Anda di halaman 1dari 22

KEMAHASISWAAN

OLEH :

MUH. AKSA
MUH. HADRIANTO
WINSEN PARANTEAN
REVQI JUSRIADITYAWAN
MUH. FIKRI AMEL AL SYAFA
RADYATUL ADAWIAH MALONDONG
SITTI FARAH NASYIRAH NOOR
GRACE QUEENSHA DIKA
ANISAH NUR ZHAFIRA
ARNIATI PUTRI ARIF

STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul "KEMAHASISWAAN".

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka itu, kami mengharapkan segala bentuk
saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Makassar, 4 Februrari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3

2.1 Definisi Mahasiswa.......................................................................3

2.2 Identitas Mahasiswa......................................................................3

2.3 Peran dan Fungsi Mahasiswwa.....................................................4

2.4 Sejarah Pergerakan Mahasiswa.....................................................8

2.5 Tantangan Gerakan Mahasiswa..................................................13

2.6 Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan...........................................14

2.7 Fenoma Sosial.............................................................................16

BAB III PENUTUP....................................................................................18

3.1 Kesimpulan.................................................................................18

3.2 Saran...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa adalah salah satu elemen penting yang diharapkan dapat melakukan
perubahan dan memberikan kontribusi nyata terhadap bangsa dan negaranya. Menjadi
mahasiswa seharusnya menjadi langkah awal untuk melakukan perubahan. Rasa idealisme
yang ada pada diri mahasiswa sudah seharusnya didukung oleh seluruh masyarakat sebagai
salah satu alat aspirasi masyarakat untuk membawa bangsa ke arah yang lebih baik. Namun
melihat fenomena yang ada sekarang ini, pemerintah cenderung mematikan karakter para
mahasiswa dengan menerapkan kurikulum-kurikulum yang sekuler yang menjadikan
mahasiswa sibuk meningkatkan kepentingan dirinya sendiri yakni bagaimana cara mendapat
nilai yang baik, lulus tepat waktu, dan bekerja di perusahaan dengan mendapat gaji besar,
bahkan saat ini mahasiswa lebih merasa bangga ketika mereka lulus dan bekerja di negara
asing. Tidakkah mereka ingin memberikan kontribusinya kepada bangsa ini? Mereka dididik
di tanah air hanya untuk melakukan perbaikan di negara lain, sungguh itu merupakan realita
yang menyedihkan. Pemerintah yang merasa kedaulatannya terancam oleh semangat dan rasa
idealisme tinggi para mahasiswa, kini menerapkan kurikulum-kurikulum sekuler menjadikan
mahasiswa disibukkan dengan kepentingan materi kuliah sehingga mahasiswa tidak lagi
peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka. Hal ini yang menjadikan mahasiswa
Indonesia seperti hidup dalam pemerintah yang diktator.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah definisi dari mahasiswa?
b. Bagaimana identitas seorang mahasiswa?
c. Bagaimana fungsi dan peran seorang mahasiswa?
d. Bagaimana sejarah pergerakan mahasiswa?
e. Bagaimana tantangan gerakan mahasiswa?
f. Bagaimana hubungan antara pemuda, mahasiswa dan perubahan?
g. Apa hubungan fenomena sosial dengan mahasiswa?

1
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi dari mahasiswa
b. Mengetahui identitas seorang mahasiswa
c. Mengetahui fungsi dan peran seorang mahasiswa
d. Mengetahui sejarah pergerakan mahasiswa
e. Mengetahui apa saja tantangan gerakan mahasiswa
f. Mengetahui hubungan antara pemuda, mahasiswa dan perubahan
g. Mengetahui hubungan mahasiswa dengan fenomena sosial

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mahasiswa


Secara etimologi mahasiswa berasal dari kata “maha = tinggi dan siswa = pelajar” jadi,
mahasiswa adalah pelajar tinggi.
Secara terminologi mahasiswa adalah seseorang yang terdaftar di perguruan tinggi baik
swasta maupun negeri yang mengikuti semester berjalan dan tau akan hak dan kewajibannya.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi mahasiswa ialah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.
Mahasiswa ialah seorang pelajar yang memiliki tingkat derajatnya lebih tinggi dari pada
yang lain. Predikat ini diberikan kepada mahasiswa, karena ilmu yang didapatkan oleh
mahasiswa berasal dari perguruan tinggi. Selain itu subjek yang dipelajari memiliki tingkat
yang lebih tinggi dari pada sekolah biasa (Iren, 2007 dalam Rozaq, 2014). Mahasiswa
termasuk pada kategori remaja akhir yaitu 18 – 22 tahun. (Santrock, 2012 dalam Purwati,
2018).
Mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan potensi yang ada
pada diri di perguruan tinggi. Karena mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri mereka
dengan melakukan pembelajaran, pengembangan, penelitian, serta pengamalan terhadap ilmu
yang didapatkan selama perkuliahan (Rachmahana, 2008).

2.2 Identitas Mahasiswa


Identitas Mahasiswa terdiri dari kata “Identitas” yang berarti ciri atau syarat yang harus
dimiliki oleh sesuatu sehingga sesuatu itu dapat dibedakan dengan yang lain, dan kata
“Mahasiswa” yang arti formalnya adalah seseorang yang terdaftar di suatu Perguruan Tinggi
pada semester berjalan dan makna filosofisnya adalah seseorang yang mencari tahu tentang
kebenaran dan berusaha mewujudkan kebenaran tersebut. Jadi, makna Identitas Mahasiswa
adalah ciri-ciri atau syarat yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa.
Ciri-ciri mahasiswa menurut Kartono (dalam Ulfa, 2010), yaitu :
1. Memiliki kemampuan dan juga kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga
dapat digolongkan dalam golongan intelegensia.

3
2. Mahasiswa diharapkan kelak bisa bertindak sebagai pemimpin yang mampu serta
terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat maupun dalam dunia kerja nantinya.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinami sebagai proses
modernisasi dalam kehidupan masyarakat.
4. Mahasiswa diharapkan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas
serta professional.
Secara umum tipe dan karakter mahasiswa dapat dibagi sebagai berikut:
1) Tipe Mahasiswa Akademik
Mahasiswa yang hanya memfokuskan diri pada kegiatan akademik dan cenderung apatis
terhadap kegiatan kemahasiswaan dan kondisi masyarakat.
2) Tipe Mahasiswa Organisatoris
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kelembagaan/organisasi baik organisasi internal
kampus maupun eksternal, peka terhadap kondisi sosial dan cenderung tidak
mengkonsentrasikan diri pada kegiatan akademik.
3) Tipe Mahasiswa Hedonis
Mahasiswa yang selalu mengikuti trend dan mode tapi cenderung apatis terhadap kegiatan
akademik dan kemahasiswaan.
4) Tipe Mahasiswa Aktivis
Mahasiswa yang memfokuskan diri pada kegiatan akademik kemudian berusaha
mentrasformasikan "kebenaran ilmiah" yang didapatkan ke masyarakat melalui lembaga
atau organisasi dan dan berusaha memperjuangkannya.

2.3 Peran dan Fungsi Mahasiswa


Secara umum, mahasiswa memiliki lima peran dan fungsi sekaligus label yang dimiliki
oleh seorang mahasiswa.
• Direct of Change, ialah mahasiswa mampu melakukan bentuk-bentuk perubahan secara
langsung, karena adanya Sumber Daya Manusia yang banyak dan cukup.
• Agent of Change, ialah mahasiswa diharapkan mampu menjadi sosok agen perubahan dan
menjadi Sumber Daya Manusia yang mampu membawa perubahan.
• Iron Stock, maksudnya ialah bahwa seorang mahasiswa adalah Sumber Daya Manusia
yang tidak akan pernah habis.

4
• Moral of Force, diartikan bahwa mahasiswa adalah kumpulan dari banyak orang yang
diharapkan memiliki moral yang baik, karena memiliki pendidikan, pengetahuan maupun
ilmu yang tinggi.
• Social Control, merupakan peran dan label yang disematkan pada mahasiswa karena
diharapkan akan menjadi pengontrol dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Akan tetapi, secara garis besar mahasiswa setidaknya memiliki tiga peranan serta fungsi
yang dinilai penting bagi mahasiswa maupun masyarakat umum.
• Peranan Moral. Dalam dunia perkuliahan, setiap mahasiswa bebas untuk memilih jalan
kehidupan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, mahasiswa kemudian dituntut untuk
bertanggung jawab terhadap moral dari diri masing-masing sebagai seorang individu
yang memiliki ilmu dan wawasan, agar mampu menjalankan kehidupan dengan
bertanggung jawab serta sesuai dengan moral yang ada dan hidup di dalam masyarakat.
• Peranan Sosial, artinya bahwa kehadiran mahasiswa serta segala sesuatu yang diperbuat
dapat membawa manfaat bagi lingkungan di sekitarnya, masyarakat sekitar dan tidak
hanya membawa manfaat untuk dirinya sendiri saja.
• Peranan Intelektual, artinya mahasiswa adalah seseorang yang disebut sebagai insan yang
intelek dan harus mampu mewujudkan status yang tersemat dalam diri mahasiswa di
kehidupan nyata. Mahasiswa diharapkan mampu menyadari fungsi yang sebenarnya dan
dasar ketika menjadi seorang mahasiswa, yaitu mendalami ilmu pengetahuan serta
memberikan pengetahuan yang ia miliki untuk membuat perubahan ke arah yang lebih
baik dengan menggunakan intelektualitas atau kecerdasan yang ia peroleh selama
mengenyam pendidikan di universitas.
Selain tiga peranan mahasiswa, mahasiswa juga memiliki fungsi-fungsi yang telah
dikelompokan menjadi berikut ini.
1) Social Control
Dengan ilmu pengetahuan, kemampuan intelektual, kepekaan sosial serta sikap kritis
yang dimiliki oleh mahasiswa, diharapakan dapat menjadi pengontrol sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat memberikan kritik, saran ataupun solusi bagi
permasalahan yang hadir di masyarakat. Fungsi mahasiswa sebagai social control, akan
muncul ketika ada sesuatu yang dirasakan tidak benar dalam masyarakat.

5
Sehingga mahasiswa dianggap dan diharapkan mampu untuk mengubah keganjalan
tersebut. Lalu, mahasiswa yang tidak aktif atau acuh terhadap permasalahan yang hadir di
lingkungan sekitarnya, maka akan dianggap bahwa tidak ada harapan bagi sebuah bangsa,
karena mahasiswa sebagai iron stock justru enggan berperan sebagai social control.
Selain sebagai social control, mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang
patut peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Kepedulian tersebut, tidak
hanya dapat diwujudkan dalam bentuk demo saja. Akan tetapi, dapat diwujudkan dengan
pemikiran, diskusi maupun bantuan moril dan materil yang dapat diberikan oleh
mahasiswa kepada masyarakat.
2) Agent of Change
Mahasiswa memiliki fungsi dan peran sebagai agen perubahan. Artinya bahwa
mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penggagas dari perubahan. Akan tetapi ia juga
memiliki peran sebagai objek atau pelaku dari perubahan yang ia gagas tersebut.
Sikap kritis serta positif, pada dasarnya harus dimiliki oleh seorang mahasiswa
sebagai agent of change. Kedua sikap tersebut, diharapkan mampu membuat perubahan
yang baik ketika terjadi kejanggalan dalam lingkungan sosial. Sehingga masyarakat pun
akan menjadi lebih waspada, cerdas dan tidak mudah dibodohi, ketika ada hal janggal
terjadi.
Mahasiswa dianggap sebagai sekelompok individu yang harus berada di barisan
paling depan, ketika akan menggerakan sebuah perubahan positif. Melalui kacamata atau
pandangan mahasiswa yang masih netral, maka mahasiswa dianggap mampu melihat
kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh negaranya.
Contohnya adalah ketika mahasiswa melakukan aksi sebagai agen perubahan pada
tahun 1998, yaitu ketika mahasiswa menumbangkan orde baru dan terjadi perubahan
setelahnya. Demo tersebut, kemudian menjadi aksi demo terbesar yang pernah terjadi di
Indonesia dan digerakan oleh mahasiswa, agar terjadi suatu perubahan yang lebih baik
demi Indonesia.
3) Iron Stock
Mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa serta diharapkan untuk
memiliki kemampuan, akhlak yang mulia serta keterampilan untuk mampu menjadi calon
pemimpin di masa depan demi bangsa.

6
Mahasiswa dianggap sebagai aset, cadangan sekaligus harapan untuk bangsa di masa
depan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa banyak organisasi yang akan memiliki sifat
mengalir, dan ditandai oleh pergantian kekuasan dari golongan tua pada golongan muda.
Oleh sebab itu, kaderisasi pun akan dilakukan secara berulang, terus menerus.
Begitu pula dalam kehidupan di universitas atau dalam berbangsa dan bernegara.
Kaderisasi pada golongan muda, seperti mahasiswa harus terus dilakukan, sebab di
tangan golongan muda lah, perubahan yang besar dapat terjadi, hingga membuat kondisi
dari suatu bangsa menjadi lebih baik.
Sebagai iron stock, mahasiswa dapat memperkaya diri sendiri dengan ilmu
pengetahuan dan turut mempelajari kesalahan yang sebelumnya pernah terjadi pada
generasi tua atau generasi sebelumnya.
4) Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak baik, sebab mahasiswa memiliki peran
serta fungsi sebagai moral of force atau suri tauladan bagi masyarakat. Segala perilaku
maupun keputusan yang dibuat oleh mahasiswa, maka akan diamati serta dinilai oleh
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan pintar-pintar dalam
memilih di mana ia akan menempatkan dirinya dalam masyarakat, serta kemampuannya
untuk mampu hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya.
Selain itu, di era globalisasi saat ini, di mana semakin mudah budaya luar untuk
masuk ke Indonesia, mahasiswa memiliki peran untuk menjaga nilai-nilai buday yang asli
milik Indonesia. Sehingga, budaya Indonesia pun tidak akan hilang terkikis oleh budaya
baru milik luar. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mencerminkan nilai serta karakter
terbaik, sesuai dengan tingkatan intelektual yang ia miliki dan telah diperoleh di
perguruan tinggi.
5) Guardian of Value
Fungsi mahasiswa yang kelima ialah sebagai guardian of value atau penjaga nilai.
Seperti halnya moral of force, saat ini banyak budaya asing yang mulai masuk ke
Indonesia. Sehingga, dikhawatirkan bahwa budaya-budaya asli milik Indonesia akan
terkikis dan hilang.
Oleh karena itu, mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai yang luhur serta
mulia milik Indonesia yang harus dilindungi. Mahasiswa sebagai penjaga nilai,

7
diharapkan akan berada dalam garda paling depan untuk menjaga nilai-nilai baik tersebut.
Contohnya seperti gotong royong, keadilan, empati serta kejujuran. Sebagai guardian of
value, mahasiswa harus sadar, bahwa tidak akan ada bangsa yang sejahtera apabila nilai
luhur tidak ditegakan oleh golongan muda maupun golongan tua.

2.4 Sejarah Pergerakan Mahasiswa


1) 1908

Budi Utomo

Pada tahun ini, terdapat gerakan mahasiswa bernama Boedi Oetomo. Boedi Oetomo
adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern,
bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat.

Gerakan ini didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh para pemuda STOVIA atau sekolah
dokter di Jawa. Pada kongres pertama, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, ditetapkan tujuan
perkumpulan yaitu untuk kemajuan selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta
kebudayaan. Fokus utama dari BU adalah pengembangan generasi muda di bidang sosial,
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Sejak saat itu, Budi Utomo mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tercatat akhir tahun 1909, BU telah memiliki sebanyak 40
cabang dengan kurang lebih 10.000 anggota.
Perhimpunan Indonesia
Selain BU, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya
Mohammad Hatta, mendirikan Indische Vereeniging pada 1922. Kemudian, tahun 1925,
organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Berdirinya perhimpunan
Indonesia sendiri adalah untuk memajukan kepentingan orang-orang pribumi dan non-
pribumi. Awalnya, PI hanya sebagai organisasi sosial, namun kemudian berubah menjadi
organisasi politik. Misi utama dari PI adalah untuk memperoleh kemerdekaan dan
mendorong semangat rakyat melalui pendidikan.
2) 1928

Kelompok Studi Indonesia

8
Pada pertengahan 1923, segerombolan mahasiswa yang bergabung dalam PI merasa
kecewa dengan perkembangan kekuatan perjuangan Indonesia. Untuk mengatasi
kekecewaan tersebut, pada 29 Oktober 1924 dibentuk Kelompok Studi Indonesia oleh
Soetomo di Surabaya.

Kelompok Studi Umum

Kemudian, kelompok kedua dibentuk di Bandung oleh Soekarno pada 11 Juli 1925.
Kelompok ini direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di
Bandung.

Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)

Setelah pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, disusul kemudian


pembentukan PPPI pada September 1926 oleh para mahasiswa Sekolah Tinggi Humum di
Jakarta dan Sekolah Tinggi Teknik di Bandung. PPPI adalah organisasi yang menghimpun
seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan.

Sumpah Pemuda
Dari kebangkitan semangat perjuangan pemuda Indonesia, muncullah generasi baru
pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah pemuda dicetus melalui Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26
hingga 28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
Tujuan dari Sumpah Pemuda sendiri adalah untuk membangkitkan rasa nasionalisme
bangsa Indonesia. Isi Sumpah Pemuda adalah:
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
3) 1945

Perserikatan Nasional Indonesia (PNI)

Akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang liberal, muncul kebutuhan baru untuk
menjadi partai politik, terutama dengan tujuan untuk memperoleh basis massa yang luas.
Oleh sebab itu, dibentuklah Perserikatan Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927 oleh

9
Soekarno. Tujuan dari PNI adalah untuk mencapai Indonesia merdeka dengan menjalankan
politik non-koperasi terhadap pemerintahan Belanda. PNI sendiri dibentuk berdasar pada
gagasan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.
4) 1966
Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI)
Pasca-kemerdekaan Indonesia, muncul Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia
yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa I di Malang tahun 1947. Tujuan dibentuk PPMI
adalah untuk mempererat hubungan persaudaraan antara para pelajar Indonesia.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI)
KAMI dibentuk tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah
organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan
Mayjen dr. Syarief Thayeb.
Angkatan '66
Sekitar tahun 1965 dan 1966, para pemuda Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan
mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66 yang merupakan
awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional. Tokoh-tokoh dalam gerakan tersebut
adalah Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi. Angkatan '66 ini mengangkat
isu komunis yang dianggap sebagai bahaya negara. Melalui gerakan ini, masyarakat berhasil
dibangun kepercayaannya untuk mendukung mahasiswa menentang komunis yang
ditunggangi Partai Komunis Indonesia (PKI).
5) 1974
Mahasiswa Menggugat
Awal 1970-an, para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi. Gerakan
mahasiswa diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Setelah itu, aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah terkait
pemberantasan korupsi. Karena aksi-aksi tersebut, terbentuklah gerakan Mahasiswa
Menggugat yang dimotori oleh Arif Budiman. Program utama dari gerakan tersebut adalah
aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM dan korupsi.
Komite Anti Korupsi (KAK)
Setelah itu, muncul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas dan terbentuk Komite Anti
Korupsi diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK sendiri berlandaskan pada reaksi

10
kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim
Pemberantasan Korupsi (TPK) sampai Komisi Empat. Komisi Empat adalah badan
pemberantasan korupsi pemerintah Indonesia yang dibentuk Soeharto pada 31 Januari 1970.
Gerakan Mahasiswa dalam Peristiwa Malari
Protes masih terus berlanjut hingga tahun 1972, di mana terdapat isu harga beras naik.
Selanjutnya tahun 1973 masih diwarnai dengan isu korupsi sampai meletusnya demonstrasi
memprotes Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia. Kedatangan
PM Jepang ini menuai kerusuhan yang dilakukan mahasiswa dan kerusuhan sosial pada 15
Januari 1974. Peristiwa demonstrasi ini disebut dengan Peristiwa Malari.
6) 1977-1978
Setelah peristiwa Malari, gerakan mahasiswa mulai meredup. Namun, menjelang Pemilu
1977, muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Muncul berbagai
masalah penyimpangan politik, seperti soal pemilu mulai dari kampanye sampai
berlangsungnya pemilihan umum. Gerakan mahasiswa saat itu juga untuk mengkritik strategi
pembangunan dan kepemimpinan nasional. Awalnya, pemerintah berusaha melakukan
pendekatan dengan mahasiswa melalui Tim Dialog Pemerintah yang dibentuk pada 24 Juli
1977. Namun, upaya ini ditolak oleh para mahasiswa. Pada periode ini terjadi pendudukan
militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan
politik. Meskipun gerakan mahasiswa saat itu tidak membuahkan hasil, perjuangan gerakan
mahasiswa tahun 1978 telah menumbuhkan adanya keberanian mahasiswa untuk menyatakan
sikap terbuka guna menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.
7) 1990
Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta (FKMY)
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad
Hasan, terjadi aksi mahasiswa di Yogyakarta yang bernama FKMY. Aksi ini menuntut
pencabutan NKK/BKK. NKK/BKK adalah kebijakan yang dikeluarkan pada rezim Soeharto
untuk memecah kemasifan gerakan mahasiswa. Kampus yang terlibat dalam gerakan FKMY
adalah ISI, Janabadra, UMY, UGM, UII, dan IAIN Sunan Kalijaga. Setelah gerakan
dilancarkan, akhirnya kebijakan NKK/BKK dicabut dan diganti oleh Pdeoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan (PUOK).

11
8) 1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) pada 1997-1998, melalui pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa.
Para mahasiswa ini menuntut agar Presiden Soeharto segera turun dari jabatannya. Untuk
meredam gerakan mahasiswa ini, pemerintah melakukan tindakan represif yang menewaskan
aktivis mahasiswa. Tindakan yang dilakukan oleh Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan,
Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, dan Tragedi Lampung. Setelah banyak
pertumpahan darah terjadi, akhirnya Presiden Soeharto mengundurkan diri dari kursi
kepresidenan pada 21 Mei 1998.
9) 2007
Pasa-reformasi, gerakan mahasiswa masih terus berlanjut. Tahun 2007, mahasiswa dari
37 perguruan tinggi mendirikan Badan Eksekutif Mahasiswa-Seluruh Indonesia (BEM SI).
Gerakan mahasiswa ini muncul pada periode pertama Soesilo Bambang Yudhoyono dengan
Tujug Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat). Aksinya kemudian diselenggarakan pada Mei 2008 di
Istana Negara. Mereka menuntut agar pemerintah menasionalisasi aset strategis bangsa,
mewujudkan pendidikan yang merata, menuntaskan kasus korupsi, hingga isu lingkungan
akibat lumpur lapindo.
10) 2014
Masih terus berlanjut, gerakan Tugu Rakyat berlangsung hingga tahun 2014 ketika
Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla memimpin. Para mahasiswa hendak menurunkan
Joko Widodo, tetapi gagal.
11) 2019
Pada 2019 terjadi aksi mahasiswa dalam Reformasi Dikorupsi. Protes ini berlangsung di
kota-kota besar seluruh Indonesia dengan menolak beberapa UU, meminta pengesahan RUU
PKS untuk kasus kekerasan seksual, hingga penyelesaian kasus pelanggaran HAM.
12) 2020
Selanjutnya, tahun 2020, terjadi aksi mahasiswa dalam menolak Omnibus Law (UU
Cipta Kerja) yang dinilai dapat berdampak pada segala aspek, mulai dari isu lingkungan
hingga mengabaikan kesejahteraan buruh.

12
2.5 Tantangan Gerakan Mahasiswa

Gerakan mahasiswa saat ini menghadapi dua tantangan besar dalam mewujudkan


perannya. Pertama, menghadapi implikasi dari proses globalisasi ekonomi, politik dan
budaya yang berasal dari negara-negara industri maju.

Kedua, tantangan yang menyangkut proses demokratisasi, dari segi ekonomi, politik dan


sosio-kultural. Guna menghadapi tantangan kedua ini, maka gerakan mahasiswa perlu untuk
menciptakan cita-cita bersama bangsa yang menjadi landasan pergerakan.

Cita-cita bersama ini harus sederhana namun dapat merangkul semua kepentingan rakyat.
Selain itu, gerakan mahasiswa harus mampu pula menciptakan metode aksi yang merupakan
kombinasi dari aksi massa dan aksi intelektual, orientasi gerakan tidak hanya tertuju pada
struktur kekuasaan yang bermasalah, tetapi juga ditambah dengan pembentukan opini politik
ditengah masyarakat luas sebagai aksi informasi dan penyadaran publik.

Gerakan mahasiswa tidak boleh terlepas dari akarnya, yaitu rakyat. Fenomena gerakan
mahasiswa menjadi fenomena tersendiri di dalam upaya melaksanakan demokratisasi di
Indonesia, bahkan menjadi salah satu tolok ukur penting di dalam keberhasilan bagi
perjalanan menuju negara yang demokratis. Pengupayaan bagi konsistensi gerakan
mahasiswa sebetulnya akan mampu menyediakan kondisi yang lumrah di dalam mencapai
konsolidasi demokrasi. Dengan syarat, mereka tetap dijadikan komponen yang tak
terpisahkan di dalam merangkai arah dan orientasi dari sistem pemerintahan yang dijalankan.
Sebagai sebuah gerakan sosial, tentunya gerakan mahasiswa dituntut untuk tetap konsisten di
dalam menjalankan idealisme utama yakni mendudukkan kepentingan masyarakat luas,
terutama di dalam menghadapi kebijakan negara.

Gerakan mahasiswa adalah pejuang demokrasi yang tentunya mesti senantiasa berjuang
menegakkan prinsip dan nilai yang ada di dalam demokrasi. Disinilah pentingnya gerakan
mahasiswa ini, yakni selain sebagai prasyarat bagi proses demokratisasi yang berlangsung,
tetapi juga sebagai penyeimbang di dalam mekanisme sistem pemerintahan.
Momentum gerakan mahasiswa tentu tak akan pudar selama demokratisasi masih terus
berlangsung. Sebab, bagi kawan-kawan mahasiswa, selama masih terjadi ketimpangan dan

13
ketidakadilan di dalam menjalankan nilai-nilai demokrasi, maka selama itu pula perjuangan
akan tetap dilakukan.

2.6 Pemuda, Mahasiswa dan Perubahan

Sebagai seorang pemuda dan mahasiswa, kita tentu mendengar slogan yang


menggetarkan hati, "berikan kepadaku sepuluh pemuda akan aku goncangkan dunia", (Bung
Karno/Bapak Proklamator).

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan
dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan
sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang dan sebagai
penerus/pengganti kaum sebelumnya. Sedangkan mahasiswa sendiri diambil dari suku kata
pembentuknya. Maha dan siswa, yaitu pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang
pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan
pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.

Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda, baik yang
masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah lulus merupakan aktor
penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa di masa depan. “The founding fathers” Indonesia
telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam
pembukaan UUD 1945.

Sumber-sumber perubahan yang dipelopori oleh pemuda dan mahasiswa antara lain
melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan, partisipasi politik, dan media sosial. Kegiatan
organisasi kemahasiswaan memberikan ruang bagi pemuda dan mahasiswa untuk berdiskusi,
berkoordinasi, dan membentuk opini bersama. Partisipasi politik memungkinkan pemuda dan
mahasiswa untuk mempengaruhi pemikiran dan tindakan pemerintah. Sedangkan media
sosial memfasilitasi penyebaran informasi dan opini, sekaligus memperluas jangkauan
partisipasi pemuda dan mahasiswa.

Namun, peran pemuda dan mahasiswa dalam membawa perubahan juga sangat
tergantung pada faktor-faktor lain seperti pendidikan, peluang kerja, dan kebijakan

14
pemerintah. Pendidikan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi pemuda dan
mahasiswa untuk memahami dan mempengaruhi perubahan sosial dan politik. Peluang kerja
membantu pemuda dan mahasiswa untuk memperoleh sumber daya ekonomi dan
memfokuskan perhatian mereka pada perubahan sosial dan politik. Kebijakan pemerintah
harus memfasilitasi dan mendukung partisipasi dan keterlibatan pemuda dan mahasiswa
dalam proses perubahan.

Secara keseluruhan, pemuda dan mahasiswa memiliki peran penting dalam membawa
perubahan sosial dan politik, dan harus didukung dan difasilitasi oleh faktor-faktor lain untuk
mencapai potensinya sepenuhnya. Sumber-sumber perubahan yang dipelopori oleh pemuda
dan mahasiswa antara lain melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan, partisipasi politik,
dan media sosial.

Pemuda dan mahasiswa diidentikkan dengan “agent of change”. Kata-kata perubahan


selalu menempel erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum
intelektual muda. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa.
Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa,
dengan cara mereka sendiri.

Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan yang lebih pasti dan baik, harapan
untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Peran
sentral perjuangannya sebagai kaum intelektual muda memberi secercah harapan. Dari
mahasiswa dan pemudalah selaku penerus estafet bangsa munculah berbagai gerakan-
gerakan perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan
negara.

Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bagaimana mahasiswa mengepung gedung
DPR RI Senayan dan meminta secara paksa agar Soeharto turun dari jabatannya sebagai
presiden yang telah digenggamnya selama hampir 32 tahun. Sejak itulah zaman otoriter, anti
demokrasi (orde baru) runtuh, dan zaman Reformasi bergulir; suatu zaman, dimana Indonesia
menatap wajah baru. Peran mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dimana peran mahasiswa itu sendiri di

15
antaranya: 1) sebagai penganalisa, pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang
sedang terjadi di masyarakat, 2) sebagai pengamat dan pengontrol  (agent of social control)
terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, 3) sebagai penyambung lidah atau penyampai
aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, 4) sebagai
penyampai kebenaran, 5) sebagai agen perubahan (agent of change), 6) sebagai generasi
muda penerus masa depan bangsa (iron stock).

Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum
akademis, tetapi di luar itu wajib memikirkan keadaan bangsa. Peran mahasiswa terhadap
bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja, berdiskusi, berdemontrasi dan
mendengarkan ceramah dosen, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai peran dalam
melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran sentral tersebut adalah sebagai
generasi penerus (iron stock) yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada
suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral
dan perilakunya.

Peran ini harus senantiasa terus terjaga dan terpartri dalam dada mahasiswa Indonesia
baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila
peran ini dijadikan sebagai pegangan hidup bagi seluruh mahasiswa Indonesia, “ruh
perubahan” itu akan terus tetap bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia.

2.7 Fenomena Sosial

Aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Kamis (8/9/2022)


diwarnai ketegangan lantaran di tengah massa aksi demonstrasi tiba-tiba datang seorang emak-
emak yang marah-marah. Emak-emak tersebut mempermasalahkan lokasi demo dari para
mahasiswa Unhas yang membuat jalanan macet parah.

Diketahui aksi itu sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Wanita yang
hanya mengenakan daster motif batik cokelat dengan jilbab hijau daun tersebut tampak
menceramahi massa aksi yang menutup akses jalan disertai bakar ban, di depan Pintu satu
Unhas, SPBU, Jalan Perintis Kemerdekaan.

16
Emak-emak berjilbab itu terus menunjuk kendaraan-kendaraan yang terjebak macet
lantaran massa mahasiswa menutup dua jalur jalan dari arah Makassar-Maros dan sebaliknya.
Sejumlah orang di sekeliling massa aksi juga terdengar berteriak meminta mahasiswa untuk
membuka blokade jalan. Suara klakson kendaraan juga terdengar nyaring di antara perdebatan
tersebut.

Dia meminta massa untuk melakukan aksi demonstrasi di Jakarta bukan di Makassar.
Karena yang menentukan kebijakan adalah pemerintah pusat. Ia berkata kepada para mahasiswa,
daripada berdemo di depan Unhas, lebih baik berdemo di depan gedung DPR Jakarta. Ibu
berkerudung hijau itu pun memberikan nasihat kepada para mahasiswa agar lebih baik belajar
yang baik daripada harus turun ke jalan dengan berdemo seperti itu.

Meskipun tidak dihiraukan, si ibu masih terus berbicara dengan mengatakan bahwa
dirinya sebagai warga Makassar merasa malu dengan aksi demo tutup jalan seperti yang
dilakukan oleh mahasiswa Unhas. Tindakan emak-emak itu mendapat dukungan dari warganet.
Tidak sedikit juga yang menduga emak-emak itu buzzer yang kerap menjadi provokator ketika
ada aksi demonstrasi.

Fenomena ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara mahasiswa dan


masyarakat lokal terkait aksi demonstrasi. Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi untuk
menyuarakan aspirasi masyarakat yang resah akan kenaikan harga BBM, sementara seorang ibu
marah karena membuat jalanan macet dan meminta mahasiswa untuk melakukan aksi di tempat
yang lebih tepat.

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang mengikuti pendidikan pada tingkat perguruan
tinggi. Mereka memiliki identitas sebagai pemikir dan pelaku perubahan sosial dan politik.
Mereka memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mewujudkan perubahan melalui aktivitas
dan gerakan mahasiswa. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan mahasiswa telah berperan besar
dalam perubahan sosial dan politik, meskipun tantangan yang dihadapi masih ada hingga
sekarang.

3.2 Saran

Mahasiswa harus menyadari dan memahami identitas dan perannya serta memperkuat
perannya melalui aktivitas dan partisipasi yang positif dan konstruktif. Mereka juga harus
mengenali dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam gerakan mahasiswa untuk memastikan
keberlanjutan dan keberhasilan perubahan yang diinginkan. Hubungan antara pemuda,
mahasiswa, dan perubahan harus terus ditingkatkan untuk memperkuat potensi pemuda dan
mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan yang lebih baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Okezone. (2010, August 4). Pemuda, Mahasiswa Dan Perubahan : Okezone News.
https://news.okezone.com/. Retrieved February 5, 2023, from
https://news.okezone.com/read/2010/08/04/367/359505/pemuda-mahasiswa-dan-
perubahan

sumsel24. (2021, February 28). Tantangan Besar gerakan Mahasiswa Dalam mewujudkan
perannya. Tantangan Besar Gerakan Mahasiswa dalam Mewujudkan Perannya - Sumsel
24. Retrieved February 7, 2023, from
https://www.sumsel24.com/opini/pr-3282260534/tantangan-besar-gerakan-mahasiswa-
dalam-mewujudkan-perannya

Novum, L. (2022, April 4). Memahami Pengorganisiran: Tantangan gerakan Mahasiswa Dalam
kampus. novumpers. Retrieved February 7, 2023, from
https://novumpers.com/jajak/opini/memahami-pengorganisiran-tantangan-gerakan-
mahasiswa-dalam-kampus-idialis-sittus-pratama/

H. Syamsunie carsel HR. (2020). Budaya akedemik dan kemahasiswaan Ponorogo: IKAPI

Nailufar, N. N. (2021, August 29). Sejarah Gerakan mahasiswa di Indonesia, Sejak 1908
Hingga Reformasi Halaman all. KOMPAS.com. Retrieved February 7, 2023, from
https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/29/110000279/sejarah-gerakan-mahasiswa-
di-indonesia-sejak-1908-hingga-reformasi?page=all

Google. (n.d.). Budaya Akademik Dan Kemahasiswaan. Google Buku. Retrieved February 7,
2023, from
https://www.google.co.id/books/edition/Budaya_Akademik_dan_Kemahasiswaan/
8THKDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kemahasiswaan
%2Badalah&pg=PA85&printsec=frontcover

Google. (n.d.). Mahasiswa & Dinamika Dunia Kampus. Google Books. Retrieved February 7,
2023, from https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=6jPwDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA4&dq=mahasiswa&ots=1m7AXjHoeu
&sig=lgPd0Hm0PlC0NYlaJG6_j4TvL_o&redir_esc=y#v=onepage&q=mahasiswa&f=fals
e

Pengertian Mahasiswa. (n.d.). Retrieved February 6, 2023, from


https://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1858/5/128600427_file5.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai