2. PERSOALAN BAIK-BURUK
DAN BENAR-SALAH
BAB
LAK
menentukan secara obyektif apakan perbuatan dan tindakan yang Akhlak merupakan dimesi ke tiga dari ajaran Islam setelah aqidah dan
kita pilih itu baik atau tidak, benar atau salah sehingga yang syariah. Akidah menyangkut masalah-masalah yang harus diimani dan
terperhatikan bukan lagi kepentingan diri kita sendiri saja, diyakini oleh manusia sebagai sesuatu yang hakiki. Syariah menyangkut
melainkan juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, ketentuan-ketentuan berbuat dalam menata hubungan dengan Allah dan
kepentingan umat manusia secara keseluruhan. Dan untuk itu, dengan sesama makluk. Sedangkan akhlak menyangkut masalah-masalah
setiap individu dituntut memiliki moral, yaitu ikatan spiritual pada kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan dan ukuran- ukuran
norma kebajikan dan kebaikan itu (Begovic, 1992). baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan. Perbuatan itu dapat
12 AKH berupa perbuatan lahir maupun perbuatan batin, baik perbuatan yang
hanya menyangkut diri pribadi atau yang berkaitan dengan orang lain atau
dengan alam.
2. PERSOALAN BAIK-BURUK
DAN BENAR-SALAH
5. MAKNA AKHLAK
Dalam Q.S Al-Baqarah/2:216 ditegaskan bahwa manusia tidak bisa menentukan
baik buruk dan benar salah. Artinya, hanya Allah lah Yang Tahu apa-apa yang Kata akhlak berasal dari kata akhlaqu (Bahasa Arab), bentuk jama' dari kata khuluqun
apa-apa yang baik dan yang buruk. Implikasinya, kalau kita ingin tahu yang baik atau khuluqun, yang berarti tabi'at, kelakuan, perangai, tingkah laku, karakter, budi
maka kita harus merujuk kepada Allah Swt. pekerti, dan adat kebiasaan. Kata akhlak digunakan Alquran untuk memuji ketinggian
akhlak Rasulullah: Wa innaka la allá khuluqin 'azhim, artinya "Sesungguhnya kamu
Surat Saba ayat 51-53 ini memberikan peringatan betapa persoalan (keimanan, mempunyai akhlak yang tinggi (Qs. Al Qalam/68: 4)." Kemudian dalam surat Al Ahzab
peribadatan, dan akhlak mulia) tidak boleh asal-asalan, tidak boleh berdasarkan ayat 21 ditegaskan bahwa Rasulullah sebagai figur teladan: Laqod kana lakum fi rasuli l-
informasi sepintas, tidak boleh berdasarkan informasi dari produk budaya dan lahi uswatun hasanatun, Sungguh pribadi Rasulullah itu merupakan suri teladan bagi
akal pikiran. Akibatnya sangat fatal. Pada saat mati yang hanya satu kan j mati orang yang berkehendak kembali kepada Allah, meyakini Hari Akhir, dan banyak berzikir.
dalam keadaan su ul khotimah (mati sesat).
9. NABI MUHAMMAD SAW. SEBAGAI 10. UPAYA MENCAPAI
MODEL PELAKSANAAN AKHLAK 6. AKHLAK: MISI DAN TUJUAN MARTABAT MANUSIA
UTAMA AGAMA ISLAM
Untuk mencapai martabat Insan Kamil (hamba Allah yang dipanggil ke surga-
Perbuatan akhlak merupakan tujuan inti dari setiap diutusnya Rasul
Q.S Al-Qalam/68:4 ditengah-tengah suatu umat. Di saat suatu masyarakat telah bobrok akhlak
Nya) maka manusia yang sudah berwujud jiwa raga haruslah mengalami proses
taroqi (menaik) menuju Tuhan dengan menundukkan nafsu dan syahwat
Q.S Al-Ahzab/33: 21 dan moralitasnya, maka diutuslah kepada mereka Rasul atau nabi untuk sekurang-kurangnya telah mencapai tangga nafsu muthmainnah. Q.S Al-
mengajarkan akhlak mulia dan mencontohkannya kepada mereka, Fajr/89:27-30 menjelaskan bahwa nafsu muthmainnah merupakan titik
bagaimana akhlak itu harus ditampilkan dalam kehidupan nyata. Rasul dan berangkat untuk kembali kepada Tuhan. Tapi dengan modal nafsu muthmainnah
Nabi itu bertugas untuk mengingatkan mereka tentang akibat buruk yang pun masih diperintah lagi oleh Allah untuk menaiki tangga nafsu di atasnya:
akan menimpa, seandainya mereka tetap melakukan tindakan-tindakan rodhiyah, mardhiyah, hingga kâmilah. Setelah itu Allah sendiri yang akan
menariknya (melalui fadhl dan rahmatNya) untuk mencapai martabat insân
yang tidak terpuji yang cenderung bertujuan hanya untuk memuaskan nafsu
kâmil.
mereka belaka. Oleh karena itu, Nabi-nabi dan rasul-rasul pilihan Allah itu
adalah orang-orang yang memiliki akhlak yang terpuji dan moralitas yang
7. CAKUPAN DAN LIGKUP tinggi.
AJARAN AKHLAK
Hadis-hadis Rasul menyatakan hal-hal sebagai berikut tentang kebaikan dan
moralitas (perilaku akhlaki) sebagai esensi dari ajaran agam (Islam), di 11. RIYADHOH (LATIHAN BATIN)
Akhlak sebagai ajaran tentang moral dalam Islam mencakup
antaranya: SEBAGAI PROSES MENUJU INSAN
dimensi yang sangat luas, meliputi seluruh aspek hubungan KAMIL
yang terjalin pada manusia, termasuk pada dirinya sendiri a. "Kebaikan itu adalah baiknya perilaku"
dan kepada Allah sebagai Tuhannya. Oleh karena itu norma- b. "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik Ada tujuh karakter 'inti' (sebagai dasar beragama) yang perlu
norma yang Islami melingkupi: perilakunya." C. "Dan berperilakulah kepada orang-orang dengan perilaku dipersonalisasikan melalui riyadhoh, yaitu:
yang baik." 1. Tahap Menanamkan Taubat
1) Akhlak terhadap Allah 2. Tahap Berusaha untuk Zuhud
2) Akhlak pada diri sendiri Misi kenabian untuk menyempurnakan akhlak yang 'mulia' merupakan kasih- 3. Tahap Menanamkan Karakter Qona'ah
3) Akhlak terhadap sesama manusia sayang Allah bagi manusia yang telah memiliki akhlak mulia, agar akhlak
4) Akhlak terhadap lingkungan alam
4. Tahap Menanamkan Katakter Tawakal 'alallah
mulianya itu dapat sejalan dengan Kehendak Allah, yakni berlandaskan 5. Tahap Menanamkan Karakter 'Uslah
keimanan, dengan niat lillah (karena Allah), juga dilakukan secara benar 6. Tahap Menanamkan Karakter Mulazimatu dz-Dzikr
dan ikhlas, tanpa ada pamrih sedikit pun. 7. Tahap Menanamkan Karakter Shabar