A. Pengertian
Secara etimologis, "Islam" berasal dari bahasa Arab, diderivasikan dari kata
"salima" yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini membentuk "aslama" yang berarti
memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan juga berarti "menyerahkan diri, tunduk,
patuh dan taat", kata "aslama" itulah yang menjadi pokok dalam Islam, mengandung
segala arti yang dalam dari arti pokoknya. Dari pengertian leksikal ini berarti semua
benda dan semua manusia, bisa disebut Islam, sebab mereka selalu taat, patuh dan
menyerah kepada ketentuan Allah (sunnatullah).
Keislaman dan keimanan menjadi sempurna dengan adanya lhsan. lhsan terwujud
dalam tasawuf. lhsan merupakan salah satu dari tiga pilar agama Islam setelah Islam dan
Iman. Menurut sabda Rasulullah: "Ihsan adalah beribadah kepada Allah SWT, seakan -
akan kamu melihat-Nya, dan apabila tidak bisa, maka kamu harus menyadari bahwa allah
SWT selalu melihatmu."(HR. Muslim).
D. Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman, Islam, dan Ihsan
Sebagai Pilar Agama Islam dalam Membentuk Insan Kamil.
1. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Tentang Iman, Islam, dan
Ihsan sebagai Pilar Agama Islam
Tiga unsur penting dalam agama islam yakni, iman, islam, dam ihsan sebagai kesatuan
yang utuh.
2. Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Konsep Insan Kamil
Ada dua jenis manusia, yakni insan kamil dan monster setengah manusia. Jadi,
kata Ibn Araby, jika tidak menjadi insan kamil, maka manusia menjadi monster setengah
manusia. Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan kemonsteranya.
Konsekuensinya, diluar kedua jenis manusia ini da manusia yang sedang berproses
menanggalkan kemonsterannya dalam membentuk insan kamil.
a. Konsep Manusia dalam Al-Quran.
secara umum, pembicaraan tentang konsep manusia selalu berkisar dalam dua
dimensi, yakni dimensi jasmani dan rohani, atau dimensi lahir dan batin.
b. Unsur –unsur Manusia Pembentuk Insan Kamil
Pertama, panca indra. Panca indra memiliki keterbatasan dan tidak bisa mencapai
pengetahuan yanng benar, setelah dinilai oleh akal. Kedua, akal. Dengan metode ini,
dengan cara yang sama, seharusnya orangpun menuilai tingkat kebenaran akal. Orang
seharusnya menggunakan cara yang sama dengan cara yang digunakan oleh akal ketika
menulai kekeliruan panca indra.
1) Tanggapan Video
Pada video kali ini, menjelaskan kisah seorang ahli ibadah, Abu bin Hasyim.
Seorang yang taat ibadah kepada Allah, tidak meninggalkan shalat malam. Hubungan
dengan sang Pencipta yang sangat baik. suatu ketika ia mendapati malaikat
disampingnya, yang membawa kitab berisikan nama – nama orang yang selalu mencari
Allah. Abu bin Hasyim terkejut saat mengetahui bahwa namanya tidak ada didalamnya.
Malaikat memberitahukannya alasan mengapa seorang ahli ibadah seperti Abu bin
Hasyim tidak termasuk di dalamnya, yaitu karena hubungan dengan sesame manusianya
yang kurang baik.
Beribadah bukan hanya dengan Allah. Kita juga diharuskan memperhatikan
lingkungan sekitar kita. Bagaimana hubungan kita dengan sesame manusia. Tidak hanya
itu, dengan alam pun juga. Bagaimana kita bisa hidup bersosial yang baik juga
merupakan ibadah. Tidak cukup hanya dengan berdoa dan memohon kepada Allah tetapi
kita tidak memedulikan sekitar kita. Karena menjadi bermanfaat dan berbuat baik kepada
sesame juga salah satu amal yang dapat dilakukan seseorang. Saling berbagi, beramal,
memberi pertolongan, memperhatikan keadaan sesame manusia, adalah hal – hal yang
dapat kita lakukan untuk menjadi orang yang bermanfaat.