.1.2. Kekuatan moral
Mahasiswa juga dikenal sebagai kekuatan penjaga moral (moral
force). Peran mahasiswa dalam masyarakat ini begitu penting untuk menjaga
nilai-nilai baik dalam masyarakat.
Di dunia global seperti sekarang, banyak nilai-nilai luar yang mudah
masuk ke dalam negeri. Mahasiswa merupakan kekuatan untuk menjaga
nilai-nilai baik dalam masyarakat.
Terlebih, bangsa Indonesia memiliki kepribadian khas yang berakar
dari sejarah dan tradisi bangsa. Nilai itu yang perlu dijaga bersama, termasuk
oleh mahasiswa.
4.1.3. Pengontrol sosial
Mahasiswa juga dikenal memiliki peran social control atau kontrol
sosial terhadap kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Ketika ada kejadian yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa dan
nilai luhur bangsa, maka mahasiswa tidak hanya memberikan saran dan
kritikan, namun yang terpenting adalah solusi.
Dengan begitu diharapkan arah kebijakan para pemimpin tidak
sampai melenceng.
4.1.4. Penerus bangsa
Mahasiswa adalah generasi harapan bangsa. Di pundak mahasiswa
masa depan bangsa Indonesia ditentukan. Dengan memiliki mahasiswa yang
berkualitas baik, maka masa depan bangsa pun akan lebih cerah.
Dengan peran yang begitu penting ini, sudah seharusnya mahasiswa
baru tahu dan sadar untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
Setiap hari adalah waktu terbaik untuk selalu berusaha menjadikan
diri sebagai pribadi yang lebih baik. Tidak ada kata menunggu, mahasiswa
harus selalu siap menempa diri agar menjadi pribadi unggul.
Di pundak mahasiswa, masa depan bangsa ini ditentukan. Kamu
para mahasiswa baru, ikut sertalah mengemban misi mulai untuk kejayaan
bangsa Indonesia di masa depan.
4.1.5. Penjaga nilai
Nilai luhur dan mulia perlu selalu dilindungi. Mahasiswa berada di
garda terdepan untuk menjaga nilai-nilai baik seperti kejujuran, gotong-
royong, empati, dan keadilan. Saat nilai-nilai luhur itu diguncang,
mahasiswa akan bergerak untuk melindunginya.
Sebagai penjaga nilai, mahasiswa sadar betul bahwa tidak akan ada
bangsa yang sejahtera jika nilai-nilai luhur seperti keadilan itu tidak
ditegakkan.

4.2.Mahasiswa Adalah Orang Muda


Alasan lain mengapa harus mahasiswa yang membawa perubahan di
dunia, bangsa, kota, daerah dimana mahasiswa itu berasal adalah karena
mahasiswa adalah orang muda. Mahasiswa adalah generasi muda yang akan
menggantikan jadi penentu masa depan bangsa Indonesia, bahkan penentu
masa depan dunia. Sebuah bangsa tanpa anak muda adalah bangsa yang tidak
memiliki masa depan, karena generasi yang sekarang akan digantikan oleh
generasi-generasi muda, yaitu mahasiswa.
Karena mahasiswa adalah generasi muda yang akan menjadi
harapan dan masa depan bangsa, maka mahasiswa juga lah yang paling
mengenal dunia mereka. Generasi sebelum mereka hidup di dunia yang
berbeda dan situasi yang berbeda. Jika ingin dunia berubah ke arah yang
lebih baik, maka lebih baik jika perubahan itu dilakukan oleh para
mahasiswa yang mengenal dunia itu sendiri.
Selain itu, terjadi atau tidak terjadinya perubahan, para mahasiswa
sendirilah yang akan hidup di masa depan yang mereka ciptakan.

5. Perubahan Yang Mahasiswa Bisa Bawa Pada Bidang:


5.1.Politik
Melihat kasus korupsi yang terus terjadi di negara Indonesia,
menjadikan masyarakat menjadi geram. Mahasiswa sebagai pemegang
estafet kepemimpinan, calon pemimpin masa depan harus membekali diri
dengan sebaiknya-baiknya dengan ilmu pengetahuan, iman yang kuat, dan
ibadah yang baik.
Pemikiran mahasiswa dalam dunia perpolitikan sangat kritis
terhadap kebijakan-kebijakan politik, kemampuan berpolitik mereka baik,
dan ini bisa menjadi suatu pembaharuan dalam dunia politik. Dan para
mahasiswa diharapkan memiliki semangat dalam membangun bangsa ini,
juga dapat berpartisipasi di bidang politik melalui media sosial dengan cara
yang benar ataupun dengan aksi nyata yang benar. Serta melakukan kontrol
terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa harus peka terhadap kebijakan
pemerintah, menyampaikan aspirasi, memberi pendapat dan solusi untuk
memperbaiki kondisi politik di Indonesia.
5.2.Ekonomi
Pada zaman sekarang ini, terdapat masalah dalam segala bidang
termasuk ekonomi sendiri di Indonesia yang dimana tidak bisa lepas dari
masyarakat di era industri seperti sekarang ini yang kita rasakan contoh
sederhana yang sering kita jumpai adalah Pengangguran dan kemiskinan
yang dimana merupakan masalah yang paling sering dijumpai di indonesia
sekarang ini.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dituntut juga untuk
berpikir kritis dan berkontribusi positif bagi pembangunan ekonomi bangsa,
dan demi meningkatkan perekonomian indonesia. Mahasiswa berperan
sebagai agen perubahan yang akan menentukan arah perubahan untuk
Indonesia. Mahasiswa dapat berperan lebih besar dalam pertumbuhan
ekonomi indonesia yaitu ikut serta melakukan tindak pencegahan supaya
masalah yang pernah terjadi tidak terulang kembali seperti melakukan demo.
Pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap bidang
pedidikan dan juga ekonomi khususnya pada mahasiswa, dimana sebelum
pandemi COVID-19 terjadi mereka cenderung tidak produktif dalam
kegiatan ekonomi karena mereka masih memperoleh pemasukan dari orang
tua mereka dan juga tidak terlalu banyak waktu luang yang diperoleh, namun
mereka menjadi lebih produktif saat pandemi COVID-19 berlangsung,
karena pendapatan mereka yang semulanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi menjadi berkurang, sehingga mereka mulai melakukan
kegiatan ekonomi dengan berwirausaha untuk menambah pendapatan
pribadi mereka. Berwirausaha menjadi pilihan mahasiswa karena mereka
mempunyai modal mata kuliah kewirausahaan. (Kammawati, 2020).
Dengan berwirausaha, mahasiswa dapat menyumbangkan pikiran-
pikiran kreatifnya dalam upaya menanggulangi masalah ekonomi yang
terjadi serta untuk upaya pembangunan perekonomian Indonesia sendiri.
Dan yang terpenting adalah mahasiswa ekonomi yang harus mampu
menganalisa sistem ekonomi yang dapat diterapkan dalam perekonomian
Indonesia, selain itu mahasiswa ekonomi juga dapat mencoba bidang
kewirausahaan sehingga dapat membuka lapangan kerja untuk mengurangi
masalah pengangguran di indonesia.
5.3.Pendidikan
Perubahan yang bisa dilakukan mahasiswa sebagai agent of change
di bidang Pendidikan adalah melalui terjun langsung sebagai sukarelawan
untuk membantu tenaga pendidik. Permasalahan paling utama dari
kurangnya kualitas Pendidikan adalah karena kurangnya tenaga pendidik,
khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Selain itu, dengan
melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah dalam penentuan
arah dan karakteristik Pendidikan.
5.4.Sosial
Mahasiswa sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam
pembangunan dan perubahan sosial. Dalam hal sosial, melihat dari
kehidupan masyarakat Indonesia yang belum seluruhnya terpenuhi
kehidupannya, masih ada daerah-daerah yang belum mendapatkan
kehidupan yang nyaman, jauh dengan masyarakat-masyarakat sekitar, ada
kesenjangan antara daerah di perkotaan maupun pedesaan. Dalam hal ini,
sebagai mahasiswa sebagai jiwa-jiwa anak muda jiwa sosial haruslah ikut
berbagi kepada anak-anak yang dirasa membutuhkan bantuan, ulur tangan,
sebagai mahasiswa bisa memberikan pendidikan / pengajaran kepada mereka
supaya bisa memberikan perubahan pada bidang sosial ke arah yang lebih
baik dan terus maju.
5.5.Agama
a. Meluruskan Image Barat Tentang Masyarakat Muslim
Fanatik, tidak berkompoten, fundamentalis, biadab, teroris,
otokratis, haus darah, inilah beberapa atribut yang diberikan oleh Barat untuk
menggambarkan kaum muslimin dan masyarakat muslim. Dalam ilmu
pengetahuan dan literatur maupun dalam jurnalisme dan fiksi populer kaum
muslimin digambarkan sebagai kaum ganas yang haus darah memotong
tangan pencuri, merajam wanita pezinah hingga mati atau mencambuk orang
yang meminum alkohol.
Untuk mencemarkan Islam, Barat menciptakan sejumlah teknik di
antaranya, pemroyeksian terang-terangan image Islam dengan menggunakan
label-label. Islam dipandang sebagai sisi gelap Eropa, maka ketika Eropa
beradab, Islam dianggap biadab. Ketika Eropa mencintai perdamaian, maka
kaum muslimin garang dan haus darah. Di Barat ada tradisi demokratis dan
cinta damai, maka kaum muslimin despotis dan kejam. Sementara Eropa
bermoral dan bijak, maka kaum muslimin amoral dan bejat. Image tentang
Islam dan masyarakat-masyarakat muslim ini masih hidup dan diabadikan
oleh buku-buku fiksi baru seperti Haj karya Leon Uris, Horn of Afrika karya
Philip Caputo dan lain-lain. Oleh karena itu, tugas dan tantangan kita sebagai
mahasiswa lah yang menjadi bibit-bibit pejuang selanjutnya yang menjadi
Agent of Change di segala bidang dan menjadi Social Control, tentu
berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mencari cara guna meluruskan
image yang 100% tidak benar itu.
b. Mempromosikan komunikasi ilmu dan teknologi
Negara-negara muslim mutlak perlu mengembangkan dan
mempromosikan sumber-sumber tradisional komunikasi seperti jurnal-
jurnal ilmiah dan pendirian jaringan-jaringan informasi yang dirancang
secara khusus untuk menyatukan dan memajukan serta pertukaran gagasan
antara para ilmuwan dan intelektual muslim. Dunia muslim sangat
kekurangan jurnal ilmiah karena itu tugas dan tanggung jawab mahasiswa ke
depan adalah menerbitkan sejumlah jurnal primer dan sekunder yang khusus
untuk para ilmuwan dan intelektual muslim untuk melayani dunia Islam.
Untuk merealisasikan cita-cita ini, tentu saja mahasiswa hendaknya
menciptakan tradisi ilmiah dengan terbiasa menulis dan melakukan
penelitian ilmiah berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki. Sehingga pada
akhirnya mereka ahli dibidangnya. Menulis dan memperlakukan penelitian
tentu saja membutuhkan keahlian. Sehingga tulisan atau jurnal atau apapun
namanya dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia Islam.
Diharapkan tulisan atau jurnal dan penelitian yang ada nanti tidak hanya
mendiskripsikan teori, tetapi lebih pada pengujian teori atau penemuan teori.

6. Perubahan Konkrit Yang Bisa Dilakukan Saat Ini


6.1.Politik
Sebagai salah satu wahana untuk memberikan pemahaman politik
kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat dapat memiliki tingkat
kesadaran politik dan partisipasi yang tinggi dalam kehidupan politik,
pendidikan politik tidak dapat dipandang sebelah mata. Persepsi merupakan
proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuknya suatu tanggapan
yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu
yang sedang terjadi pada lingkungannya melalui indera-indera yang
dimilikinya. Hasil dari persepsi bisa berupa tanggapan atau penilaian yang
berbeda dari setiap individu.
Kepemimpinan memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan
situasi atau keadaan sosial dalam kelompok atau organisasi. Rivai dan
Mulyadi (2013, hlm. 34) menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan memiliki
dua dimensi seperti dimensi yang berkenaan dengan tingkat Dimensi yang
berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang orang
yang dipimpin dalam melaksanakan tugas tugas pokok kelompok/organisasi.
Mahasiswa dikatakan sebagai Agent of Change, artinya mahasiswa sebagai
agen perubahan dimana mereka banyak melakukan perubahan dalam
berbagai bidang yang digelutinya terutama untuk perubahan bangsa dan
negara yang lebih baik, atau perubahan yang dilakukan melalui organisasi
yang diikutinya. Selain itu, mahasiswa sebagai penyambung lidah
masyarakat untuk berbicara kepada pemerintah. Sejarah telah membuktikan
setiap perubahan tidak terlepas dari peran aktivis mahasiswa. Hal ini menjadi
sebuah tuntutan untuk mahasiswa masa kini agar meraih prestasi melebihi
pendahulunya.
6.2.Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan aspek yang lekat dengan dalam
kehidupan sehari-hari semua orang, termasuk mahasiswa. Sebagai agent of
change, mahasiswa perlu melakukan perubahan konkret dalam hal
perekonomian. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya:
a. Literasi Keuangan
Literasi keuangan adalah bagaimana cara mengelola uang dengan
memahami perbankan, investasi, manajemen keuangan pribadi, dan
penganggaran. Literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir seseorang
terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan
yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi
pemilik usaha. Namun data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
berwenang, menyatakan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat
Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa penerus negara,
harus menggiatkan literasi keuangan untuk diri sendiri dan orang lain. Hal
ini penting karena dapat menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b. Membangun start-up
Perusahaan startup merupakan perusahaan dengan operasi bisnisnya
secara digital dan juga pergerakannya sangat cepat serta diisi oleh kurang
dari 20 orang karyawan (Suwarno, 2017). Istilah startup sering kali
dihubungkan dengan teknologi, web, dan internet. Untuk meningkatkan start
up, butuh peran mahasiswa di dalamnya. Mahasiswa saat ini tergolong
sebagai generasi Z yang tergolong sangat melek teknologi. Perkembangan
start up yang kian hari kian pesat, menjadikan ekonomi suatu negara pun
berkembang. Sehingga, sebagai mahasiswa kita dapat membangun start up
sebagai langkah konkret dalam perubahan ekonomi.
c. Merintis usaha (UMKM)
Seperti yang kita ketahui, membangun usaha sendiri merupakan cara
umum untuk perubahan ekonomi. Dengan merintis usaha sendiri, seperti
UMKM, kita dapat memperoleh keuntungan, memenuhi kebutuhan
konsumen, dan tentu dapat meningkatkan pendapatan negara. Oleh karena
itu, penting bagi mahasiswa untuk membawa perubahan dengan merintis
usaha.
6.3.Pendidikan
Sejak adanya pandemi Covid-19 guru menjadi perhatian bagi
pemerintah karena tidak akan ada ilmu yang tersampaikan kepada siswa jika
guru tidak difasilitasi untuk tetap bisa mengajar walaupun secara daring
Sejak adanya pandemi Covid-19 guru menjadi perhatian bagi pemerintah
karena tidak akan ada ilmu yang tersampaikan kepada siswa jika guru tidak
difasilitasi untuk tetap bisa mengajar walaupun secara daring.
Salah satu peran di dalam lingkungan sekolah selain siswa yaitu
guru. Guru harus membekali ilmu yang terkini dan harus bisa menyampaikan
ilmu kepada siswanya hingga siswanya paham dengan apa yang sedang
dibahas atau diperbincangkan melalui bahasa yang mudah dimengerti
maupun kosa kata yang mudah dipahami.
Sejak pandemi Covid-19 melandan Indonesia pada tahun 2020,
kualifikasi seorang guru menjadi perhatian untuk pemerintah. seorang
pelajar tidak akan mendapatkan ilmu jika tidak ada guru. jika kita mengambil
contoh dari salah satu sekolah di cirebon yg belum pernah melaksanakan
pembelajaran secara virtual/daring. guru hanya mengandalkan buku cetak
ataupun LKS dan latihan-latihan soal yang ada di buku, selebihnya siswa
dituntut untuk belajar mandiri.
6.4.Sosial
Perubahan konkrit yang bisa dilakukan mahasiswa pada saat ini
ialah, mahasiswa dapat mengajak masyarakat melalui media online untuk
mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik serta dapat
menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan ditengah
pandemi.
Selain itu, mahasiswa dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun
langsung menjadi relawan satgas Covid-19. Mahasiswa dapat pula menjadi
relawan dengan menyalurkan bantuan logistik makanan bergizi, vitamin,
masker dan lain sebagainya. Dengan begitu segala elemen yang ada saling
bahu-membahu untuk menyudahi penyebaran Covid-19.
6.5.Budaya
Terjadinya suatu proses perubahan budaya pada mahasiswa,
diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya, sehingga menyebabkan
timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut antara lain:
a. Kontak dengan kebudayaan lainSalah satu proses yang menyangkut hal ini
adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari individu kepada individu lain.
b. Sikap yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.
Bila sikap itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat
akan dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru.
Contohnya hadiah nobel, menjadi pendorong untuk melahirkan karya-karya
yang belum pernah dibuat.
c. Sikap Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
(deviation). Adanya toleransi tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang
menyimpang itu akan melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan
yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Mahasiswa adalah orang-orang yang sedang menuntut ilmu di
tingkat perguruan tinggi yang berakal dan berakhlak, yang menjalankan
tugas, kewajiban, peran dan fungsiny sebagai mahasiswa yaitu tidak hanya
menuntut ilmu tetapi juga dituntut untuk aktif membawa perubahan.
Adapun jenis-jenis Mahasiswa yang terdapat dunia perkuliahan,
yaitu Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah pulang - kuliah pulang) kehidupan
mahasiswa yang dilakukan langsung pulang ke rumah atau ke kos-kosan
saat perkuliahan selesai, Mahasiswa Kura-Kura (Kuliah rapat - kuliah rapat)
tipe mahasiswa yang kesehariannya menjadi tiada hari tanpa rapat
mengikuti banyak organisasi yang membuatnya sangat sibuk, Mahasiswa
Kunang-Kunang (Kuliah nangkring - kuliah nangkring) tipe mahasiswa
yang kegiatan sehari-harinya kuliah nangkring-kuliah nangkring atau
nongkrong jika perkuliahan sudah selesai, Mahasiswa Kue-Kue (Kuliah
gawe- kuliah gawe) tipe mahasiswa yang pandai membagi waktu dan
pikirannya sebab harus menyelesaikan tugas kuliah kemudian melanjutkan
tugas dari tempat kerja, Mahasiswa Kuda-Kuda (Kuliah dagang - kuliah
dagang) tipe mahasiswa yang kegiatan setelah perkuliahan adalah
berdagang atau berjualan sering dilakukan mahasiswa perantau untuk
tambahan uang untuk kehidupan kuliahnya.
Mahasiswa punya 3 kewajiban yang dituangkan dalam satu wadah
bernama Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
-Pendidikan dan Pengajaran
Menjadi orang yang terdidik adalah tujuan utama mahasiswa
berkuliah di suatu perguruan tinggi. Lewat jurusan yang dipilih, mahasiswa
akan diberikan ilmu, keterampilan dan bekal-bekal yang sesuai dengan
minat dan bakat mereka. Oleh karena itu, mahasiswa harus excellent dalam
bidang akademik.
-Penelitian dan Pengembangan
Selain fokus dan berhasil dalam akademik, mahasiswa juga dituntut
untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat lewat penelitian-penelitian, entah
itu di dalam atau di luar kampusnya. Penelitian yang diadakan oleh
mahasiswa akan bermanfaat dan memberikan kontribusi kepada masyarakat
dan kepada perguruan tinggi. Selain itu, penelitian juga menjadi jawaban
atau masalah-masalah yang terjadi di masyarakat.
-Pengabdian kepada Masyarakat
Karena mahasiswa berasal dari masyarakat, mahasiswa juga dituntut
untuk kembali pada masyarakat. Yang artinya, mahasiswa dituntut untuk
berpartisipasi untuk membawa perubahan pada masyarakat, dalam lingkup
sekecil apapun. Pengabdian mahasiswa pada masyarakat dituntut dilakukan
tidak hanya setelah lulus atau setelah mendapat pekerjaan, tetapi juga ketika
mahasiswa masih dalam proses menuju kelulusan, mahasiswa diharapkan
memulai proses pengabdian kepada masyarakat.
Mahasiswa punya 5 fungsi, yaitu sebagai kekuatan moral, penerus
bangsa, pengontrol sosial, penjaga nilai-nilai, dan agen perubahan.
-Kekuatan Moral
Mahasiswa menjadi penjaga moral masyarakat. Oleh karena itu,
mahasiswa menjadi teladan atau role model bagi masyarakat. Diharapkan,
mahasiswa bisa memberikan contoh moral yang baik bagi masyarakat.
-Penerus Bangsa
Hampir semua mahasiswa masih berusia muda. Artinya, mahasiswa
adalah generasi muda yang akan menjadi masa depan bangsa, merekalah
yang menjadi harapan bangsa ini. Di masa depan, mereka yang akan
menggantikan generasi sebelumnya. Mahasiswa yang akan menjadi para
pemimpin bangsa, bahkan dunia, di masa yang akan datang.
-Pengontrol Sosial
Sebagai mahasiswa, mereka dituntut untuk aktif dan tidak pasif
dalam menanggapi isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat. Dengan ilmu
dan pemikiran yang lebih dewasa atau lebih matang, mahasiswa dituntut
untuk mengatur perilaku masyarakat kearah yang lebih baik lewat
kontribusi mereka dalam masyarakat.
-Penjaga Nilai-Nilai
Para mahasiswa berperan untuk menjaga nilai-nilai bangsa dan nilai-
nilai yang ada di masyarakat seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, Musyawarah, Gotong Royong dan Keadilan. Mahasiswa
diharapankan dapat memahami dan menghidupi nilai-nilai yang ada dan
menjadi contoh bagi masyarakat.
-Agen Perubahan
Para mahasiswa dituntut untuk tidak hanya belajar, tetapi juga untuk
aktif membawa perubahan. Dengan pengetahuan yang dipunya dan
pengenalan tentang masa depan, mahasiswa diharapkan bisa memberikan
solusi yang efektif bagi permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Perubahan menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah
perbaikan aktiva tetap yang tidak menambah jumlah jasanya. perubahan
juga dapat diartikan sebuah hal atau keadaan yang berubah. Perubahan
memiliki makna yang berbeda sesuai dengan bidangnya.
Para ahli memiliki pengertian tentang perubahan. seperti menurut
Gilin dan Gilin perubahan dalam bidang sosial sebagai suatu variasi dari
cara hidup yang sudah diterima dengan baik, menurut Hans Garth dan C.
Wright Mils perubahan yang dimaksud perubahan yang berpengaruh dalam
peran lembaga. sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Koenig perubahan
yang dimaksud adalah dalam pola dan fungsi manusia. dan menurut William
F Ogburn perubahan dibagi menjadi dua bagian yaoutu material dan non
material.
Perubahan sangat penting sebagai faktor pendorong yang
memberikan dampak positif maupun negatif baik untuk kita maupun di
lingkungan masyarakat. Adapun dimulainya perubahan bisa dari hal yang
terkecil hingga skala besar tergantung tujuan yang akan kita buat. Setiap
perubahan pasti didasari oleh perilaku, pemikiran kreatif dan inovatif dari
dalam diri untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sekitar baik di
masa sekarang maupun masa depan, terlebih lagi sekarang bisa
menggunakan teknologi yang sudah pasti canggih membuat pekerjaan
menjadi lebih mudah. Mahasiswa bisa membawa perubahan diberbagai
bidang diantaranya: politik, sosial, ekonomi, agama dan pendidikan.
Contoh nyata mahasiswa sebagai agen perubahan adalah saat
reformasi tahun 1998. Pada masa itu gerakan mahasiswa berada di
puncaknya karena berhasil menumbangkan kepemimpinan Presiden
Soeharto setelah puluhan tahun menjabat.
Presiden Soeharto menjabat selama 32 tahun yakni sejak Surat
Perintah Presiden Republik Indonesia dikeluarkan tahun 1966. Kemudian
pada bulan Mei 1998, ia berhasil dilengserkan karena dinilai
kepemimpinannya selama ini banyak menggunakan praktik KKN (Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme).
Gerakan reformasi ini mendapatkan momentumnya saat terjadi
krisis moneter pada tahun 1997. Krisis membuat harga kebutuhan pokok
melambung tinggi dan daya beli masyarakat menurun. Kondisi
perekonomian terguncang hebat. Rakyat kian sengsara. Sementara para elit
pemerintahan hidup kaya.
Gerakan reformasi digerakkan mahasiswa dan gerakan ini disambut
oleh masyarakat. Apalagi masyarakat juga sudah lelah dengan
pemerintahan Soeharto yang hanya menguntungkan golongannya sendiri.
Mahasiswa di seluruh Indonesia melakukan protes. Mereka
menyerbu gedung parlemen yakni Gedung Nusantara dan gedung-gedung
DPRD di daerah dan menduduki gedung-gedung tersebut.
Mahasiswa tidak akan pergi dari gedung-gedung tersebut bila
tuntutan tidak dikabulkan. Akhirnya, dengan desakan yang kian kuat,
Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden
Republik Indonesia.
Peristiwa ini menjadi contoh nyata mahasiswa sebagai agen
perubahan. Mahasiswa berperan dalam mengubah perubahan dalam tatanan
sosial dan pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA

Istichomaharani, I. S., & Habibah, S. S. (2016). Mewujudkan peran mahasiswa


sebagai agent of change, social control, dan iron stock. In Prosiding Seminar
Nasioanal dan Call For Paper ke (Vol. 2, pp. 1-6).
Lektur. Arti Perubahan. https://lektur.id/arti-perubahan/
Shelvi. Peran, Fungsi dan Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli. Diambil dari
https://www.masukuniversitas.com/mahasiswa/#3_Menurut_Sarwono_1978
Ruswanto, W. (2014). Pengertian Perubahan dan Disorganisasi Sosial. Universitas
Terbuka.http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/SOSI4305-
M1.pdf.
Ismunandar, D. (8 april 2021). jenis-jenis perubahan sosial,
Jakarta;sekolahbintangindonesia
Abdillah, F.(21 april 2018), Mengenal jenis jenis perubahan sosial, Jakarta:
Ruangguru)
Arsad, I. (2021). Mahasiswa Sebagai Generasi Pnerus Pemimpin Bangsa. Diambil
dari,
https://www.academia.edu/9403367/MAHASISWA_SEBAGAI_GENERASI_PE
NERUS_PEMIMPIN_BANGSA
Fa'izah, A. Z. (2021). 5 Peran dan Fungsi Mahasiswa dalam Masyarakat, Generasi
Penerus di Masa Depan. Diambil dari, https://www.merdeka.com/trending/5-
peran-dan-fungsi-mahasiswa-dalam-masyarakat-generasi-penerus-di-masa-depan-
kln.html?page=all
F. V. M. Gani. 2017. BAB I Latar Belakang Definisi Mahasiswa
http://repository.unika.ac.id/15490/2/13.13.0020%20Fenny%20Valencia%20Mutiati%20
Gani%20BAB%
20I.pdf. Diakses tanggal 22 September 2021

Kurniawati, J., & Baroroh, S. (2016). Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8(2), 51-66.

Budiman (2006), pengertian mahasiswa. Diambil dari


http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/306/5/118600220_file5.pdf

Siswoyo (2007), Pengertian Mahasiswa. Diambil dari


http://digilib.uinsby.ac.id/387/4/Bab%202.pdf
Penerbit Deepublish. 2020. 4 Perspektif Pengertian Mahasiswa yang Wajib Kamu Tahu!
https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-mahasiswa. Diakses tanggal 22
September 2021
Zulfikar, F. (2021). 5 Tipe Mahasiswa di Dunia Perkuliahan, Kamu yang Mana?.
Jakarta : detikEdu.
Tim media UISI. 2020. Di tengah Covid-19 mahasiswa bisa berbuat apa.
https://uisi.ac.id/read/di-tengah-covid-19-mahasiswa-bisa-berbuat-apa . Diakses
tanggal 23 September 2021
Kammawati, A., Subekti, N.P., Yusida, E., & Prastiwi, L.F. (2020). Perubahan
Produktivitas Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. Malang : Journal of
Technopreneurship on Economics and Business Review.
Rapindo. (2019). Peran Mahasiswa terhadap Kebijakan Ekonomi dan Politik.
Jakarta : Kompasiana.
Sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id. (2017, 3 Agustus). Peran mahasiswa dalam sosial
politik untuk mewujudkan Indonesia lebih maju. Diakses pada 23 September
2021, dari https://sosialpolitik.filsafat.ugm.ac.id/2017/08/03/peran-mahasiswa-
dalam-sosial-politik-untuk-mewujudkan-indonesia-lebih-maju/
Baharuddin, B. (2015). Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Dan Kebudayaan. Al-
Hikmah, 9(2), 180-205.
Muhammad Nasir, Peranan Cendekiawan Muslim, (Jakarta : DDII, 1978) hal. 2
bandingkan dengan Delian Noor, Masalah Ulama Intelektual atau intelektual
Ulama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1974 M), hal. 8 Ziauddin Sardar, The Future of
Muslim Civilization, (London : Croom Helm, 1979 M) hal. 67.
Zainuddin Sardar, Information and The Muslim World a Strategy For The Twenty
Fist Century, terj. oleh A.E Priyono dan Ilyas Hasan, dengan judul Tantangan
Dunia Islam Abad 21 menjangkau informasi, Cet. VII ( Bandung : Mizan, 1996)
hal. 115-116
Sutrisman,D. 2019. Pendidikan Politik, Persepsi, Kepemimpinan, dan Mahasiswa.
Edisi 7, Guepedia. Semarang.
Admin. (2021). Perubahan di Bidang Pendidikan. Diambil dari
https://www.masukuniversitas.com/mahasiswa/#3_Menurut_Sarwono_1978
Ningtyas Widya W.2014.Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Diambil dari
https://www.kompasiana.com/widiyawiwid777/54f85807a33311f07d8b4732/pera
n-mahasiswa-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan . Diakses pada tanggal 23
September 2021
Safitri Maya.2020.Peran Mahasiswa dalam Pendidikan.
Dihttps://kelasimpian.com/peran-mahasiswa-dalam-pendidikan/ . Diakses pada
tanggal 23 September 2021
Anggraeni, B. D. 2015. PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN
PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN STUDI
KASUS: UMKM DEPOK. Jurnal Vokasi Indonesia, 3(1): 22-23.
Sentika, S., Yunizar, Muizu, W. O. Z. 2020. PENGARUH PERSEPSI
MENGENAI STARTUP TERHADAP PILIHAN BERKARIR DI BIDANG
STARTUP MELALUI MOTIVASI PADA MAHASISWA GENERASI Y DAN
GENERASI Z DI KOTA BANDUNG. Jurnal Ilmiah MEA, 4(3): 189.
Tri Dharma Mahasiswa (19 november 2020).jakarta: deeppublish.

Anda mungkin juga menyukai