Menurut saya, tidak semua negara yang maju adalah negara yang tak
berketuhanan, dan juga sebaliknya, tidak semua negara tak bertuhan adalah negara
maju. Lalu mengapa negara yang tak bertuhan bisa menjadi negara yang maju?
Menurut saya itu dikarenakan setiap individu didalamnya, negara yang maju
sudah semakin individualis. Itulah yang menyebabkan sikap mereka yang
cenderung mandiri dan memiliki etos kerja yang tinggi. Sikap individualis inilah
faktor paling kuat dalam penolakan dari kehidupan beragama. Karena mereka
cenderung tidak ingin terikat atau berkomitmen, sedangkan beragama sendiri
mengajarkan komitmen. Ateisme yang mereka percaya adalah bahwa seorang
individu tidak perlu lagi berkomitmen kepada Tuhan, mereka cenderung memilih
apa yang mereka percaya. Ateisme ini sudah menjadi sudut pandang dan gaya
hidup orang – orang di luar sana yang hanya ingin melakukan eksplorasi
pengalaman hidup mereka di luar batas – batas agama. Lalu ketika manusia sudah
bisa memenuhi kebutuhan materiilnya, mereka tidak akan memanggi Tuhan
sebagai penolong mereka. Mereka menjadi lebih individualistik, tidak
mementingkan norma atau solidaritas satu dengan yang lainnya.
Segala sesuatu di dunia ini tidak mungkin dimulai dari ketiadaan, seperti
pada teori Stephen Hawking tentang kekekalan energy. Maka Tuhan itu pasti ada.
Segala mukjizatnya telah ditunjukkan kepada kita semua. Seperti AL-Qur’an yang
umurnya sudah ribuan tahun tetapi itulah yang dapat kita pegang hingga kapanpun
nanti. Menjadi orang yang beragama menuntun kita menuju jalan yang lurus.
Kesalahan – kesalahan yang pernah dialami oleh setiap manusia akan menjadikan
seseorang itu selalu belajar dengan tuntunan agama. Seorang Virgoun yang
merasa menjadi lebih baik, hidupnya lebih teratur dan terarah.