Anda di halaman 1dari 4

Nurul Azizah Syafruddin

D092202008

Tipe-tipe Penelitian
1. Penelitian Eksploratif
2. Penelitian Deskriptif
3. Penelitian Ekspanatif
4. Penelitian Eksperiman

1. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif adalah teknik perolehan data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan studi pustaka sehingga didapat suatu hipotesa atau kesimpulan. Tujuan
penelitian eksploratif adalah mengembangkan gagasan dasar/konsep tentang suatu
topik permasalahan yang baru atau belum sama sekali diketahui asal usulnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali data, tanpa mengoperasionalisasi konsep atau
menguji konsep pada realitas yang diteliti.
Penelitian ini paling sederhana dan mendasar (biasanya kualitatif). Jenis
penelitian eksplorasi dikenal juga dengan nama grounded reserach. Menurut Bungin
(2001: 29) penelitian ini bertolakbelakang dari penelitian lainnya. Jika penelitian
lainnya pada umumnya diawali oleh desain penelitian, namun grounded research tidak.
Peneliti langsung terjun ke lapangan, semuanya dilaksanakan di lapangan. Rumusan
masalah ditemukan di lapangan, data merupakan sumber teori,teori berdasarkan data
sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan. Bahkan peneliti tidak
mempunyai konsep awal. Penelitian eksploratif dituntut untuk kreatif, berpikiran
terbuka, dan fleksibel, serta mampu mengembangkan bakat investigatif dan mampu
mengeksplorasi berbagai sumber informasi. Penelitian eksploratif juga umumnya
menggunakan data kualitatif sehingga penggunaan teknik pengumpulan data serta
metodologinya umumnya juga terkait dengan penelitian yang sifatnya kualitatif. Di
mana penelitian kualitatif juga dilihat sebagai penelitian yang lebih terbuka
kemungkinan terhadap berbagai temuan baru ketika dilakukan penelitian eksploratif
di lapangan (Neuman, 2000: 21).
Salah satu contoh penelitian eksploratif adalah mengenai faktor penyebab
tingginya angka drop out di perguruan tinggi ABCD di kota Malang. Dalam penelitian
ini prediksi awal bisa jadi berupa faktor ekonomi namun hasil penelitiannya nanti bisa
saja akan ditemukan berbagai faktor lainnya yang justru lebih dominan
mempengaruhi. Atau contoh lainnya misalnya, jika warga negara pada umumnya tidak
puas dengan kebijakan pemerintahberkaitan dengan resesi ekonomi, penelitian
eksplorasi mungkin diarahkan untuk mengukur tingkat ketidakpuasan warga,
memahami bagaimana ketidakpuasan tersebut diwujudkan, seperti frekuensi protes
publik, dan dugaan penyebab ketidakpuasan tersebut, seperti kebijakan pemerintah
tidak efektif dalam menangani inflasi, suku bunga, pengangguran, atau pajak yang
lebih tinggi. Penelitian tersebut dapat mencakup pemeriksaan angka yang dilaporkan
publik, seperti perkiraan indikator ekonomi, seperti produk domestik bruto (PDB),
pengangguran, dan indeks harga konsumen, seperti yang diarsipkan oleh sumber-
sumber pihak ketiga, diperoleh melalui wawancara ahli, ekonom terkemuka, atau
pejabat-pejabat penting pemerintah, dan / atau berasal dari mempelajari contoh-contoh
historis yang berkaitan dengan masalah yang sama.

2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat
yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau
tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya
dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-
akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena
dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan
penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna
untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.
Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah
mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui
kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep
yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan
realitas yang sedang diteliti tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.
Salah satu contoh penelitian Studi Kualitatif Deskriptif Perilaku Konsumen
Rilisan Fisik Vynil di Yogyakarta dilakukan oleh Sulistiyono dari Universitas Negeri
Yogyakarta tahun 2015. Riset ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif karena
mendeskripsikan hasil risetenelitian fenomena atau peristiwa yang terjadi di
masyarakat. Riset di atas menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk
menganalisis data primer maupun sekunder dengan cara mendeskripsikan,
menjelaskan, dan memvalidasi temuan-temuan riset (Sulistyono, 2015).

3. Penelitian Eksplanatif
Merupakan tipe penelitian yang memberikan sebuah penjelasan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun obyek penelitian dengan
menjelaskan kedudukan serta hubungan antara variabel-variabel berdasarkan fakta
fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian ini berkaitan dengan upaya
untuk menganalisis hubungan di antara faktorfaktor (variabel) yang hendak
dipelajarinya. Biasanya menggunakan kata tanya “apakah ada hubungan”,
“sejauhmana”, “bagaimana”, “mengapa”. Penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian
yang bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau
gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan
sebab akibat.
Contoh, penelitian tentang hubungan antara interaksi keluarga dengan kenakalan
anak. Contoh lainnya termasuk memahami alasan di balik kejahatan remaja atau
kekerasan geng, dengan tujuan pemberian resep strategi untuk mengatasi penyakit
sosial tersebut. Mencari penjelasan untuk peristiwa yang diamati memerlukan
keterampilan teoritis dan interpretasi yang kuat, bersama dengan intuisi, wawasan, dan
pengalaman pribadi. Mereka yang dapat melakukannya dengan baik juga merupakan
ilmuwan yang paling berharga dalam disiplin ilmu mereka.

4. Penelitian Eksperimen
Dapat disimpulkan bahwa pengertian metode penelitian eksperimen adalah
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi
yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain varibel
treatment) yanng mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi dapa dikendalikan
maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol dan sering
penelitian eksperimen dilakukan di dalam laboratorium.
Ada empat faktor utama dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel
independen, variabel dependen, dan subyek. Hipotesis dalam penelitian eksperimen
merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji. Berdasarkan
hipotesis tersebut selanjutya dapat ditentukan variabel independen dan dependen serta
subyek yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian eksperimen jumlah
variabel independen dapat bisa lebih dari satu. Gordon L Patzer (1996) menyatakan,
jumlah variabel independen bisa tunggal atau jamak, bisa kualitatif dan kuantitatif.
Nilai kualitatif dan kuantitatif bisa terjadi dalam penelitian eksperimen. Contoh varibel
kualitatif, warna kemasan suatu barang, variabel kuaantitatif harga barang.
Salah satu contohnya adalah Jika seorang peneliti akan meneliti
mengenai; Pengaruh Cooperative Learning Model terhadap Pemahaman Konsep
Siswa Mata Pelajaran Ekonomi. Maka dalam kasus tersebut, sebenarnya hampir mirip
dengan The One Shoot Case Study Design. Bedanya dalam desain ini, subjek diberikan
pretest terlebih dahulu sebelum diberikan treatment. Langkah-langkahnya sebagai
berikut.
1. Pada awal kegiatan sebelum treatment diberikan kepada sbujek, terlebih dahulu
subjek penelitian akan diberikan pretest untuk mengukur pengetahuan dan sikap
subjek mengenai pemahaman konsep Mata Pelajaran Ekonomi.
2. Pada tahap kedua, subjek diberikan treatment cooperative learning model.
3. Pada tahap ketiga, setelah treatment diberikan selanjutnya subjek
diberikan posttest.
4. Pada tahap terakhir, peneliti membandingkan hasil pretest dan posttest.

Perbedaan kedua skor tersebut merupakan akibat dari adanya treatment (dalam
hal ini adalah cooperative learning model)

Anda mungkin juga menyukai