Nim : 13011223
Kelas/Kelompok: 3E / 5
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi, diantaranya;
1. Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa lampau secara
sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverfikasi, serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat
dan akurat.
2. Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu.
3. Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu pola dan
perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala. Dimana peneliti ingin melihat
hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang akan dicapainya.
4. Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu unit sosial, baik
individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5. Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala lainnya.
7. Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab akibat
tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya akan kita uraikan pada pembahasan yang akan datang;
Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis penelitian
secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian berdasarkan beberapa
pertimbangan atau kualifikasi tertentu;
A. Penelitian Deskriptif
B. Studi Kasus
Penelitian Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus
kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebut peneliti
mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya
mengungkap semua variable yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai
aspek.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan
dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Untuk
mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data
berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang
membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data
diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik
memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis
dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu
dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya
kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan
pada penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti
dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.
Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya
subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan
untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi
sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun
sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian
lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.
C. Penelitian Survei
D. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah
studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana
variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat
hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien
korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar
variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah
variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui
variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan dengan kompetensi profesional kepala
sekolah.
Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik,
dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling
kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.
E. Penelitian Eksperimen
F. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek
yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek
tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian
tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke
dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional
dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang
dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan.
adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria
ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India.
Termasuk juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini
ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax,
plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium
falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria.
Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet.
Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.
Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarah karena punya gejala
yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya
berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium,
sementara demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus
Dengue.
Gejala malaria mirip dengan gejala flu biasa. Penderita mengalami demam, menggigil, nyeri
otot persendian dan sakit kepala. Penderita mengalami mual, muntah, batuk dan diare. Gejala
khas malaria adalah adanya siklus menggigil, demam dan berkeringat yang terjadi berulang
ulang. Pengulangan bisa berlangsung tiap hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali
terggantung jenis malaria yang menginfeksi. Gejala lain warna kuning pada kulit akibat
rusaknya sel darah merah dan sel hati.
Infeksi awal malaria umumnya memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
Menggigil
Demam tinggi
Berkeringat secara berlebihan seiring menurunnya suhu tubuh
Mengalami ketidaknyamanan dan kegelisahan (malaise)
Sakit kepala
Mual
Muntah
Diare
Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia selama
beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih serius dan
lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut, penangan dokter lebih
awal sangat disarankan.
Meski memiliki gejala yang hampir mirip, malaria dan demam berdarah disebabkan oleh
nyamuk yang berbeda. Nyamuk penyebab demam berdarah adalah Aedes Aegypti, dan
menyerang pada siang hari. Sementara nyamuk Anopheles penyebab malaria menyerang
pada pagi dan sore hari.
Penyebab Malaria
Parasit yang menyebabkan malaria disebut plasmodium. Ada 170 jenis plasmodium, tapi
hanya empat yang menyebabkan malaria pada manusia :
Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk anopheles betina.
Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, nyamuk tersebut menyedot
parasit yang disebut gametocytes. Parasit tersebut menyelesaikan siklus pertumbuhannya di
dalam tubuh nyamuk dan kemudian merambat ke kelenjar ludah nyamuk. Pada saat
menggigit anda, nyamuk ini menyuntikan parasit ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian
melipatgandakan diri.
Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa penularan dari wanita hamil ke janin.
Malaria juga dapat menular melalui transfusi darah.
Mereka yang memiliki imunitas rendah terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar.
Hal ini berlawanan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki
imunitas terhadap malaria.
Tidak ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada negara-negara endemik cara
pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari manusia dengan memakai obat
nyamuk atau jaring nyamuk.
Cara Pencegahan
Jangan lupa, jaga kesehatan diri dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur untuk
meningkatkan sistem imun dan mencegah serangan penyakit malaria!
Cara Pengobatan
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium
yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok
untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis tempat
plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten
terhadap beberapa obat pada daerah daerah tertentu.
Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala
klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena.
Untuk lebih jelasnya, mengenai cara pengobatan penyakit malaria akan kami buat postingan
khusus. Tunggu saja.