KELAS : SI 6B
NIM : 2001089
1. Penelitian dikatakan ilmiah karena melalui proses yang sistematis, terkontrol, dan
terstruktur yang menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan data, menganalisis
data, dan menghasilkan kesimpulan yang dapat diuji ulang.
Penelitian ilmiah juga harus dilakukan dengan standar etika dan akademik yang ketat,
serta harus melibatkan pembuktian empiris dan pengujian teori secara kritis.
Selain itu, penelitian ilmiah biasanya dilakukan oleh peneliti yang memiliki latar
belakang pendidikan dan keahlian di bidang tertentu, dan hasil penelitian tersebut
dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah yang melalui proses peer review, sehingga
dapat diakui dan diakses oleh komunitas ilmiah secara luas.
Sample dan populasi terkait dalam hal representativitas, di mana sample harus dipilih
dengan cara tertentu untuk mewakili populasi secara umum. Sedangkan kuesioner
digunakan untuk mengumpulkan data dari sampel atau populasi.
b. Eksperimen
Studi objektif fokus pada fakta yang terukur secara objektif, sedangkan studi
sistematis dan terkontrol-fenomena lebih terfokus pada pengumpulan dan analisis
data yang sistematis dan teratur.
Studi objektif dan terkontrol-fenomena sering dilakukan dalam lingkup ilmu alam dan
kesehatan, sedangkan studi sistematis sering dilakukan dalam lingkup ilmu sosial dan
humaniora.
c. Ground Research
Penelitian fakta bertujuan untuk mengumpulkan fakta atau informasi yang akurat,
sedangkan analisis perbandingan-empiris bertujuan untuk menemukan hubungan atau
pola antara data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang
berbeda.
Penelitian fakta lebih sering dilakukan dalam bentuk survei atau pengumpulan data
dari sumber-sumber primer atau sekunder, sedangkan analisis perbandingan-empiris
lebih sering dilakukan dengan menggunakan metode statistik dan pemodelan
matematis.
Penelitian fakta sering dilakukan dalam lingkup ilmu sosial, seperti ilmu politik,
ekonomi, dan sosiologi, sedangkan analisis perbandingan-empiris dapat dilakukan
dalam lingkup ilmu sosial, ilmu alam, dan teknologi.
Perbedaan lain antara kedua jenis penelitian ini terletak pada metode dan teknik
yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data. Penelitian kualitatif-
investigasi sering menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis
dokumen, sementara penelitian kuantitatif-dengan model matematik, angka sering
menggunakan kuesioner, eksperimen, dan teknik-teknik statistik.
Terakhir, tujuan dari kedua jenis penelitian ini juga berbeda. Tujuan dari
penelitian kualitatif-investigasi adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang fenomena sosial yang diteliti, sementara tujuan dari penelitian
kuantitatif-dengan model matematik, angka adalah untuk menghasilkan angka-
angka dan model matematika yang dapat digunakan untuk memprediksi dan
mengukur hubungan antara variabel-variabel yang diukur secara kuantitatif.
Secara umum, kedua jenis penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dan dapat digunakan dalam situasi yang berbeda tergantung pada
tujuan penelitian dan karakteristik fenomena sosial yang diteliti.
3.
1. Menemukan pengetahuan baru: Tujuan utama dari penelitian adalah untuk
menemukan pengetahuan baru dan meningkatkan pemahaman tentang suatu
fenomena atau masalah tertentu.
2. Menjelaskan atau memahami suatu fenomena: Penelitian dapat dilakukan untuk
menjelaskan atau memahami suatu fenomena sosial atau alam yang belum
sepenuhnya dipahami oleh para ahli.
3. Menguji hipotesis: Penelitian juga dapat dilakukan untuk menguji hipotesis atau teori-
teori yang telah diajukan oleh para ahli.
4. Mengembangkan teori: Penelitian dapat dilakukan untuk mengembangkan teori atau
model baru berdasarkan temuan-temuan yang telah diperoleh.
5. Memberikan solusi atau rekomendasi: Penelitian juga dapat dilakukan untuk
memberikan solusi atau rekomendasi yang tepat terhadap suatu masalah atau situasi
yang dihadapi.
4. Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah kesenjangan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang
sebenarnya, yaitu masalah yang ingin dipecahkan atau jawaban dari pertanyaan yang
ingin dijawab melalui suatu penelitian. Masalah penelitian muncul karena adanya
permasalahan atau fenomena yang dianggap penting atau relevan untuk diteliti, namun
belum memiliki jawaban yang memuaskan atau belum banyak diteliti sebelumnya.
Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik agar dapat memberikan
arah dan fokus dalam melakukan penelitian. Rumusan masalah penelitian harus memuat
variabel-variabel yang akan diteliti, hubungan antara variabel-variabel tersebut, serta
populasi atau sampel yang akan diteliti.
Rumusan masalah penelitian yang jelas dan spesifik dapat membantu peneliti dalam
merancang dan melakukan penelitian yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, hasil
penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk mengatasi atau memecahkan masalah
yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat
atau bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu, penting bagi peneliti untuk memilih masalah
penelitian yang relevan dan bermanfaat bagi kepentingan umum