Hotmaria Sitanggang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PDRB,
inflasi, suku bunga deposito dan jumlah penduduk terhadap
konsumsi masyarakat provinsi Sumatera Utara. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis OLS (Ordinary Least Square). Pengujian menggunakan
Uji statistik meliputi uji t, uji F dan R-square serta uji asumsi
klasik. dimana semua pengujian menggunakan alat bantu
program Eviews 5.0. Hasil estimasi menunjukkan pengaruh
variabel bebas sebesar R2 = 0,9514. Artinya 95,14% PDRB,
SBD, Inflasi dan Jumlah Penduduk mempengaruhi Konsumsi di
Sumatera Utara. Hasil analisis data juga menunjukkan bahwa
PDRB dan jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan
pada =5% terhadap konsumsi di Sumatera Utara. Variabel suku
bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konsumsi di
Sumatera Utara. Variabel inflasi tidak signifikan terhadap
konsumsi di Sumatera Utara.
Abstract
This research aimed to analyze the affect of PDRB, inflation,
deposits interest rates, and the total population towards society
consumption in North Sumatera Province. Methodology analysis
which was used in this research was OLS (Ordinary Least
Square) analysis. The test used statistical test include t-test, F-
test, R-square as well as the classical assumption where all the
tests using Eviews 5,0. The result of estimation shown that the
affect of independent variable R2 = 0,9514. The mean was
95,14%, PDRB, SBD, Inflation and Society Population affected
of consumption in North Sumatera. The result of this analysis
data also shown that the GRDP and total society affected
positively and significant on =5%. Variable interest rates
A. Pendahuluan
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu
variabel makro ekonomi yang merupakan pembelanjaan yang
dilakukan oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang
melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang
dibelanjakan. Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi
keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek (Mankiw,2007:446). Hal ini diakibatkan
karena konsumsi agregat merupakan penjumlahan dari pengeluaran
seluruh rumah tangga yang ada dalam perekonomian merupakan
pengeluaran agregat yang terpenting. Dimana konsumsi adalah
komponen terbesar pengeluaran agregat yang secara normal mencapai
sekitar 65% dari GNP (Dernsburg, 1994:71). Sejalan dengan
Dornbusch and Fischer (2004:307) menyatakan bahwa konsumsi
menempati lebih dari 60% permintaan agregat, lebih dari jika semua
sektor lain digabungkan.
Perkembangan pengeluaran konsumsi masyarakat provinsi
Sumatera Utara dari tahun 1993 - 2012 mengalami peningkatan dari
tahun ketahun, Perkembangan konsumsi masyarakat dapat dilihat
pada grafik di bawah ini:
100,000,000.00
Rupiah
50,000,000.00
-
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
2011
B. Kajian Pustaka
Konsumsi adalah komponen terbesar pengeluaran agregat
(Dernsburg, 1994:71). Konsumsi merupakan pembelanjaan atas
barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan. Pembelanjaan masyarakat atas makan, pakaian, dan
barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Pengeluaran rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhannya disebut konsumsi rumah tangga (Deliarnov,
1995:72). Dan barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh
Model Tobin
Fungsi yang paling sering digunakan dalam meneliti konsumsi
berdasar data cross-section adalah bentuk log-linier yaitu :
Fungsi Konsumsi
Salah satu hubungan yang penting pada semua ilmu makro
ekonomi adalah fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menunjukkan
hubungan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat
pendapatan pribadi yang siap dibelanjakan (Samuelson, 2004:129).
Dalam teori makro ekonomi dikenal berbagai variasi tentang model
fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi yang paling dikenal dan sangat
sering ditemukan dalam buku makro ekonomi adalah fungsi konsumsi
Keynes yaitu ;
C=f(Yd)
Fungsi konsumsi yang diperkenalkan oleh Keynes ini
menghubungkan konsumsi dengan pendapatan saat ini (Mankiw,
2007:450). Karena konsumsi bergantung pada pendapatan maka
konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan (Mc eachern, 2000:173).
Fungsi konsumsi yang dikembangkan berdasarkan teori daur hidup
adalah:
C = W + Y
Dimana adalah kecenderungan mengkonsumsi marginal dari
kekayaan, W adalah kekayaan riil, adalah kecenderungan
mengkonsumsi marginal dari pendapatan dan Y adalah pendapatan
(Mankiw, 2007:462).
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian tentang bagaimana Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), inflasi, suku bunga, dan jumlah
penduduk mempengaruhi perkembangan konsumsi masyarakat di
Provinsi Sumatera Utara selama tahun 1993 2012.
Jenis data yang digunakan dalam kajian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari berbagai lembaga dan instansi, antara
lain berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara
dan kantor Bank Indonesia Medan. Data dalam penelitian ini
merupakan data time series.
Faktor faktor yang mempengaruhi Konsumsi di Provinsi
Sumatera Utara selama tahun 1993-2012 yang digunakan dalam
penelitian ini dikembangkan dengan menggabungkan fungsi konsumsi
Keynesian, Singh (2004) dan Guritno (1998) adalah :
K = f (PDRB, SBD, INF, JP)
Selanjutnya fungsi diatas dispesifikasi dalam model estimasi
dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dengan model
regresi linier berganda yaitu:
Log(Y) = a + b1 Log(X1) + b2 Log(X2)+ ......+ bn Log(Xn) +
Melalui substitusi variabel konsumsi sebagai dependen
variable dan variabel PDRB, Suku Bunga Deposito, Inflasi dan
D. Hasil Penelitian
1. Perkembangan Tingkat Konsumsi
Konsumsi masyarakat dalam penelitian ini adalah jumlah
konsumsi yang dibelanjakan rumah tangga dari tahun 1993 - 2012.
Konsumsi rumah tangga di Sumatera Utara selama tahun penelitian
tersebut dideskripsikan melalui gambar berikut ini.
Rupiah
100,000,000.00
41,924,741.68
40,862,064.57
40,075,042.17
38,525,645.90
79,721,334.01
34,612,394.02
33,125,416.09
74,017,173.18
32,225,880.19
32,048,355.11
74,120,391.29
30,811,702.33
68,475,416.56
63,566,633.01
58,465,863.77
53,771,629.72
50,500,351.13
50,000,000.00
47,217,507.64
45,131,874.95
43,510,947.36
- Tahun
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011
Sumber : BPS Prov. Sumatera Utara
Gambar 2. Perkembangan Tingkat Konsumsi di Sumut
Persen
15 11.31
6.95 8.73
8.72 8.24 7.71
7.72
6.48
10 4.59 4.49 6.06 4.62
3.36 3.78 4.62
3.73
5 -1.93
-0.55 -0.14
0
2004
1994
1996
1998
2000
2002
2006
2008
2010
2012
-5
Tahun
Sumber : BPS Prov. Sumatera Utara, diolah
Gambar 3. Pertumbuhan Tingkat Konsumsi di Sumatera Utara
150,000.00
83,328.95
78,805.61
75,189.14
71,908.36
69,154.11
68,910.08
68,065.40
67,714.73
66,332.68
64,753.80
61,942.02
58,215.45
100,000.00
50,000.00
-
1993 19951997 1999 2001 2003 20052007 2009 2011
Tahun
Sumber : BPS Prov. Sumatera Utara, diolah
Persen
10
6.35 6.70
6.40 5.745.486.206.906.39
5 4.57 4.81 5.07 6.22
4.54 3.89 3.984.56
0 0.52 0.35
1994
2011
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2012
-2.55
-5
Sumber : BPS Prov. Sumatera Utara, diolah
- Tahun
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : Bank Indonesia
Gambar 6. Perkembangan Suku Bunga Deposito di Sumatera
Utara Tahun 1993-2012
Sumber : BPS
Gambar 7. Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara
Tahun 1993-2012
tahun 2009; 8,00 persen di tahun 2010; 3,67 persen di tahun 2011 dan
sebesar 3,86 persen di tahun 2012.
Uji Model
Analisis statistik digunakan untuk melihat validasi dari model
yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian secara statistik
dilakukan terhadap hasil regresi model. Adapun pengujian secara
statistik meliputi pengujian terhadap besaran t-Statistik F Statistik , dan nilai
R2. Dalam penelitian ini hasil estimasi regresi untuk fungsi konsumsi
seperti tampak pada table 4.3 di bawah ini.
Dependent Variable: K
Method: Least Squares
Date: 09/06/13 Time: 22:22
Sample: 1991 2012
Included observations: 22
Weighting series: INF
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
E. Penutup
Hasil analisis dapat diambil kesimpulan yaitu: 1) Dari nilai
koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel konsumsi di
Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel Produk
Domestik Regional Bruto, suku bunga deposito, inflasi dan jumlah
penduduk mampu dijelaskan dengan model yang digunakan. 2)
Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel konsumsi
menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Produk
Domestik Regional Bruto dan jumlah penduduk berpengaruh positif
dan signifikan dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan
sedangkan suku bunga deposito berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap konsumsi. 3) Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel
yang menjelaskan variabel konsumsi, yang terbesar adalah variabel
jumlah penduduk, diikuti berturut-turut oleh variabel PDRB, suku
bunga deposito dan inflasi.
DAFTAR PUSTAKA