Anda di halaman 1dari 21

Masyhuri M.

: Metode Penelitian

BAB III : JENIS-JENIS PENELITIAN

3.1. Penelitian Deskripsi atau Survei (Descriptive Research or Survey)

Penelitian yang bermaksud membuat ‘penyandraan’ secara sistematis, faktual, dan


akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Penelitian deskripsi sering
disebut penelitian survei.

A. Ciri-Ciri Penelitian Deskripsi (Survei)


1. Memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena
2. Menerangkan hubungan (korelasi)
3. Menguji hipotesis yang diajukan
4. Membuat prediksi (forcase) kejadian
5. Memberikan arti atau makna atau implikasi pada suatu masalah yang diteliti. Jadi
penelitian deskripsi mempunyai cakupan yang lebih luas.

B. Macam-macam Penelitian Deskripsi (Survei)

1. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan sekara factual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi, atau politik, dari suatu kelompok atau suatu daerah. Seperti
penelitian responsi mahasiswa jurusan Agama terhadap mata kuliah kewirausahaan.
Banyak sekali masalah dapat diteliti dengan menggunakan metode survei, termasuk
bidang produksi, pemasaran, tenaga kerja, komunikasi, usahatani, pendidikan, dan
sebagianya.
2. Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research) adalah kerja
penelitian yang dilakukan secara terus menerus atas suatu obyek penelitian. Seringkali
dilakukan dalam penelitian masalah-masalah sosial, yang melihat fenomena-fenomena
dan kekuatan-kekuatan sosial yang dilihat perkembangannya secara menyeluruh dan
berkesinambungan dalam waktu yang cukup lama. Dengan memperhatikan secara
detail perubahan yang dinamis dalam interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi
atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Misalkan penelitian ingin melihat

30
Masyhuri M.: Metode Penelitian

pengaruh pembelajaran terhadap prestasi mahasiswa. Penelitian dilakukan selama 4


tahun. Teknik dilakukan secara panel yaitu wawacara dengan kelompok-kelompok
manusia yang sama pada situasi yang berbeda. Data yang diinginkan bisa saja
kuantitatif, sepeerti Indek Prestasi (IP), jumlah tatap muka perkuliahan setiap
semester, atau lainnya, seperti kepuasan mahasiswa pada proses pembelajaran,
penguasaan dosen pada materi, relevnasi mata kuliah dengan spesialisasi dosen, dan
sebagainya.
3. Penelitian studi kasus dan lapang (case study and field study research) adalah (i)
penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan personalitas; (ii) penelitian penekanannya pada penelitian
sosial; dan (iii) kecendrungan pendekatannya adalah induktif; dan (iv) penelitian
identik dengan penelitian bersifat kualitatif. Subyeknya bisa juga individu, kelompok,
institusi atau lembaga, atau masyarakat. Tujuan pada case study adalah memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter
yang khas dari kasus, individu, kelompok, institusi, atau masyarakat. Hasil
penelitiannya merupakan generalisasi dari pola kasus di atas dari berbagai aspek
(tergantung pad tujuannya). Perbedaannya dengan metode survei – penelitian studi
kasus lebih menekankan pada kajian varibel yang cukup banyak pada jumlah unit
yang kecil. Sedangkan pada penelitian survei, peneliti cenderung mengevaluasi
veriabel yang lebih sedikit tetapi dengan unit sampel yang relatif lebih besar.
Kelemahan case study yaitu (i) sulit dilakukan inferensi (kesimpulan) kepada
populasi karena sampel terlalu kecil; (ii) sangat dipengaruhi oleh subyektifitas karena
ada sifat khas yang dapat saja dibesar besarkan; dan (iii) kurang obyektif karena data
yang diikutkan menjurus pada interpretasi subyektifitas. Adapun keunggulan case
study adalah sebagai studi untuk mendukung studi-studi besar di kemudian hari, dan
dapat meberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan.
4. Penelitian komparatif (causal comparative research) adalah jenis penelitian deskriptif
yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat dengan
menganalisa factor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu fenomena
tertentu. Jangkauan waktunya adalah sekarang, kalau waktu yang lalu maka penelitian
sejarah. Penelitian ini memang sangat sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

31
Masyhuri M.: Metode Penelitian

yang dijadikan dasar perbandingan, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai


kontrol. Dan akan semakin sulit jika kemungkinan hubungannya semakin banyak.
Penelitian komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat
diperlukan. Misalnya penelitian ingin mengetahui sebab akibat hubungan antara
prestasi mahasiswa dengan rajinnya mereka ke perpustakaan, ketenangan belajar,
proses pembelajaran, dan sebagainya. Metode penelitian komperatif adalah bersifat
ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan
telah selesai berlangsung. Penelitian dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan
menguji hubungan sebab akibat dari data yang tersedia. Keunggulan penelitian
komperatif adalah (i) dapat mensubstitusikan metode eksperimental karena sukar
diadakan kontrol, apabila variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena
secara normal, dan penggunaan laboratorium sebab kendala teknik, keuangan, etika
dan normal; dan (ii) adanya teknik perhitungan dengan statistik untuk permalan
(forcast), perkiraan (estimade), korelasi antar variabel. Kelemahannya adalah (i) tidak
mempunyai kontrol terhadap variabel bebas (independent variable) karena bersifat ex
post facto. Peneliti hanya memegang penampilan variabel apa adanya, (ii) sukar
memperoleh kepastian, (iii) faktor-faktor penyebab tidak bisa kerja secara bebas
karena berkaitan dengan lainnya, (iv) terdapatnya hubungan antar dua faktor, dan (v)
bias mengakategorisasikan bubyek dalam dikotomi (misalnya dalam demokrasi dan
otoriter, pandai bodoh, laki-laki perempuan, dan sebagainya) untuk tujuan
perbandingan dapat menjurus pada pengambil keputusan dan kesimpulan yang salah
akibat kategori-kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, samara-samar,
menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
5. Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity analysis) merupakan penelitian dengan
menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara
terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat
memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan dating.
Penelitian ini biasanya terkonsentrasi pada perilaku pekerja, buruh, petani, karyawan
pabrik, intansi, perusahaan, dan sebagainya baik dari sisi kerja (job) maupun
aktivitasnya (activity). Data yang diperoleh akan dianalisis, diinterpretasikan,
digeneralisasikan, disimpulkan, dan diimplikasikan.

32
Masyhuri M.: Metode Penelitian

6. Studi waktu dan gerakan (time and motion study) adalah penelitian dengan metode
deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisiensi produksi dengan mengadakan
studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses
produksi. Gerakan-gerakan utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan serta
dianalisa. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang digunakan serta gerak-
gerak utama yang terjadi sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang
diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat
menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan
menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisiensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi
yang digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan
efisiensi kerja.

3.2. Penelitian Eksperimental (Experimental Research)

Eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical condition).


Penelitian eksperimental terbagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental sungguhan
(true experimental research) dan semu (quasi experimental research). Eksperimental
sungguhan adalah penelitian bermaksud mencari kemungkinan hubungan sebab akibat
dengan memberikan perlakuan khusus terhadap kelompok percobaan dan
membandingkannya dengan kelompok banding.

Sedangkan penelitian eksperimental semu adalah penelitian mencari hubungan


sebab akibat kehidupan nyata, dimana pengendalian ubahan sulit atau tidak mungkin
dilakukan, pengelompokkan secara acak mengalami kesulitan, dan sebagainya. Misalnya
classroom-experiments, eksperimen dengan modul, penerapan behavior-conditioning
dalam manajemen dan penguasaan kelas. Variabel-variabel yang sering diteliti adalah
tentang kepribadian, kematangan, perilaku, dan sebagainya.
Penelitian eksperimental sering diaplikasikan pada penelitian ilmu-ilmu eksakta,
namun akhir-akhir ini banyak penelitian sosial yang menggunakan ekperimental. Tujuan
dari penelitian ekperimental adalah menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta
berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-

33
Masyhuri M.: Metode Penelitian

perlakuan (treatment) pada beberapa kelompok eksperimental dan penyelidikan control


untuk perbandingan. Penelitian eksperimental dapat mengubah teori-teori yang telah
usang. Namun ada juga penelitian sosial seperti di Amerika Serikat tentang relevansi
tingkat kesabara (kepatuhan anak pada perintah guru) dengan keberhasilan hidup mereka.
Namun, meskipun hipotesa telah dapat diuji dengan percobaan, tetapi penerimaan
dan penolakan hipotesa bukanlah merupakan penemuan suatu kebenaran yang mutlak.
Eksperimen atau percobaan bukanlah merupakan titik akhir atau tujuan yang diinginkan
dalam penelitian. Percobaan hanya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu seringkali ada kritik, terhadap penelitian ini karena; salah interpretasi pada
hasil percobaan, salah asumsi, desain percobaan yang kurang sempurna, dan sebagainya.
Perbedaan penelitian eksperimental dan ex post facto. Penelitian ex post facto
adalah penyelidikan secara empiris yang sistematik dimana peneliti tidak mempunyai
kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (independent variable) karena
manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar dimanipulasikan. Inferensi
tentang hubungan antarvariabel dibuat tanpa intervensi langsung, tetapi dari variasi yang
seiring (concomitant variation) dari variabel bebas dengan variabel dependen.

3.3. Grounded Research

Glaser dan Strauss sejak tahun 1967 mencetuskan metode dari grounded research
yakni metodenya berbeda dengan metode pada penelitian secara verifikasi, yakni
penelitian yang diawali dengan teori atau sering dikatakan penelitian dengan pendekatan
deduktif, yakni penelitian diawali dari hal yang bersifat umum (teori) ditarik pada hal
yang khsusus (khusus). Sedangkan pada grounded research adalah penelitian yang
diawali dari kondisi empirik menuju pada kondisi yang umum atau sering dikatakan
penelitian dengan pendekatan induktif. Arti dari grounded adalah beralasan dan ground
juga bisa diartikan tanah.

A. Ciri-Ciri Grounded Research


1. Generalisasi empiris
2. Menetapkan konsep-konsep
3. Membuktikan dan mengembangkan teori

34
Masyhuri M.: Metode Penelitian

4. Menggunakan data sebagai sumber teori


5. Pengumpulan data tidak dilakukan secara random atau mekanik
6. Peneliti diharuskan berbaur dengan obyek yang akan diteliti agar terjamin validitas
datanya, seperti meneliti perilaku pengemis, – agar informasi yang didapat sebanyak
dan sevalid mungkin, maka peneliti harus berani berpurak-purak menjadi ‘pengemis’
saat penggalian data.
7. Pengumpulan data dan, analisis data berjalan dilakukan secara bersama-sama.

B. Kelemahan Grounded Research

Menurut Vredenbregt dalam Nazir (1999), kelemahan pada grounded research


adalah sebagai berikut:
1. Generalisasi yang dibuat sering mengandung bias, karena dalam grounded research
tidak menggunakan probability sanpling.
2. Akhir dari penelitian bergantung pada subyektivitas peneliti. Apakah hasilnya suatu
teori atau generalisai saja – tidak ada seorangpun yang tahu kecuali peneliti itu
sendiri.
3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa teori yang diperoleh dalam grounded
research tidak didasarkan atas langkah-langkah sistematis melalui siklus empiris dari
metode ilmiah. Spekulasi dan sifat impresionistis (aliran seni yang menekankan
pemberian kesan pada peng-apresiasi-nya) menjadi kelemahan utama grounded
research, sehingga dirgukan adanya resentativitas, validitas (keshohehan) , dan
reliabilitas ( relia’bility, keadaan dapat dipercaya) dari data.
4. grounded research dapat disamakan dengan pilot studi atau exploratory research
(menyelidiki atau memeriksa) belaka.
5. Karena memberikann definisi banyak sekali digunakan aksioma (pernyataan) atau
asumsi mereka sendiri, maka sukar sekali dinilai dengan metode-metode umum
lainnya yang sering dilakukan dalam penelitian kemasyarakatan.

C. Langkah-Langkah Grounded Research

Pencetus Grounded Research adalah Glaser dan Staus (1967). Pada dasarnya

35
Masyhuri M.: Metode Penelitian

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian grounded diperkenalkan sebagai


manifestasi reaksi tajam dan sekaligus memberi jalan keluar dari “stagnas teori” dalam
ilmu-ilmu sosial, dengan menitik beratkan aspek sosiologi.
Pelaksanaan penelitian grounded bertolak belakang dengan layaknya penelitian
pada umumnya. Kalau penelitian umumnya diawali dengan desain tertentu, namun
grounded tidak demikian. Peneliti langsung kelapangan, semuanya dilaksanakan di
lapangan. Rumusan ditemukan dilapangan, hipotesis senantiasa jatuh bangun ditempat
data. Data merupakan sumber teori. Teori berdasarkan data sehingga teori juga lahir dan
berkembang di lapangan.
Kredibilitas peneliti grounded merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan
metodologi ini. Kalau kredibilitas peneliti rendah mungkin akan ‘merusak’ penelitian
yang membutuhkan ‘keterbukaan’ mata, telinga, serta intuisi yang responsif.
Implementasi metodologi ini memang amat sukar terutama oleh peneliti pemula,
karenanya perlu latihan-latihan tertentu dalam waktu yang lama, karena intrumen utama
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
Grounded research dilaksanakan dengan tidak terdesain karena pendekatan utama
yang dilakukan adalah dengan pendekatan induktif. Namun tidak harus diinterpretasi
sebagai bentuk penelitian yang acak-acakan. Memang penelitian seperti ini sifatnya
informal dan juga dikatakan sebagai penelitian ‘seenaknya peneliti’, dengan alur pikiran
yang menantang tradisi berfikir dalam penelitian ilmu-ilmu sosial sebelumnya. Faktor
subjektivitas cukup menonjol, tetapi peneliti dituntut mempunyai sifat yang arif dan tidak
apriori terhadap objek yang diteliti, dan selalu bersifat skiptis (tidak mudah percaya).
Awal pemikiran dari riset ini adalah induktif kemudian berfikir secara deduktif.
Penelitian ini menganggap data adalah inspirasi teori kemudian bergerak membentuk teori
yang menerangkan data (Bagan 3.3.)

URAIAN BERDASARKAN DATA


TEORI YANG
DATA ANALISIS MENJADI KONSEP DAN MENERANGKAN
HIPOTESIS BERDASARKAN DATA DATA

36
Masyhuri M.: Metode Penelitian

Kesan acak-acakan dalam penelitian ini, akan musnah begitu saja setelah orang
mengetahui langkah-langkah atau prosedur metodologi dari grounded research. Prosedur
yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Tahap I : Observasi Lapangan I


Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan untuk memulai kerjanya, dengan melalui
dua pekerjaan yang saling bergantungan: pertama, meninjau kedalam teori-teori yang
telah mutakhir, terkenal, mapan tentang apa yang akan diteliti – kemudian menghilangkan
daya tarik teori-teori itu dan menjauhkan diri dari sikap ke-‘taqlid’-an (meniru tanpa tahu
dalil) terhadap teori-teori yang dimaksud. Sikap ini harus dihidup suburkan oleh peneliti
agar tidak selalu ‘berkacamata kuda’ (one track of maind) dalam kerja penelitian
selanjutnya (Burhan Bungin, 2001). Kedua, pemahaman realitas sosial, dunia empirik
masyarakat yang hendak diteliti. Oleh karena itu peneliti harus melakukan observasi awal
secara intensif terhadap gejala sosial pada sasaran penelitian, kemudian mencari data
pendukung (sekunder) mengenai apa yang hendak diteliti. Selanjutnya peneliti mulai
merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah, dan menajamkan tujuan, dan seterusnya.

2. Tahap II : Observasi Lapangan II


Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap observasi II adalah sebagai berikut:
a. Berusaha memperoleh pengertian lebih dalam tentang dunia empiris yang diteliti,
kemudian menentukan jenis-jenis data apa yang harus dikumpulkan.
b. Menentukan metode dan teknik pengumpulan data, baik wawancara mendalam
maupun observasi partisipasi. Tidak jarang untuk memperoleh data yang dibutuhkan,
peneliti harus melalui tahapan lain yang membutuhkan penggunaan berbagai metode
pengumpulan data lainnya, seperti sensus, angket, dokumentasi dan sebagainya. Kalau
hal ini dibutuhkan, maka tidak mustahil peneliti harus mengusahakannya sebagai
metode Bantu wawancara mendalam dan observasi partisipasi.
c. Mengklasifikasikan data sesuai dengan kategori-kategori permulaan, kemudian data
tersebut diinterpretasikan untuk menentukan kategori-kategori yang relevan dan ini
berguna untuk mempertajam perumusan hipotesis.

37
Masyhuri M.: Metode Penelitian

d. Kemudian peneliti menghubung-hubungkan kategori utama (merupakan hipotesis-


hipotesis) dan juga mencari hubungan antara hipotesis (merupakan konsep-konsep).
e. Akhirnya, peneliti harus mengeneralisasikan konsep-konsep yang merupakan teori-
teori yang disajikan dalam bentuk draf laporan pendahuluan.

3. Tahap III : Revisi Tahap I dan II


Tahap ini adalah review terhadap tahap sebelumnya yang bertujuan menyempurnakan hal-
hal yang belum beres. Aktivitas yang dilakukan tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Me-review data yang telah dikumpulkan, apabila ada data yang terlewat dan
mergukan, harus ditelusuri kembali. Kemudian mengecek kembali klasifikasi dan
kategosi yang telah dirumuskan. Bila klasifikasi dan kategori ada yang berubah, maka
konsep dan teori-teori yang telah dibangun juga harus dirubah.
b. Konsep dan teori-teori yang telah dibangun dalam penelitian ini, kemudian
diungkapkan bersama-sama teori-teori lain, apakah teori-teori lain tersebut tersebut
menunjang, memperluas atau menampik hasil penelitian ini.
c. Guna mencapai draf laporan akhir, peneliti merevisi dang mengedit semua draf
laporan yang telah dibuatnya, menjadi laporan terakhir yang siap dipublikasikan.

Peneliti grounded research ini tidak hanya sekedar melakukan studi deskriptif
kaulitatif atau sekedar studi eksplorasi yang membutuhkan penelitian lanjutan saja, tetapi
kewaspaan yang tinggi harus dilakukannya. Peneliti harus mampu membaca gejala-gejala
sosial yang diteliti dengan tepat agar mampu menyusun kategori-kategori dan rumusan
masalah yang akurat, hipotesis yang tajam, daya interpretasi dan argumen yang kuat.
Tujuan dari semua ini adalah agar teori yang dibangun melalui grounded research
mempunyai kredibilitas yang baik – untuk mencapai itu, maka peneliti harus mempunyai
pemahaman teori dan konsep-konsep belumnya, sekali lagi; dan bukanlah berarti taqlid
padanya, karena jika ke-taqlid-an berarti peneliti masih menggunakan ‘kacamata kuda’
(one track of maind), hal ini tidak dikehendaki oleh grounded research.

38
Masyhuri M.: Metode Penelitian

3.4. Penelitian Tindakan (Action Research) atau Terapan

Biasa juga disebut Action Risearch. Kalau dilihat dari fokus pendekatnnya, maka
penelitian ini lebih banyak pada hal-hal yang praktis. Penelitian aksi disebut juga sebagai
penelitian evaluasi. Namun kembali lagi, cara kerja kedua macam penelitian ini berbeda.
Penelitian evaluasi hanya dilakukan pada tengah atau akhir proyek, tetapi penelitian aksi
dilakukan sepanjang proyek, dengan terus menerus mencari kelemahan-kelemahan untuk
suatu penyempurnaan. Oleh karena itu, cara kerja trial and error mendominasi kerja
penelitian aksi.
Cara kerja penelitian aksi dapat dicontohkan sebagai berikut. Pada proyek
kesejahteraan sosial, yaitu proyek pendayagunaan zakat secara efektif dan efisien. Dalam
hubungan ini, untuk mencapai sistem yang efektif dan efisien tadi dilakukan suatu sistem
pengumpulan dan penggunaan zakat, sekaligus diteliti efektivitas dan efisiensi sistem
tersebut. Melalui pelaksanaan sistem pendayagunaan diatas yang sekaligus diteliti itu,
akan ditemukan segi-segi yang belum efektif dan efisien, disamping hal-hal yang sudah
efektif dan efisien tadi kemudian diperbaiki. Bersamaan dengan hal itu, terus diteliti
efektivitas dan efiesiensinya di dalam penyelenggaraan. Kerja semacam ini terus-menurus
dilakukan sampai diketemukan suatu sistem pendayagunaan zakat yang dipandang efektif
dan efisiensi.
Sebagaimana jenis penelitian lainnya, penelitian terapan juga sebagai salah satu
bentuk penelitian ilmiah. Pengertian Action Research disebut juga applied research
adalah penelitian untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara
pendekatan baru untuk memecahkan masalah di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Penelitian terapan tidak sekedar memungkinkan ditemukannya kebenaran yang abyektif
atau ilmiah, tetapi juga memberikan jaminan yang tinggi bagi ditemukannya pemecahan
masalah yang tepat sebagai tindakan (action), dalam memperbaiki atau menyempurnakan
suatu keadaan.
Penelitian terapan tidak berakhir sampai pada pembuktian, menerangkan atau
mengungkapkan tentang adanya sesuatu tetapi berlanjut sampai pada ungkapan;
bagaimana sesuatu itu terjadi?, mengapa, kapan, bilamana, seberapa besar, dan
sebagainya, bahkan sampai pada implementasinya seperti apa?.

39
Masyhuri M.: Metode Penelitian

A. Ciri-Ciri Penelitian Terapan


1. Penelitian terapan merupakan penelitian ilmiah, yang menekankan pada aktivitas
untuk menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran itu harus didukung dan
dibentengi dengan data empiris, baik yang bersifat konkret maupun abstrak yang
ditransformasikan menjadi data yang konkret. Dengan kata lain penelitian terapan
bukan pekerjaan spikulasi atau trial and error, yang bersifat untung-untungan dan
tidak disengaja dalam mengungkapkan kebenaran. Data sebagai buki ilmiah untuk
mendukung kebenaran hasil penelitian terapan, yang terbaik adalah yang berasal dari
sumber-sumber primer (tangan pertama) agar keaslian dan ketepatannya dapat
dipercaya. Untuk itu ketepatan menetapkan populasi sebagai sumber data menjadi
sangat penting dalam penelitian trepan ini.
2. Sebagaimana penelitian lainnya, penelitian terapan memerlukan penggunaan metode
yang tepat atau relevan. Metode merupakan prosedur kerja yang harus diikuti secara
ketat dan cermat, agar menghasilkan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kebenaran yang ditemukan sebagai dasar dalam menyusun langkah-langkah tindakan
(action) dalam mengatasi masalah yang diangkat dalam penelitian. Ketidak cermatan
dalam mengikuti prosedur suatu metode yang digunakan akan menghasilkan
kebenaran yang sulit dipertanggungjawabkan. Akibatnya, yang terburuk adalah jika
dipakai sebagai dasar dalam action, bukan saja menyelesaiakan masalah tetapi juga
dapat menimbulkan masalah baru, tidak mustahil akan lebih sulit dalam
penyelesaiannya.
3. Penggunaan teori-teori yang bersifat terpakai (applied). Teori-teori dan pengalaman
itu tidak saja dipakai sebagai dasar pemikiran (kerangka teori), tetapi juga
dipergunakan dalam menyusun kesimpulan dan implementasinya, yang dihubungkan
dengan dta yang telah dihimpun. Dengan demikian akan berlangsung proses analisis
yang tajam, sebagai manifestasi dari cara berfikir yang rasional, kritis dan objektif.
4. Data yang dikumpulkan harus lengkap dan objetif. Penelitian terapan hanya akan
bermakna apabila peneliti mampu mengcover semua data yang berhubungan dengan
masalah. Peneliti tidak boleh hanya menghimpun data yang mendukung atau
sebaliknya yang bertentangan dengan masalah, atau hanya yang sesuai dengan
keinginan peneliti. Data yang dikumpulkan bukan berarti jumlah data tetapi ketepatan

40
Masyhuri M.: Metode Penelitian

dan kualitas data yang berhubungan dengan masalah. Data yang tidak tepat akan
menghasilkan kesimpulan dan implementasi yang rendah kualitasnya, yang berakibat
menjadi saran action tidak mampu menyelesaikan masalah.
5. Penelitian terapan, disamping memaparkan data, mengolah data juga
menginterpretasikannya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
6. Pelaporan dipaparkan secara jelas, sistematis, objektif, rasional, dan dapat
dipertanggung jawabkannya. Pelaporan komunikatif, rekomendasi jelas dan aplikatif.
7. Penelitian terapan menfokuskan masalahnya pada gejala alam atau gejala sosial yang
memiliki berbagai kekurangan dan kelemahan, yang dapat merugikan manusia bila
dibiarkan berkelanjutan. Guna mencegah kerugian tersebut perlu dipaparkan sebabnya
(diagnosa), agar dapat memberikan terapi yang setepat-tepatnya melalui tindakan
(action) yang tepat (penyembuhannya). Dengan demikian penelitian terapan menitik
beratkan kemanfaatan hasilnya bagi kehidupan nyata, daripada menemukan
generalisasi-generalisasi berupa hokum-hukum, dalil-dalil, aksioma-aksioma, dan
lainnya dalam rangka pengembangan dan memajukan ilmun pengetahuan (science).
Namun demikian unsur pengembangan ilmu pengetahaun (develop of science) tetap
harus ada dalam setiap penelitian, dengan porso prosentase yang bervariasi.

B. Jenis dan Tugas Penelitian Terapan

Penelitian terapan ini dimunculkan karena kesadaran adanya kebutuhan (the felt
need). Sebagaimana disebutkan di muka, penelitian terapan adalah salah satu jenis
metodologi penelitian, oleh karenya erat sekali hubungannya dengan jenis-jenis penelitian
lainnya, bahkan berintegrasi antara yang satu dengan lainnya. Dengan kata lain, penelitian
terapan berfungsi juga sesuai jenis penelitian yang diintegrasikan ke dalamnya. Jenis
penelitian itu adalah:

1. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Eksploratif


Penelitian terapan harus diawali dengan melaksanakan penelitian eksloratif
(penjajagan), artinya menjajagi dan menjelajahi permasalahan, untuk menemukan
masalah utama yang seharusnya diteliti, agar usaha melakukan perbaikan atau

41
Masyhuri M.: Metode Penelitian

penyempurnaan suatu kondisi dapat dilakukan secara tuntas. Seringkali muncul ke


permukaan kesulitan, kkekurangn dan kesulitan menjajagi masalah yang akan diteliti.
Peneliti harus pandai menyisihkan permasalahan semu yang menggangu peneliti dalam
memunculkan masalah utamanya. Untuk itu semua gejala yang terlihat sebagai masalah
harus diinventarisasi, dianalisis dan didiskusikan dengan berbagai pihak yang dianggap
relevan. Hasilnya harus dibentuk masalah utama yang akan diteliti sampai tuntas.
Tujuan utama dari riset ini adalah menjawab pertanyaan apa (what), sehingga
dengan memperoleh jawaban atau pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan
pengertian secara mendalam terhadap suatu obyek. Informasi yang terdapat dalam jenis
riset eksplorasi ini sifatnya sangat longgar, fleksibel dan tidak terstruktur. Jumlah
sampelnya tidak perlu banyak, dan analisis dari data primer lebih bersifat kualitatif.
Mengenai hasil dari penelitin ini biasanya sangat tentatif dan pada umumnya
dilanjutkan dengan penelitian yang bersifat konklusif. Jadi penelitian ini berguna apabila
peneliti tidak banyak mengetahui atau sedikit sekali mengetahui informasi mengenai
masalah. Secara rinci penelitian ekplorasi ini adalah bertujuan :
1. Untuk menyusun atau menformulasikan suatu masalah secara lebih tepat.
2. Menentukan alternatif tindakan yang akan dilakukan
3. Mengembangkan hipotesis.
4. Menentukan variabel-variabel riset dan pengujian lebih lanjut.
5. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu masalah.
6. Menentukan prioritas masalah untuk kelanjutan riset.

2. Penelitian Terapan sebagai Konklusif


Tujuan utama dari penelitian ini adalah menguji hipotesis yang berhubungan
dengan berbagai variabel. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini harus
diidentifikasi secara jelas, proses penelitiannya sangat formal dan terstruktur. Sampel
yang digunakan biasanya berjumlah besar dan datanya bersifat kuantitatif. Riset konkulsif
terbagi menjadi dua; (i) deskriptif, yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik suatu
obyek. Indikasinya adalah hipotesisnya yang spesifik dan desain penelitian secara
terstruktur.

42
Masyhuri M.: Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan primer. Tugas
riset deskriptif ada keharusan untuk menjawab pertanyaan 6 w + 1 h, yakni what
(informasi apa yang diperoleh dari responden), who (siapa yang akan diteliti), when
(kapan informasi tersebut diperlukan), where (dimana riset itu dilakukan), why (mengapa
informasi tersebut diperlukan dari responden atau mengapa riset itu dilakukan), whit
(dengan cara apa informasi itu diperlukan dari responden); dan how (bagaimana informasi
didapat atau bagaimana riset itu dilakukan), dan (ii) Riset Kausal, yang bertujuan untuk
mencari hubungan sebab akibat. Penelitian ini diharuskan mengerti tentang variable bebas
(independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable) dari suatu fenomena,
dan mennetukan sifat dasar variabel penyebab dan dampaknya terhadap variabel lain yang
diprediksi. Metode utama dalam riset kausal ini adalah eksperimentasi.

3. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Verifikatif

Verification adalah memeriksa benar tidaknya, apabila dilaksanakan untuk


menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah pernah dilaksanakan di
tempat lain, dalam mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan. Cara yang diuji itu
mungkin berhasil atau gagal, yang dalam menghadapi masalah yang kondisinya serupa
perlu dicoba ulang. Dalam kenyataannya seolah-olah kegiatannya sudah merupakan usaha
untuk melaksanakan perbaikan atau penyempurnaan berdasarkan hasil suatu penelitian
terapan.
Namun sebenarnya merupakan penelitian terapan yang baru, karena selama proses
berlangsung akan dapat diperoleh data baru yang dapat dipergunakan memperbaiki atau
menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya. Dengan kata lain proses penelitian terapan
seperti itu akan menghasilkan rumusan kesimpulan dan saran tindakan (impelementasi)
yang semakin baik kualitasnya untuk dipergunakan dalam penyelesaian masalah yang
dihadapi.

4. Penelitian Terpan sebagai Pengembangan

Pengembangan yang dimaksud di sini adalah bukan mengembangkan ilmu murni


(pure) seperti teknologi, ilmu perttanian, tetapi jika dari hasil penelitian terapan ini ada

43
Masyhuri M.: Metode Penelitian

kritikan-kritikan teori yang dipakai, maka kritikan pada teori tersebut diserahkan pada
para pakar yang relevan untuk melakukan penelitian kembali dalam rangka untuk
menanggapi adanya kritikan tersebut.

5. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Laboratorium

Penelitian terapan tidak hanya pada masalah sosial atau kemasyarakatan, tetapi
juga pada ilmu eksakta, termasuk ilmu alam. Berkaitan dengan ilmu alam ini, untuk uji
coba - biasanya dilakukan di laboratorium terlebih dahulu. Seperti percobaan tentang
perkembangan biakan hama penyakit pada suatu tanaman, perilaku hama, cara menyerang
tanaman, dan sebagainya. Semuanya ini bisa diketahui jika dilakukan di laboratorium
karena memudahkan dalam evaluasi dan control. Data yang dihasilkan pada penelitian ini
cukup valid karena kemudahan dalam mengontrol tersebut.

6. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian terapan tidak dapat dilepaskan dari teori-teori terutama pada landasan
berfikir (kerangka teori). Untuk keperluan ini, diperlukan berbagai literatur yang
mengharuskan dilakukannya studi pustaka, apalagi pada penelitian yang bersifat kualitatif
- penggunaan literatur cukup dominan. Acuan dan rujukan dalam mengolah data,
menafsirkan, mengartikan (interpretasi) data harus dilakukan dengan tolak ukur berupa
teori-teori yang diterima kebenarannya di dalam literatur.
Tidak sedikit pula penelitian terapan yang data utama dari berbagai dokumen, baik
telah atau belum dijadikan dokumen. Dokumen itu baik masih muda umurnya atau sudah
cukup lama, sehingga cenderung mendekati data historis.

7. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Lapangan


Penelitian terapan atau penelitian kancah (field research) merupakan jenis
penelitian yang paling banyak diintegrasikan dengan penelitian terapan. Penelitian ini
dilakukan berada pada objek/ tempat/lingkungannya, terutama dalam usahanya
mengumpulkan data dan berbagai informasi dalam rangka untuk menyempurnakan atau

44
Masyhuri M.: Metode Penelitian

memperbaikinya. Objeknya bisa berbentuk perusahaan, sekolah, lembaga


pemasyarakatan, desa, tanah, hutan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.

8. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Deskriptif


Semua penelitian terapan pada awalnya dimulai sebagai penelitian deskriptif,
karena berusaha mengungkapkan masalah yang dihadapinya dengan menggabarkan setiap
aspeknya sebagaimana adanya. Kegiatan dilakukan dengan menghimpun data atau fakta
(fact finding) yang berhubungan dengan masalahnya tanpa memberikan interpretasi.
Tujuan mengungkapkan apa adanya ini, agar dapat mengungkapkan kelemahan dan
kekurangannya yang akan dijadikan dasar dalam langkah-langkah perbaikan dan
penyempurnaannya.

9. Penelitian Terapan sebagai Penelitian Inferensial


Tidak setiap data atau informasi yang diperoleh untuk keperluan penelitian terapan
secara otomatis berbicara tentang masalah yang sedang diselidiki. Data, fakta, dan
informasi itu sering terpisah-pisah, seolah-oleh tidak berhubungan antara satu dengan
yang lain. Dalam keadaan itu sangat diperlukan kemampuan peneliti untuk mencari
hubungan fakta-fakta, dan informasi yang diperolehnya, dengan mengkaitkannya pada
masalah penelitian. Disamping itu bahkan juga peneliti harus mampu memberikan
penilaian terhadap arti setiap data atau dalam hubungannya satu dengan lain, dari sudut
ilmu atau masalah yang diungkapkannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelas bahwa penelitian terapan sering tidak
cukup hanya dilakukan berupa penelitian deskriptif, tetapi harus dilakukan juga sebagai
penelitian inferensial. Justru dalam integrasi dengan penelitian inferensial inilah, suatu
penelitian terapan menjadi bermakna, karena dengan analisis yang tajam dapat
dirumuskan kesimpulan-kesimpulan dan implementasi yang mendasar, meluas, mendalam
dan significant.

3.5. Penelitian Lainnya


Jika dijabarkan lebih lanjut macam-macam penelitian cukup banyak, antara lain:

45
Masyhuri M.: Metode Penelitian

A. Penelitian pengembangan (development research), adalah penelitian yang


bermaksud menyelidiki pertumbuhan atau perubahan sesuatu sebagai fungsi waktu.
Kalau penelitian itu bermaksud mengembangkan penemuan-penemuan penelitian
sebelumnya, baik untuk keperluan ilmu murni maupun ilmu terapan dan sebagainya,
maka penelitian itu adalah penelitian. Katakanlah, pada penelitian sebelumnya telah
ditemukan, penyebab kenakalan anak pada keluarga-keluarga elite adalah psiko-
sosial rumah yang tidak baik. Penelitian selanjutnya bermaksud mengembangkan
temuan-temuan baru penyebab kenakalan anak, oleh karena itu penelitian tersebut
dinamakan penelitian pengembangan.
B. Penelitian korelasi (correlation research) adalah penelitian yang bermaksud
mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-
variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya.
C. Penelitian dasar (basic research atau pure research) adalah riset untuk
mengembangkan dan mengevaluasi suatu konsep atau teori yang bertujuan untuk
memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Riset ini tidak menunjukkan secara
langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi sebuah permasalahan yang spesifik.
D. Penelitian eksplorasi adalah penelitin yang ‘masalah (problematic)-nya’ belum
pernah dijejaki, belum pernah diteliti orang lain. Kesulitann yang dihadapi peneliti
adalah masih mencari-cari akar, meskipun peneliti dalam kondisi ‘kegelapan’
masalah, tetapi ia tetap berusaha menemukan permasalahan yang sedang atau akan
diteliti tersebut.
E. Penelitian longitudinal, adalah penelitian yang memerlukan waktu cukup lama,
seperti penelitian peneliti ingin mengetahui perkembangkan kemampuan berfikir
anak sekolah dasar kelas I samapai dengan kelas IV, maka peneliti mulai mencatat
kemampuan berfikir sejak anak duduk dikelas I. Berturt-turut setiap tahun
perkembangan tersebut dicatat yaitu dikelas II, III, IV, V dan VI. Kalau peneliti
melakukan pencatatan awal pada bulan Agustus - misalnya, maka pencarian
berikutnya juga harus dilakukan pada bulan yang sama, sehingga kondisinya sama.
Peneliti semacam ini tentu memerlukan waktu yang lama, sehingga tidak efisien
waktu dan biaya. Resiko pada penelitian ini adalah terputusnya informasi karena ada
alas an yang kekal bagi peneliti, seperti meninggal. Kecuali pada penelitian itu

46
Masyhuri M.: Metode Penelitian

dilakukan dengan tim sehingga salah satu anggota keluat, maka dapat dilanjutkan
oleh anggota tim lainnya.
F. Penelitian Cross-sectional, adalah penelitian yang tidak menggunakan sasaran
penelitian yang sama. Dalam waktu yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan
tentang perkembangan berpikir anak-anak sekolah dasar secara serentak, yaitu kelas
I, II, III, IV, V dan VI. Ini berarti bahwa data dengan cepat dapat dikumpulkan
dengan tidak membuang waktu yang banyak. Namun demikian sasaran penelitian
yang berbeda-beda (hal ini tidak terdapat pada penelitian longitudinal), perlu
mendapat perhatian karena karena seseorang atau kelompok satu tahun yang akan
datang mungkin ada perbedaan. Jika kita hubungkan dengan cara pengambilan data
secara kontinu, maka penelitian crros-section merupakan kompromi antara “one-
shot” method (menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method
(menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
G. Penelitan survey adalah penelitian yang hampir tumpang tindih pengertian
pengertian ini dengan penelitan kuantitatif. Bahkan kadang kala orang mengartikan
sama antara keduanya karena sifatnya yang sama. Akan tetapi biasanya penelitian
survey hanya menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup: (i)
ciri-ciri demografis masyarakat; (ii) lingkungan sosial mereka; (iii) aktivitas mereka;
dan (iv) pendapatan dan sikap mereka.
H. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang hampir memiliki persamaan dengan
penelitian grounded yaitu sama-sama berorientasi kualitatif. Namun dalam hubungan
dengan bentuk-bentuk penelitian lainnya, misalnya survey atau kuantitatif, studi besar
ruang lingkup penelitian tersebut. Studi kasus biasanya digunakan dalam studi
antropoli. Sifat khas dari studi kasus adalah pendekatan yang bertujuan untuk
mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek penelitian, dalam arti objek
dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi. Dalam hal ini studi kasus amat
berbeda bahkan berkebalikan dengan survey yang ingin mengetahui keseluruhan;
cara yang dipakai yaitu dengan tabulasi dengan mempertahankan keutuhan dari
masing-masing responden-responden sebagai suatu kesatuan telah lenyap dalam
analisi. Dalam Psikoanalisis dari Freud, studi kasus menjadi pendekatan utama yang
sangat mendorong Freud mengembangkan teorinya.

47
Masyhuri M.: Metode Penelitian

I. Penelitian assessment adalah sebagai suatu pendekatan, assisment telah berkembang


menjadi banyak penelitian yang menarik, terutama pada nilainya suatu proyek. Hal
yang menonjol dari penelitian assesment adalah keterlibatan peneliti mulai dari awal
pelaksanaan proyek sampai selesai. Kredibilitas peneliti assesment dituntut seperti
yang ada pada penelitian grounded. Namun karena sifatnya yang “menilai” ini, maka
assesment tidak begitu lincah seperti grounded. Disamping itu, karena assesment
menggunakan “kacamata kuda”, maka assesment menggunakan pedoman-pedoman
tertentu sesuai dengan pedoman pelaksanaan proyek yang ada.
J. Penelitian evaluasi adalah penelitian indentik dengan penelitian assesment. Akan
tetapi kalau dilihat dari cara kerjasama dan keterlibatan peneliti masing-masing,
diketemukan perbedaannya. Pada penelitian evaluasi, keterbatasan peneliti mulaia
dari awal pelaksanaan proyek sampai akhir, tidak merupakan kebutuhan. Namun hal
ini adalah kebutuhan pada penelitian assesment. Peneliti evaluasi dapat saja memulai
kerjanya ditengah suatu proyek kegiatan, tetapi pada penelitian assesment, seorang
peneliti akan mengalami kesulitan serius apabila tidak mengikuti langsung dari awal
sampai akhir pelaksanaan proyek tersebut. Secara umum penelitian evaluasi ingin
menjawab pertanyaan; sampai sejauh mana proyek telah tercapai sesuai dengan yang
digariskan. Bila dicontohkan pada pelaksanaan pendidikan, dapat dicontohkan
sebagai berikut; apakah dalam pelaksanaan tindakan kelas dengan metode proaktif
dosen pada pembelajaran matematika telah menunjukkan hasil yang nyata atau
tidak?; apakah dalam implementasi program pemberdayaan ekonomi rakyat melalui
usaha makanan menunjukkan tambahan hasil penerimaan (revenue) atau belum?;
apakah telah menunjukkan pengaruh yang nyata atau belum program pembinaan
ketrampilan (skiil) berwiraswasta pada anak jalanan (ANJAL)? dan sebagainya.
K. Penelitian berdasarkan tempat: (i) penelitian perpustakaan adalah penelitian yang
dilakukan di perpustakaan dan peneliti berhadapan dengan berbagai macam literatur
sesuai tujuan dan masalah yang sedang dipertanyakan. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan tentang gaya bahasa, buku, tata tulis, lay-out, ilustrasi, tata warna ilustrasi
dan sebagainya; (ii) penelitian laboratorium, dilakukan di laboratorium, karenanya
ilmu pengetahuan ekstakta lebih dulu menggunakan penelitian seperti ini. Namun

48
Masyhuri M.: Metode Penelitian

setelah ilmu pengetahuan sosial mengenal laboratorium sebagai salah satu tempat
studinya, maka dikembangkan pula penelitian ini pada ilmu-ilmu sosial.
L. Penelitian kancah adalah adalah bentuk penelitian yang paling sering dilaksanakan
pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Kancah adalah laboratorium raksasa yang
penuh dengan seribu satu masalah yang tak kunjung pangkal habisnya. Semakin
kompleks kancah, semakin banyak pula permasalahan yang dapat dipelajari darinya.
Teruatama ilmu-ilmu sosial, kancah, merupakan bagian terbesar dari berbagai bentuk
penelitian yang telah dikembangkan. Oleh karena dihuni oleh masyarakat, maka
dapat dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan
masyarakat, tentang manusia.

3.6. Ringkasan dan Soal Latihan


A. Ringkasan
Macam-macam penelitian terbagi menjadi,
1. Penelitian deskripsi atau survei (descriptive research or survey) adalah penelitian
yang bermaksud membuat ‘penyandraan’ secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Penelitian deskripsi sering
disebut penelitian survei.
2. Penelitian eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical
condition). Penelitian eksperimental terbagi menjadi dua, yakni penelitian
eksperimental sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental
research).
3. Grounded research adalah penelitian yang diawali dari kondisi empirik menuju pada
kondisi yang umum atau sering dikatakan penelitian dengan pendekatan induktif. Arti
dari grounded adalah beralasan dan ground juga bisa diartikan tanah.
4. Pengertian Action Research disebut juga applied research adalah penelitian untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru untuk
memecahkan masalah di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
5. Dari beberapa jenis penelitian yang ada, sebenarnya cukup banyak jenis-jenis
penelitian lainnya akan tetapi untuk menemukenalinya jenis penelitian ini melihantnya

49
Masyhuri M.: Metode Penelitian

dari aspek mana. Namun demikian kesemuanya dapat di masukkan dalam suatu
‘wadah’ atau batang tubuh (body of knowledge) dari suatu penelitian.
6. Banyak pendapat bahwa penelitian itu ada dua jenis, yaitu penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Namun hanya dilihat dari beberapa aspek, terutama hanya pada aspek
judul, tujuan, variabel yang dipakai dan metode analisisnya.

B. Soal Latihan
1. Jelaskan secara singkat penelitian deskriptif ?
2. Jelaskan secara singkat penelitian terapan ?
3. Jelaskan secara singkat grounded research ?
4. Bagaimana peranan graounded research pada penelitian kuantitati dan kualitatif ?

PUSTAKA:
Masyhuri, M.,(2008). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditma
Bandung.ISBN: 979-1073-46-5. Anggota IKAPI
http://gudangsurat.unisma.ac.id/index.php/s/LTj8MsdxIkxZK4H
Masyhuri, M., (2011). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. ISBN:
979-1073-46-5 (edisi II dan III). Anggota IKAPI
http://gudangsurat.unisma.ac.id/index.php/s/twkcNQwjg0R6Wd5
Masyhuri, M., (2014). Metodologi Penelitian Ekonomi. Malang:Genius Media.ISBN.
978-602-14421-9-7. Anggota IKAPI
http://gudangsurat.unisma.ac.id/index.php/s/1I6gO0ZzHfYKH4w
Tambahan:
Nur Asnawi dan Masyhuri M.(2009). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang:
UIN Maliki Malang-Press. Novermber 2009. ISBN 979-24-3096-2.
Anggota IKAPI
http://gudangsurat.unisma.ac.id/index.php/s/GJNfgPCl03RtogR
Sani.A. dan Masyhuri, (2010 ). Metodologi Riset Manajemen Sumberdaya Manusia
(MSDM).Malang: UIN-Maliki press. ISBN 978-602-958-303-8.
Anggota IKAPI
http://gudangsurat.unisma.ac.id/index.php/s/BmFvIOicIqmbOGv

50

Anda mungkin juga menyukai