Anda di halaman 1dari 57

TUGAS 01

REVIEW BUKU METODE PENELITIAN SOSIAL DARI SILALAHI

Diajukan kepada Program Studi Manajemen guna memenuhi Syarat dalam Mata
Kuliah Metodologi Penelitian yang diampu oleh

Dr. Sujono, SE, M.Si


Dr. Sri Wiyati Mahrani, SE., M.Si

OLEH
AULYA SAFITRI BALAKA
B1B119098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020.2
A. IDENTITAS BUKU
Judul : Metode Penelitian Sosial
Pengarang : Dr. Ulber Silalahi.,MA.
Penerbit : PT Refika Aditama
Tahun Terbit : 2009
Alamat Terbit : Jl. Mengger Girang No. 98, Bandung 40254
Jumlah Halaman : 515

B. PENJELASAN BUKU
Buku Metode Penelitian Sosial yang ditulis oleh Dr. Ulber Silalahi.,MA ini
merupakan salah satu buku yang ditulis dengan tujuan tidak lain untuk memberikan wawasan
dan pemahaman tentang apa sebenarnya penelitian sebagai hal yang utama. Tujuan
selanjutnya adalah memberikan petunjuk bagaimana merancang dan melaksanakan sebuah
proyek penelitian, baik dalam skala kecil maupun besar.
Buku ini menyediakan pengetahuan tentang metode penelitian sosial dan didalamnya
juga dikemukakan beberapa aplikasi untuk hampir semua tahap-tahap dalam proses penelitian
sosial. Bahkan, dalam tahap analisis data dikemukakan sejumlah contoh dengan
menggunakan statistika sebagai alat bantu, baik analisis univariat, bivariat, maupun
multivariat. Buku ini juga tidak hanya menjelaskan tahap-tahap proses penelitian, tetapi juga
dijelaskan bagaimana menyusun sebuah rencana atau proposal penelitian dan bagaimana
menulis satu laporan hasil penelitian.
Buku ini dapat digunakan oleh siswa yang berminat melakukan penelitian. Para
mahasiswa untuk menulis skripsi, tesis, disertasi dan para praktisi untuk melakukan
penelitian sendiri atau untuk mengevaluasi hasil penelitian orang lain yang akan digunakan
dalam pembuatan keputusan dan orang-orang yang berkecimpung dalam lembaga penelitian.
C. HASIL REVIEW BUKU

BAB I

PENGENALAN DASAR PENELITIAN SOSIAL


Bab ini membahas konsep-konsep penting dalam metode penelitian sosial, seperti
metode dan metodologi penelitian, dan proses penelitian sosial yang menggunakan metode
ilmiah.

1.1 Definisi Penelitian Sosial


Penelitian adalah satu proses penyelidikan, sistematis dan metodis, penelitian sebagai
solusi atas suatu masalah dan meningkatkan pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, dalam
buku ini, penelitian didefinisikan sebagai satu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas
suatu masalah untuk menemukan sosial atas masalah tersebut dan menambah khazanah
pengetahuan. Penelitian sosial yaitu satu penyelidikan yang sistematis dan metodis atas suatu
masalah sosial dengan maksud menemukan solusi atas masalah sosial tersebut dan
menambah khazanah pengetahuan sosial. Perbedaan utama antara penelitian sosial yang satu
dan penelitian sosial lainnya adalah pada hakikat dari gejala yang dipelajari.

1.2 Mengapa Mempelajari Metode Penelitian


Metode penelitian sangat penting untuk dipelajari karena hampir semua pekerja
menggunakannya dalam melakukan pekerjaannya. Terutama pada mahasiswa, dosen,
profesional, pusat penelitian, dan pemerintah banyak melakukan penelitian sosial. Para
pengambil keputusan sangat menggantungkan diri pada informasi sebagai kerjanya yang rutin
memerlukan sejumlah informasi yang lebih banyak, akurat, dan andal yang akan digunakan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sementara itu, informasi yang lebih banyak,
lebih akurat, dan lebih andal didapat dengan menggunakan metode penelitian.

1.3 Aplikasi Metode Ilmiah dalam Penelitian Sosial


Metode ilmiah atau metodologi ilmiah (scientific methodology) merupakan cara yang
sahih dan andal untuk mendapat pengetahuan ilmiah. Metode ilmiah bukan saja merupakan
cara sistematis dari seluruh pemikiran dan telaah refleksi, melainkan juga memiliki
kesanggupan mengoreksi diri. Tahap-tahap dalam melakukan penelitian harus terlihat
familier dan secara langsung pararel dengan metode ilmiah. Tahap tersebut meliputi selection
dan definition of a problem: satu masalah adalah satu pertanyaan yang dapat dijawab atau
hipotesis penelitian yang dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data; execution of
research procedures: prosedur secara khas meliputi pilihan subjek dan pilihan atau
pengembangan metodologi pengukuran; analysis of data: meliputi aplikasi dari satu atau
lebih teknik statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian;
dan drawing and stating conclusions: didasarkan atass hasil analisis data konklusi harus
mengindikasi, misalnya apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak didukung.
1.4 Metode Penelitian Ilmiah
Pada hakikatnya, penelitian bertujuan untuk memberi solusi atas suatu masalah dan
mendapat pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses observasi.
Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tengang
fenomena-fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang
hubungan yang diduga terdapat antara fenomena-fenomena itu.
Disamping menggunakan metode ilmiah, penelitian ilmiah juga memerlukan sikap
ilmiah atau cara orang melihat pada dunia sehingga benar-benar objektif atau terlepas dari
prasangka pribadi yang bersifat subjektif. Namun, setiap penelitian ilmiah memiliki beberapa
ciri sebagai berikut:
1. Bertujuan (purposiveness)
2. Sistematis (systematic)
3. Empiris (empirical)
4. Objektivitas (objectivity)
5. Kritis (critics)
6. Generalisabilitas (generalizability)
7. Replikabilitas (replicability)
1.5 Metode Atau Metodologi Penelitian
- Metode
Metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan. Oleh sebab itu, metode dapat diartikan sebagai cara
mendekati, mengamati, dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan
teori. Dalam arti luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis
dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud
mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.
- Metodologi
Metodologi merupakan pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan
dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Secara etimologis, metodologi (dari
kata methodos = metode dan logos = ilmu) diartikan sebagai ilmu tentang metode.
Jika demikian, metologi penelitian adalah ilmu tentang metode penelitian. Hakikat
metodologi penelitian terletak pada bagaimana kita mengetahui. Cara mengetahui,
mengumpulkan informasi dan memberi solusi atas perilaku inilah menjadi otologi
atau pokok pembicaraan dalam metodologi penelitian.
1.6 Proses Penelitian Ilmiah dalam Penelitian Sosial
Tahap-tahap dalam penelitian kuantitatif untuk suatu proyek penelitian termasuk
skripsi dan tesis adalah tahap pertama proses penelitian kuantitatif ialah pemilihan dan
perumusan masalah. Tahap kedua adalah pengembangan kerangka teoritis dan perumusan
hipotesis. Tahap ketiga adalah menentukan desain penelitian. Tahap keempat adalah
pengukuran. Tahap kelima adalah tentukan subjek. Tahap keenam adalah pengumpulan data.
Tahap ketujuh adalah analisis data. Tahap kedelapan adalah melakukan interpretasi atau
pembahasan. Tahap kesembilan adalah melaporkan hasil penelitian.
1.7 Tipe Penelitian
- Penelitian Berdasarkan Manfaat
Klasifikasi penelitian berdasarkan kegunaan atau manfaat menunjuk pada derajat
sejauh mana penemuan-penemuan memiliki aplikasi langsung dan derajat sejauh
mana hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk situasi lain. Tipe penelitian
berdasarkan manfaat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Penelitian dasar, penelitian ini diadakan untuk menyelidiki isu-isu yang relevan
dengan maksud mengkonfirmasi atau mendiskonfirmasi tentang posisi-posisi teoritis
dan empiris. Hasilnya berguna untuk memahami hakikat fundamental dari realitass
sosial.
2. Penelitian terapan, penelitian terapan berrhubungan dengan aplikasi dari teori untuk
memecahkan masalah-masalah. Hasilnya berguna untuk menerapkan pengetahuan
ilmih untuk isu-isu praktik khusus.
- Penelitian Berdasarkan Tujuan
Penelitian berdasarkan tujuan memiliki tujuan untuk menjelajah (to explorate),
menggambarkan (to description), dan menjelaskan (to explain).
1. Penelitian eksploratori, tujuannya agar peneliti lebih mengenal dan mengetahui
gambaran mengenai suatu gejala sosial. Tipe penelitian ini berhubungan dengan
pertanyaan “apa”.
2. Penelitian deskripsi, penelitian ini menyajikan satu gambar yang terperinci tentang
satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan. Penelitian ini dibedakan 2 jenis,
yakni deskripsi kualitatif dan deskripsi kuantitatif.
3. Penelitian eksplonatori atau ekplanasi, bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara
dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar
“mengapa”.
- Penelitian Berdasarkan Subjek
- Penelitian Berdasarkan Metode
- Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
- Penelitian Berdasarkan Pengumpulan Data
- Penelitian Berdasarkan Analisis Data

BAB II
MASALAH PENELITIAN

2.1 Definisi Masalah Penelitian


Masalah merupakan suatu kesulitan yang dirasakan, suatu perasaan tidak
menyenangkan atas suatu situasi atau gejala tertentu. Jika ada keraguan, kesangsian,
kebingungan, atau kemenduaan tentang suatu fenomena, itu dapat dianggap sebagai masalah
penelitian.
2.2 Topik Penelitian
Penelitian adalah masalah, hal itu harus ditentukan secara jelas dan tepat berkaitan
dengan topik atau bidang apa. Topik penelitian merupakan konsep utama yang dibahas dalam
suatu penelitian dan penulisan ilmiah. Dalam mempersiapkan satu rencana penelitian, hal
yang harus disiapkan didalamnya adalah mempersiapkan fokus studi, ide-ide penelitian, isu
penelitian, dan masalah penelitian.
2.3 Tipe Masalah dan Perumusan Masalah
Tipe masalah penelitian dapat dibedakan atas: masalah deskriptif, masalah
korelasional, atau maalah kovariasional, dan masalah kasual.
2.4 Masalah dan Perumusan Masalah Deskriptif
Masalah deskriptif merupakan masalah yang dikaji atau diselidiki dalam penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data agar dapat menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir, baik karakteristik ataupun frekuensi dari
subjek yang dipelajari. Masalah deskriptif adalah masalah yang berhubungan dengan atau
yang mempertanyakan status satu gejala atau variabel.
2.5 Masalah dan Perumusan Masalah Korelasional
Masalah korelasional adalah masalah tentang hubungan antara dua atau lebih gejala.
Dengan masalah ini, peneliti bermaksud mengetahui atau mencari ada tidaknya hubungan
atau derajat hubungan antara gejala. Masalah seperti ini disebut juga masalah hubungan
sejajar atau hubungan kovariasional yang didalamnya masalah hanya menunjukkan hubungan
tetapi bukan pengaruh.
2.6 Masalah dan Perumusan Masalah Kausal
Masalah kausal adalah masalah tentang hubungan pengaruh atau hubungan sebab-
akibat antara satu atau lebih variabel dan satu atau lebih variabel lain atau sebaliknya.
Masalah sebab-akibat selain menunjukkan ada hubungan antara dua atau lebih variabel,
hubungan tersebut menunjukkan ada variabel sebab dan ada variabel akibat. Ini berarti bahwa
dalam masalah kausal-efek, perubahan dalam satu variabel menyebabkan terjadinya
perubahan dalam variabel lain.
2.7 Masalah dan Perumusan Masalah Komparatif
Masalah komparatif berhubungan dengan perbeddaan atau perbandingan antara gejala
atau populasi. Penelitian komparatif dibedakan atas dua tipe, yakni komparatif yang
berhubungan dengan variabel atau objek yang dipelajari dan komparatif yang berhubungan
dengan kelompok atau subjek yang dipelajari.
2.8 Masalah dan Perumusan Masalah Multivariat
Multivariat berarti variabel independen atau dependen atau keduanya lebih dari satu
variabel. Contohnya: “Bagaimanakan komunikasi, urbanisai, pendidikan, dan pertanian
memengaruhi perkembangan politik negara?.”, “Bagaimanakah kondisi rumah, proses belajar
dalam kelas, dan lingkungan kelompok sebaya memengaruhi dan sikap terhadap ilmu dan
matematika?.”

BAB III
PARADIGMA PENELITIAN
DARI POSITIVISME KE PENELITIAN KUANTITATIF

3.1 Paradigma Positivisme


            Ada dua paradigma yang berkembang dalam tradisi sosiologi, yakni paradigma
positivisme (paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis yang
dikembangkan para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim, dan Mill) dan paradigma
fenomenologis (paradigma naturalistik dinyatakan sebagai pendekatan konstruktivistis,
interpretatif, atau pasca-positivisme atau prespektif pasca-modern yang dikembangakan ahli
sosiologi  seperti Weber dan Kant).
3.2 Dari Positivisme ke Paradigma Kuantitatif
            Pendekatan positivisme adalah satu pendekatan dalam penelitian yang sangat tua dan
sangat luas digunaka dan menjadi suatu paradigma dalam penelitian kontemporer.
          Positivisme, seperti dalam teori sosiologi positivisme, sangat memerhatikan ketetapan
dalam pembentukan teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Teori terbentuk dari
konsep, proposisi, saling hubungan antar-proposisi.
            Dalam paradigma positivistis atau kuantitatif, suatu teori harus dapat diuji secara
empiris. Ini disebut sebagai “the deductive-nomological model of explanation” dan “the
hypothetico-deductive model of theory development”.
            Positivis menamakan prosedur untuk pengembangan hukum-hukum ilmiah sebagai
metode “hypothetico-deductive” tetapi hukum-hukum ilmiah harus diuji secara empiris
sehingga dalam perkembangannya menjadi “deducto-hipothetico-verificative”. Ide dasar dari
metode deducto-hipothetico-verificative adalah bahwa ilmuwan/peneliti mulai dengan satu
peristiwa atau masalah yang memerlukan penjelasan.
3.3 Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
a. Model deduktif dalam satu penelitian kuantitatif
b. Model Induktif dalam satu penelitian kualitatif
            Adanya pembedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam strategi
penelitian berguna untuk mengorganisasi metode penelitian dan pendekatan untuk analisis
data. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif, misalnya tampak dalam tahap-tahap
utama dalam proses penelitian.
3.4 Memilih Paradigma Kuantitatif atau Kualitatif
            Menurut Creswell, memilih paradigma penelitian sebagai pendekatan atau strategi
penelitian dilakukan setelah peneliti merasa cocok dengan fokus dan masalah penelitian. Ini
berarti sebelum mengostruksi penelitian adalah penting untuk menentukan paradigma
penelitian sebab, bagaimanapun, ada perbedaan antara paradigma positivistis atau kuantitatif
atau paradigma fenomenologis atau kualitatif dalam proses penelitian.
            Pendekatan metodologi kuantitatif menggunakan logika deduktif yang menguji teori
dan hipotesis dalam tatanan sebab akibat. Sebaliknya, dalam metodologi kualitatif berlaku
logika induktif.
3.5 Memilih Metode Penelitian Berdasarkan Paradigma
            Menurut Creswell, ada hubungan antara paradigma dan  metode penelitian,
khususnya metode pengumpulan data dan metode analisis data. Menurut Hussey dan Hussey,
pilihan atas paradigma berimplikasi penting bukan saja terhadap pilihan tentang metodologi
penelitian melainkan juga terhadap metode untuk mengumpulkan data, pilihan tentang
masalah penelitian, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Metode kuantitatif terdiri
atas experimental research dan survey research.
            Metode (atau pendekatan) kualitatif menawarkan beberapa tradisi dalam metoode
pengumpulan data, analisis, dan penulisan laporan, atau rancangan menyeluruh yang
mencakup seluruh tahap dalam proses penelitian.

BAB IV
KERANGKA TEORITIS :
TEORI DALAM PENELITIAN

4.1 Esensi Teori dan Kerangka Teoritis


4.1.1 Definisi Teori
            Teori adalah satu set proposisi yang menyatakan secara logis saling hubungan antara
dua atau lebih konsep (variabel) untuk tujuan menjelaskan suatu fenomena atau hubungan
antara fenomena tertentu.
            Teori ialah satu set atau seperangkat konstruk (variabel) yang saling berhubungan,
definisi, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena
dengan memerinci hubungan-hubunganan di antara variabel dengan tujuan menjelaskan dan
memprediksi gejala itu.
            Berdasarkan definisi dari teori tersebut dapat diidentifikasi karakteristik suatu teori
sebagai berikut:
1. Berisi konsep atau konstruk dan variabel
2. Dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan hubungan yang secara umum dekenal
sebagai proposisi
3. Secara sistematis menunjukkan pola, sifat, arah dan bentuk hubungan antar-konsep
atau variabel
4. Bertujuan menjelaskan dan memprediksi satu fenomena sosial tertentu.
4.1.2 Definisi Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis didefinisikan sebagai satu model konseptual tentang bagaimana
teorisasi dari satu hubungan antara masing-masing faktor yang telah diidentifikasi sebagai
penting untuk masalah.
      Kerangka teoritis adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang
menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu.
4.2 Kebutuhan Teori dan Kerangka Teoritis
            Kebutuhan kerangka teoritis semakin jelas dilihat dari fungsinya dalam suatu
penelitian. Fungsi pertama kerangka teoritis adalah mendefinisikan dan menguraikan
variabel-variabel yang diperhitungkan atau dijadikan sebagai objek oleh peneliti agar
penelitian yang diusulkan memberi hasil bagi penemuan jawaban dan pemberian solusi atas
suatu masalah yang diselidiki. Fungsi kedua kerangka teoritis adalah memberikan batasan-
batasan kepada penyelidikan yang diajukan dengan menyarankan variabel-variabel mana
yang harus dipandang sebagai tidak relevan dan karena itu harus diabaikan. Ini merupakan
akibat dari fungsi utama. Fungsi ketiga kerangka teoritis ialah bahwa kerangka teoritis itu
merupakan struktur yang memberikan arti kepada hasil-hasil penelitian.
4.3 Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual
            Mayor dan Greenwood menjelaskan sebagai berikut:
“Suatu kerangka konseptual adalah suatu orientasi kausal terhadap studi yang
direnungkan. Dan istilah kerangka teoritis sering kali digunakan untuk mendeskripsikan isi
dari penyidikan-penyidikan ilmiah. Istilah itu mengimplikasikan suatu penjelasan kausal dari
hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang telah diverifikasikan melalui
riset formal atau dideduksikan dari teori formal. Kerangka demikian adalah relatif abstrak”.
            Miles dan Huberman mengemukakan bahwa perlu dibangun kerangka konseptual
sebagai aspek suatu rancangan penelitian. Dasar pemiirannya adalah sebagai berikut:
“Pembangunan teori menyandarkan pada sejumlah konsep umum yang tersusun dari
gugusan fakta-fakta.
            Selanjutnya Miles dan Huberman memberikan gambararan singkat tentang
“membangun kerangka konseptual”, sebagai berikut: Suatu kerangka konseptual
memaparkan, entah dalam bentuk grafik atau naratif, dimensi-dimensi kajian yang utama,
yaitu faktor-faktor kunci, atau variabel-variabel, dan hubungan-hubungan antara dimensi-
dimensi tersebut yang telah diperkirakan sebelumnya. Kerangka konseptual terwujud dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Kerangka konseptual dapat bersifat elementer atau rumit
berlandaskan pada teori atau pikiran nsehat, deskriptif, atau hubungan sebab-akibat.
            Jadi, kerangka teoritis disusun berlandaskan teori dan teori disusun melalui telaah
pustaka atau literatur atau survey pustaka atau literatur. Kerangka konseptual disusun
berdasarkan pemikiran logis atau berlandaskan pada akal sehat dan pengalaman praktis.
Persamaannya ialah ialah bahwa kerangka teoritis dan kerangka konseptual menjelaskan
variabeldan saling hubungan antara variabel-variabel yang dianggap secara integral
menyatukan dinamika dari situasi-situasi yang diselidiki.
4.4 Kerangka Teoritis dan Telaah Pustaka
            Telaah pustaka atau literatur adalah proses melokasi, memperoleh, membaca, dan
mengevaluasi literatur penelitian dalam bidang yang diminati.
            Membangun kerangka teoritis dan melakukan telaah pustaka merupakan satu tahap
dalam proses penelitian dan menjadi satu elemen penting dalam format rencana penelitian
yang dibuat dalam seksi terpisah  untuk satu model penelitian kuantitatif.
            Membangun kerangka teoritis merupakan cara yang umum dilakukan dalam
paradigma positivistis atau penelitian kuantitatif.
            Tujuan uutama telaah literatur ialah membantu peneliti untuk membangun kerangka
teoritis atau memberi penjelasan teoritis atas pertanyaan penelitian.
4.5 Relevansi Telaah Pustaka dan Teori dalam Penelitian
            Tujuan utama telaah literatur adalah menentukan apakah peneliti siap berhubungan
dengan masalah yang dipilih.
            Tujuan pokok dari telaah pustaka bukan hanya membantu memformulasi hipotesis
melainkan juga membantu untuk merumuskan satu tujuan atau pertanyaan penelitian yang
jelas.
Fungsi dan telaah literatur bukan saja untuk membantu menentukan masalah,
merumuskan masalah, dan menyusun kerangka teoritis , melainkan juga untuk menentukan
strategi yang mengatur dan prosedur yang spesifik penelitian dan instrumen pengukuran yang
mungkin digunakan dalam proses penyelidikan, pilihan atas metode pengumpulan dan
analisis data dan juga untuk interpretasi.
4.6 Penempatan Telaah Pustaka dan Teori dalam Penelitian
            Teori dan telaah pustaka digunakan di seluruh proses penelitian.
            Untuk merencanakan pengangguran literatur dalam penelitian kuantitatif adalah,
sebagai berikut:
- Gunakan literatursecara deduktif sebagai dasar untuk  mengajukan pertanyaan
penelitian atau hipotesis
- Gunakan literatur untuk memperkenalkan penelitian, menggambarkan literatur yang
terkait dalam suatu bagian yang terpisah, dan membandingkannya dengan temuan
dalam penelitian kuantitatif
- Jika dipakai tinjauan literatur dalam suatu bagian terpisah, pertimbangkan agar
literatur tersebut diuraikan sebagai tinjauan integratif yang merupakan rangkuman
penelitia sebelumnya atau tinjauan teoritis, yang memusatkan perhatian pada teori
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4.7 Pengelompokkan Teori
            Teori merupakan unsur dan sekaligus memegang peranan penting dalam penelitian
ilmiah, baik penelitian deskriptif maupun penelitian penjelasan, karena ia digunakan antara
lain untuk menjelaskan gejala atau masalah sosial. Teori yang digunakan untuk menjelaskan
masalah sosial tertentu dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yakni grand theories, middle-
range theories, dan substantive theories.
4.8 Peranan Teori dalam Penelitian
            Menurut Kerlinger, sifat dan hakiki teori justru terletak pada penjelasan dan
prediksinya tentang fenomena-fenomena yang diamati. Penjelasan dan prediksi atau ramalan
dapat dicakup secara ringkas-padat dalam teori.
            Teori merupakan umum dan masih abstrak sehingga teori yang ada belum tentu
berlaku dan dapat langsung digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu
fenomena sosial tertentu yang memiliki ciri yang spesifik.
4.9 Teori dan Model
            Model visual sering digunakan oleh ilmuwan sosial untuk mewakili secara sistematis
aspek-aspek tertentu dari dunia nyata. Model merupakan abstraksi dari realitas yang
memberikan tujuan pengaturan dan penyederhanaan pandangan terhadap realitas. Model
berguna untuk menterjemahkan variabel ke dalam satu gambar visual sehingga menjadi
tampak hubungan antara variabel yang dijelaskan. Model juga digunakan untuk mendapat
pengertian tentang fenomena yang tidak dapat diobservasi secara langsung, seperti halnya
sistem ekonomi Indonesia.
            Ada dua tipe model, yakni schematic models dan symbolic model. schematic
models menunjuk pada model ynag menggunakan gambar, garis, dan titik untuk menunjuk
elemen-elemen dan ilistrasi hubungannya dengan yang lain. symbolic model- suatu model
yang banyak digunkan dalam ilmu sosial-menunjuk pada model yang menggunakan kata-
kata, persamaan, atau program komputer untuk menyajikan elemen-elemen dan gambaran
hhubungan-hubungannya.
            Model simbolis meliputi verbal models dan mathematical models. Verbal
models  menggunakan kata-kata untuk menggambarkan elemen-elemen dan
hubungannyadengan yang lain dan sering ditemukan dalam seksi teoritis dalam suatu artikel
penelitian. Sedangkan, mathematical models yang menggunkan persamaan (Equation) untuk
menjelaskan hubungan-hubungan, dan biasanya digunakan oleh administrator dalam riset
operasi atau ilmu manajemen dan model ini mengindikasikan apa hubungan yang ada, apa
arah hubungan, dan seberapa kuat hubungan tersebut.
4.10 Bagian-bagian dari Teori
a. Konsep. Konsep merupakan abstraksi tentang fenomena sosial yang dirumuskan melalui
generalisiasi dari sejumlah karakteristik peristiwa atau keadaan fenomena soaial tertentu. Ada
dua bentuk konsep, yakni konkret dan abstrak.
b. Variabel. Variabel adalah satu konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau
lebih) nilai.
c. Definisi. Definisi merupakan seperangkat kriteria untuk menetapkan ke kategori konsepsi
mana pengamatan itu tergolong. Definisi merupakan pernyataan yang dapat mengartikan atau
memberikan maksna dari suatu konsep tertentu.
d. Proposisi. Proposisi merupakan salah satu elemen yang mencirikan teori. Ada lima tipe
proposisi dilihat dari penggunaannya, yakni: hipotesis, generalisasi empiris, aksioma,
postulat, dan teorem.
4.11 Membangun Kerangka Teoritis
            Menurut Bordens dan Abbott, membangun kerangka teoritis dapat mengikuti tahap-
tahap tertentu untuk membangun satu teori yang baik dan layak. Tahap-tahap tersebut
ialah: defining the scope of your theory, knowing the literature, formulating your theory,
estabilishing predictive validity, testing your theory empirically.
4.12 Model Penulisan Kerangka Teoritis
            Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan menurut Creswell:
1. Lihat pustaka berdasarkan disiplin ilmu untuk mencari suatu teori.
2. Lihat studi-studi atau penelitian-penelitian terlebih dahulu yang membahas topik tersebut
atau topik yang berhubungan erat.
3. Ajukan pertanyaan pelangi
4. Tuliskan bagian teori.
BAB V
KERANGKA TEORITIS : HUBUNGAN ANTARA VARIABEL

5.1 Esensi Hubungan Antara Variabel


Satu hubungan dalam penelitian selalu berarti satu hubungan antaradua atau lcbih
gejala-gejala. Oleh karena gejala direpresentasi oleh variabel, hubungan dalam penelitian
berarti satu hubungan antara dua atau lebih variabel. Kata hubungan kadang-kadang
dipertukarkan antara asosiasi (association) dan korclasi (correlarion). Korelasi memiliki
pengertian teknis khusus, sedangkan asosiasi adalah satu ide yang lebih umum. hubungan
antara variabel merupakan suatu perubahan berpola timbalbalik antara dua variabel atau
lebih. Karena itu, bagi walizer dan weiner, tidak ada hubungan antara variabel jika tidak ada
perubahan berpola dan tidak ada hubungan antara variabel kecuali perubahan itu bersifat
timbal balik dan dalam cara yang terpola.3 Jadi, jika dikatakan bahwa variabel X dan variabel
y berhubungan, secara sederhana hal itu dapat diartikan bahwa kedua variabel (X dan Y)
berubah secara bersamaan. Artinya, perubahan nilai dalam variabel X diserlai dengan
perubahan nilai dalam variabel Y.
5.2 Tipe-tipe Variabel dalam Hubungan Antara Variabel
Variabel merupakan fenomena yang dapat diukur atau diamati karena memiliki nilai
atau ketegori. Variabel dapat dibedakan berdasarkan dua ciri, yaitu.posisi dan urutan waktu
dan pengukurannya. Berdasarkan waktu atau posisi atau lokasi variabel dalam hubungan
antara variabel, umumnya variabel diklasifikasi kedalam empat tipe dasar. Empat tipe dasar
variabel tersebut ialah variabel independen (independent variable), variabel dependen
(dependent variable), variabel antara (intervening variable), variabel kontingensi
(contingency variable).
- Variabel Indenpen
Berdasarkan waktu atau posisi atau lokasi variabel dalam hubungan antara variabel,
umumnya variabel diklasifikasi kedalam empat tipe dasar. Empat tipe dasar variabel
tersebut ialah variabel independen (independent variable), variabel dependen
(dependent variable), variabel antara (intervening variable), variabel kontingensi
(contingency variable). Hal ini terjadi dalam hubungan kausal. Variabel independen
dalam hubungan kausal merupakan variabel sebab (cause variable) atau sesuatu yang
mengondisikan terjadinya perubahan dalam variabel lain. Runyan dan Harber
mengatakan: lndependent variable: a variable that is examined in order to determine
its effects on an outcome of interest (the dependent variable).
- Variabel Dependen
- Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.
jika ada peningkatan (increase) dalam variabel independen mungkin akan terjadi
suatu peningkatan atau penurunan (decrease) dalam variabel dependen. Jika terjadi
perubahan nilaidalam variabel independen, perubahan nilaitersebutdirespons secara
positif atau negatif oleh variabel dependen. Variabel dependen adalah akibat yang
dipradugakan, yang bervariasi mengikuti perubahan atau variasi variabel bebas.
Tujuan peneliti adalah menjelaskan atau memprediksi variabilitas yang terjadi dalam
variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Oleh karena itu,
variabrel dependen adalah variabel utama yang memberi peneliti satu isu semangat
untuk menyelidiki. Melalui analisis tentang variabel dependen adalah mungkin
menemukan jawaban atau solusi untuk masalah.
- Variabel Antara
An intervening variable is one that surfaces between the time the independent
variables operate to influence the dependent variable and their impact on the
dependent variable. suatu variabel disebut variabel antara apabila-dengan masuknya
variabel tersebut-hubungan statistik yang semula tampak antara dua variabel menjadi
lemah atau bahkan lenyap. Hal itu disebabkan hubungan yang sernula tampak antara
dua variabel pokok bukanlah suatu hubungan yang langsung tetapi melalui variabel
lain.
- Variabel Kontingensi
Variabel kontingensi menentukan kuat atau lemahnya hubungan atau pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika kondisi variabel kontingensi
tidak kondusif, hubungan variabel independen dan variabel dependen akan lemah atau
menurun. Sebaliknya, jika kondisi variabel kontingensi kondusif, hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen akan kuat atau meninggi. Variabel
independen membantu menjelaskan variansi dalam variabel dependen variabel
intervining muncul ke permukaan pada waktu sebagai fungsi dari variabel
independen, yang juga membantu kita mengonseptualisasi hubungan antara variabel
independen dan dependen dan Metode Penelitian Sosial, Gaya Kepemimpinan
(Variabel Independen), Kinerja Pegawai (Variabel Dependen), Karakteristik Pegawai
dan Tugas (ariabel Moderating/ Kontingensi). Variabel moderating memiliki suatu
efek kontingen (Contingent Effect) terhadap hubungan antara dua variabel. Jadi, satu
variabel adalah variabel independen, variabel dependen, variabel intervining, atau
variabel moderating harus ditentukan oleh kehati-hatian membaca dinamika
pelaksanaan dalam tiap situasi tertentu.
- Variabel Kontrol
Variabel kontrol dapat dianggap sebagai variabel penguji dalam analisis hubungan
antara variabel rdependen dan dependen. Peneliti perlu memerhatikan variabel kontrol
dalam penelitiannya jika dari perhitungan statistik ternyata variabel tersebut
mempunyai kaitan, baik dengan variabel terpengaruh maupun dengan variabel
pengaruh. Variabel kontrol dapat dibedakan atas variabel penekan (suppressor
variable) dan variabel pengganggu (distorter variable). Disebut variabel penekan
apabila dalam analisis awal ditemukan tidak tampak ada hubungan antara dua
variabel, tetapi setelah variabel ketiga sebagai variabel kontrol dimasukkan maka
hubungan antara dua variabel tersebut menjadi tampak. lni karena variabel kontrol
tersebut "menekan" sehingga tidak tampak hubungan antara dua variabel.
5.3 Jenis-jenis Hubungan dalam Hubungan Antara Variabel
1. Pernyataan ada hubungan: pernyataan deklaratif yang menyatakan bahwa satu
variabel adalah secara kovariasional berhubungan dengan variabel lain.
2. Pernyataan tentang arah hubungan: pernyataan deklaratif tentang apakah satu
l.rubungan adalah positif atau negatif (inverse).
3. Pernyataan tentang bentuk hubungan: pernyataan deklaratif bahwa satu hubungan
adalah linier atau kurvilinier.
4. Pernyataan tentang "time lagi': pernyataan tentang seberapa .jauh waktu lalu di antara
variasi dalam variabel independen dan dependen.
5. Pernyataan tentang kausalitas: pernyataan yang mengenalkan ada atau tidak
penyebab. Jika tidak ada alasan untuk menyatakan kausalitas, pernyataan tersebut
menunjukkan ada kovariasi yang tidak satu pun dispekulasi atau diketahui tentang
penyebab.
- Sifat Hubungan
Hubungan (relationship) yang Anda identifikasi dalam satu penelitian hubungan
antar-variabel jatuh pada dua kategori besar: hubungan korelasional (correlational
relationship) atau sering disebut kovariasion al (covari ationak dan hubungan
kausal\causal relationship).
- Hubungan Korelasional
Hubungan korelasional sering dipertukarkan dengan asosiasional atau kovariasional,
bahkan sering disebut sebagai hubungan sejajar atau simetris, concomitant variation.
Hubungan seperti ini menunjukkan bahwa dua variabel berubah secara bersamaan.
Suatu hubungan antara variabel disebut sebagai hubungan kovariasional apabila:
1. Kedua variabel merupakan indikator dari sebuah konsep yang sama. Misalnya, ada
hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan tetapi keduanya digunakan
sebagai indikator dari status sosial.
2. Kedua variabel merupakan akibat dari suatu variabel yang sama. Misalnya, hubungan
antara merokok dan kanker paru-paru sebagai akibat stres psikologi.
3. Kedua variabel merupakan sebab dari suatu variabel yang sama.
4. Kedua variabel mempunyai hubungan fungsional. Misalnya, seseorang yang
memperoleh nilai matematika yang tinggi menunjukkan nilai manajemen personel
yang tinggi.
5. Kedua variabel menunjukkan hubungan kebetulan. Misalnya, seseorang mengunjungi
orang tuanya, kemudian beberapa hari kemudian dia mendapat panggilan dan diterima
bekerja. Secara empiris, peristiwa tersebut tidak dapat disimpulkan bahwa orang
tersebut diterima bekerja karena mengunjungi orang tua.
- Hubungan Kausal
Suatu hubungan disebut kausal (atau hubungan sebab-akibat) apabila dalam proposisi
secara khusus menyatakan bahwa perubahan dalam satu variabel menyebabkan suatu
perubahan dalam variabel lain dalam suatu arah tertentu. Jadi, kausalitas
menunjukkan implikasi bahwa perubahan dalam variabel independen menyebabkan
terjadinya perubahan dalam variabeldependen sehingga tanpa perubahan dalam
variabel independen tidak akan terjadi perubahan dalam variabel dependen.
Contoh pernyataan tentang hubungan kausal positif adalah sebagai berikut:
"Peningkatan motivasi kerja menyebabkan peningkatan kinerja". Proposisi ini
rnenyatakan bahwa seseorang yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi
mengakibatkan tingkat kinerja yang bersangkutan akan tinggi. Atau, tingkat kinerja
yang meningkat (tinggi) merupakan akibat dari motivasi kerja yang meningkat
(tinggi). Contoh pernyataan hubungan kausal negatif adalah sebagai berikut:
"Peningkatan motivasi kerja menyebabkan penurunan tingkat kemangkiran kerja".
Proposisi ini menyatakan bahwa seorang pegawai yang memiliki motivasi kerja yang
meningkat akan mengakibatkan tingkat kemangkiran kerjanya menurun. Atau,
seorang pegawai yang memiliki tingkat kemangkiran kerja rendah merupakan akibat
dari orang tersebut memiliki tingkat motivasi kerja tinggi. Jadi, makin tinggi tingkat
kepuasan kerja seseorang mengakibatkan semakin rendah tingkat kemangkirannya
dalam bekerja.
Selanjutnya disebut hubungan kausal bidirectional jika masing-masing variabel
memengaruhi yang lain. Yang terakhir ini sering disebut hubungan resiprokal.
Hubungan kausal antara variabel disebut resiprokal apabila kedua variabel tersebut
saling memengaruhi satu dengan lainnya. Oleh karena itu, hubungan resiprokal
disebut juga hubungan dua arah yang di dalamnya satu variabel dapat menjadi sebab
atau memengaruhi variabel lain dan pada saat tertentu justru menjadi akibat atau
variabel yang dipengaruhi.
5.4 Arah Hubungan
A. Hubungan Positif
Satu hubungan positif (positive relations) atau hubungan satu arah berarti bahwa
nilai-nilai dari satu variabel meningkat, nilai-nilai dari yang lain juga meningkat
atau sebaliknya jika nilai-nilai dari satu variabel menurun, nilai-nilai dari variabel
lain juga menurun.
B. Hubungan Negatif
Satu hubungan negatif (negative relations) atau hubungan terbalik (inverse
relations) mengindikasikan bahwa nilai-nilai dari satu variabel meningkat,
nilainilai dari variabel lain menurun. Nilai tinggidari satu variabel dihubungkan
dengan nilai rendah dari variabel lainnya.
5.5 Jumlah Variabel
Hubungan antar-variabel dibedakan hubungan dua variabel atau bivarial (bevariate
relationship) dan hubungan lebih dari dua variabel atau multivariat (multivariate
relationship).
A. Hubungan Bivarat
Disebut hubungan bivariat apabila hanya terdapat dua variabel yang berhubungan
di mana satu variabel (X) berposisi sebagai variabel independen dan satu variabel
lainnya (Y) berposisi sebagai variabel dependen.
B. Hubungan Multivariat
Disebut hubungan multivariat jika terdapat satu variabel independen berhubungan
dengan se.umlah variabel dependen atau sejumlah variabel independen
berhubungan dengan satu variabel dependen atau sejumlah variabel independen
berhubungan dengan sejumlah tertentu variabel dependen.
5.5 Bentuk Hubungan
A. Hubungan Linier
Suatu hubungan antara variabel disebut linier apabila perubahan yang terjadi dalam
suatu variabel diikuti oleh perubahan yang sama atau sebanding dalam variabel Iain.
Hubungan linier juga dinamakan model asosiatif (associative model). hubungan antar-
variabel bentuk linier positif, tampak dalam proposisi berikut: "Makin tinggi tingkat
kepuasan kerja, semakin tinggi tingkat kinerja" atau sebaliknya "Makin rendah tingkat
kepuasan kerja, semakin rendah tingkat kinerja". Proposisi yang menunjukkan
hubungan linier negatif tampak dalam pernyataan berikut ini: "Makin meningkat
(tinggi) tingkat kepuasan kerja, semakin menurun (rendah) tingkat kecenderungan
keluar pegawai", sebaliknya "Makin menurun (rendah) tingkat kepuasan kerja,
semakin meningkat (tinggi) tingkat kecenderungan keluar pegawai. Proposisi lain
ialah: "Makin tinggitingkat kepuasan kerja, semakin rendah tingkat kemangkiran
(abseenlersm)" atau sebaliknya "Makin renddah tingkat kepuasan kerja, semakin
tinggi tingkat kemangkiran".
B. Hubungan Tak Linier
hubungan tak linier atau kurvelinier juga disebut model fungsional (functional
model). ika sifat hubungan berawal dari positif kemudian menjadi negatif atau
sebaliknya dari negatif kemudian menjadi positif, bentuk hubungan adalah kurvilinier.
Hubungan kurvilinier positif-negatif antara stres dan kinerja dinyatakan dalam
proposisi berikut: "Makin tinggi tingkat stres sampai pada tingkat tertentu
mengakibatkan semakin tinggi tingkat kinerja dan pada tingkat stres yang semakin
tinggi mengakibarkan semakin rendah tingkat kinerja". Hubungan antara variabel
bentuk kurvilinier linier dapat juga menunjukkan peningkatan skor pada variabel
tertentu pada awalnya mengakibatkan penurunan pada variabel lainnya dan pada titik
tertentu kemudian berubah menjadi meningkat. Jadi, pada awalnya, ada hubungan
linier negatif hingga berubah menjadi hubungan linier positif.
5.6 Kekuatan Hubungan
Kekuatan hubungan antara dua atau lebih variabeldapat diketahui dari hasil analisis
hubungan antar-variabel. Kekuatan dari satu hubungan adalah sejauhmana variabel
berhubungan secara positif atau secara negatif. Kekuatan atau besaran hubungan sangat tinggi
adalah hubungan sempurna (perfect relation), dan ekstrem lain adalah kekuatan hubungan
sangat rendah atau tak ada hubungan (zero relation). Adapun nilai kekuatan hubungan antara
variabel dibedakan antara nilai minus (-) untuk hubungan negatif dan nilai plus (+) untuk
hubungan positif. Jadi, indikasi kekuatan hubungan antara dua atau lebih variabel yang
disebut koefisien korelasi (correlations coefficient) dinyatakan dalam angka berkisar antara
-1 ,00 hingga + 1.00.

BAB VI
HIPOTESIS

Tujuan penelitian ialah menemukan jawaban atau memberi solusi atas suatu masalah.
Secara metodologis, ada dua tahap untuk menjawab suatu masalah penelitian. Pertama,
jawaban teoritis yaitu jawaban yang diberikan berdasarkan teori. Dari teori kemudian
dirumuskan atau diturunkan suatu hipotesis melalui proses deduksi untuk diuji secara
empiris. Agar hipotesis dapat diuji, dalam suatu hipotesis antara lain dinyatakan informasi
tentang tipe hubungan (positif, negatif, atau tidak diketahui) dan besarnya (seperti: tinggi atau
rendah). Kedua, jawaban empiris yaitu jawaban atas suatu masalah berdasarkan data empiris.
Melalui pengumpulan data, diperoleh sejumlah data mengenai fenomena yang diteliti. Data
tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasi dan hasilnya menjadi informasi untuk
menggambarkan atau menjelaskan masalah yang diteliti. Penjelasan empiris ini dilakukan
melalui pengujian hipotesis yang merupakan satu ciri penting dalam penelitian kuantitatif.
6.1nDefinisinHipotesis
Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Oleh karena itu,

hipotesis selalu mengambil bentuk atau dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative)
dan dalam pernyataan ini secara umum dihubungkan satu atau lebih variabel dengan satu atau
lebih variabel lain. Ia merupakan satu pernyataan tentatif tentang hubungan antara dua
variabel (independen dan dependen) dan hubungan tersebut dapat diuji secara empiris.
6.2nPentingnyanHipotesis
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian
kuantitatif. Ada tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini. Pertama, hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis dapat dirunut dari teori yang digunakan untuk
menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat agresi dapat
dijelaskan melalui teoritentangagresi. Kedua, bahwa hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang
besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat "keluar" dari
dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan trenar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak
semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu
penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan
penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Penelitian eksplorasi
yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi
tidak menggunakan hipotesis.
6.3 Hubungan Antara Teori dan Hipotesis
Hipotesis adalah satu jenis proposisi, yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif atas
suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai satu jenis proposisi, umumnya
hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-
pernyataan hubungan tersebut telah diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis
diformulasi, diturunkan, atau bersumber dari teori dan tinjauan literatur yang berhubungan
dengan masalah.
Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui hipotesis dimung-
kinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu pelaksanaan pengum- pulan
data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering
disebut sebagai pernyataan tentang teori dalam bentuk yang dapat diuji atau kadang-kadang
hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang realitas.
6.4 Merumuskan Hipotesis
Untuk merumuskan hipotesis yang jelas dan juga benar, peneliti harus memahami
karakteristik hipotesis dan tipe-tipe hipotesis.
- Karakteristik Hipotesis
Hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan
merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah
memenuhi syarat secara proposisional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan
saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara empiris.
Untuk memformulasi hipotesis yang benar atau baik, sedikitnya harus memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1. Hipotesis diderivasi dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah
dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam terminologi yang benar dan
secara operasional.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran tentang fenomena yang diteliti.
4. Hipotesis harus value-free. Artinya, nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan
preferensi subjektivitastidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah
seperti halnya dalam hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji, untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dan reliabel
dari variabel yang diliputi.
6. Hipotesis harus spesifik.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.
- Tipe-TipenHipotesis
Hal lain yang harus dipahami untuk merumuskan hipotesis yang jelas adalah tipe- tipe

hipotesis. Ada beberapa variasi tipe hipotesis yanq digunakan dalam penelitian. Cara
untuk membedakan tipe hipotesis dapat dilakukan berdasarkan tujuan, bentuk, format
pernyataan, dan penulisan. Tipe hipotesis berdasarkan tujuan dapat dibedakan atas:

hipotesis deskriptif (descriptive hypotheses) untuk menggambarkan variabel

independen atau dependen, hipotesis korelasional (corelational hypotheses) tentang

dua atau lebih variabel independen dan dependen yang meliputi hipotesis asosiatif
(associativehypoth- eses), hipotesis kausal (causal hypotheses), dan hipotesis

perbedaan (different hypotheses) atau hipotesis perbandingan (comparative

hypotheses) antara dua atau lebih kelompok dalam istilah variabel indepeden. Dua
yang terakhir ini disebut juga hipotesis perbedaan antara sampel atau antara dua
variabel (differencehy potheses between sample sorvariables), dan hipotesis asosiasi
(atau korelasi) antar variabel (hypotheses of association or correlation between
variables)
- Struktur Pengujian Hipotesis
o HipotesisnAlternatif
Hipotesis operasional atau hipotesis kerja (working hypotheses) sering dijadikan
sebagai acuan yang darinya diturunkan hipotesis alterrratif (alternative hypothesis),
ditulis H, atau H. Hipotesis ini kadang-kadang dibedakan dengan hipotesis penelitian.
o HipotesisnNull

Dari hipotesis alternatif, kemudian dirumuskan hipotesis nol (nullhypotheses),

ditulis H (H-naught). Hipotesis ini merupakan kebalikan dari hipotesis


alternatif.
o HipotesisnStatistik

Jika hipotesis alternatif dan hipotesis nol dinyatakan dalam bentuk simbolik
dan numerik, hipotesis seperti ini dinamakan hipotesis statistik (statistical
hypothesis).
-nStatistiknUji
Hipotesis operasional dan hipotesis nol yang dirumuskan dalam hipotesis statistik
harus diuji. Tujuan dari uji adalah untuk menentukan apakah hal itu tepat untuk

menolak (reject) atau tidak menolak (not reject) atau menerima (accept) hipotesis nol.
Teknik uji hipotesis secara kuantitatif dilakukan dengan statistik deskriptif atau
statistik inferensial. Uji hipotesis bergantung pada pengukuran variabel dan tipe
hubungan variabel.
-nWilayahnPenolakan
Bagaimana kita menentukan bahwa H, diterima dan H, ditolak, atau
sebaliknya, H, ditolak dan H, diterima; atau menentukan hubungan atau
perbedaan lebih besar atau sesuaidengan harapan? Untuk ini, kita

menggunakan hasil uji korelasi (koefisien korelasi) dihubungkan dengan

tingkat signifikansi (a = 0.01. a = 0.05. a = 0.10) untuk menentukan wilayah

penolakan atau penerimaan. Wilayah penolakan adalah satu jarak nilai. Jika

statistik uji jatuh pada jarak tersebut, kita memutuskan untuk menolak hipotesis
nol. Hasil pengujian dan pembuktian hipotesis bukanlah bersifat absolut.

Sekiranya dalam suatu penelitian sekarang kita dapat mengumpulkan fakta-


fakta yang mendukung hipotesis kita, bukan berarti bahwa untuk selamanya
kita akan mendapatkan hal yang sama dalam penelitian lain. Mungkin saja
suatu waktu karena kemajuan dalam peralatan pengujian, misalnya, kita akan
mendapatkan fakta yang menolak hipotesis yang selama ini dianggap benar.

BAB VII
DESAIN PENELITIAN

Disain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian
rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program
penelitian. Dalarn disain penelitian, terangkum paparan mengenai hal-hal yang akan
dilakukan oleh peneliti, mulai dari penulisan hipotesis dan implikasi operasional hipotesis
tersebut sampai pada analisis akhir terhadap data. Adapun suatustruktur adalah kerangka,
pengaturan, atau konfigurasi unsur-unsur struktur itu yang terhubungkan dengan cara-cara
yang jelas serta tertentu. Cara terbaik untuk menyatakan struktur ialah menuliskan persamaan
matematik yang merelasikan bagian-bagian struktur tersebut antara satu dan lainnya
7.1 Desain kolerasional
Secara Umum, ditemukan tiga tipe disain penelitianll, yakni disain korelasi-onal,
disain eksperimental, dan disain studi kasus. Ketiga disain ini memungkinkan peneliti untuk
mengenali hubungan-hubungan antar-variabel, meskipun berbeda dalam derajat kontrol yang
digunakan atas variabel dan dalam kemampuan untuk mengenali hubungan-hubungan kausal.
Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian nilai-nilai dari dua atau
lebih variabel dan menentukan ada tidaknya hubungan antara variabel tersebut.
7.2 Disain Eksperimental
Tidak seperti penelitian korelasional, penelitian eksperimental memasukkan derajat
kontrol yang tinggi atas variabel yang Anda diteliti. Kontrol ini membolehkan Anda
menentukan hubungan kausal di antara variabel-variabel Anda. Ada dua karakteristik utama
penelitian eksperimental,le yakni manipulasi variabel independen dan kontrol melalui
variabel asing. Suatu disain eksperimental (juga disebut true experiments) adalah penelitian
yang memanipulasikan dan mengendalikan variabel bebas dan kemudian melakukan
observasi terhadap variabel atau variabel-variabel terikat untuk menemukan apakah terjadi
perubahan variasi yang muncul seiring dengan manipulasi variabel bebas tersebut.
Dalam disain eksperimental, peneliti memanipulasi variabel bebas dan variabel
kontrol melalui extraneous variables dan memonitor apakah variabel terikat yang
dihipotesiskan terpengaruh oleh manipulasi variabel bebas tersebut. lni berarti bahwa disain
eksperimen memungkinkan peneliti untuk mengendalikan situasi penelitian, sesuatu yang
tidak mungkin dilakukan dalam metode survei, sehingga hubungan kausal antara variabel
dapat dievaluasi.
7.3 Desain studi kasus
Dalam studi kasus, peneliti menjelaskan secara mendalam banyak ciri dari sedikit
kasus melalui satu durasi waktu. Jadi, penelitian kasus atau studi kasus merupakan penelitian
yang mempelajari secara intensif atau mendalam satu anggota dari kelompok sasaran suatu
subjek penelitian
studi kasus merupakan satu strategi penelitian yang secara umum lebih cocok
digunakan untuk situasi bila pokok bentuk pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan
"bagaimana" atau "mengapa"; bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa yang akan diselidiki atau tidak membutuhkan kontrol terhadap peristiwa
sebagaimana dalam studi eksperimen; dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada
fenomena atau peristiwa kontemporer (masa kini). Sebagai strategi penelitian, studi kasus
dapat digunakan untuk eksplorasi, deskripsi, maupun eksplanasi.

BAB VIII
OBJEK PENELITIAN DAN PENGUKURAN

8.1 Variabel
Konsep atau variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang
memerlukan penyelidikan. Fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi
suatu konsep atau variabel disebut sebagai objek penelitian.l Objek penelitian ditemukan
melekat pada subjek penelitian.
Sebagai contoh, anggap Anda ingin mempelajari hubungan antara upah dan semangat
kerja. Pertanyaan penelitian umum Anda meliputi bagaimana upah memengaruhi semangat
kerja. Anda harus memutuskan membuat observasi spesifik. Pertama-tama, Anda harus
menentukan apa yang Anda maksud dengan "upah". Upah dapat didefinisikan sebagai setiap
imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaannya. Anda mungkin ingin mengukur dan
merekam semua variabel yang terkandung dalam definisi. Anda juga harus memutuskan apa
yang akan Anda observasi dari semangat kerja. Jadi, Anda harus menerjemahkan ide
penelitian umum Anda ke dalam tindakan melalui pemilihan observasi tertentu yang dibuat.
Cara khusus yaitu Anda memilih ukuran variabel menjadi definisi operasional dari variabel
tersebut di dalam konteks penelitian Anda.
8.2 Pengukuran
Ada tiga konsep dasar yang dapat digunakan untuk mendefinisikan pengukuran, yakni
objek yang diukur, kategori respons dan angka yang menunjukkan kejadian, dan aturan
pemetaan.a Komponen yang pertama, yakni objek yang diukur, merupakan variabel dalam
peristiwa empiris. Objek direpresentasi oleh konsep atau variabel yang memiliki sejumlah
ciri-ciri, sebagaiamana diharapkan terjadi dalam peristiwa empiris.
Komponen pengukuran kedua adalah penBBUnaan kategori respons (respons
category) atau angka (numerals) untuk menggambarkan kejadian empiris. "Angka" adalah
numerik atau satu simbol atau lambang yang berbentuk 1,2,3,...yang digunakan untuk
mengidentifikasi nilai objek
Komponen ketiga yang digunakan dalam definisi pengukuran ialah aturan atau kaidah
pemetaan (mapping rules). Angka atau bilangan dipetakan ke dalam objek-objek atau
peristiwa-peristiwa. Selain itu, dilakukan pemetaan objek dari satu himpunan pada objek dari
himpunan lain.
Jadi, dalam artinya yang lebih luas, pengukuran adalah kegiatan mengubah konsep
atau variabel menjadi indikator atau indikator-indikator dan kemudian menentukan nilai
respons atau kategori respons baik kuantitatif (angka) atau kualitatif(kategori) terhadap
indikator tersebut berdasarkan aturan-aturan. lndikator (dari kata "to indicatd'yang berarti
"menunjukkan" atau "menyatakan") dalam penelitian menunjuk pada hal atau sesuatu yang
dapat menunjukkan atau menjadi petunjuk bagi variabel yang dioperasionalkan langsung
menjadi indikator atau subvariabel jika variabel terlebih dahulu dioperasionalkan menjadi
subvariabel. Mengubah konsep atau variabel menjadi indikator atau indikator-indikator
disebut operasionalisasi, sedangkan menentukan nilai atau kategori respons baik kuantitatif
(angka) atau kualitatif (kategori) terhadap indikator atau indikator-indikator disebut
penskalaan
8.3 Bagian bagian pengukuran
- Konseptualisasi Sebelum Anda dapat mengukur, Anda membutuhkan satu
konsep. Untuk menggambarkan dunia empiris yang akan diobservasi atau
diukur, peneliti mulai dengan konsep. Satu konsep ialah suatu abstraksi yang
mewakili suatu ide.
- Operasionalisasi: Dari Konstruk Abstrak ke Ukuran KonkretKonsep seperti
"demokrasi", "akuntabilitas", "kekuasaan", "status sosioekonomi", "kinerja",
"integrasi sosial", "stratifikasi sosial", "kekuatan politik", "alienasi",
"kepemimpinan", "keadilan", atau "kepuasan kerja" merupakan konsep
abstraksehingga tidak dapat diobservasi secara langsung. Konsep-konsep
tersebutmenunjukkan konstruk teoritis atau konstruk abstrak sehingga tidak
dapat diukurlangsung secara empiris. Agar dapat diobservasi secara langsung,
tiap konsep harus diubah menjadi indikator atau indikator-indikator atau
menjadi dimensi-dimensi dan baru kemudian menjadi indikator atau indikator-
indikator. Proses mengubahkonsep atau variabel menjadi indikator atau
mengkonstruksi indikator-indikatoruntuk konsep atau variabel disebut
operasionalisasi.
- Penskalan: penentuan Nilai respon. Skala dapat digunakan untuk dua tujuan
yang saling brerhubungan. Pertama, skala membantu dalam proses
konseptualisasi dan operasionalisasi. Skala memperlihatkan kecocokan antara
satu set indikator dan satu konstruk tunggal. Penskalaan dapat membantu
menentukan apakah satu konstruk tunggal-misalnya, "ideologi
konservatif/liberal"-mendasari posisiorang melakukan kebijakan khusus.
Kedua, penskalaan menghasilkan ukuran kuantitatif dan dapat digunakan
dengan variabel lain untuk menguji hipotesis.seSkala atau tingkat pengukuran
adalah abstrak tetapi penting dan secara luas digunakan dalam penelitian
kuantitatif. Skala ukuran dalam penelitian kuantitatif penting karena:
1. Tanpa skala, tidak mungkin dilakukan pengukuran atau tidak mungkin di
tentukan nilai atau skor kesatuan pada variable
2. Tanpa skala, pemilihan metode atau teknik pengumpulan data tidak dapat
ditentukan berdasarkan alasan-alasan rasional (rational principle).
3. Skala untuk variabel perlu ditentukan oleh karena ukuran-ukuran dan
pengujian statistik.
4. Tiap skala tersebut menyebabkan penggunaan uji statistik yang berlainan.

Tipe skala
- Skala nominal. Skala atau tingkat nominal merupakan skala ukuran variabel
paling rendah karena secara esensial hanya merupakan level of classifiables.
Ukuran nominalmengindikasikan bahwa hanya ada satu perbedaan antara
kategori (sebagai contoh,agama: Muslim, Protestan, Katolik, Hindu, Budha),
data yang diperoleh dari skalanominal adalah dala categorical alau classifiable.
Oleh karena itu, skala nominaldisebut juga kelas, klasifikasi, kategori, dan
menunjuk pada nama atau label atauidentitas.
- Skala Ordinal. Skala ordinal dapat diurut dalam urutan tingkatan (rank order)
dalam hubungandengan jumlah atribut yang dimiliki. Ukuran ordinal
mengindikasi satu perbedaanjuga ditambah kategori dapat diurut (contoh,
ukuran pendapat: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju).
Banyak skala dalam ilmu perilaku masukke dalam kategori ordinal ini.
Sebagai contoh, variabel sikap atau persepsi, statussosioekonomi, kepaduan
kelompok, dan moral pekerja adalah skala ordinal. Setiapsubkelas dapat
dibandingkan dengan subkelas lainnya dalam istilah hubungan"greater than"
atau "less than", dan sebagainya.
- Skala Interval. Skala interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan
ordinal (urutan),dan ada equal intervals atau menggambarkan equal spacing
between members.Ukuran interval memiliki sifat nominal dan ordinal,
ditambrah ukuran dapat menetapkan jumlah jarak antara kategori (contoh,
temperatur celcius: 5",45", 90";skor lQ: 95,110, 125). Jadi, dalam skala
interval ada perbedaan (sifat nominal),lebih besar atau lebih kecil (sifat
ordinal), dan ada jarak di antara mereka (sifatinterval) sehingga dapat
dilakukan penambahan atau pengurangan untuk menentukan
- Skala Rasio. Skala rasio mewakili bentuk paling tinggi dari skala ukuran.
Skala rasiomemiliki karakteristik semua skala ukuran dan ditambah ada
absolute zero pointdari objek yang diukur yang membuatnya mungkin untuk
menyatakan hubungandalam arti proporsi atau rasio (contoh, pendapatan uang
Rp. 100, Rp. 500, Rp. 1 .000;tahun sekolah formal 1 tahun, 5 tahun, i 0 tahun,
25 tahun). Nol absolut artinyatidak ada nilai jika berada pada titik nol. Karena
memiliki titik nol absolut, denganskala rasio dapat dibuat bukan saja
penambahan dan pengurangan, melainkanjuga perkalian dan pembagian atau
perbandingan dan bahkan nilai angka padaskala rasio menunjukkan nilai yang
sebenarnya dari objek yang diukur.
8.4 Reliabilitas Ukuran
Sinonim dengan reliabilitas atau keandalan adalah keterpercayaan
(dependability), stabilitas atau kemantapan (stability), konsistensi (concistency),
prediktabilitas (predictability), dan ketepatan atau akurasi (accuracy) dari suatu ukuran.
Keandalan orang, misalnya, adalah orang yang perilakunya konsisten, stabil, dapat
dipercayai,dan dapat diprediksi. Apa yang dia akan lakukan besok dan minggu selanjutnya
akan konsisten dengan apa yang dia lakukan hari ini dan apa yang dia lakukan minggu lalu.
Orang yang tidak reliabel atau andal, sebaliknya, adalah orang yang perilakunya sangat
berubah-ubah, sering tidak dapat diprediksi. Kadang-kadang, dia melakukan ini dan kadang-
kadang melakukan itu.
8.5 Validitas ukuran
Validitas adalah sejauhmana perbedaan dalam skor pada suatu instrumen (item-item
dan kategori respons yang diberikan kepada satu variabel khusus) mencerminkan kebenaran
perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau situasi-situasi dalam
karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran.Menurut Bailey, validitas
mengandung dua bagian: (1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual
konsep dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain; dan (2) bahwa konsep dapat
diukur secara akurat. Oleh sebab itu, instrumen pengukur dikatakan valid atau sahih apabila
mengukur apa yang hendak diukur dan mampu mengungkap data tentang karakteristik gejala
yang diteliti secara tepat.

BAB IX
SUBJEK PENELITIAN DAN PENARIKAN SAMPEL

9.1 Sumber Data sebagai Subjek Penelitian


            Dalam formulasi satu masalah penelitian, pertimbangan serius juga harus diberikan
kepada unit analisis. Ini adalah entitas yang menyinggung konsep dan yang memengaruhi
disain riset berikutnya, pengumpulan data, dan keputusan analisis data.
            Dalam penelitian sosial menggunakan subjek ketika membahas tentang manusia atau
bukan manusia. Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang yang padanya melekat data
tentang objek penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian memiliki kedudukan sentral
dalam penelitian karena data tentang gejala atau variabel atau masalah yang diteliti berada
pada subjek penelitian.
9.2 Populasi dan Sampel
            Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik.
Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa
organisme,orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa,
atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak
secara mendua. Hakikat spesifik dari populasi bergantung pada masalah penelitian.
9.3 Rancangan Sampel
            Rancangan sampel adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan unit-unit dari
populasi yang dijadikan sebagai sampel.
Jika memilih sampel dengan benar, sapel itu akan memberikan estimasi secra tepat tentang
keseluruhan populalsi yang diteliti. Tujuan estimasi adalah untuk menentukan nilai-nilai kira-
kira dari satu parameter populasi dalam statistik sampel.
9.4 Estimasi Ukuran Sampel
            Satu sampel adalah tiap subset unit pmeilihan sampel dari satu populasi.umumnya,
sampel yang lebih besar lebih baik sebab sampel besar cenderung memiliki sedikit
kekeliruan. Ini berarti makin kecil kekeliruan yang dikehendaki, maka makin besar ukuran
samppel yang diperlukan.

BAB X
PENGUMPULAN DATA

10.1 Definisi Pengumpulan Data


            Data merupakan bahan penting yang digunakan peneliti untuk menjawab pertanyaan
atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penellitian. Oleh karena itu, data dan kualitas
data merupsksn pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian.
Data diperoleh melalui suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpula data dapat
didefinsikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui respondens denagn
menggunakan metode tertentu.
            Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan berbagai metode pengumpulan data.
Tiap metode pengumpulan data memiliki instrumen pengumpulan data.
10.2 Tipe Data
            Pemahaman atas tipe data sangat penting agar peneliti memahami data ynag akan
dikumpulkan danmenentukan metode pengumpulan data yang tepat digunakan. Jenis data
dapat dibedakan atas tingkat, bentuk, dan jenis data.
10.3 Jenis Data
            Untuk mencapai semua tujuan survei-survei adalah berguna bagii perancang untuk
menentukan secara tepat apa jenis informasi atau data yang dibutuhkan karena penentuan
jenis informasi yang dicari melalui kuesioner membantu peneliti untuk menciptakan
pertanyaan-pertanyaan dengan kategori respons yang sesuai. Berguna bagi perancang survei
untuk memikirkan pertanyaan sebagai tujuan pengumpulan informasi dari kategori utama,
yakni opini, sikap dan motif; kepercayaan dan persepsi, perilaku, fakta dan atribut, dan
pengetahuan.
10.4 Sumber Data
            Data untuk suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Data dapat
dikumpulkan darii latar data yang berbeda. Latar data yang dimaksud ialah latar natural di
mana fenomena atau peristiwa secara normal terjadi yang disebut noncontrived setting; dan
latar artifisial, baik di laboratorium, dalam rumah responden, di jalan, atau di mall yang
disebut contrived settings.

10.5 Metode Pungumpulan Data: Survei


            Metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
atau mendapatkan data dari fenomena empiris. Paradigma penelitian, tingkat data atau bentuk
data yang akan diperoleh dan subjek penelitian menentukan pilihan atas metode
pengumpulan data.
            Bailey mengelompokkan dua kategori metode pengumpulan data, yakni metode
survei dan metode bukan survey. Neuman membedakan metode pengumpulan data
kuantitatif dan metode pengumpulan data kualitatif.
            Ada dua tipe pengumpulan data yang digunakan untuk metode survei, yakni kuesioner
atau angket dan interview atau wawancara.

BAB XI
ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

Data yang dikumpulkan dan direkam mungkin dalam bentuk angka atau jumlah dan
dalam bentuk kata-kata atau gambar. Data tersebut kernudian diolah dan dianalisis, Data
diolah untuk mendapatkan data yang siap analisis (getting data readyforanalysis).
Pengolahan data mengubah data menjadi informasi.
11. 1 Pemrosesan Data
Pemrosesan data (data processing) merupakan kegiatan pendahuluan dari analisis
data. lstilah lain yang sering digunakan adalah preparasi data (data preparation),
mengorganisasi data (organizethe data), dan reduksi data (data reduction). Pemrosesan data
menghubungkan antara pengumpulan data dan analisis data.
11.2 Penyuntingan
Data harus diperiksa kembali kualitasnya. Proses memeriksa kembali kualitas data
dalam instrumen dinamakan penyuntingan (editing). Yang diperiksa kembali adalah
kelengkapan, konsistensi, ketepatan, keseragaman, dan relevansi. Jika data yang didapat
menunjukkan ada cacat yang disebabkan oleh tidak dipenuhinya satu atau beberapa dari
syarat data (lengkap, relevan, konsisten, akurat, seragam), harus dilakukan pengumpulan data
ulang ke lapangan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan.
11.3nPengkodean
Pengkodean adalah salah satu tahap kunci dalam penelitian kuantitatif. Banyak bentuk
data yang diteliti ilmuwan sosial secara esensial dalam suatu bentuk tak terstruktur.
Pengkodean atau pemberian kode (coding) dalam penelitian kuantitatif merupakan bagian
penting dalam pemrosesan dan analisis data. Pengodean adalah satu proses pengklasifikasian
tanggapan atau jawaban menjadi kategori yang lebih bermakna.
- ProsedurnPengkodean
Prosedur pengkodean adalah satu set aturan yang menyatakan bahwa angka tertentu
diberikan untuk atribut variabel tertentu. Biasanya, ini dilakukan dalam persiapan
untuk analisis statistik dan secara hati-hati dicatat dalam satu buku kode. Data yang
sudah diedit dapat berupa angka, kalimat, atau pernyataan singkat. Pernyataan singkat
dapat berupa respon dalam dua kategori atau lebih. Untuk keperluan analisis statistik,
terhadap kategori respons untuk jenis kelamin (pria dan wanita) dan pernyataan
(setuju, ragu-ragu atau netral, tidak setuju), diberi kode berupa angka.
- KerangkanPengkodean
Kerangka pengkodeanmerupakan seperangkat kategori kode dan memuat semua

informasi yang diabstraksi dari kuesioner. Kerangka pengkodean biasanya

berhubungan dengan pertanyaan tunggal, tetapi beberapa kerangka pengkodean

berhubungan dengan kombinasi dari pertanyaan atau bahkan kepada kuesioner


keseluruhan. Untuk mengelompokkan jawaban dalam kode tertentu peneliti perlu

mengetahui seluruh variasi jawaban.


- Pemberian Kode
Cara memberi kode terhadap kategori respons bergantung pada tipe data (nominal,

ordinal, interval, rasio) dan tipe pertanyaan (tertutup, terbuka atau semi, atau
pertanyaan positif atau negative). Tipe data menentukan kode.

- BukunKode
Pemberian kode atau kerangka pengkodean disusun dalam buku kode. Buku kode
ialah satu dokumen (dua halaman atau lebih) yang menggambarkan prosedur
pengkodean dan lokasi data untuk variabel dalam satu format yang dapat
menggunakan komputer. Buku kode akan memperkenalkan satu item atau nama
variabel spesifik dari observasi dan nomor kode yang menandai gambaran masing-
masing kategori yang dicakup dalam item tersebut.
- Tabel lnduk
Selain memilih angka yang berbeda untuk masing-masing dan tiap kategori jawaban

yang mungkin, prosedur coding juga mencakup prosedur memilih kolom yang sesuai

untuk memuat angka kode (code number) untuk variabel tersebut.

11.4 Tabulasi

Dalam penelitian ilmiah, tabulasi data umumnya tidak termasuk dalam analisis data

karena dalam tabulasi belum mengungkap hubungan dalam data. Tabulasi hanya menyajikan

hitungan frekuensi atau perkiraan numerik tentang distribusi dari satu hal. Oleh karena itu,

tabulasi merupakan alat analisis atau sebagai alat untuk menyusun kategori ketika mengubah

variabel rasio atau interval menjadi nominal atau ordinal atau berdasarkan indeks. Tabulasi
kemudian digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif.
11.5nAnalisisnData
Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk

menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan sebelumnya Analisis data adalah

proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu
bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Analisis data mempunyai dua tujuan, yakni

meringkas dan menggambarkan data (to summarize and describe the data) dan membuat

inferensi dari data untuk populasi dari mana sampel ditarik (to make in ferences from the

data to the population from which the sample was drawn).


- AnalisisnKuantitatif
Berdasarkan tujuan penelitian, metode analisis data dapat dibedakan atas metode
deskriptif dan metode korelasional. Kerangka analisis data (deskriptif atau
korelasional)ada hubungan dengan masalah yang dirumuskan (hal yang

dipertanyakan), tujuan penelitian (hal yang dicari), dan pernyataan hipotesis (hal yang
diduga). Rumit atau sederhananya rancangan analisis data bergantung pada rumit atau
sederhananya masalah, tujuan, dan hipotesis.
o StatistiknDeskriptif

Jika penelitian bertujuan memaparkan data hasil penelitian, analisis yang


digunakanialah analisis statistik deskriptif. Jika fokus pada variabel tunggal,
gunakan analisis univariat atau distribusi univariat. Dalam metode penelitian

kuantitatif, data yang sudah tersusun dalam tabel (hasil proses tabulasi)
merupakan kerangka dasar untuk analisis deskriptif. Untuk tujuan deskripsi,

penelitian kuantitatif menggunakan statistika deskriptif. Statistik deskriptif


berhubungan dengan teknik untuk pencatatan, pengorganisasian, dan
peringkasan informasi dari data numerik.Statistik deskriptif merupakan
prosedur- prosedurmengorganisasikan dan menyajikan iniormasi dalam satu
bentuk yang dapat digunakan dan dapat dikomunikasikan atau dapat
dimengerti.
o Statistiknlnferensial
Jika penelitian dimaksudkan untuk menganalisis hubungan antara variabel

atau menguji hipotesis asosiasi (atau korelasi). Analisis yang digunakan ialah
analisis statistika inferensial atau statistik induktif.
- AnalisisnKualitatif
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data

kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta tidak
dapat disusun dalam kategori-kategori atau struktur klasifikasi. Data (dalam wujud
kata-kata) mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,

wawancara, intisaridokumen, pita rekaman) dan biasanya "diproses" sebelum siap

digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi


analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks
yang diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai
alat bantu analisis.
o ReduksinData
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. la merupakan
bagian analisis. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.


o Penyajian Data
Alur kedua yang penting dalam kegiatan analisis dalam penelitian kualitatif
adalah penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan


tindakan. Melalui data yang disajikan, kita melihat dan akan dapat memahami

apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukanlebih jauh menganalisis

ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari


penyajian-penyajian tersebut.
o MenariknKesimpulan
Kegiatan analisis yang ketiga adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi - konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Mula-mula kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi
lebih terperinci.
11.6 Interpretasi dan Pembahasan
Apabila analisis data telah Iengkap, peneliti menginterpretasi atau melakukan
pembahasan atas hasil analisis sesuai dengan tujuan teoritis dan praktis penelitian. Untuk data
deskriptif, yang di dalamnya tidak ada inferensi dibuat untuk tiap populasi interpretasi
terbatas untuk memberikan satu deskripsi komprehensif dan akurat tentang data berdasarkan
kelompok responden yang dipelajari. sedangkan, untuk analisis bivariat dan multivariat,
perbedaan pola-pola yang ada di antara responden dapat dibahas. Jadi, interpretasi atau
menafsir berarti menjelaskan dan menemukan makna hasil analisis. Mustahil bagi seorang
peneliti untuk menerangkan atau membuat tafsiran atas data mentah. lnterpretasi atau
penafsiran menggarap hasil-hasil analisis itu, membuat inferensi yang relevan dengan relasi
penelitian yang dikaji, serta membuat kesimpulan tentang relasi tersebut. Peneliti yang
menafsir hasil penelitian berupaya menemukan arti dan implikasi hasil-hasil itu.

BAB XII
ANALISIS DATA UNIVARIAT

Deskripsi merupakan prioritas utama dalam analisis data sebab, tanpa deskripsi,
peneliti tidak dapat mengapresiasi informasi hingga data tersebut diorganisasi dalam
beberapa cara yang lebih berarti dan menggunakan istilah-istilah yang ringkas dan mudah
dipahami maknanya.
12.1 Matriks Data
Untuk kepentingan analisis statistik, data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu
disusun dalam satu matriks data (data matriks). Data dalam table berikut (dihasilkan melalui

proses SPSS) menunjukkan satu matriks data dari survei 20 orang dan kepada mereka

dinyatakan pertanyaan yang sama tentang empat variabel : jenis kelamin, usia, status

pekerjaan, kepuasan kerja. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi variable dan matriks.


12.2 Distribusi
Menteri Negara penertiban Aparatur Negara mengatakan bahwa sekitar 53 % dari
empat juta pegawai negeri sipil (pNS) di lndonesia mendapat gaji buta atau hanya 47 % yang
produktif. Beban negara semakin berat karena setiap tahun pemerintah mengeluarkan
anggaran belanja untuk lebih banyak pegawai yang tidak produktif dibandingkan biaya untuk
pegawai produktif. Di sampingituanggaran yang dikeluarkan pemerintah setiap tahun bagi
belanja rutin pegawai negeri mencapai 80%, sementara anggaran pembangun yang ditujukan
kepada masyarakat luas atau bersifat publik hanya 20 %.
- DistribusinUnivariat
Jika penelitian diadakan untuk mendeskripsikan satu variabel tunggal, tabel akan
terisi dengan satu variabel dengan seperangkat kategori yang tersusun secara vertikal
dan berurutan. Tabel ini hanya akan membawa pada analisis deskriptif mengenai satu
variabel. Analisis data seperti ini disebut analisis univariat (univariate analysis). Ada
dua jenis penyajian distribusi univariat, yakni distribusi sederhana (simple
distribution) atau distribusi tidak dikelompokkan (ungrouped distribution) dan
distribusi dikelompokkan (grouped distribution), baik untuk distribusi frekuensi,
distribusi persentase, maupun distribusi kumulatif.
- Distribusi Bivariat
Penyajian data dalam distribusi frekuensi dan persentase bukan saja dimaksudkan
untuk menggambarkan data untuk satu variabel atau presentasi univariat, melainkan
juga mampu menggambarkan data tentang dua variabel yang disebut presentasi
bivariat (bevariat epresentation) atau analisis bivariat (bivariat eanalysis) maupun tiga
variabel atau lebih yang disebut presentasi multivariat (multivariat epresentation) atau
analisis multivariat (multivariate analysis).
- PresentasindalamnGrafik
Cara lain untuk menyajikan informasi tentang distribusi frekuensi ialah presentasi
grafik (graph presentation) atau penggrafikan data (graphing data). Metode grafik
yang umum digunakan adalah grafik atau diagram batang (bar graph), diagram Baris
(linecharts), dan diagram pastel dan lingkaran (piecharts).
12.3 Rasio, Proporsi, dan Persentase
Rasio : Ukuran rasio menekankan hubungan antara dua set angka dalam bentuk
desimal melalui pembagian satu angka dengan angka yang lain. Jadi, A dibagi oleh B.
Proporsi : Proporsi merupakan jenis khusus dari rasio.
Persentase : Persentasi (ditulis %) merupakan proporsi dikalikan dengan 100.
12.4 Kecenderungan Pusat
Analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk mengukur gejala pusat atau
kecenderungan pusat (measures of central tendency), atau lokasi pusat (central location) dari
satu distribusi. Mengukur pusat data atau kecenderungan pusat membuat kemungkinan
perbandingan yang sederhana antara frekuensi dihubungkan dengan variabel atau kategori.
Ukuran kecenderungan pusat merupakan satu indeks tentang lokasi sentral yang digunakan
dalam deskripsi tentang distribusi frekuensi atau lokasi sentral tentang distribusi skor.
- Modus
Umumnya, modus (mode) digunakan untuk mengukur kecenderungan pusat dari
variabel yang diukur dalam skala nominal dan ordinal, baik untuk data bentuk tidak
dikelompokkan (ungrouped form) maupun data bentuk dikelompokkan (grouped
form). Ukuran modus (disingkat Mo) digunakan untuk menyatakan gejala yang paling
banyak terjadi atau skor dengan frekuensi yang paling sering muncul atau terjadi.
Singkatnya, modus dari satu set ukuran adalah nilai dari skor yang terjadi paling
sering dalam satu kumpulan skor.
- Median
Median digunakan untuk mengukur kecenderungan pusat atau lokasi pusat data paling
sedikit yang diukur dalam skala ordinal. Median (disingkat: Me) menentukan letak
data pada nilai tengah setelah data itu disusun menurut urutan nilainya.
- Mean
Sangat populer digunakan untuk mengukur lokasi pusat adalah rata-rata (mean). Mean
digunakan untuk mengukur lokasi pusat untuk variabel atau data dengan skala
minimal interval atau rasio. Jumlah keseluruhan dari skor atau nilai dari satu variabel
dibagi oleh keseluruhan anggota atau objek pengamatan disebut
meanatauarithmeticaverage atau aritmethecmean (ditulis dengan simbrol X , atau baca
X bar).
12.5 Variabilitas
Tiga ukuran tentang lokasi pusat merupakan satu gambaran distribusi ukuran. Untuk
mengetahui penyebaran ukuran atau rata-rata nilai dari semua ukuran dalam satuset data,
yaitu seberapa tersebar ukuran tentang nilai rata-rata tersebut, dapat diketahui dengan
mengukursebaran atau variabilitas (variability). Variabilitas merupakan ukuran sejauhmana
sebaran dari suatu kelompok bilangan dengan ukuran tendensi pusatnya adalah rata-rata.
- Rentang
Rentang (range) menunjuk angka yang menyajikan perbedaan dalam nilai tertinggi
dan skor terendah dalam satu distribusi atau perbedaan antara antara limit nyata
terendah dari skor kategori paling rendah dan limit nyata tertinggi dari kategori skor
paling tinggi dalam satu distribusi.
- Varian
Varian (variance), ditulis dengan simbol S2, didefinisikan sebagai penjumlahan dari
semua perkalian skor deviasi tentang rata-rata dari satu distribusi tertentu atau sum
ofthesquareddeviationsfromthemean, devidedby N.
12.6nDeviasinStandar
Deviasi standar atau simpangan baku (ditulis dengan simbol I adalah ukuran lain dari
dispersi atau variabilitas yang secara umum digunakan dalam laporan penelitian
sebagai ukuran rata-rata simpangan (deviation avarage measurement).Varian dan
simpangan baku erat hubungannya sebab pangkat dua dari simpangan baku
dinamakan varian atau akar dari varian dinamakan simpangan baku.
Deviasi standar juga dapat dihitung secara langsung. Untuk data yang sederhana
maupun untuk data yang dikelompokkan berdasarkan kelas interval, dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
1. Cari rata-rata (mean, M)
2. Cari skor deviasi (atau d) untuk tiap skor mentah dengan mengurangkan skor
mentah dengan M (rata-rata). Atau X - M = d
3. Kalikan tiap skor deviasi untuk memperoleh kuadrat deviasi atau d2 atau dd.
4. Jumlahkan skor d2 menjadi Zd' bu.u sigma d2).
5. Dapatkan deviasi standar dengan mencari akar dari Ad'z dibagi N.
BAB XIII
ANALISIS DATA BIVARAT

13.1 Konsep Statistik untuk Analisis


            Ada beberapa konsep yang harus dipahami tentang uji perbedaan dan uji asosiasi,
yaitu: uji statistik yang digunakan, koefisien korelasi, uji signifikansi, uji satu sisi atau uji dua
sisi, derajat bebas, dan koefisien determinasi.
13.2 Format Standar Pengujian Hipotesis
            Format standar untuk prosedur pengujian hipotesis adalah:
1. Tentukan Ho dan Ha
2. Tetapkan statistik uji yang distandarisasi
3. Tetapkan a dan atur daerah penolakan
4. Kalkulasi nilai dari statistik uji
5. Gambarkan kesimpulan Anda: Menolak atau tidak menolalak H0 .
Interppretasi adalah satu pernyatan yang mengungkapkan makna dari hasil dalam
                

variabel independen dan dependen.hasil analisis data hanyalah berfungsi sebagai alat bukan
tujuan penelitian.
            Cara yang biasa dilakukan ialah kembali ke kerangka pemikiran teoritis yang
digunakan oleh peneliti. Membandingkan keduanya dan kemudian mengevaluasi implikasi-
implikasinya baik terhadap teori, solusi atau pemecahan atas masalah maupun terhadap
penelitian selanjutnya.
13.3 Uji Beda Antar-Kelompok
            Sering peneliti ingin menguji hipotesis tentang perbedaan antara dua kelompok dan
untuk itu peneliti dapat menggunakan salah satu dari dua teknik uji statistik yang dapat
digunakan, yaitu  t test atau difference of the means test, dan  F test atau analysis of variance,
yang digunakan jika lebih dua kelompok ingin dibandingkan. Uji test dapat digunakan untuk
kelompok sampel independen dan kelompok sampel berpasangan.
13. 4 Mengukur Hubungan Bivarat
            Ada banyak karakteristik dari suatu hubungan bivarat dan tiga di antaranya adalah:
1. Apakah ada atau tidak hubungan
2. Derajat (kekuatan) hubungan (the strength of association)
3. Arah hubungan.
- Eksistensi dari Suatu Hubungan
Suatu asosiasi dikatakan ada antara dua variabel jika distribusi dari satu variabel
berbeda dalam beberapa hal antara paling sedikit beberapa kategori dari variabel
lainnya.
13.5 Tipe Uji Statistik
            Mengukur asosiasi bukan berarti mengukur pengaruh sebab kalaupun ada hubungan
antar satu variabel atau lebih bukan belum tentu ada pengaruh. Beberapa cara untuk
manggambarkan asosiasi antara variabel, yaitu menentukan kekuatan hubungan, signifikansi
statistik, dan meramalkan melalui perhitungan dan interpretasi yang disebut coefficient
determination.
13.6 Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal
- Chi Square untuk Tabel Kontingensi: Uji Independensi
            Chi Suare atau Ci Kuadrat, ditulis dengan simbol c2, digunakan untuk  mengukur
koefisien korelasi antara dua variabel jika data untuk variabel dinyatakan sebagai klasifikasi
(ukuran nominal), atau sebagai alat analisis untuk uji signifikansi dari kebebasan antara dua
sampel. Uji independensi membantu untuk memutuskan apakah antara dua variabel nominal
adalah independen atau berhubungan. Ci kuadrat digunakan untuk membandingkan frekuensi
kelompok untuk melihat jika satu peristiwa terjadi lebih sering dalam satu kelompok dari
yang lain.
- The phi Coeficient
            The phi Coeficient, ditulis dengan simbol f, digunakan jika dua variabel adalah
keduanya dikotomis. Dikotomis maksudnya jika jawaban antara benar dan tidak benar untuk
dua item uji, atau antara ya/tidak atau setuju/tidak setuju tipe item jawaban dalam satu uji.
- Lamda
          Mengukur asosiasi dengan mengunakan lamda., ditulis lyx’ adalah satu ukuran asimetris
tentang derajat asosiasi dari dua variabel (independen dan dependen) yang berskala nominal.
13.7 Mengukur Hubungan abtara Variabel Ordinal
           Jika data untuk dua variabel, baik variabel independen maupun variabel dependen,
dinyatakan sebagai urutan (skala ordinal), maka mengukur asosiasi (koefisien korelasi) dari
kedua variabel tersebut dapat digunkan Kruskal’s Gamma, t dan Spearman rho.
13.8 Mengukur Hubungan antara Variabel Interval/Rasio
            Teknik yang digunakan untuk mengetahui koefisien hubungan antara dua variabel,
jika kedua variabel (variabel independen dan variabel dependen) yang dikorelasikan
dinyatakan sebagai data ukuran interval/rasioialah product-moment correlation
coefficient atau uji person r. Product moment correlation adalah juga satu ukuran tentang
derajat dari hubungan linier antara variabel independen X dan variabel dependen Y. Ada
empat asumsi untuk menggunakan uji Person r, yakni sampel harus ditarik secara random,
sampel harus mempunyai dua variabel yang diukur menurut skala interval atau rasio, sampel
harus mempunyai hubungan linier antara dua variabel, dan bahwa distribusi dari skor untuk
kedua variabel adalah distribusi normal.
13.9 Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal dan Ordinal
            Jika seorang peneliti ingin mengukur hubungan antara dua variabel di mana satu
variabel adalah ukuran nominal dan yang lain adalah ukuran ordinal, uji Wilcoxon’s Theta,
q, dapat digunakan. Asumsi utama dari Theta adalah secara random dan satu variabel diukur
menurut skala ordinal, sedangkan yang lain diiukur menurut skala nominal.
13.10 Mengukur Hubungan antara Variabel Nominal dan Interval/Rasio
            Jika menguji hubungan antara dua variabel, variabel kesatu diukur dalam skala
nominal dan variabel diukur dalam skala interval, dapat digunakan uji eta, the correlation
ratio. Uji ini juga digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel bentuk tak linier atau
kurvilinier. Asumsi utama untuk uji eta atau correlation ratio adalah sampel dipilih secara
random, satu variabel diukur secara skala nominal dan variabel lain diukur menurut skala
interval.
13.11 Mengukur Hubungan antara Variabel Ordinal dan Interval/Rasio
            Jika penelitian dilakukan untuk mengukur asosiasi antara satu variabel yang diukur
dalam skala ordinal dan lainnya berdasarkan skala interval, satu ukuran asosiasi yang dikenal
sebagai Jaspen’s M dapat digunakan. Asumsi pengujian uji Jaspen’s M adalah secara
random, dan dua variabel masing-masing diukur menurut skala ordinal dan interval, atau
sebaliknya, dan juga bahwa tingkat interval variabel secara normal didistribusi.
13.14 Mengukur Hubungan Kurvilinier
            Semua teknik korelasi yang telah digambarkan memiliki asumsi hubungan adalah
linier. Bagaimanapun, hubungan antara dua variabel mungkin tidak linier tetapi hubungan tak
linier atau kurvilinier adalah hubungan antara konflik dan kinerja, hubungan antara stres dan
kinerja. Mengukur asosiasi untuk hubungn dua variabel bentuk kurvilinier atau tak linier
dapat digunakan uji Eta, the correlation ratio dengan simbol h, atau disebut eta squared
(E2yx). Caranya dilakukan dengan mengubah ukuran variabel independen dari ordinal, interval
atau rasio menjadi ukuran nominal.

BAB XIV
ANALISIS DATA MULTIVARIAT
14. 1 Hakikat Korelasi Multivariat
Dillon dan Goldstein mendefinisikan analisis multivariat sebagai berikut:
Analisis asosiasi (atau korelasi), seperti yang dikemukakan dalam bab sebelum- nya,
menjelaskan hubungan antara satu variabel independen dan satu variabel dependen. Apabila
dua atau lebih variabel dependen atau independen diper.tim- bangkan dalam satu analisis
tunggal, kita memiliki satu analisis multivariat yang berbeda dengan analisis univariat dan
bivariat. Tentang hal ini Dillon dan Coldstein mengatakan:
Korelasi mutivariat digunakan apabila variabel dalam penelitian ingin menge- tahui
kaitan (atau korelasi) lebih dari dua variabel, mungkin variabel independen atau dependen.
Analisis korelasi multivariat dapat dilakukan melalui partial corre- lation dan multiple
correlation.
14.2 Analisis Korelasi Parsial
Korelasi parsial (partial correlation) digunakan untuk mengukur hubungan antara
beberapa variabel independen dan satu variabel dependen dan salah satu variabel
independennya dibuat tetap atau dikontrol. Singkatnya, korelasi parsial memasukkan satu
variabel tambahan yang disebut variabel kontrol yang berfungsi sebagai pengontrol dari dua
variabel yang berkorelasi terdahulu. Korelasi parsial adalah satu tipe dari Pearson correlation
coefficient dan dapat diinterpretasi dalam cara yang sama.
14.3 Analisis Korelasi Ganda
Jika peneliti ingin mengetahui hubungan antara satu variabel dan dua atau lebih
variabel lainnya yang secara simultan sungguh dipertimbangkan, harus digunakan korelasi
ganda. Hasil dari korelasi ganda disebut koefisien korelasi ganda (coeffi cient of multiple
correlation) dan disimbolkan sebagai R.
14.4 Analisis Regresi
Satu alasan penting tentang regresi adalah bahwa regresi dapat digunakan untuk
meramalkan variabel. Teknik ini meliputi pengembangan satu ekuasi matematikal untuk
menganalisis hubungan antara variabel yang menjadi ramalan dan variabel yang dipercaya.
secara statistik berhubungan dengan variabel ramalan. Variabel yang menjadi ramalan
dinamakan variabel dependen dan ditulis dengan y bila dihubungkan dengan yangdinamakan
variabel independen dan ditulis xt, x2, xk (dimana adalah jumlah variabel independen). Jadi,
regresi digunakan untuk pal- ing sedikit dua variabel. Oleh karena itu, tahap peftama adalah
mengidentifikasi variabel independen yang digunakan dalam analisis. Jadi, regresi adalah
satu alat yang sangat tepat untuk membolehkan peneliti membuat prediksi atau ramalan
tentang nilai-nilai dari variabel dependen y dari pengetahuan tentang nilai-nilai dari variabel
independen x.
Tiap regresi pasti ada korelasi, tetapi tidak tiap korelasi dapat dicari regresinya.
Korelasi yang dapat dicari regresinya ialah korelasi kausal antara dua variabel atau lebih yang
dapat diketahui berdasarkan teori tentang hubungan antar-variabel. Akurasi prediksi dengan
menggunakan regresi bergantung pada kekuatan hubungan antara dua variabel. Korelasi
tinggi lebih akurat bagi prediksi kita. Asumsi dasar dari regresi adalah:
o Variabel independen adalah berhubungan dalam bentuk linier dengan variabel
dependen dan di antara mereka.
o Pengaruh variabel independen dapatdijumlahkan bersama untuk menghasilkan
satu prediksidari variabel dependen.
o Semua variabel atau data adalah variabel atau data interval.
- Analisis Regresi Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal antara satu
variabel independen dan satu variabel dependen atau membuat prediksi dengan
menggunakan satu variabel independen tunggal
- Analisis Regresi Ganda
Dalam model analisis regresi sederhana kita menganalisis bagaimana satu variable
dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam suatu penelitian adalah
mungkin bagi Anda untuk memiliki lebih dari satu variabel independen (atau
prediktod yang digunakan untuk meramalkan satu variabel dependen. Jika demi- kian,
Anda akan membutuhkan model analisis regresi ganda (multiple regression analysis)
yang di dalamnya prediksi dilakukan dengan menggunakan breberapa variabel
independen. Analisis regresi ganda adalah satu teknik statistik yang dapat digunakan
untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dependen (kriterion) tinggal Dan
variabel variabel indenpenden. Untuk menerapkan analisis regresi ganda, data harus
metrik (data interval dan rasio) atau ditransformasi secara tepat; dan sebelum
membuat persamaan reg- resi, peneliti harus memutuskan variabel mana yang
menjadi dependen dan yang mana menjadi variabel independen. Kombinasi dari
variabel biasanya meng- hasilkan prediksi yang lebih akurat daripada hanya satu
variabel. Prediksi penelitian sering menghasilkan satu persamaan prediksi dan untuk
itu digunakan multiple- regression equation.
14.5 Analisis Jalur
Analisis jalur (path-analysis) dikembangkan oleh Sewal Wright (1934) sebagai suatu
model analisis yang digunakan dalam suatu model kausalitas (causation) yang diformulasi
oleh peneliti berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan teoritis.
Analisis jalur merupakan satu tipe analisis multivariat untuk mempelajari efek-efek
langsung dan tidak langsung dari sejumlah variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel
sebab (juga disebut ultimate variables) terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel
akibat. Analisis korelasi sendiri, meskipun sangat membantu, tidak memberikan manfaat satu
ukuran tentang dampak variabel-variabel secara langsung atau secara tidak langsung terhadap
yang lain. Di samping asumsi analisis ialur sama dengan asumsi untuk regresi linier, pada
saat menggunakan efektif analisis jalur didasarkan atas beberapa asumsi dan beberapa di
antaranya yang penting ialah:
1. Hubungan antara variabel adalah linier dan aditif (bersifat penjumlahan) serta bersifat
kausalitas yang di dalamnya variabel independen berubah pertama dan variabel
dependen kemudian.
2. Semua variabel error alau residu (e atau epsilon) tidak berkorelasi satu sama lain.
3. Pola hubungan antarvariabel bersifat rekursif, yaitu hanya ada arus kausal satu arah
dalam sistem.
4. Tingkat pengukuran variabel (variabel endogonous) sekurang-kurangnya skala
interval.
5. Variabel yang diobservasi dapat diukur tanpa ada kekeliruan (measurable error).
14.6 Analisis Kanonikal
Studi tentang hubungan antara satu set variabel prediktor dan satu set tentang ukuran
respons dikenal sebagai analisis korelasi kanonikal. Kanonikal analisis menggambarkan satu
teknik statistik multivariat yang me- nyelidiki hubungan antara dua set variabel. Satu adalah
seperangkat prediktor dan satu lagi seperangkat kriierion. Analisis korelasi kanonikal
merupakan suatu analisis korelasi yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan antara
satu satu set atau kelompok variabel kriterion (dependen) dan satu set atau kelompok variabel
prediktor (independen). Baik kelompok independen maupun kelompok dependen terdiri dari
dua atau lebih variabel.

BAB XV
PENULISAN PROPOSAL DAN PELAPORAN HASIL PENELITIAN
15.1 Menulis Satu Rencana dan Proposal Penelitian
Bagian dari tahap-tahap penelitian yang diajukan untuk menyelidiki masalah tertentu
disebut sebagai rencana penelitian (research plan). Format rencana penelitian khas untuk
skripsi, tesis atau disertasi sudah baku dan dibakukan oleh masing-masing institusi
penyelenggara pendidikan tinggi. Umumnya mencakup komponen-komponen: pendahuluan
(introduction) yang memuat pernyataan masalah, telaah literatur atau kerangka teoritik dan
440 Metode Penelitian Sosial dan pernyataan hipotesis, satu bagian metode (method) atau
lainnya menyebut disain penelitian (research design), deskripsi tentang data analisis yang
diajukan, dan satu skedul waktu (time schedule atau timetable).
Bagian besar dari isi dari satu proposal penelitian adalah rencana penelitian.
Umumnya isi dari satu proposal penelitian untuk skripsi, tesis, atau disertasi dibagi atas tiga
bagian: "Bagian Awal", "Bagian Utama" dan "Bagian Akhir". Bagian Awal yang merupakan
halaman pendahuluan (preliminary pages) terdiri atas "halaman judul", "halaman
persetujuan", "Daftar lsi", "Daftar Tabel", "Daflar tf Cambar". Bagian Utama atau sering
disebut batangtubuh memuat komponen utama dari rencana penelitian yang dibicarakan
secara mendalam. Bagian ini terdiri dari bagian "Pendahuluan", "Disain" (dalam banyak
format proposal disebut "Metoda"). Adapun bagian Akhir dari suatu rencana penelitian
adalah "skedul Waktu". "Anggaran", "Bibliografi" atau "Daftar Pustaka" atau "Referensi" dan
"Lampiran". Jadi proposal penelitian sama dengan rencana penelitian ditambah dengan
bagian yang disebut sebagai "preliminary pages" dan komponen-komponennya
15.2 Menulis Satu Laporan Hasil Penelitian
Satu laporan penelitian adalah satu dokumen ilmiah (scientific document), bukan satu
novel atau bukan ceritera atau freafise. Oleh karena itu laporan penelitian disusun dengan
menggunakan kaidah-kaidah metoda ilmiah dengan memperhatikan kelompok sasaran dan
kepentingan penulisan laporan ilmiah.Teknik-teknik penulisan ilmiah harus digunakan dalam
satu laporan penelitian.Kaidah bentuk penulisan ilmiah laporan penelitian dapat berbeda
berdasarkan kepentingan. Oleh karena itu sebelum memulai penulisan satu laporan, paling
tidak peneliti harus mengetahui secara jelas enam hal:
1. Siapa yang diharapkan pembaca utama dari laporan (the audience)
2. Apa tujuan yang diharapkan dari laporan (the purpose)
3. Palam bentuk apa laporan harus terbit (the medium)
4. Apa gaya penulisan yang harus dikerjakan (the writing style)
5. Bagaimana laporan harus diorganisasi (the contenf)
6. Bagimana laporan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga responsibilitas etis dari
peneliti dapat dipenuhi (the ethical responsibility)
- Target Pembaca
Ada beberapa kelompok audiens yang menjadi sasaran pembaca laporan hasil
penelitian: akademisi, praktisi atau pengguna, sponsor dan masyarakat umum:
o Akademisi
o Praktisi
o Sponsor
o Masyarakat Umum
- Tujuan
Laporan juga dipengaruhi oleh tujuan peneliti dalam mempersiapkannya. Laporan
dapat ringkas dan sintesa semua aktivitas penelitian dikumulasi dalam apa yang
disebut the state-of-the-art report ltu menghimpun semua temuan-temuan penelitian
yang ada yang signifikan dan mengorganisasi mereka kedalam satu badan dengan
struktur teoritikal kohesif. Satu laporan dapat menggambarkan satu informasi baru
untuk badan pengetahuan yang ada.Akhirnya tujuan penulisan satu laporan adalah
memperlihatkan manfaat praktis informasi untuk para praktisi dan untuk public.
- Medium
Peneliti memiliki satu pilihan bentuk dimana laporan dapat terbit. Pilihan ditentukan
oleh audiens target, tujuan dari laporan, dan kegunaan ilmiah dan praktik informasi
yang disajikan. Tipe-tipe laporan penelitian antara lain skripsi, tesis, atau disertasi;
artikel jurnal, disajikan pada pertemuan profesional, atau in-house reports. Jika
laporan penelitian terkait dengan pencapaian gelar akademik maka laporan penelitian
tersedia di perpustakaan dalam bentuk dokumen skripsi, tesis, atau disertasi atau
dalam bentuk laporan penelitian lengkap.
- Isi
Umumnya, isi dari laporan penelitian kuantitaif pada hakekatnya merupakan sekuansi
tahap tahap dari satu proyek penelitian yang secara umum diorganisasi dalam tujuh
seksi utama: abstrak atau ringkasan eksekutif (abstract or executive summary),
penyajian masalah atau perumusan masalah (presenting the problem or statement of
the problem), menggambarkan metode atau rancangan studi dan prosedur (describing
the methods or study design and procedure), analisis atau hasil (analysis or results),
interpretasi dan pembahasan (interpretations and discussion), membuat kesimpulan
(drawing conclusions), bibliografi (bibliography)
15.3 Bagian lntegral dari Satu Laporan Hasil Penelitian
Untuk laporan hasil penelitian, bagian pertama atau bagian permulaan memuat
komponen yang terdiri atas Halaman Judul, Halaman Persetujuan, Kata Pengantar dan
ucapan terimakasih, Abstrak, Daftar lsi, Daftar Tabel (jika ada), dan Daftar Bagan (Jika ada).
Bagian kedua atau bagian utama atau sering disebut batang tubuh dari laporan terdiri dari
komponen Pendahuluan, komponen Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori dan Hipotesis, serta
komponen Metode Penelitian. Bagian ketiga atau bagian akhir darisebuah proposal dan
laporan hasil penelitian ialah kepustakaan atau bibliografi dan lampiran. Skedul waktu dan
anggaran dalam proposal penelitian dimasukkan dalam lampiran dalam laboran hasil
penelitian.
- Bagian Awal
o Halaman Judul
Halaman judul (the title page) untuk tesis dan diseratasi, misalnya, memuat
judul penelitian (atau peper), tingkat persyaratan yang dipenuhi, nama peneliti
(atau penulis), afiliasi institusional (atau universitas/institut), baik nama dan
tempat se(a waktu laporan final penelitian diselesaikan (atau tahun). Judul
yang baik memuat dan mengkomunikasikan secara jelas tentang apa (what)
yang diteliti: variabel, siapa (who) yang diteliti: subjek, dimana (where)
diteliti: tempat atau lokasi, dan bahkan mungkin diharuskan untuk menentukan
kapan (when) diteliti: durasi waktu gejala atau masalah yang diteliti.
o Halaman Pengesahan
Bagian halaman pengesahan atau persetu iuan (approval page) ditempatkan
sesudah halaman judul. Khusus untuk skripsi, tesis, dan disertasi, isi dari
halaman ini rnemuat hal yang sama dengan halaman judul, tetapi ditambah
dengan nama dan tandatangan pembimbing atau promotor. Kata Pengantar dan
Ucapan Terimakasih Dalam bagian kata pengantar dan ucapan terimakasih
(acknowledgement) diungkapkan secara garis besar isi dari penelitian dan
sekaligus mengungkapkan apresiasi atau terimakasih kepada oranS-orang dan
lembaga yang telah memberi kontribusi secara berarti untuk melengkapi data
dan informasi hingga selesainya laporan. Kadang-kadang Kata Pengantar
dipisahkan dari Ucapan Terimakasih
o Abstrak
Abstrak (abstract) merupakan satu istilah yang populer yang sebenarnya sama
dengan summaryt tetapi trend braru cenderung menggunakan kata abstracts.
lsi dari abstrak dan summaries adalah identik, hanya pemposisiannya berbeda.
Abstracts mendahului badan utama dari laporan (main body of report),
sedangkan summary mengikuti bagian pembahasan.Abstrak bisa pendek atau
panjang dan jumlah kata minimum atau maksimum dari abstrak tergantung
pada lembaga atau universitas untuk kepentingan studi akhir (skripsi, tesis,
disertasi), atau tergantung untuk publikasi dalam bentuk buku atau publikasi
untuk jurnal.Abstrak pendek atau singkat lebih menyoroti atau menekankan
pada masalah dan pada hasil daripada metoda.Sebaliknya, abstrak panjang
menggambarkan aspek-aspek penting dari penelitian, seperti masalah yang
diteliti, teori yang dibangun untuk menjelaskan masalah, tipe dari subjek, dan
instrumen, disain, prosedur dan hasil utama dari kesimpulan.
o Daftar lsi
Daftar isi secara mendasar merupakan satu garis besar (outline) dari laporan
yang menandai tentang isi, baik bab utama (headings) dan subbab
(subheadings) dan di halaman mana tiap bagian (bab utama dan subbagian
atau subbab) dari isi laporan penelitian tersebut.
o Daftar Tabel
Daftar tabel (jika ada) disajikan pada halaman terpisah.Nomor dan judul
masingmasing tabel diberi dan disebut halaman di mana hal itu ditemukan.
o Daftar Bagan/Gambar
Daftar bagan dan atau gambar (jika ada) disajikan pada halaman terpisah.Tiap
bagan dan atau gambar diberi nomor dan judul pasti dan halaman di mana hal
itu dapat ditemukan.
- Bagian Utama
o Bab Pendahuluan
Bagian Pendahuluan (introduction) siap ditulis jika peneliti secara hati-hati
mengembangkan satu rencana penelitian untuk mengadakan
penelitian.Pendahuluan merupakan bagian pertama dalam satu arlikel jurnal,
disertasi, atau studi penelitian kesarjanaan.Pendahuluan mengatur bagian
penelitian secara keseluruhan.
o Latar Belakang
"Latarbelakang Penelitian" memuat bukan hanya "Latar belakang Masalah"
melainkan juga pentingnya masalah diteliti dari perspektif keilmuan atau
disiplin ilmu tertentu.Jadi dikemukakan landasan dan dasar keilmuan
berkaitan dengan masalah yang diteliti.Apapun format yang digunakan,
perumusan masalah harus disertasi dengan penyajian latarbelakang masalah
atau latarbelakang penelitian yang ditulis dalam titel latarbelakang
penelitian/latarbelakang masalah atau dicakup dalam titel perumusan
masalah.Memilih dan meneliti satu masalah harus memiliki latarbelakang,
baik latarbelakang teoritis lewat buku-buku referensi dan latar belakang
empiris lewat pengamatan. Dalam latar belakang penelitian diuraikan secara
lengkap situasi yang melatarbelakangi mengapa memilih masalah tertentu.
Penyajian latar belakang masalah dianggap baik bila dilakukan dengan
identifikasi situasi masalah yang berhubungan dengan pertanyaan: apa
permasalahan, mengapa dimasalahkan, di mana masalah terjadi, dan apa
alasan mengapa penting diteliti. Oleh karena itu melalui latarbelakang masalah
pemahaman tentang masalah penelitian menjadi jelas.Dalam latar belakang
penelitian juga diurai signifikansi masalah dihubungkan dengan bidang studi
dan pemecahan masalah.lni yang membedakan latarbelakang penelitian dan
latarbelakang masalah.
o Perumusan Masalah
Bagian "Perumusan masalah" memuat masalah penelitian yang spesifik yang
dirumuskan secara tajam, jelas, dan memiliki presisi.Perumusan masalah
adalah konteks dari penelitian dan memberikan arah terhadap penelitian yang
dilakukan.Biasanya perumusan masalah didahului oleh identifikasi
masalah.Tetapi identifikasi masalah sering disusun dalam satu subbab
tersendiri.Perumusan masalah penelitian yang dianggap sebagai tonggak bagi
peneliti karena darinya dapat ditentukan tujuan penelitian, hipotesis, populasi
dan sampel, teknik mengumpulkan data dan analisis data. Kemudian
perumusan masalah harus ada hubungannya dengan latar belakang masalah
termasuk justifikasi untuk dipelajari dalam istilah signifikansi masalah.
o Maksud dan Tujuan
Setelah perumusan masalah peneliti melangkah ke perumusan maksud atau
tujuan penelitian (the purpose statement).20 Ada hubungan yang erat antara
masalah penelitian dan maksud dan tujuan penelitian dan hipotesis
penelitian.Landasan perumusan maksud dan tujuan penelitian ialah perumusan
masalah. Adakalanya satu proposal atau usulan penelitian disertai dengan
maksud penelitian.Maksud penelitian ini dikemukakan sebelum merumuskan
tujuan penelitian. Rancangan pernyataan atau perumusan maksud penelitian
dalam studi kuantitatif dimulai dengan mengemukakan metode penyelidikan
yang akan digunakan dalam penelitian, memperkenalkan teori, model atau
kerangka konseptual yang akan diuji dalam penelitian, mengidentifikasi
variabel-variabel yang diajukan untuk penelitian, baik variabel bebas, variabel
terikat dan variabel intervining, menghubungkan atau membandingkan antar
variabel, dan menentukan subjek dan lokasi penelitian.
o Kegunaan
Dalam proposal dan laporan penelitian juga dikemukakan kegunaan atau
manfaat penelitian. Kegunaan atau manfaat penelitian adalah sesuatu yang
dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain, baik untuk
meningkatkan atau memperbaiki apa yang telah ada dan untuk pemahaman
atas gejala-gejala yang sama, baik teoritis dan praktis. Yang dapat
dikategorikan sebragai manfaat penelitian adalah informasi tentang sesuatu
yang disebutkan dalam tujuan penelitian, bukan produk fisik atau bagian dari
kegiatan penelitiannya itu sendiri.
o Bab Telaah Pustaka, Kerangka Teoritik dan Hipotesis Telaah Pustaka
Sesudah satu masalah telah secara hati-hati dipilih, digambarkan, dan
dirumuskan secara jelas, peneliti siap untuk melakukan telaah pustaka yang
dan mengembangkan kerangka teoritik.Tinjauan pustaka merupakan telaah
tentanB berbagai literatur yang terkait dengan topik dan rumusan masalah.
o Kerangka Teoritik
Berdasarkan telaah pustaka kemudian disusun kerangka teoritik yang
merupakan jawaban atau penjelasan teoritik dari rumusan masalah. Kadang-
kadang digunakan istilah kerangka pemikiran, kerangka pemikiran teoritik
atau kerangka konseptual. Kerangka teoritik merupakan gambaran dan
penjelasan teoritik yang berhubungan dengan masalah. Kerangka teoritik
disusun melalui survei literature.
o Hipotesis
Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan maka diturunkan hipotesis sebagai
dugaan atau jawaban sementara dari rumusan masalah. Satu hipotesis yang
baik menyatakan secara tuntas, jelas dan sesuai tentang hubungan (atau
perbedaan)yang diharapkan antara dua variabel dan mendefinisikan variabel
dalam istilah-istilah operasional, dapat diukur. Hipotesis (atau hipotesis-
hipotesis) secara logis mengikuti teori yang disusun berdasarkan survei
literature.
o Bab Metode
Metode atau disain penelitian umumnyA memuat subbagian berikut:
rancangan pengujian, pengukuran variabel (objek yang dipelajari), subjek
yang dipelajari (populasi dan sampel), pengumpulan data, dan analisis data
yang digunakan.
o Desain
Dalam bagian "Desain Penelitian" diidentifikasi hubungan-hubungan antar
variabel yang akan dijelaskan dalam penelitian, apakah melakukan rancangan
hubungan korelasional (mengukur dua atau lebih variabel dan melihat
hubungan antara mereka) atau hubungan kausal atau eksperimental
(memanipulasi satu variabel dan melihat perubahan yang bersamaan dalam
kelompok kedua)
o Objek dan Pengukuran
Dalam subbagian pengukuran, peneliti menegaskan lagi apa yang menjadi
variabel penelitiannya. Variabel penelitian merupakan objek
penelitian.Kemudian anda harus menentukan secara rinci ukuran-ukuran
variabel (indikator-indikator atau item-item) yang digunakan dalam penelitian,
baik variabel independen dan variabel dependen yang secara nyata mewakili
suatu definisi operasional untuk menghasilkan instrumen pengukuran.Masing-
masing variabelterlebih dahulu harus dibuat definisi operasional dan indikator
atau indikator-indikator dari variabel yang ditetapkan sebagai instrumen
pengukuran harus sesuai dengan definisi operasional.
o Subjek dan Penarikan Sampel
Dalam subbagian ini anda harus secara jelas mendeskripsikan populasi
darimana sampel akan dipilih, ukuran sampel dan bagaimana pemilihan
sampel yang anda gunakan. Deskripsi harus mengindikasi ukuran dan
karakteristik utama populasi.Kadang-kadang deskripsi populasi atau sampel
yang dipelajari dideskripsikan secara lengkap, termasuk karakteristik
demografik.Teknik pemilihan sampel dapat anda pilih antara acak dan tak
acak.Uraikan juga alasan atas pilihan teknik pemilihan sampel yang anda
gunakan.
o Pengumpulan Data
Subbagian ini mengidentifikasi dan menggambarkan semua instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau mengukur perilaku dan mengapa
hal itu digunakan. Pilihan dapatdilakukan antara satu atau lebih dariteknik
pengumpulan data yang tersedia: kuesioner, wawancara, observasi.
o Analisis Data
Subbagian ini mendeskripsikan analisis data yang digunakan.Pilihannya antara
kualitatif atau kuantitatif, deskriptif atau korelasional.Jika pilihan pada analisis
kuantitatif, maka harus digambarkan teknik-teknik statistik yang diterapkan
untuk analisis data.ldentifikasi statistik yang akan anda gunakan untuk
menguji perbandingan antar kelompok atau menguji hubungan antara variable
o Bab Hasil
Setelah mengungkapkan bagaimana data dikumpulkan, metode pemilihan
sampel, barulah kemudian menyajikan hasil.Peneliti kadang-kadang
menggabung bagian "Hasil" dengan bagian berikut yang dinamakan
"Pembahasan" atau "Temuan"' Tujuan utama dari bagian hasil adalah untuk
melaporkan apa yang anda temukan.
o Bab Pembahasan
Dalam bagian "lnterpretasi" atau "Pembahasan" anda tafsirkan hasil penelitian
anda, hubungkan dengan hasil penelitian sebelumnya atau teori.Struktur
pembahasan bergerakdaritema penelitian spesifikterhadap implikasiumum.
Mulai bagian pembahasan dengan satu laporan singkat pernyataan ulang
hipotesis anda
o Bab Kesimpulan, Rekomendasi dan lmplementasi
Peneliti menyatakan kembali pertanyaan penelitian dan meringkas temuan-
temuan dalam kesimpulan. Kesimpulan merupakan inti pokok yang ditarik
oleh peneliti dari hasil interpertasi dan pembahasan yang disajikan dalam bab
terpisah.Peneliti harus mengemukakan rekomendasi atau saran-saran, tetapi
yang berkaitan dengan manfaat penelitian yaitu menemukan jawaban atau
solusi atas pertanyaan penelitian.Manfaat kegiatan penelitian adalah jika
hasilnya dapat digunakan dalam praktek.Jangan sekali-kali mengemukakan
saran-saran yang tidak sinkron dan bahkan menyimpang dari penelitian.
Peneliti juga harus membicarakan implikasi teoritis dan praktis dari
penemuanpenemuan dan membuat rekomendasi untuk pemecahan masalah
atau penelitian yang akan datang atau tindakan yang akan datang. lmplikasi
teoritis dan praktis disejajarlan dengan manfaat penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya.
- Bagian Akhir
o Kepustakaan
Bagian setelah metode atau disain (dalam proposal penelitian) atau bagian
kesimpulan dan rekomendasi (dalam laporan hasil penelitian) adalah bagian
akhir yang terdiri dari kepustakaan dan lampiran. "Kepustakaan",luga sering
disebut sebagai "Bibliografi", "Referensi", "Dafrar Pustaka". Ada referensi
dalam suatu rencana penelitian atau laporan hasil penelitian menunjukkan
bahwa isi yang disusun tidak seluruhnya original gagasan peneliti melainkan
sebagian merupakan gagasan, informasi, dan bukti yang diperoleh dari orang
lain. Referensi merupakan ciri khas dan sekaligus suatu kekuatan tersendiri
dalam suatu penelitian atau karya tulis ilmiah, bukan kelemahan.Referensi
membantu anda dalam menyusun rencana penelitian dan laporan hasil
penelitian.
o Lampiran
Untuk skripsi, tesis atau disertasi, jika sumber-sumber yang digunakan ada
dalam badan utama dari laporan dimasukkan dalam daftar referensi. Caranya
dengan mendaftar dalam satu kesatuan daftar atau dibagi dalam sub bagian
seperti halnya: "Buku", "Artikel" (dalam Jurnal, Majalah, Surat Kabar),
"Tidak dipublikasi". Jika sumber-sumber yang digunakan tidak secara
langsung ada dalam badan utama dari laporan dimasukkan dalam bagian
"Lampiran".
o Skedul Waktu
Dalam proposal penelitian, Skedul Waktu merupakan bagian yang sejajar
bibliografi dan lampiran.Tetapi di dalam laporan hasil penelitian, skedul
waktu merupakan bagian dari lampiran. Penelitian adalah satu kegiatan yang
memakan waktu dan jika anda tidak menentukan diri anda satu timetable anda
akan mengalami resiko tidak menyelesikan proyek penelitian tepat waktu.
Satu skedul waktu realistik adalah penting untuk peneliti-peneliti pemula yang
mengerjakan skripsi, tesis atau disertasi atau untuk peneliti-peneliti
berpengalaman yang bekerja untuk memenuhi batas waktu dari satu dana
bantuan penelitian atau kontrak.
o Anggaran
Satu rencana penelitian formal biasanya diajukan dalam satu proposal atau
prospektus. Proposal secara umum diajukan kepada pemerintah atau agen
penyandang dana swasta yang diharapkan dapat membantu biaya untuk L
mengadakan penelitian.
15.4 Bahan, Aturan Umum Penulisan, Gaya Sitasi dan Format
Teknik-teknik penulisan ilmiah juga harus diterapkan atau digunakan dalam laporan
penelitian sebab satu laporan penelitian adalah satu dokumen ilmiah (scientific document),
bukan satu novel atau bukan ceritera atau risalat (treatise). Dengan kata lain, laporan
penelitian tidak berisi pernyataan subjektif, pernyataan berlebihan (overstatement) atau
pernyataan emosional.
- Bahan
Untuk membuat satu manuskrip maupun skripsi, tesis, disertasi biasar-rya
menggunakan bahan kertas HVS B0 standar 8,5 x 11 inch atau 44 (21 x29,7 cm) dan
menggunakan pita hitam
- Aturan Umum Penulisan
1.) Dalam menulis satu laporan penelitian, kata ganti pribadi seperti "saya", "kira" harus
dihindari. Dalam kasus di mana ini dibutuhkan, kata ganti impersonal dan passive
voice dapat digunakan untuk kata ganti pribadi.
2.) Dalam penulisan laporan penelitian formal tidak menggunakan singkatan kata, kecuali
singkatan formal atau telah baku dan berlaku umum baik dalam bahasa lndonesia atau
dalam bahasa asing.
3.) Nama pengarang atau orang yang kita kutip pendapatnya dalam laporan penelitian,
baik dalam badan utama laporan atau dalam catatan kaki (footnotes) atau cacatan
akhir (endnotes), nama pertama, inisial, gelar tidak perlu ditulis.
- Gaya Sitasi
Satu rencana atau proposal penelitian dan laporan penelitian adalah satu dokumen
ilmiah (scientific documen\, bukan satu novel atau bukan ceritera atau risalat.Sebab
itu teknik-teknik penulisan ilmiah juga harus digunakan dalam laporan penelitian.
Salah satu teknik penulisan ilmiah ialah anda menggunakan tulisan hasil pemikiran
atau hasilpenelitian orang lain. Mengambil pendapat orang lain (ahli) dalam penulisan
apapun disebut mengutip. Kutipan merupakan materi pemikiran atau penelitian orang
lain yang diacu baik secara langsung dengan mengutip kalimat yang persisi sama dan
tidak langsung dengan menggunakan kata-kata sendiri yang sangat mirip dengan
pernyataan sumber. Jangan mereferensi dan mengutip materi kuliah yang disampaikan
secara lisan atau komunikasi personal. Jika anda menggunakan atau mengutip
pemikiran, pendapat, data atau informasi dari karya tulisan atau penelitian orang lain,
baik langsung atau tidak langsung anda harus selalu membuat sitasi atau kutipan
(citation) atas tiap teks yang anda referensi atau kutip dan memberi informasi di mana
hal yang sedang kita kutip dapat ditemukan atau yang sedang kita jelaskan diuraikan
lebih komprehensif, baik pengarang, tahun dan halaman
- Format Penulisan
o Halaman Judul
Halaman atau lembar judul meliputi: judul penelitian, untuk apa penelitian itu
dilakukan, nama peneliti, dan afiliasi institusional (untuk sebuah skripsi, tesis,
atau disertasi juga disertai dengan tempat dan tahun).
o Judul
Ketik judul dalam posisi yang diinginkan di tengah halaman biasanya dalam
posisi 1 inch atau 4 cm dari pinggir margin atas kertas). Jika baris ganda
diperlukan, ketik dalam dua spasi.Umumnya menggunakan huruf kapital
(kecuali artikel), ukuran font (besar hurufl bervariasi antara 14 atau 1 6, huruf
tebal (bolr), jenis huruf tlmes new roman atau setara. Dalam proposal untuk
skripsi, tesis, atau disertasi, di bawah judul ditulis dengan jarak dua spasi
darijudul: Rancangan Usulan Penelitian Untuk Skripsifl-esis/ Disertasi. Dalam
laporan hasil penelitian diganti dengan kata Skripsi atau Tesis atau Disertasi.
o Nama Peneliti dan Afiliasi
Nama ditulis secara lengkap dari nama, nama tengah, dan nama terakhir di
tengah antara marjin. Jangan masukkan tiap gelar termasuk gelar derajat
pendidikan (BA, MA, Ph.D, dst). Gunakan huruf besar (huruf kapital) untuk
huruf awal dari katakata perlama dan dari semua kata-kata subsekuen.
o Halaman Persetujuan
Halaman atau lembar persetujuan juga memuat judul penelitian, untuk apa
disusun, oleh siapa, tempat dan tanggal pengesahan dan tanda pengesahan oleh
dosen pembimbing untuk skripsi dan tesis atau oleh ketua dan anggota
promotor untuk disertasi dan nama institusi, tempat dan tahun. Cara
pengetikan yang sama dengan lembar judul juga dibuat untuk halaman
persetujuan dengan menambah kalimat persetujuan dan nama pembimbing
atau promotor di bawah nama peneliti. Setiap institusi memiliki ketentuan
yang harus diikuti oleh peneliti untuk mengetik halaman persetujuan.
o Kata Pengantar dan Ucapan Terimakasih
Ketik kata "KATA PENCANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH"
ditengah halaman dengan huruf kapital, ukuran 12, diketik tebal (bold). Dua
spasi di bawah Kata Pengantar dan atau Ucapan terimakasih, mulai alinea baru
atau baris pertama dari paragrap dan diberi indentasi atau lekukan
(indentation) atau masuk kedalam antara 5 dan 7 ketukan
o Abstrak
Abstrak diketik dalam satu halaman terpisah setelah halaman
persetujuan.Ketik kata "ABSTRAK" di tengah dengan huruf tebal (bold),
kemudian dalam baris berikutnya mulai mengetik isi abstrak.Dalam abstrak,
jangan lekukkan atau diketik menjorok ke dalam baris pertama dari abstrak.
Umumnya menggunakan jenis huruf times new romant dan ukuran font 12.
o Daftar lsi
Daftar lsi diketik dalam satu halaman terpisah setelah halaman abstrak. Ketik
kata "DAFTAR ISI" di tengah antara margin dengan huruf kapital, huruf tebal,
ukuran 12. Daftar lsi diketik dalam halaman baru dan dengan huruf tebal
(bold). Pengetikan daftar isi biasanya diorganisasi dalam bentuk desimal.

Anda mungkin juga menyukai