Anda di halaman 1dari 19

Tugas 1 :

1. Apa fungsi agama islam dalam kehidupan sehari-hari ?


2. Apa perbedaan iman dan kufur ?

Jawab :

1. Fungsi agama islam dalam kehidupan sehari-hari


Dan berikut adalah beberapa fungsi agama dalam kehidupan sehari-
hari :
1. Sebagai sarana pendidikan dan kedisiplinan
Agama dapat dijadikan sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan
hal hal yang baik dan tidak merugikan banyak pihak, sesuai dengan perintah
atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa
menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu berada pada jalan yang lurus atau
jalan yang di ridzloi Allah Swt, atau kebaikan menurut agama lain dan
kepercayaan masing masing.
2. Sarana Untuk Keselamatan
Agama juga dapat fungsikan sebagai jalan terbaik untuk
pengikutnya, berinteraksi dengan tuhannya agar dapat memohon dan
mengharapkan keselamatan dari kejahatan serta keselamatan dari ancaman
api neraka. Seseorang yang memiliki pedoman agama maka dia memiliki
tuhan untuk tempat berdoa,dan bersimpuh, memohon keselamatan dunia
dan akhirat. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan
suatu cara agar hati kita selalu tenang.
3. Sebagai dasar perdamian
Karena ajaran agama mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku
baik , saling menghormati, dan menghargai umat ber Agama lain dan juga
dapat mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan untuk menuju perdamaian
dunia. Didunia ini ada ratusan negara dengan dasar ideologi dan agama
yang berbeda beda, akan  tetapi  semua negara dilandasi rasa saling
menghormati, menghargai hak asasi manusia , saling menghargai,
mengutamakan persamaan derajat asalkan tidak  merugikan satu sama lain,
menjaga sifat dan prilaku agar tidak menghina atau menghujat terhadap
orang lain, tidak selalu mempentingkan ego masing-masing , maka dari
situlah perdamian dunia akan selalu terbentuk sampai akhir jaman nanti,.
4. Sebagai alat sosial
Dengan hidup beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas
dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial di tengah-tengah
masyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat,
tentang hak asasi manusia  atau tentang aktifitas yang tidak sesuai dengan
norma-norma ber agama yang berjalan di atas  kemaksiatan agar segera
ditertibkan, agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitar dan tidak
menjerumuskan prilaku generasi selanjutnya  kearah yang salah.
Dan suatu Kepekaan dapat merangsang dan menyemangati orang
orang di sekeliling agar tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal hal
yang tidak benar, di antaran Nya tentang ketidakadilan atau suatu ke
dzoliman di tengah-tengah masyarakat, masyarakat yang memiliki agama
meski berbeda agama akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk
menanggapi adanya suatu peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.
5. Bekal untuk ke hidupan baru
Suatu Ajaran agama akan selalu mengajarkan hal hal yang baik dan
mencegah manusia untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. ajaran
agama mampu mengubah akan kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul
dan berinteraksi ditengah masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi
seseorang atau kelompok golongan untuk memiliki jenjang kehidupan yang
baru di  kehidupan yang lebih baik dan mencapai tujuanya masing masing.
6. Tempat untuk berinteraksi
Pada dasar Nya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua
agama lain. agama mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau
berinteraksi dengan orang lain yang ada di sekelilingnya,  Semua ajaran
agama memiliki aturan,  yang membolehkan segala bentuk apapun dari segi
duniawi atau agamawi selagi yang dilakukan tidak bertentangan dengan
ajaran agama dan sesuai dengan norma norma bermasyarakat .
7. Semangat kreatifitas
Ajaran agama untuk memberi semangat akan suatu kemandirian dan
kreatifitas seseorang agar lebih terarah tanpa ada pembajak yang bertujuan
untuk kejahatan dan merugikan orang lain. semangat kreatifitas dapat
menjadikan sifat  manusia untuk saling bekerja sama dalam berkarya,
bekerja dan memanfaatkan keterampilan masing-masing demi kemajuan
bangsa dan negara.
8. Sebagai identitas diri
Dari Agama apapun yang adan didunia adalah sebagai identitas
seseorang sebagai umat yang beragama dan tidak Tidak beragama.  identitas
tersebut ada pada kartu tanda penduduk atau surat surat penting lain
Nya.dan dalam  hal itu menunjukkan bahwa kita harus saling menghormati
dan menghargai suata agama orang lain yang diakui sebagai agama yang
sah.
9. Agama bisa disebut sebagai ajaran teoritis
Yaitu mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku baik yang
sesuai norma-norma agama,  berhubungan dengan etika bermasyarakat.
yang bertujuan agar mudah tercipta krukunaan , saling menghormati, hidup
saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama maupun adat.
10. Agama bisa disebut sebagai benteng kekuatan
Adalah sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan
waktu, berperan besar dalam mempengaruhi prilaku dan sifat manusia
secara individu maupun sosial, dan kalimat ini juga pernah  di ucapkan oleh
pakar ahli sosiologi yang bernama Emile Durkhien..
11. Agama bisa sebagai kebanggaan
Seseorang yang memiliki agama pastinya  memiliki kebangaan
karena mempunyai tuhan untuk berserah diri, memohon untuk meminta
petunjuk atau sarana beribadah agar bisa lebih dekat dengan yang maha
kuasa dan menjadi pribadi yang lebih baik.  Agama bisa sebagai kebanggaan
diri secara pribadi tapi tidak untuk dipertunjukan dalam bentuk
kesombongan, karena kesombongan hanya akan membuat jarak dan
menimbulkan suatu permusuhani. hal ini disebabkan pada dasarnya manusia
tidak menyukai seseorang yang mempunyai sifat sombong.

Pentingnya Agama dalam Kehidupan


Agama bisa menyatukan suatu  perbedaan kultur dalam masyarakat
yang majemuk dan Agama juga sangat  berperan penting dalam membangun
tatanan masyarakat menjadi lebih terstruktur,  lebih ter arah karena ajaran
agama mampu menciptakan kerukunan kultur dan  memperbaiki suatu
pergaulan pada orang yang memiliki agama yang berbeda  pada masyarakat
yang majemuk agar senantiasa hidup berdampingan tanpa ada rasa dengki, dan
merasa paling benar DLL.
 Agama yaitu Tiang kehidupan
Manusia yang tidak mempunyai agama maka kehidupannya akan
dipenuhi dengan ke galauan, cenderung suka dengan jalan kemaksiatan dan
perbuatan yang merugikan orang lain di sekelilingnya. Tanpa mempunyai
agama seseorang  tidak akan mempunyai sifat yang mengajaknya untuk,
bersyukur, dan menyesali perbuatan nya dan juga enggan memohon
ampunan pada tuhan.
 Agama yaitu Tiang dalam berfikir
Manusia yang tidak mempunyai agama maka akan sulit baginya
untuk mengerti dan memahami cara saling  menghormati atau menghargai
akan suatu  perbedaan. tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih
akan  jalan kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya
tidak pernah di jalankan dengan baik.
 Agama yaitu Tiang dalam berprilaku
Tanpa dasar agama seseorang tidak akan bisa berprilaku dengan baik
ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan tentang
kebaikaan tidak dimilikinya. tanpa agama seseorang sangat miskin dan buta,
dengan ajaran ajaran kebaikan, moral,etika dan juga tentang norma norma
yang harus dijalankan dalam kehidupan di masyarakat. tanpa dasar agama
seseorang cenderung tidak mampu berprilaku santun, lebih mempentingkan
egoh Nya sendiri, merasa dirinya paling benar dan tidak bisa saling
menghargai akan suatu perbedaan.
 Agama yaitu Tiang dalam mengambil keputusan.
Agama selalu mengajarkan hal hal yang positiv agar manusia selalu
berada dalam koridor kebenaran dan tidak melakukaan hal hal yang dilarang
yang bisa membawa berdampak buruk bagi orang lain. jika hidup rukun,
saaling menghormati dan tidak saling menjatuhkan maka hidup
bermasyarakat akan terasa damai, dan mudah dalam mengambil keputusan
ketika sedang bermusyawarah desa atau masyarakat.
 Agama yaitu Tiang negara
Sebuah negara yang maju tidak akan berarti apa-apa jika warga
negaranya tidak memiliki suatu agama.karens tanpa adanya agama manusia
akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memperpecah belah
persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut dan mudah
terombang ambing akan suatu keadaan, mudah diperdaya dan mudah
terpancing emosi dan menimbulkan, pertengkaran, permusuhan,
perkelahian, bahkan peperangan sekaligus.
2. Perbedaan iman dan kufur
1. Konsep iman dan kufur
 Pengertian iman
Dalam Al-Qur’an iman itu selalu berkaitan dengan amal perbuatan
baik berupa pelaksanaan rukun-rukun Islam, akan menyebabkan manusia
hidup berbahagia di dunia dan di akhiratnya.2 Iman dari segi lughat, kata
ُ ْ‫ ) التَّصـْ ِد يـ‬inilah makna yang dimaksud dengan
iman berarti : pembenaran ( ‫ق‬
kata ( ‫ ) ُم ْؤ ِم ٌن‬dalam surat Yusuf 12, 17 yanga rtinya “Dan kamu sekali-kali
tidak akan membenarkan kami (‫ ) ُم ْؤ ِم ٍن لَّـنَا‬walaupun kami orang-orang yang
benar”. Dari ayat di atas, makna mukmin yakni orang yang membenarkan.
Adapun makna iman dari segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati
dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu akan segala apa yang di bawa oleh
Nabi Muhammad SAW yang diketahui dengan jelas sebagai ajaran agama
yang berasal dari wahyu Allah. Dalam sebuah hais di definisikan tentang
iman, yang artinya:
“iman adalah meyakini dengan hati, menetapkan dengan lidah dan
melaksanakan dengan anggota”. (H.R Al-Buqari)
 Pengertian Kufur
Kufur adalah kebalikan daripada iman. Dari segi lughat “kufur”
artinya menutupi. Orang yang bersikap ‘kufur’ disebut kafir, yaitu orang
yang menutupi hatinya dari hidayah Allah.

Firman Allah dalam surat an-Nisa / 4 : 136

)136 : ‫ضالَالً بَ ِعيدًا (النساء‬ ِ ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهللِ َو َمآلئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم ْا‬
َ ‫آلخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-


Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.”
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam,
yaitu : Al-Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna
menjadi “ingkar” atau tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata
kafir mengisyaratkan usaha keras untuk menolak bukti-bukti kebenaran
Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk mengingkari Tuhan, sengaja tidak
mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.
Kufur menurut bahasa adalah menutup. Bila orang yang menyangkal
dan musyrik disebut kafir karena orang itu menutupi dirinya dari nikmat
allah dan menutup jalan untuk mengenal Allah. Orang yang berdosa besar
adalah kafir karena dia selalu menutupi dirinya dengan dosa.
2. Pendapat beberapa aliran teologi tentang iman dan kufur
Agenda persoalan yang pertama timbul dalam teologi Islam masalah
iman dan kufur. Persoalan itu dimunculkan pertamakali oleh
kaum Khawarij yang mengecap kafir sejumlah tokoh sahabat Nabi SAW.
Yang dipandang telah melakukan dosa besar, yaitu Ali bin Abi Thalib,
Mu’awiyah bin Abu sufyan, Abu Musa Al-Asy’ari, Amr bin Al-Ash,
Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Aisyah istri Rasulullah
SAW.
1. Aliran Khawarij
Kaum Khawarij adalah kaum pengikut Ali bin Abi Thalib yang
keluar dari barisan Ali, karena tidak setuju dengan kebijaksanaan Ali bin
Abi Thalib yang menerima tahkim / arbitrase judge between parties to a
disput.
Dari persoalan politik, kemudian kaum khawarij memasuki juga
persoalan teologi Islam. Menurut golongan Khawarij al-Muhakkimah,
Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr ibn al-‘As dan Abu Musa
al-‘Asy’ari adalah kafir.
Iman menurut kaum Khawarij bukan merupakan pengakuan
dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi
rukun iman saja. Dan menurut kaum Khawarij, orang yang tidak
melakukan shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya yang diwajibkan
oleh Islam, maka termasuk kafir. Jadi apabila sekarang mukmin
melakukan dosa besar mapun kecil, maka orang itu termasuk kafir dan
wajib diperangi serta boleh di bunuh. Harta bendanya boleh dirampas
menjadi harta ghonimah.
2. Aliran murji’ah
Iman menurut Murji’ah adalah terletak pada tashdiq qolbu,
adapun ucapan dan perbuatan tiadak selamanya menggambarkan apa
yang ada dalam qolbu.
Menurut sub sekte murji’ah yang ekstrim adalah mereka yang
berpandangan bahwa keimanan terletak di dalam kalbu. Oleh karena itu,
segala ucapan dan perbuatan seseorang yangmenyimpang dari kaidah
agama tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya, bahkan
keimanannya masih sempurnadalam pandangan Tuhan.Sementara yang
dimaksud murji’ah moderat adalah mereka yang berpendapat bahwa
pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di neraka, ia
tidak kekal didalamnya bergantung pada dosa yang dilakukannya. Dalam
menetapkan kafir dan dosa besar, kalau paham Khawarij mengatakan
bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar dia sudah dianggap
kafir, sedangkan paham murji’ah lebih bersikap positif. Artinya, sesuai
dengan sebutan nama mereka arja’a, mereka lebih cenderung
menyerahkan saja kepada Tuhan soal pelaku dosa besar.

3. Muta’zilah
Menurut paham mu’tazilah Iman adalah tashdiq di dalam hati,
iktar dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan konsep ini
mengaitkan perbuatan manusia dengan iman, karena itu, keimanan
seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep ini dianut
pula olah Khawarij. Menurut mereka iman adalah pelaksanaan
kewajiban-kewajiban kepada Tuhan. Jadi, orang yang membenarkan
(tashdiq) tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad rasul-Nya, tetapi
tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban itu tidak dikatakan mukmin.
Tegasnya iman adalah amal. Iman tidak berarti pasif, menerima apa yang
dikatakan orang lain, iman mesti aktif  karena akal mampu mengetahui
kewajiban-kewajiban kepada Tuhan.
Kaum Mu’tazilah juga berpendapat bahwa orang mukmin yang
mengerjakan dosa besar dan mati sebelum tobat, tidak lagi mukmin dan
tidak pula kafir, tetapi dihukumi sebagai orang fasiq.
4. Asy’ariyah
Menurut aliran ini, dijelaskan oleh syahrastani, iman
secara  esensial adalah  tasdiq bil al janan (membenarkan dengan kalbu).
Sedangkan qaul dengan lisan dan melakukan berbagai kewajiban utama
(amal bil arkan) hanya merupakan furu’(cabang-cabang) iman. Oleh
sebab itu, siapa pun yang membenarkan ke-Esaan Allah dengan kalbunya
dan juga membenarkan utusan-utusan nya beserta apa yang mereka bawa
dari-Nya, iman secara ini merupakan sahih. Dan keimanan seseorang
tidak akan hilang kecuali ia mengingkari salah satudari hal-hal tersebut.
Kaum Asy’ariyah – yang muncul sebagai reaksi terhadap
kekerasan Mu’tazilah memaksakan paham khalq al-Quran – banyak
membicarakan persoalan iman dan kufur. Asy’ariyah berpendapat bahwa
akal manusia tidak bisa merupakan   ma’rifah dan amal. Manusia dapat
bahwa akal manusia tidak bisa merupakan ma’rifah dan amal. Manusia
dapat mengetahui kewajiban hanya melalui wahyu bahwa ia
berkewajiban mengetahui Tuhan dan manusia harus menerimanya
sebagai suatu kebenaran. Oleh karena itu, iman bagi mereka
adalah tashdiq. Pendapat ini berbeda dengan kaum Khawarij dan
Mu’tajilah tapi dekat dengan kaum Jabariyah.   Tasdiq menurut
Asy’ariyah merupakan pengakuan dalam hati yang  mengandung ma’r
ifah terhadap Allah.
5. Maturidiyah
Dalam aliran Maturidiyah terdiri atas dua kelompok, yaitu
kelompok Samarkhand, dan kelompok Bukhara
1. Maturidiyah golongan Samarkand
Dalam masalah iman, aliranMatur idiyah Samarkand
berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb, bukan semata-mata
iqrar bi al-lisan.Apa yang diucapkan oleh lidah dalam bentuk
pernyataan iman, menjadi batal bila hati tidak mengakui ucapan lidah.
Al-Maturidi tidak berhenti sampai di situ. Menurutnya,tas hdiq,
seperti yang dipahami di atas, harus diperoleh
dari ma’rifah. Tashdiq hasil darim a’r ifah ini didapatkan melalui
penalaran akal, bukan sekedar berdasarkan wahyu. Lebih lanjut, Al-
Maturidi mendasari pandangannya pada dalil naqli surat Al-Baqarah
ayat 260. Pada surat Al-Baqarah tersebut dijelaskan bahwa Nabi
Ibrahim meminta kepada Tuhan untuk memperlihatkan bukti dengan
Nabi Ibrahim meminta kepada Tuhan untuk memperlihatkan bukti
dengan menghidupkan orang yang sudah mati. Permintaan Ibrahim
tersebut, lanjut Al-maturidi, tidaklah berarti bahwa Ibrahim belum
beriman. Akan tetapi, Ibrahim mengharapkan agar iman yang telah
dimilikinya dapat meningkat menjadi iman hasil ma’rifah. Jadi,
menurut Al-Maturidi, iman adalah tas hdiq yang berdasarkan ma’r
ifah. Meskipun demikian,ma’r ifah menurutnya sama sekali bukan
esensi iman, melainkan faktor penyebab kehadiran iman.
2. Maturidiyah golongan Bukhara
Adapun pengertian iman menurut Maturidiyah Bukhara,
seperti yang dijelaskan oleh Al-Bazdawi, adalah tashdiq bi al
qalb dan tashdiq bi al-lisan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tashdiq bi
al-qalb adalah meyakini dan membenarkan dalam hati tentang keesaan
Allah dan rasul-rasul yang diutus-Nya beserta risalah yang dibawanya.
Adapun yang dimaksud demgan tashdiq al-lisan adalah mengakui
kebenaran seluruh pokok ajaran Islam secara verbal. Pendapat ini
tampaknya tidak banyak berbeda dengan As y’ar iyah, yaitu sama-
sama menempatkan tashdiq sebagai unsur esensial dari keimanan
walaupun dengan pengungkapan yang berbeda.

Tugas 2 :
1. Mencari contoh dari hadis marfu’, hadis mauquf, dan hadis maqthu’ !
2. Jelaskan pengertian hadis secara istilah !
3. Jelaskan pengertian hadis mutawatir : lafdzi, maknawi, dan amali ! Dan
berikan contohnya !
4. Jelaskan pengertian hadis ahad : masyhur, aziz, dan gharib ! dan berikan
contohnya !

Jawab :

1. Contoh hadis marfu’, hadis mauquf, dan hadis maqthu’


a. Hadis marfu’
‫ يرانا فلم‬.‫ كنا نصلى ركعتين بعد غروب الشمس وكان النبي ص‬: ‫عن ابن عباس قال‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫يأمرون ينهنا‬
Artinya: “dari Ibnu Abbas ia berkata: kami pernah shalat dua rakaat
sesudah terbenam matahari, sedang Nabi melihat kami, tetapi beliau tidak
memerintah kami dan tidak melarang kami.” (HR. Muslim).
b. Hadis mauquf
‫ ال يقلدن احدكم دينه رجال فان امن امن وان كفر كفر‬: ‫عن عبد هللا بن مسعودـ قال‬
) ‫( رواه ابو نعيم‬
Artinya : “Dari Abdullah (Bin Mas`Ud), ia berkata : “jangan lah hendaknya
salah seorang dari kamu taqlid agamanya dari seseorang, karena jika
seseorang itu beriman, maka ikut beriman, dan jika seseorang itu kufur, ia
pun ikut kufur”. (HR. Abu Na`im)
c. Hadis maqthu’
‫ ان فالنا اعطس‬: ‫ قلت لسعيد بن المسيب‬: ‫عن عبد هللا بن سعيد بن ابي هند قال‬
)‫ مره فال يعودن (االثر‬: ‫ قال‬.‫واالمامـ يخطب فشمته فالن‬
Artinya : “Dari Abdillah Bin Sa`Id Bin Abi Hindin, ia berkata: aku pernah
bertanya kepada Sa`id Bin Musayyib; bahwasanya si fulan bersin, padahal
imam sedang berkhutbah, lalu orang lain ucapkan “yarhamukallah”
(bolehkan yang demikian?) jawab Sa`Id Bin Musayib “perintahlah
kepadanya supaya jangan sekali-kali diulangi”. (al-atsar)

2. Pengertian hadis secara istilah


Hadis menurut istilah ( terminologi ), para ulama berbeda pendapat dalam
memberikan pengertian istilah Hadis.
a. Ulama hadis umumnya menyatakan, bahwa “Hadis ialah segala ucapan Nabi
SAW, segala perbuatan beliau, segala taqrir (pengakuan) beliau dan segala
keadaan beliau“. Termasuk “segala keadaan beliau” adalah Sejarah hidup
beliau, yakni waktu kelahiran beliau, keadaan sebelum dan sesudah beliau
dibangkitkan sebagai Nabi dan Rasul.
b. Ulama Ushul menyatakan, bahwa “Hadis ialah segala perkataan, segala
perbuatan dan taqir Nabi SAW, yang bersangkut-paut dengan hukum“
c. Sebahagian Ulama, antara lain At-thiby menyatakan bahwa, “Hadis ialah
segala perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi, para sahabatnya dan para
Tabi’in.
d. Dengan demikian apa yang datang dari Nabi, para sahabat dan tabi’in,
termasuk kategori Hadis.
e. Abdul Wahab Ibnu Subky dalam “ Mutnul Jam’il Jawami “ menyatakan,
Hadis ialah segala perkataan dan perbuatan Nabi SAW.
f. Menurut Al-allamah al-Bannany dalam hasyisyahnya atas syarah-syarah
Syamsuddin al-Mahally, bahwa tidak dimasukkannya kata-kata taqrir oleh
Ibnu Subki dalam definisi hadis tersebut dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya susunan definisi yang “ghairu mani” atau “nonekslusif”, lagipula,
bahwa “taqrir” itu telah masuk dalam kategori perbuatan. Sebab kaidah
mengatakan, bahwa “tidak ada beban hukum, kecuali dalam bentuk
perbuatan”.

3. Pengertian dan contoh hadis mutawatir : lafdzi, maknawi, dan amali


a. Hadis lafdzi
Mutawatir Lafdzi adalah hadis mutawatir yang berkaitan dengan lafal
perkataan Nabi. Contoh :
‫ﻮﺤﺩﺜﻨﺎ ﻤﺤﻤﺩ ﺑﻦ ﻋﺑﻴﺩ ﺍﻠﻐﺑﺮﻱ ﺤﺩﺜﻨﺎ ﺃﺑﻮ ﻋﻮﺍﻨﺔ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺤﺻﻴﻦ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺻﺎﻟﺢ ﻋﻦ ﺃﺑﻰ‬
‫ﻫﺮﻴﺮﺓ ﻘﺎﻞ ﻘﺎﻞ ﺮﺴﻮﻞ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺴﻠﻢ ﻤﻦ ﻜﺬﺏ ﻋﻟﻲ ﻤﺘﻌﻤﺪﺍ ﻔﻠﻴﺘﺑﺮﺃ ﻤﻘﻌﺪﻩ ﻤﻦ‬
‫ ﴿ﻤﺴﻠﻢ‬.‫﴾ﺍﻠﻨﺎﺭ‬
Artinya : “Berbicara kepada kami Muhammad bin Ubaid Al-Gabary
diceritakan lagi oleh Abu Awanah dari Abi Hasin dari Abi Salih dari Abi
Hurairah berkata, berkata Rasulullah saw. : Barang siapa yang sengaja
berdusta atas namaku, maka hendaklah bersiap-siap untuk mengambil
tempat di neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
b. Hadis maknawi
Mutawatir Maknawi adalah hadis tentang perbuatan Nabi saw. yang
mengangkat tangan pada waktu berdoa. Contoh :
‫ﻜﺎﻦ ﺍﻠﻧﺑﻲ ﺼﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺳﻟﻡ ﻻﻴﺭﻔﻊ ﻴﺪﻴﻪ ﻔﻰ ﺷﻴﺊ ﻤﻦ ﺪﻋﺎﺌﻪ ﺍﻻ ﻔﻰ ﺍﻹﺴﺗﺷﻘﺎﺀ ﻭﺇﻧﻪ‬
‫ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺑﺨﺎﺭﻯ‬.‫ﻴﺭﻔﻊ ﺤﺗﻰ ﻴﺭﻯ ﺑﻴﺎﺾ ﺇﺑﻄﻴﻪ‬
Artinya : “Nabi saw. tidak mengangkat kedua tangannya dalam doa-doa
beliau, kecuali dalam shalat Istisqa’ dan beliau mengangkat tangannya
hingga tampak putih-putih kedua ketiaknya.” (HR Bukhari).
c. Hadis amali
Hadits mutawatir amali adalah sesuatu yang diketahui dengan mudah,
bahwa dia termasuk urusan agama dan telah mutawatir antara umat Islam,
bahwa nabi SAW mengerjakannya, menyuruhnya, atau selain dari itu. Dan
pengertian ini sesuai dengan ta’rif ijma.
َ ُ‫صلُّوْ ا َك َما َرأَ ْيتُ ُموْ نِىـ أ‬
)‫صلِّى (رواه البخارى ومسلم‬ َ
Artinya: Sholatlah kamu seperti kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari
Muslim)
4. Pengertian dan contoh hadis ahad : masyhur, aziz, dan gharib
a. Hadis masyhur
Masyhur menurut bahasa adalah “nampak”. Sedangkan menurut istilah
adalah hadis yang diriwayatkan oleh 3 perawi atau lebih pada setiap
thabaqah (tingkatan) dan belum mencapai batas mutawatir. Contoh :
‫ﻋﻦ ﺍﻠﺑﺭﺍﺀ ﺑﻦ ﻋﺎﺯﺏ ﻭﻋﻦ ﺃﺒﻴﻪ ﺭﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻘﺎﻞ ﺍﻤﺭﻨﺎ ﺭﺴﻮﻞ ﺍﷲ ﺼﻠﻰ ﺍﷲ‬
‫ ﻮاﺟﺎﺒﺔ ﺍﻠﺪﺍﻋﻰ‬٬‫ﻋﻠﻳﻪ ﻮﺴﻠﻢ ﺒﺎﺘﺒﺎﻉ ﺍﻠﺠﻨﺎﺌﺯ ﻮﻋﻳﺎﺪﺓ ﺍﻠﻤﺭﻳﺽ ﻮﺗﺸﻤﻳﺖ ﺍﻠﻌﺎﻄﻰ‬
‫ـ ﴿ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻟﺑﺧﺎﺮﻯ‬.‫﴾ﻮﻨﺼﺭﺍﻟﻤﻆﻟﻮﻢ‬
Artinya : “Al-Bara’ ibnu A’zib dari bapaknya r.a. berkata Rasulullah saw.
memerintahkan kami mengikuti jenazah, mengunjungi orang sakit,
mendoakan orang bersin dan memenuhi undangan, dan menolong orang
yang teraniaya.” (HR Bukhari dan Muslim)
b. Hadis aziz
Aziz menurut bahasa artinya yang sedikit, yang gagah, atau yang
kuat.sedangkan Aziz menurut istilah ilmu hadis adalah suatu hadits yang
diriwayatkan dengan minimal dua sanad yang berlainan rawinya. Contoh :
‫ ﻻ ﻴﺆﻤﻥ ﺃﺤﺩﻜﻡ ﺤﺘﻰ ﺃﻜﻮﻥ ﺍﺤﺏ‬: ‫ﻋﻦ ﺍﻨﺲ ﺮﺿﻲ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻠﻨﺒﻲ ﺼﻟﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺴﻟﻢ‬
)‫ (ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ ﻮﻤﺳﻠﻡ‬.‫ﺍﻠﻴﻪ ﻤﻥ ﻨﻔﺳﻪ ﻮﻭﺍﻠﺪﻩ ﻮﻭﻠﺪﻩ ﻮﺍﻠﻨﺎﺲ ﺍﺠﻤﻌﻴﻦ‬
Artinya : “Dari Anas r.a. dari Nabi saw. : Tidaklah beriman seseorang di
antara kamu, sehingga aku lebih dicintai dari pada dirinya, orang tuanya,
anaknya dan semua manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)
c. Hadis gharib
Gharib secara bahasa berarti yang jauh dari kerabatnya. Sedangkan gharib
secara istilah adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi
secara sendiri. Contoh :
‫ ﻘﺎﻝ ﺍﻹﻴﻤﺎﻦ ﺑﻀﻊ‬، ‫ﻋﻥ ﺍﺒﻰ ﻫﺭﻴﺭﺓ ﺭﻀﻰﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻋﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺼﻠﻰﺍﷲ ﻋﻟﻴﻪ ﻭﺴﻠﻢ‬
‫ ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ‬.‫ﻭﺴﺗﻭﻦ ﺷﺑﻌﺔ ﻭﺍﻠﺤﻳﺎﺀ ﺷﺑﻌﺔ ﻤﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻦ‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. telah bersabda, iman itu
bercabang-cabang menjadi 60 cabang dan malu itu salah satu cabang dari
iman.” (HR. Bukhari)

Tugas 3

Sejarah singkat Musailamah Al-kadzab

Jawab :

Nama Musailamah Al Kadzab sudah tak asing di telinga kita. Dia dari
Bani Hanifah di Yamamah yang mengaku sebagai Nabi. Pengakuannya tersebut
dilakukan saat Nabi Muhammad masih hidup.
Musailamah diketahui pernah masuk Islam. Namun setelah masuk Islam,
ia justru menodai ajaran yang mulia ini. Dia mengaku diutus oleh Allah bersama
Nabi Muhammad SAW. Untuk melancarkan siasatnya, Musailamah belajar sihir.
Ia kerap melakukan atraksi sihir dan mengklaim hal itu sebagai mukjizat dari
Allah.

Dalam sebuah riwayat, saat menikahi Sajjah binti al-Harits dari Bani
Tamim, Musailamah memberikan mahar berupa cuti Shalat Ashar kepada
keluarga Sajjah. Akhirnya semua Bani Tamim libur shalat Ashar. Selanjutnya,
Sajjah juga mengikuti jejak suami. Ia mengaku mendapat wahyu dari Allah SWT.

Perlahan-lahan pengaruh dan wewenang Musailamah meningkat terhadap


orang-orang dari sukunya. Setelah itu Musailamah berusaha menghapuskan
kewajiban untuk melaksanakan shalat serta memberikan kebebasan untuk
melakukan seks bebas dan konsumsi Alkohol. Ia juga kemudian menyatakan
sebagai utusan Allah bersama dengan Nabi Muhammad, dan menyusun ayat-ayat,
yang dinyatakan sebagai tandingan ayat Alquran. Sebagian besar ayat-ayat buatan
Musailamah memuji keunggulan sukunya, Bani Hanifah, atas Bani Quraisy.

Setelah Rasulullah SAW wafat, pasangan suami istri itu semakin leluasa
dalam menyebarkan pemahamannya. Khalifah Abu Bakar Assidiq tidak tinggal
diam. Abu Bakar beserta kaum Muslimin mengajak mereka dan pengikutnya
kembali ke jalan yang lurus. Tapi, ajakan itu ditolak.
Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin untuk memerangi mereka.
Dalam perang Yarmuk, Kaum Muslimin bentrok dengan pasukan Musailamah
dan Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb. Sedang Sajjah diakhir
hayatnya bertaubat dan kembali ke pelukan Islam. 

Tugas 4 :

Sebutkan 3 contoh hadis qudsi dan hadis nabawi!

Jawab :

a. Hadis qudsi
1. Hadist Qudsy tentang puasa

‫ كل عمل ابن آدم له إال الصيام فإنه لي وأنا أجزي به والصيام‬: ‫قال هللا تعالى‬
‫جنة وإذكان يوم صوم أحدكم فال يرفث وال يصخب فإن سابه أحد أو قاتله‬
‫فليقل إني صائمرواه البخارى و مسلم‬. –
Alla berfirman, “seluruh amalan anak adam untuk dirinya sendiri kecuali
puasa. Puasa itu untukku, dan aku sendiri yang akan memberikan
balasannya. Puasa itu perisai. Apabila seseorang diantara kamu berpuasa,
janganlah dia memaki-maki, mengeluarkan kata-kata keji dan janganlah dia
membuat kegaduhan. Jika dia dicaci oleh seseorang, atau dibunuh (hendak
dibunuh), hendaklah dia katakana : ‘saya berpuasa’” (HR. Al-Bukhary dan
Muslim)

2. Hadist Qudsiy pencipta makhluk


َ ‫ َكت‬،َ‫ضى هَّللا ُ ْالخَ ْلق‬
:‫َب فِي‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َملَ َّما ق‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
‫ فَهُ َو َموْ ضُو ٌـ‬،‫” ِكتَابِ ِه َعلَى نَ ْف ِس ِه‬
َ ‫ إِ َّن َرحْ َمتِي تَ ْغلِبُ َغ‬:ُ‫ع ِع ْن َده‬
‫ضبِي‬
(‫رواه مسلم (وكذلك البخاري والنسائي وابن ماجه‬
Hadist Qudsiy tentang kebesaran Dzat AllahDiriwayatkan dari Abi
Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah SAW, “Ketika Allah
menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya
ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih
sayangku) mengalahkan murka-Ku”~diriwayatkan oleh Muslim (begitu
juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah
3. Hadis qudsi Amal

:‫صلَياللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َح َّدثَاَنَّ َر ُحاًل قَا َل‬َ ‫ضيَاللهُ َع ْنهُاَنَّ َرسُوْ اُل لل ِه‬ ِ ‫َع ْن ُج ْن ُدبٍ َر‬
,‫ َم ْن َذالَّ ِذىيَتَا َعلَيَّا َ ْنالَاَ ْغفِ َرلِفُاّل ٍن‬:‫ال‬
َ َ‫َوالل ِهالَيَ ْغفِرُاللهُلِفُاّل نٍ َواِنَّاللهَتَ َعالَىق‬
ْ َ‫ َواَب‬,‫فَإِنِّىقُ ْد َغفَرْ تُلِفُاّل ٍن‬
)‫(اخرخهمسلم‬.‫اَوْ َك َماقا َ َل‬, َ‫طتُ َع َملَك‬
Dari Jundub r.a bahwasannya Rasullullah SAW bercerita bahwa seseorang
berkata: “Demi Allah, Allah tidak mengampuni Fulan”. Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman: “Siapakah yang bersumpah atas Ku bahwa Aku
tidak mengampuni Fulan dan aku menghapus amal atau seperti apa yang ia
ucapkan”. (hadist ditakhrij oleh Imam Muslim).
b. Hadis nabawi
1. Hadist Qauliyah

‫ـ‬:‫صلَياللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ‫ قَالَ َرسُوْ اُل لل ِه‬:‫ال‬
َ َ‫ضيَاللهُ َع ْنهُق‬
ِ ‫َع ْناَبِىهُ َري َْرةَ َر‬
ْ ‫ َد ْع َوةُ ْال‬,‫ثَالَثُ َدع ََواتِ ُم ْست ََجبَاتٌالَ َش َّكفِ ْي ِه َّن‬
‫مظلُوْ ِم َو َد ُع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر َو َد ُع َوةُاَ ْل َولَ ِد َعلَى َولِ ِد ِـه‬
)‫(رواهالترمدى‬
Abu Hurairah r.a berkata, bahwa Rasullullah SAW bersabda, “Ada tiga do’a
yang mustajab dan tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang teraniaya, doa
orang berpergian, dan kedua orang tua kepada anaknya” (H.R. Turmudzi)
2. Hadist Fi’liyah

َ َ‫َع ْن َع ْب ِدالل ِه ُع َم َرق‬


‫ال‬
َ ‫ َرأَ ْيت ََرسُوْ اُل لل ِه‬:
َّ ‫صلَياللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمإ ِ َذقَا َمفِىْال‬
‫صالَ ِة َرفَ َعيَ َد ْي ِه َحتَّىيَ ُكوْ نَا َحدَوْ َم ْن ِكبَ ْي ِه َو َكانَيَـ‬
"‫رأ َسهُ ِمنَالرُّ ُكوْ ِع َويَقُوْ ُل " َس ِم َعاللهُلِ َم ْن َح ِم ْيدَه‬ ْ ‫ْف َعلُ َذلِ َك ِح ْينَيُ ْكبَرُالرُّ ُكوْ ِع َويَ ْف َعلُ َذلِ َكإ ِ َذ َرفَ َع‬

)‫َوالَيَ ْف َعلُ َذلِ َكفِىال ُّسجُوْ ِد (رواهالبخاري‬


Dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata: “Aku melihat Rasullullah SAW,
apabila beliau berdiri melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua
tangannya setentang kedua bahunya, dan hal tersebut dilakukan beliau
ketika bertakbir hendak ruku’, dan beliau juga melakukan hal itu ketika
bangkit dari ruku’, seraya membaca “sami’allahu liman hamidah”. Beliau
tidak melakukan hal itu (yaitu mengangkat kedua tangan) ketika sujud.
(H.R. Bukhari)

3. Hadist Taqririyah

:‫صلَياللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َميَوْ َماألَحْ َزاب‬ َ َ‫ضيَاللهُ َع ْنه َماُق‬


َ ُّ‫ قَااَل لنَّبِي‬:‫ال‬ ِ ‫َعنِ ْبنِ ُع َم َر َر‬
َ ‫صلِّيَنَأ َ َح ُد ْال َعصْ ِراِالَّفِىبَنِى ُخ َر ْي‬
,‫ضة‬ َّ ُ‫الَي‬
:‫صلِّى َحتَّىتأْتِ ْيهَا َوقَا َل‬ ُ ‫ضهُ ْم ْال َعصْ َرفِىالطَّ ِر ْيقِفَقَالَبَ ْع‬
َ ُ‫ضهُ ْمالَت‬ ُ ‫فَأ َ ْد َر َكبَ ْع‬
‫صلَياللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمفَلَ ْميُ َعتِّ ْف َوا ِحدًا ِم ْنهُ ْم‬ َ ُ‫ضهُ ْمبَ ْلن‬
َ ُّ‫صلٍّىلَ ْمي ُِر ْد ِمنَّا َذلِ َكفَ ُذ ِّك َرلِلنَّبِي‬ ُ ‫بَ ْع‬
)‫(رواهالبخاري‬
Dari Ibnu Umar r.a, dia berkata: “Nabi SAW bersabda pada hari peperangan
Ahzab, ujar beliau: “Janganlah seorang pun melakukan shalat ashar, kecuali
di perkampungan Bani Quraidzah. Maka sebagian sahabat melaksanakan
shalat ashar di perjalanan, sebagian mereka berkata: “kami tidak melakukan
shalat sehingga kami sampai di perkampungan tersebut”. Dan sebagian yang
lain mengatakan, “justru kami melakukan shalat (pada waktunya), (karena)
beliau tidak memaksudkan yang demikian kepada kami”. Kemudian
perbedaan tersebut disampaikan kepada Nabi SAW, dan beliau tidak
menyalahkan siapapun diantara mereka” (H.R. Bukhari)

Tugas 5 :

Bagaimana penulisan hadis di zaman khulafaur rasyidin, pertengahan, dan zaman


modern ?

Jawab :

a. Penulisan hadis di zaman khulafaur rasyidin


Pada masa rasulullah Saw sampai sebelum pembukuan Ulumul Al-Hadits
istilah Ulumul Al-Hadits, jelas belum ada. Tetapi prinsip-prinsip yang telah
berlaku pada masa itu sebagai acuan untuk menyikapi suatu informasi yang
telah ada.
1. Masa Rasulullah Saw sampai masa Khulafaur Rasyidin
Rasul Saw adalah guru sunnah terbaik. Sejumlah penulis Ulumul al-
hadits mencatat metode yang dipakai Rasul Saw dalam mengajarkan ilmu
(sunnah). Prinsip – prinsip Ulum Al-Hadits pada masa Rasul sampai masa
khulafaur rasyidin adalah verifikasi, penyedikitan riwayat, kehati-hatian
dalam menerima dan menyampaikan riwayat, dan pemberlakuan sumpah.
Verifikasi terhadap sumber dari Rasul telah diajarkan beliau Kepada
para sahabat ketika mendapatkan informasi dari seseorang. Sebagaimana
pernah terjadi pada masa Rasul bahwa seorang laki-laki datang kepada suatu
kaum tersebut. Akan tetapi, setelah kaum itu melakukan verifikasi kepada
Rasul terbukti bahwa orang itu telah berdusta. Kasus ini adalah ketika Umar
bin Khattab mendengar bahwa Rasul telah menceraikan istri-istrinya.
Perlakuan tersebut, dalam kaidah Ulum Al-Hadis adalah Sesuatu
yang harus diluruskan untuk mempertegas suatu informasi. Penyelidikan
Qalil Ar Riwayah mulai berlaku setelah Rasul wafat Atau pada masa
sahabat sebagai usaha untuk menangkal banyaknyahadits palsu dan
kebohongan yang mengatas namakan Rasulullah Saw. Selain itu, ada
pemikiran dari sebagian sahabat bahwa Rasul telah melarang penulisan
Hadits yang membuat tersendatnya periwayatan Hadits.
2. Masa Khulafaur Rasyidin sampai Pemisahan dari Hadits
Setelah masa Khulafaur Rasyidin, khususnya pada munculnya
kekacauan politik sebelum dan sesudah masa Ali, banyak muncul Riwayat
yang di identifikasi sebagai riwayat maudhu. Usaha penangkalannya adalah
dengan melakukan seleksi terhadap setiap informasi yang muncul sebagai
usaha kehati-hatian dalam menerimanya, dengan cara-cara yang telah
dilakukan oleh para sahabat sebelumnya, yaitu metode sumpah, atau dengan
melakukan evaluasi terhadap para penyampai riwayat (rawi).
Oleh sebab itu, pada masa ini isnad menjadi sesuatu yang sangat
penting, sampai akhirnya uji Shahih isnad menjadi suatu yang mesti dalam
menyeleksi suatu kebenaran informasi. Kedudukan isnad dalam islam telah
menjadi bagian dari ilmu-ilmu agama dan menjadi sumber kebanggaan
masyarakat muslim.
b. Penulisan hadis di zaman pertengahan
Masa Ibn Shalah disebut Nur Ad-Din itr adalah masa kesempurnaan
pertama karena Ibnu Shalah dianggap sebagai tokoh yang menyusun ulumul
hadits yang sistematis dan mencakup seluruh pembahasan. Tokoh-tokoh
setelah ibnu shalah banyak yang mengikuti karyanya, oleh sebab itu karya yang
muncul berupa syar, ikhrisyar, nazham, nukat atau naqdi, hasyiyah, atau
talkhis. Untuk melihat beberapa jauh pengaruh pemikiran ulumul hadis
ibnushalah terdapat tokoh-tokoh setelahnya yaitu:
Imam Muhyi Ad-Din bin Syar An-Nawawi. An-Nawawi memiliki
karya ulumul hadits yang menginduk kepada kitap asal karya Ibnu Shalah yaitu
Irsyad Tuhulab Al-Aaqaiq kemudian kitab beliau ikhtisar kembali yang diberi
nama at-taqrib waat-taysyir lima maqrifat sunan al-bazir annazir, dan
ikhtisarnya lebih masypur kembali dari al-irsyat. Sebagai salah satu bukti
bahwa at-toqri yaitu syar toqrib an-nawawi, karya aliraqi dan lain-lain.
Manhaj an-nawawi dalam penyusunan al-irsyad, sebagaiman dijelaskan
dalam muqqaddimahnya bertujuan :
1.) Memberikan penjelasan dengan ungkapan yang sangat mudah dimengerti
oleh pembaca.
2.) Meringkas dengan menghilangkan ungkapan yang dianggap tidak perlu.
c. Penulisan hadis di zaman modern
Periode ini dapat dinyatakan oleh Ibnu Taymiyah yang
mengumandangkan: terbukanya pintu ijtihad, sebagai awal untuk
memperbaharui islam. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya ada pada masa
Syah Waliyullah, Ibn Abdul Wahhab, Said Jamaluddin Al-Afghani, dan
Muhammad Abduh. Setelah mengalami stagnasi, yakni dari abad ke-10 sampai
awal abad ke-14 H, ulumul al-hadist mengalami kebangkitan kembali dengan
munculnya karya yang lebih menonjolkan sitematika yang sesuai dengan
sistematika modern hal tersebut dilatar belakangi oleh konflik yang terjadi
antara timur dan barat yang menyentuh tataran teologis.

Anda mungkin juga menyukai