PENELITIAN VERIFIKASI
2. PENDEKATAN
PENELITIAN KUANTITATIF
Dari penjelasan dan definisi penelitian kuantitatif menurut para ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan angka dalam proses penghitungan dan pengenalisas hasil penelitian.
Anggota yang di diperoleh dalam penelitian jenis ini dengan menentukan populasi
dan sempel.
Jenis-jenis yang terdapat dalam pendekatan kuantitatit, antara lain adalah sebagai
berikut;
a. Eksperimen
Komparatif adalah jenis penelitian yang berupaya membandingkan dua gejala atau
Iebih. Misalnya, dalam bentuk variabel yang sama untuk sampel berbeda atau variabel
berbeda untuk sampel yang sama.
f. Eksploratif
a. Sampel acak (random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang setiap
anggota populasinya memiliki kesempatan sama untuk menjadi anggota sampel.
b. Sampel terstratifikasi (stratified sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada sampel apabila terdiri atas beberapa tingkat.
c. Sampel rumpun (cluster sampling), yaitu teknik pengambilan sampel secara acak
dengan perbedaan bahwa setiap unit sampelnya merupakan kumpulan atau cluster
dan unsur-unsur.
d. Proportional sampling, yaitu cara pengambilan sampel dan tiap-tiap subpopulasi
dengan memperhitungkan sub-sub populasi.
e. Area probability sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pembagian
area.
f. Incidental sampling, yaitu pengambilan sampel secara kebetulan.
g. Quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dan popuasi yang
mempunyai kriteria tertentu dalam jumlah tertentu.
PENELITIAN EVALUASI
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas,
program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yg telah ditetapkan, dan
bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono 2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K. (2009)
Evaluasi adalah sebuah proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan
seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian dilanjutkan dengan
pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh pada kegagalan dan keberhasilan.
Sedangkan menurut Tayipnapis (1989: 3): Evaluasi dapat mempunyai dua kegunaan,
yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif, evaluasi digunakan untuk
perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk,
dsb). Fungsi sumatif, evaluasi digunakan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi
atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi,
menambah pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat.
Pada prinsipnya tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan
program yang akan dievaluasi (Dwiyogo, 2006: 50). Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program.
Model-Model Evaluasi
Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program, yaitu:
1. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil
keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu program
(Fuddin, 2007). Mbulu (1995: 62) model CIPP merupakan singkatan (akronim) dari
contect evaluation, input evaluation, process evaluation, dan product evaluation yang
dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam dan kawan-kawannya pada tahun 1968 di Ohio
State University dan berorientasi pada pengambilan keputusan.
Model ini dikembangkan oleh Stake (1967), analisis proses evaluasi yang
dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan meletakkan
dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk perkembangan
yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan
dalam evaluasi ialah Descriptions dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap
dalam program pendidikan yaitu: Antecedents (context), transaction (process), dan
Outcomes (output) (Tayibnapis. 1989: 11).
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini ialah bahwa evaluator
yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi. Stake mengatakan bahwa
description di satu pihak berbeda dengan judgement atau menilai. Dalam model ini,
antecedents (masukan), transaction (proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak
hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi
juga dibandingkan dengan standar yang absolut, untuk menilai manfaat program
(Tayibnapis,1989:16-17).
3. TEMPAT
Berdasarkan keterangan di atas, menurut Groat & Wang (2002), ada 4 komponen kunci
berkaitan dengan field research sebagai bagian dari penelitian kualitatif:
• Penekanan pada setting natural
Seting natural berarti subjek penelitian tidak berpindah dari tempat asli kejadian.
Peneliti menerapkan berbagai taktik untuk menempatkan diri dalam konteks
penelitiannya. Konteks tidak perlu berubah demi pelaksanaan penelitian.
Dalam field research dikenal istilah verstehen, artinya melihat kenyataan melalui
pandangan subjek di lapangan. Demikianlah observasi dilakukan. Namun begitu,
analisisnya melibatkan diri peneliti sebagai instrumen penelitian. Dengan demikian, field
research menjadi semacam pertemuan budaya, culture encounter antara budaya peneliti
sendiri di satu pihak, budaya subjek penelitian di lain pihak dan bahkan budaya dari
pembaca hasil penelitian tersebut. Titik permulaannya adalah saat di mana terjadi
penyimpangan, atau dipersepsikannya penyimpangan antara si peneliti dengan
lingkungan, suatu pengamatan terhadap budaya, kejadian, manusia dan nilai-nilainya yang
asing dan tidak dapat dimengerti serta dijelaskan menurut tradisi asli si peneliti. Hal ini
dikenal sebagai breakdown, yang timbulnya sangat tergantung pada tradisi si peneliti,
tradisi kelompok dan tradisi khalayak yang terlibat di dalamnya.
Breakdown amat penting dan menentukan apakah field research yang dilakukan
akan menghasilkan penelitian yang berhasil ataukah tidak. Oleh sebab itu, salah satu aspek
penting dalam field research adalah si peneliti sebaiknya memiliki apa yang oleh
Neuman[6] diistilahkan sebagai sikap keasingan. Peneliti sebaiknya berasal dari kalangan
yang sama sekali berbeda latar belakang dengan subjek penelitian sehingga memiliki
kemampuan untuk menyerap informasi yang terasa asing dari lingkungan penelitian, serta
menjadi peka akan detail yang sekecil mungkin. Apabila peneliti memiliki latar belakang
budaya yang relatif serupa, maka kondisi breakdown tidak tercipta. Peneliti menjadi lebih
mudah “dibutakan” oleh aspek-aspek keseharian rutin yang menurutnya sudah biasa dan
tidak perlu tercatat sebagai informasi penting, padahal di mata peneliti yang awas hal itu
merupakan informasi yang sangat berharga.
PENELITIAN PERPUSTAKAAN
Ada beberapa langkah efektif dan sederhana yang bisa dilakukan dala penelitian
perpustakaan.
1. Tentukan inti dari topik yang akan dibahas.
2. Teknik mencari informasi latar belakang.
3. Meilah informasi.
4. Tuliskan kutipan menggunakan format standar.
4. PENGGUNAAN ILMU
PENELITIAN DASAR
5. BIDANG ILMU
PENELITIAN SOSIAL:
Penelitian sosial adalah suatu metode analisis situasi yang merumuskan berbagai
masalah sosial denghan maksud untuk menemukan aspek yang baru, memahami sebab
musabab beserta interrelasinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi, dan memperluas
pengetahuan.
Tujuan Penelitian Sosial
1. Mendeskripsikan fenomena dalam masyarakat
2. Menjelaskan hubungan antar fenomena terutama hubungan sebab akibat
3. Meramalkan fenomena yang akan terjadi
4. Menemukan pengetahuan baru
5. Menguji kebenaran yang telah ada
Kalau kita mengacu pada definisi Harold D. Lasswall, yang mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada
komunikan dengan media tertentu dan dengan efek tertentu, maka focus penelitian
komunikasi juga tidak lepas dari definisi tersebut. Penelitian komunikasi meliputi:
Dapat disimpulkan bahwa pentingnya komunikasi yang terjalin dengan baik antar
setiap pribadi dalam suatu organisasi menjadi perhatian serius, karena jika makna dalam
pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan maksud dari penyampai pesan, hal tersebut
akan menimbulkan masalah yakni perbedaan pemahaman maksud. Perbedaan pemahaman
maksud tersebut dapat memicu kesalahpahaman dalam menerima pesan dan membuat
pesan yang dimaksud tidak tersampaikan dengan baik. Terdapat empat fungsi utama
komunikasi menurut Robbins dan Coulter (2007) adalah :
6. TARAF PENELITIAN
PENELITIAN DESKRIPTIF
Jadi kesimpulannya; Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan
jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi
jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali
informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan
gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses
atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal,
menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta
untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
Tujuan
Tujuan pengertian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu
(S.Suryabrata, 2008).
Karakteristik
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang
dikemukakan Furchan (2004), yaitu:
(1) Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa
adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas,
dan dilakukan secara cermat.
(2) Tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan.
(3) Tidak adanya uji hipotesis.
a. Studi kasus
b. Survei
c. Studi perkembangan
d. Studi tindak lanjut
e. Analisis dokumenter
f. Analisis kecenderungan
g. Studi korelasi
PENELITIAN EKSPLANASI
Kelebihan dari Penelitian eksplanatif adalah penelitian dapat dikuasai oleh peneliti,
sehingga dapat memperoleh ketepatan dalam pengukuran variabel-variabel yang diteliti.
Sedangkan kelemahannya adalah sampai di manakah hasil penelitian tersebut berlaku.
Penelitian ini bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Orang sering tidak puas
hanya sekadar mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi juga ingin
mengetahui mengapa terjadi. Kita ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa.
Untuk itu, perlu diidentifikasi berbagai variabel di luar masalah untuk mengkonfirmasi
sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu, penelitian penjelasan ini juga disebut
sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory research) dan makin dikenal sebagai
penelitian korelasional (Correlational research).
Melalui penelitian eksplanatori ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua
atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya.
Penelitian koreslasional ini dimulai dengan pertanyaan implisit atau eksplisit: “Adakah
hubungan antara X dan Y?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini hanya dapat
diperoleh melalui penelitian penjelasan atau korelasional. Berikut ini adalah contoh
penelitian korelasional: “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran
pegawai?”, “Adakah hubungan antara motivasi kerja dan tingkat kemangkiran pegawai?”.
Ada dua tipe utama penelitian eksplanasi, yaitu penelitian asosiasi yang disebut
juga dengan nama penelitian kovariasional, dan penelitian kausal. Ini berhubungan dengan
makna yang terkadung dalam hubungan antar-variabel yang mungkin bermakna sebagai
asosiasi (tidak menjelaskan sebab-akibat) atau hubungan kausal (menjelaskan sebab-
akibat). Baik dalam penelitian koresional maupun kausal, perhatian utama menentukan
arah, besar atau kekuatan kekuatan hubungan, dan bentuk-bentuk hubungan-hubungan
yang di observasi. Jadi, penelitian korelasional dan kausal meliputi obeservasi nilai-nilai
dari dua atau lebih variabel dan menentukan apakah terdapat hubungan di antara mereka.
Hubungan antar-variabel, apakah asosiasional atau kausal, dapat diketahui melalui survei
literatur.
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, atau pengaruh suatu variabel dengan variabel
yang lain. Karena itu penelitian ekplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk
menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan bahwa
format ekplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Disebut
ekplanasi memiliki kridibilitas untuk mengukur.
7. PENELITIANVARIABEL
PENELITIAN HISTORIS:
Penelitian historis adalah penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi
informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan
kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi
pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian historis juga merupakan cara menetapkan
fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara
sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan
bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
PENELITIAN EKSPERIMEN:
Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,
sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian
eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect
relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu
atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai perlakuan
DAFTAR PUSTAKA
1) Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
2) Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP,
(Online), (http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html, 11 April
2011)
3) Fuddin Van B. 2007. Evaluasi Program, (Online), (http://
fuddin. wordpress.com/2007/07/17/ evaluasi-program/, diakses 11 April 2011)
4) Inggit Kurniawan. 2009. Pengertian dan Konsep Evaluasi, Penilaian dan
Pengukuran (Online), (http:// santriw4n. wordpress. com/ 2009/ 11/ 18/pengertian
-dan-konsep -evaluasi- penilaian-dan-pengukuran/, diakses 11 April 2011)
5) Mbulu, J. 1995. Evaluasi Program Konsep Dasar, Pendekatan Model, dan
Prosedur Pelaksanaan. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
6) Mulyono. 2009. Penelitian Eveluasi Kebijakan, (Online), (http://
mulyono. staff.uns.ac.id /2009/ 05/13/penelitian-evaluasi-kebijakan/, diakses 11
April 2011)
7) Rika Dwi Kurniasih. 2009. Teknik Evaluasi Perencanaan, (Online), (http://
images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SUdfiwoKCF8AAD
uyo-81/Rika%20Eva.doc?nmid=148657139, diakses 12 April 2011)
8) http://dosensosiologi.com/pengertian-penelitian-sosial-ciri-tujuan-manfaat-dan-
contoh-lengkap/
9) https://www.materipendidikan.info/2018/02/penelitian-sosial.html
10) https://www.banjirembun.com/2012/04/penelitian-kepustakaan.html
11) https://www.materipendidikan.info/2018/02/penelitian-eksperimen.html
12) https://www.perpusku.com/2016/06/pengertian-penelitian-historis-ciri-contoh.html
13) Danier, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
14) Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
15) Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi
Offset
16) Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
17) Zulharman. 2007. Evaluasi Kurikulum : Pengertian, Kepentingan Dan Masalah
Yang Dihadapi, (Online), (http:// zulharman79. wordpress. com/ 2007/08/04/
evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/, diakses
12 April 2011)
18) Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
19) Rakhmat, J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
20) Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
21) https://www.anekamakalah.com/2012/05/field-research-penelitian-lapangan.html