Anda di halaman 1dari 23

J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o .

2 E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 8 | 1100

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN


DALAM PEMBELIAN KERIPIK SINGKONG

Evi Yulia
Program studi ekonomi Universitas Islam
Lamongan eviyulia@unisla.ac.id
Edie Sugiarto
Program studi ekonomi Universitas Islam Lamongan
ediesugiarto1@gmail.com

Abstrak
Prilaku konsumen sangat penting dipelajari oleh banyak masyarakat atau
perusahaan diseluru dunia, prilaku konsumen sangat menentukan kemajuan
perusahaan, dengan mengetahui prilaku konsumen maka perusahaan dapat
menentukan strategi dan konsep untuk memuaskan konsumen, ada banyak faktor
faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen dalam keputusan pembelian. Demi
kesuksesan dan kemajuan perusahaan maka Perusahaan perlu mengetahui
faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam melakakukan pembelian keripik singkong dan dapat bermanfaat
bagi para peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, realibitas,
regresi liner berganda dan melakukan analisis faktor tehadap ketiga variabel yaitu
variabel individual terdiri dari Sembilan belas sub variabel, variabel lingkungan
terdiri dariempat belas sub variabel , dan variabel marketing strategy terdiri dari
empat belas sub variabel. Selanjutnya empat puluh tujuh sub variabel akan
dianalisis menggunakan analisis factor
Berdasarkan hasil penelitian faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam pembelian keripik singkong adalah individual, lingkungan dan marketing
strategy. Dari hasil penelitian Terbentu lima faktor dari Variabel individual yaitu
Faktor persepsi merk, Faktor gaya hidup, Faktor demografi konsumen, Faktor
personalia dan faktor kebutuhan dan keinginan konsumen. Terbentuk empat faktor
dari Variabel Lingkungan yaitu Faktor situasional, Faktor budaya, Faktor grup
tatap muka, dan Faktor social. Terbentuk tiga faktor dari variabel Marketing
startegy yaitu Faktor promosi, faktor, produk dan faktor distribusi Berdasarkan
penelitian menggunakan total nilai varians pada total variance explaine, factor
yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian keripik singkong adalah
faktor promosi dengan nilai varian paling besar dan tertinggi. Ternyata Penelitian
ini sangat bermanfaat dalam pengemabngan ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka tekhnologi
baru akan diciptakan menyesuaikan selera konsumen.
Kata kunci: Perilaku Konsumen, Analisis Faktor, Keripik Singkong.
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1101

PENDAHULUAN
Adanya berbagai macam merek
Indonesia merupakan negara
keripik singkong yang ditawarkan
agraris yang memiliki sumber daya
dipasaran tentunya membuat
alam yang berlimpah dan lahan yang
konsumen dihadapkan dengan
luas untuk penunjang kegiatan
berbagai alternatif yangada sehingga
pertanian. Hasilpertanian pangan ke
konsumen cenderung mempunyai
tiga terbesar setelah padi dan jagung
preferensi tertentu sebelummelakukan
yaitu singkong,sehingga singkong
proses pengambilan keputusan.
mempunyai potensi sebagai bahan
Kegunaan preferensi konsumen
baku yang penting bagiberbagai
terhadap barang atau jasa adalah untuk
produk pangan dan industri. Menurut
mengetahui apakah barang atau jasa
data BPS (Badan Pusat
tersebut sesuai dengan yang diinginkan
Statistika,2015) produksi singkong di
konsumen selama ini. Oleh karena itu,
Indonesia sebesar 21.790.956 ton,
para produsen keripik singkong harus
sedangkan untuk diwilayah Jawa
mampu merumuskan strategi yang
Timur, produksi singkong sebesar
tepat untuk menghadapi persaingan
3.161.573 ton.
sehingga mampu bertahan dalam
Singkong merupakan hasil
industri keripik singkong.
pertanian yang cocok untuk dijadikan
Rumusan masalah dalam
bisnisyang cukup besar. Dengan
penelitian ini adalah apakah faktor-
mengetahui pemanfaatan dan produk-
faktor yang mempengaruhi konsumen
produk apa sajayang dapat dihasilkan
dalam melakakukan pembelian keripik
dari singkong tentu akan mendorong
singkong. (b) Apakah penelitian ini
dan memotivasi petaniuntuk
bermanfaat bagi para peneliti dalam
memanfaatkan hasil pertaniannya agar
melakukan penelitian dan
memperoleh penghasilan yang
pengembangan ilmu pengetahuan dan
lebihtinggi. Singkong dapat diolah
teknologi
menjadi berbagai jenis makanan yang
Tujuan Penelitian ini adalah (a)
enak dan jugabernilai gizi tinggi. Salah
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang
satu pemanfaatan singkong yaitu
mempengaruhi konsumen dalam
keripik singkong.Keripik singkong
melakakukan pembelian keripik
merupakan produk makanan ringan
singkong. (b) Dapat bermanfaat bagi
yang banyak digemari olehmasyarakat
para peneliti dalam melakukan
umum dari kalangan anak-anak sampai
penelitian dan pengembangan ilmu
orang tua baik golongaanmasyarakat
pengetahuan dan teknologi.
bawah maupun kalangan atas
(Umikalsum, 2015).
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu usaha pengolahan
keripik singkong di Lamongan adalah
UD Barokah. Camilan ini sudah Berdasarkan Badan Litbang
dipasarkan di wilayah Mantup dan Pertanian (2011) Singkong atau ubi
Kota Lamongan. Peluang usaha kayu (Manihot esculenta Crantz)
keripik singkong sendiri mempunyai merupakan salah satu sumber
prospek yang cerah jika karbohidrat lokal Indonesia yang
pengelolaannya dijalankan dengan menduduki urutan ketiga terbesar
baik, karena mudah tersedia di warung, setelah padi dan jagung. Tanaman ini
toko, dan supermarket. Harganya merupakan bahan baku yang paling
terjangkau dan praktis serta kualitas potensial untuk diolah menjadi tepung.
yang lebih baik dengan rasa yang Untuk olahan langsung, sebaiknya
renyah dan gurih, keripik singkong digunakan bahan baku singkong yang
bisa juga dijadikan sebagai oleh-oleh. tidak pahit. Beberapa jenis olahan
singkong saat ini menjadi bisnis yang
menguntungkan, seperti keripik menawarkan dan bertukar sesuatu yang
berbumbu dengan berbagai merek: bernilai satusama lain untuk
Qtela, Kusuka, Maici dan jenis keripik mendapatkan kebutuhan dan keinginan
balado. Berbagai jenis olahan langsung mereka. Konsep intipemasaran terdiri
dengan bahan baku singkong telah dari (1) kebutuhan, keinginan dan
berkembang menjadi industri skala permintaan. (2) produk nilai, biaya,
besar, menengah dan rumah tangga. dankepuasan. (3) Pertukaran ,
Ada dua jenis singkong, yaitu transaksi, dan hubungan. (4) pasar dan
singkong yang berdaging putih dan pemasaran sertapemasar (Abdullah &
singkong yang berdaging kuning. Tantri, 2012). Sedangkan menurut
Singkong yang berdaging kuning Kotler dan Garry (2003), pemasaran
biasanya lebih halus tanpa terdapat sebagai proses sosial dan manajerial di
serat- serat yang kasar sehingga mana individu atau kelompok untuk
rasanya lebih enak dibandingkan memperoleh apa yang mereka
dengan singkong yang berdaging putih butuhkan dan inginkan melalui
(Rahma, 2010). Singkong kuning penciptaan dan pertukaran produk erta
(singkong mentega) jika dimasak nilai dengan pihak lain. Tujuan yang
memliki tekstur yang pulen dan ingin dicapai dari kegiatan ini adalah
cenderung lembut layaknya mentega. untuk mendapatkan nilai keuntungan
Singkong ini cocok untuk dibuat yang optimal atas produk atau jasa
penganan singkong yang dihaluskan yang dihasilkan berkaitan dengan
misalnya comro, getuk, ketimus, atau pemenuhan kepuasan bagi konsumen
singkong goreng. Singkong kuning yang menggunakannya. Untuk dapat
tidak cocok untuk dibuat keripik tercapainya tujuan ini, maka individu
karena keripik sulit mengering. Jika atau perusahaan harus dapat
akan digoreng, singkong ini lebih baik menentukan bentuk produk atau jasa
direbus dahulu bersama bumbu hingga seperti apa yang dapat memberikan
matang dan sedikit pecah, baru nilai kepuasan dari keinginan dan
digoreng dengan minyak panas. kebutuhan konsumen yang dituju
Sedangkan singkong putih lebih cocok dengan cara-cara yang lebih efektif dan
untuk membuat keripik, karena efisien dari pada pesaing.
teksturnya lebih padat dan keras.
Singkong yang baik memiliki Menurut Wardana (2011),
penampakan yang mulus, tidak terlalu Perilaku konsumen merupakan suatu
banyak akarnya, tidak berwarna tindakannyata konsumen yang
kebiruan dan tidak kering di bagian dipengaruhi oleh faktor pikiran atau
luarnya, juga tidak banyak luka pada minat atau faktor luarlainnya yang
kulitnya. Keripik singkong merupakan mengarahkan mereka untuk memilih
sejenis makanan ringan berupa irisan dan mempergunakan barang/jasa yang
tipis dari umbi umbian yang diinginkannya. Faktor yang
mengandung pati. Biasanya keripik mempengaruhi pilihan konsumen yaitu
singkong melalui tahap penggorengan, (1) Konsumen individu, pilihan merk
tetapi ada pula yang hanya melalui dipengaruhi oleh (a) Kebutuhan
penjemuran, atau pengeringan. Keripik konsumen. (b) Persepsi atas
singkong dapat berasa dominan asin, karateristik merk, dan (c) Sikap kearah
pedas, manis, asam, gurih, atau paduan pilihan. Sebagai tambahan, pilihan
dari semuanya. merk dipengaruhi oleh demografi
konsumen, gaya hidup, dan
Pemasaran merupakan suatu karekteristik personalia. (2) Pengaruh
proses sosial dan manajerial di mana lingkungan, lingkungan pembelian
individudan kelompok menciptakan, konsumen ditunjukkan oleh (a) Budaya
(Norma kemasyaratan, pengaruh Santoso dan Tjiptono, didalam M Hari
kedaerahan atau kesukuan) (b) Kelas yaya (2008:56), menjelaskan bahwa
sosial (keluasan grup sosial ekonomi sampel adalah semacam miniatur dari
atas harta milik konsumen) (c) Grup populasinya. Dalam pengambilan
tata muka (teman, anggota keluarga, sampel untuk sebuah penelitian dapat
dan grup referensi) dan (d) Faktor digunakan kuesioner, untuk
menentukan yang situasional (situasi memperoleh tanggapan dari konsumen
dimana produk dibeli sepertikeluarga yang masuk dalam sampel yang
yang menggunakan mobil dan diteliti. Sampel yang digunakan dalam
kalangan usaha) (3)Marketing strategy penelitian ini sebanyak 100 sampel
Merupakan variabel dimana pemasar responden.
mengendalikan usahanya dalam Pengambilan sampel dalam
memberitahu dan mempengaruhi penelitian ini menggunakan teknik
konsumen. Variabel-variabelnya pengambilan sampel dari suatu
adalah (a) Barang (b) Harga (c) populasi berdasarkan kriteria tertentu
Periklanan (d) Distribusi (Purposive Sampling). Teknik
Kerangka berfikir dalam sampling ini termasuk dalam Non-
penelitian ini adalah Probability Sample yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2012). Hal ini
menunjukkan bahwa setiap sampel
yang diambil untuk mengisi
kuesioneradalah orang yang benar-
benar membeli produk olahan
singkong karena untuk mendapatkan
jawaban yang valid.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk data primer
dan data sekunder. Data primer dalam
penelitian ini adalah data jumlah
METODE PENELITIAN penduduk mantup. Sedangkan data
Dalam penelitian ini populasi yang skunder adalah data responden, data
digunakan adalah Populasi menurut survey penelitian atau data hasil
Santoso dan Tjiptono didalam M. kuisioner
Hariwijaya (2008:35), menjelaskan Operasional variabel yang
bahwa populasi merupakan digunakan dalam penelitian ini ada 3
sekumpulan orang atau objek yang variabel X yang terdiri dari sub-sub
memiliki kesamaan dalam satu atau variabel dan 1 Variabel Y. Variabel X1
beberapa hal dan yang, membentuk yaitu Variabel individual yang terdiri
masalah pokok dalam suatu riset dari X1.1 kebutuhan dan keinginan
khusus, dalam hal ini populasi yang konsumen, X1.2 pembelian keripik
diteliti terdefinisikan dengan jelas.
singkong berdasarkan merk-merk
Populasi dalam penelitian ini adalah
tertentu, X1.3 merk sudah dikenal
masyarakat kecamatan Mantup.
konsumen, X1.4 kepercayaan terhadap
Sampel adalah bagian dari merk, X1.5 merk berkualitas, X1.6 usia
jumlah populasi yang ada, menurut konsumen, X1.7 status konsumen, X1.8
perbedaan profesi, X1.9 konsumen
berpendapatan rendah, X1.10 konsumen dalam penelitian yang termasuk
berpendapatan tinggi, X1.11 konsumen Variabel Y yaitu Keputusan
berpendidikan tinggi, X1.12 Konsumen Pembelian.
berpendidikan rendah, X1.13 konsumen
beragama islam, X1.14 Pengalaman Setelah data diperoleh, maka
konsumen, X1.15 Keinginan pribadi dilakukan uji validitas dan reliabilitas
konsumen, X1.16 dorongan diri dalam dengan menggunakan software
mengkonsumsi keripik singkong, X1.17 computer yaitu SPSS dengan tujuan
untuk memudahkan penulis dalam
gaya hidup sehat, X1.18 gaya hidup
menganalisis data.(1) Uji Validitas
modern, X1.19 gaya hidup hemat
Menurut Ghozali (2013), uji validitas
Variabel X2 yaitu variabel digunakan untuk mengukur valid
Lingkungan yang terdiri dari X2.1 tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika
Kebiasaan masyarakat, X2.2 Tradisi
pertanyaan pada kuesioner mampu
masyarakat, X2.3 Makanan camilan
untuk mengungkapkan sesuatu yang
kelas ekonomi menengah bawah, X2.4 akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Makanan camilan kelas ekonomi Uji validitas dilakukan dengan cara
menengah atas, X2.5 Kelas social lebih menguji korelasi antara skor item
tinggi, X2.6 Keluarga sebagai refrensi, dengan skor total. Dalam hal ini
X2.7 rekan kerja sebagai refrensi, X2.8 koefisien korelasi yang tinggi
Rekan sekomunitas sebagai refrensi, menunjukkan bahwa item-item
X2.9 Keripik singkong dibeli saat acara tersebut dapat mengungkapkan
tertentu, X2.10 Keripik singkong dibeli indikator yang akan diukur. Kriteria
untuk oleh-oleh saat berlibur, X2.11 pengujian validitas instrumen indikator
pembelian keripik singkong diwaktu penelitian adalah (a) Jika r hitung lebih
senja hari, X2.12 pembelian keripik besar dari r tabel (pada taraf
singkong diwaktu pagi hari, X2.13 signifikansi 0,05 atau 5 persen), maka
pembelian keripik singkong saat kuesioner tersebut valid. (b) Jika r
kondisi senang, X2.14 pembelian keripik hitung lebih kecil dari r tabel (pada
singkong saat kondisi sedih atau taraf signifikansi 0,05 atau 5 persen),
kecewa maka kuesioner tersebut tidak valid (2)
Uji Reabilitas Menurut Ghozali
Variabel X3 yaitu variabel (2013), uji reliabilitas digunakan untuk
Marketing strategy terdiri dari X3.1 mengukur suatu kuesioner yang
keripik singkong memiliki cita rasa merupakan indikator dari variabel.
yang khas dan gurih, X3.2 Camilan Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
tahan lama dan tiddak mudah basi, X3.3 jawaban seseorang terhadap
Tekstur keripik singkong gurih dan pertanyaan adalah konsisten atau stabil
renyah, X3.4 Makanan camilan saat dari waktu ke waktu. Untuk menguji
santai bersama keluarga, X3.5 Desaign reliabilitas sampel maka akan
produk menarik, X3.6 Varian rasa yang digunakan tes kehandalan “Cronbach
ditawarkan berbeda-beda, X3.7 Harga Alpha” yang akan menunjukkan ada
sesuai pasaran, X3.8 Harga murah dan tidaknya konsistensi antara pertanyaan
terjangkau, X3.9 promosi dari mulut ke dan sub bagian bagian kelompok
pertanyaan. Suatu konstruk atau
mulut, X3.10 promosi dilakukan melalui
variabel dapat dikatakan reliabel jika
TV dan radio, X3.11 promosi secara
memberikan nilai Cronbach Alpha
online, X3.12 keripik mudah diperoleh, lebih besar dari 0,6.
X3.13 lokasi penjualan dekat dengan
rumah, X3.14 pembelian dilakukan
ditempat lain karena harga yang
ditawarkan lebih murah. Sedangkan
Analisis data yang digunakan X1.11
dalam penelitian ini adalah analisis 0,586 0,1966 Valid
factor. Data yang diperoleh dari hasil X1.12 0,364 0,1966 Valid
wawancara menggunakan kuesioner,
kemudian ditabulasi kedalam X1.13 0,521 0,1966 Valid
Microsoft Excel. Setelah itu data
X1.14 0,645 0,1966 Valid
tersebut dilakukan uji validitas dan
reabilitas menggunakan SPSS 16.0. X1.15
untuk mengetahui valid tidaknya suatu 0,339 0,1966 Valid
data dan untuk mengetahui reliabel X1.16 0,597 0,1966 Valid
atau nyata tidaknya suatu data.
Kemudian dianalisis menggunakan X1.17 0,637 0,1966 Valid
analisis faktor yang ada dalam X1.18
software SPSS untuk memudahkan 0,545 0,1966 Valid
peneliti dalam menganalisis data X1.19 0,489 0,1966 Valid
sehingga nanti output nyata dari
analisis faktor ini adalah faktor yang Suatu instrumen dikatakan Valid
paling dominan yang mempengaruhi apabila rhitung> rtabel, Dari hasil Uji Validitas
pembelian keripik singkong. instrumen Variabel (X1) didapatkan rhitung>
rtabel, jadi seluruh butir pernyataan dari
Menurut Sarjono & Julianita (2011),
variabel (X1) independen terbukti valid.
analisis regresi berganda merupakan
Tabel 5.62
analisis yang mengukur pengaruh variabel
Hasil Analisis uji validitas
bebas terhadap variabel terikat. Dimana
variable Lingkungan (X2)
variabel bebasnya (X) terdiri dari tiga
Item r hitung r tabel Keterangan
variabel,
untuk variabel terikatnya hanya terdiri X.2.1 0,356 0,1966 Valid
satu variabel saja (Y). Adapun rumus X.2.2 0,378 0,1966 Valid
umum dalam regresi linear berganda X.2.3 0,309 0,1966 Valid
adalah sebagai berikut: X.2.4 0,614 0,1966 Valid
HASIL PENELITIAN DAN X.2.5 0,510 0,1966 Valid
PEMBAHASAN X.2.6 0,437 0,1966 Valid
Berikut ini hasil dari penelitian X.2.7 0,598 0,1966 Valid
tentang uji validitas diambil dari data X.2.8 0,557 0,1966 Valid
yang melalui SPSS. 0,631 0,1966 Valid
Tabel 5.60 X.2.9
X. 0,512 0,1966 Valid
Hasil Analisis uji 2.10
variable individual (X1) X.2.11 0,488 0,1966 Valid
validitas
Item r hitung r tabel KeteranganX.2.12 0,436 0,1966 Valid
X1.1 0,208 0,1966 Valid X.2.13 0,437 0,1966 Valid
X1.2 0,387 0,1966 Valid X.2.14 0,585 0,1966 Valid

X1.3 0,641 0,1966 Valid


X1.4 0,436 0,1966 Valid Sumber : Data diolah Tahun 2018
X1.5 0,393 0,1966 Valid Suatu instrumen dikatakan
X1.6 0,433 0,1966 Valid Valid apabila r > r , Dari hasil Uji
hitung tabel
X1.7 0,353 0,1966 Valid
Validitas instrumen Variabel (X2)
X1.8 0,483 0,1966 Valid
X1.9 didapatkan rhitung> rtabel, jadi seluruh butir
0,374 0,1966 Valid
pernyataan dari variabel (X2)
X1.10 0,487 0,1966 Valid independen terbukti valid.
Dari output program computer terhadap pernyataan adalah konsisten
SPSS maka butir pernyataan pada atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam
variabel (X3) dapat disimpulkan Uji Reliabilitas ini suatu butir Variabel
sebagai berikut : dikatakan valid jika ralpha lebih besar
Tabel 5.64 dari nilai 0,60. Dari output program
Hasil Analisis Uji validitas komputer SPSS diatas, maka dapat
variable marketing strategy (X3) disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 5.67
Item r hitung r tabel Keterangan Hasil Uji Reliabilitas
X.3.1 0,472 0,1966 Valid Cronbac
NO X.3.2 0,394 0,1966 Valid Var Hasil h's Alpha Kriteria
1 X.3.3 0,471 0,1966 Valid X 1 0,865 > 0,60 Reliabel
2X. 0,1966 Valid X2 0,843 > 0,60 Reliabel
3.4 0,707
3 X3 0,887 > 0,60 Reliabel
X.3.5 0,723 0,1966 Valid
4 Y 0,848 > 0,60 Reliabel
X.3.6 0,626 0,1966 Valid
Sumber : Data diolah Tahun
X.3.7 0,708 0,1966 Valid 2018
X.3.8 0,662 0,1966 Valid
X.3.9 0,646 0,1966 Valid Berdasarkan tabel 5.67 diatas
X.3.10 0,645 0,1966 Valid menunjukkan bahwa masing- masing
X.3.11 0,535 0,1966 Valid variabel nilai Cronbach’s Alpha
lebih
X.3.12 0,591 0,1966 Valid
besar dari 0,60. Dengan demikian
X.3.13 0,538 0,1966 Valid dapat disimpulkan bahwa alat ukur
X.3.14 0,287 0,1966 Valid yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Reliabel.
Suatu instrumen dikatakan Analisis regresi linier berganda
Valid apabila rhitung> rtabel, Dari hasil Uji bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Validitas instrumen Variabel (X3) variabel bebas (X) terhadap variabel
didapatkan rhitung> rtabel, jadi seluruh terikat (Y).
butir pernyataan dari variabel (X3) Y = a+b1X1+b2X2+b3X + e
independen terbukti valid.
Tabel 5.66 Keterangan :
Hasil Analisis Uji Validitas
Variabel keputusan Y = Kepuasan Customer
pembelian (Y) a = Konstanta
X1 = Individul
Item r hitung r tabel Keterangan
X2 = Lingkungan
Y1.1 0,751 0,1966 Valid
X3 = Marketing
Y1.2 0,614 0,1966 Valid
strategy b1,b2,b3 =
Y1.3 0,441 0,1966 Valid Koefisien Regresi e =
Y1.4 0,623 0,1966 Valid Error
Y1.5 0,679 0,1966 Valid r Dari tabel 5.68, persamaan
Y1.6 0,732 0,1966 Valid degresi linier berganda diatas dapat
Suatu instrumen dikatakan ijelaskan sebagai berikut
Valid apabila rhitung> rtabel, Dari hasil Uji Y = 1,395+0,043X1- 0,16X2+
370 X3
Validitas instrumen Variabel (Y)
didapatkan rhitung> rtabel, jadi seluruh Berdasarkan kesamaan tersebut
butir pernyataan dari variabel (Y) diketahui bahwa koefesien regresi
dependen terbukti valid. factor individual (b1) dan factor
Suatu variabel dikatakan marketing strategy (b3) memiliki
reliabel atau handal jawaban seseorang koefesien regresi positif sedangkan
Faktor lingkungan (b2) memiliki
koefisien regresi negatif. Hal tersebut Initial Extraction
menunjukkan factor individual (b1) dan
x1.1 1,000 ,798
factor marketing strategy (b3) memiliki
x1.2 1,000 ,552
pengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian keripik singkong sedangkan x1.3 1,000 ,687
factor lingkungan memiliki pengaruh x1.4 1,000 ,419
negative terhadap keputusan pembelian x1.5 1,000 ,660
yang artinya factor lingkungan tidak x1.6 1,000 ,502
memiliki pengaruh terhadap keputusan x1.7 1,000 ,712
pembelian keripik singkong
x1.8 1,000 ,654

Nilai KMO dan Bartlett Test x1.9 1,000 ,647

untuk Variabel individual x1.10 1,000 ,664

Tabel 5.69 x1.11 1,000 ,563


KMO and Bartlett's Test x1.12 1,000 ,684
x1.13 1,000 ,651
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
,774 x1.14 1,000 ,629
Sampling Adequacy.
Approx. Chi- x1.15 1,000 ,624
694,607
Square x1.16 1,000 ,561
Bartlett's Test of
x1.17 1,000 ,609
Sphericity Df 171
x1.18 1,000 ,559
Sig. ,000
x1.19 1,000 ,422
Extraction Method: Principal
Dari tabel hasil nilai output Component Analysis.
diatas dapat dilihat bahwa nilai KMO
dan Bartlett Test menunjukkan nilai (a) Variabel individual (X1) dengan
0,774 dengan tingkat signifikan 0,000 indicator kebutuhan dan keinginan
oleh sebab itu maka variable-variabel konsumen (X1.1) menunjukkan nilai 0,798
yang digunakan saling berkorelasi dan hal ini menunjukkan bahwa 79,8 persen
dapat dianalisis lebih lanjut varians dari kebutuhan dan keinginan
konsumen (X1.1) dapat dijelaskan, oleh
Sesudah variable diuji dan
factor yang terbentuk
menghasilkan nilai yang mencukupi,
(b) Variabel individual (X1) dengan
tahap selanjutnya adalah melakukan
proses inti dari analisis factor yaitu indicator persepsi merk tentang pembelian
melakukan ekstraksi terhadap keripik singkong berdasarkan merk-merk
sekumpulan variable yang sudah ada, terntentu (X1.2) menunjukkan nilai 0,552 hal
sehingga terbentuk satu atau beberapa ini menunjukkan bahwa 55,2 persen varians
factor. Metode yang digunakan dalam dari pembelian keripik singkong
ekstraksi ini adalah principal berdasarkan merk-merk terntentu
component analysis untuk mengetahui (X1.2)dapat dijelaskan, oleh factor yang
dari sekian variable yang akan masuk terbentuk (c) Variabel individual (X1)
dalam factor mana, maka dilakukan dengan indicator persepsi merk tentang
proses rotasi dengan menggunakan merk yang sudah dikenal (X1.3)
metode varimax (bagian dari menunjukkan nilai 0,687 hal ini
ortogonal) menunjukkan bahwa 68.7 persen varians
dari merk yang sudah dikenal (X1.3) dapat
Tabel. 5.70
dijelaskan, oleh factor yang terbentuk
Communalities (d) Variabel
individual (X1) dengan indicator individual (X1) dengan indicator
persepsi merk tentang kepercayaan Demografi konsumen tentang
merk (X1.4) menunjukkan nilai 0,419 konsumen berpendidikan tinggi (X1.11)
hal ini menunjukkan bahwa 41,9 menunjukkan nilai 0,563 hal ini
persen varians dari kepercayaan merk menunjukkan bahwa 56,3 persen
(X1.4)dapat dijelaskan, oleh factor yang varians dari konsumen berpendidikan
terbentuk (e) Variabel individual (X1) tinggi (X1.11) dapat dijelaskan, oleh
dengan indicator persepsi merk tentang factor yang terbentuk (l) Variabel
merk berkualitas (X1.5) menunjukkan individual (X1) dengan indicator
nilai 0,660 hal ini menunjukkan bahwa Demografi konsumen tentang
66,0 persen varians dari merk konsumen berpendidikan rendah
berkualitas (X1.5) dapat dijelaskan, (X1.12) menunjukkan nilai 0,684 hal ini
oleh factor yang terbentuk (f) Variabel menunjukkan bahwa 68,4 persen
individual (X1) dengan indicator varians dari konsumen berpendidikan
Demografi konsumen tentang usia rendah (X1.12) dapat dijelaskan, oleh
konsumen (X1.6) menunjukkan nilai factor yang terbentuk (m) Variabel
0,502 hal ini menunjukkan bahwa 50,2 individual (X1) dengan indicator
persen varians dari usia konsumen Demografi konsumen tentang
(X1.6) dapat dijelaskan, oleh factor konsumen beragama islam (X1.13)
yang terbentuk (g) Variabel individual menunjukkan nilai 0,651 hal ini
(X1) dengan indicator Demografi menunjukkan bahwa 65,1 persen
konsumen tentang status konsumen varians dari konsumen beragama islam
(X1.7) menunjukkan nilai 0,712 hal ini (X1.13) dapat dijelaskan, oleh factor
menunjukkan bahwa 71,2 persen yang terbentuk (n) Variabel individual
varians dari konsumen status (X1) dengan indicator personalia
konsumen (X1.7) dapat dijelaskan, tentang pengalaman konsumen (X1.14)
oleh factor yang terbentuk (h) Variabel menunjukkan nilai 0,629 hal ini
individual (X1) dengan indicator menunjukkan bahwa 62,9 persen
Demografi konsumen tentang varians dari pengalaman konsumen
perbedaan profesi pekerjaan (X1.8) (X1.14) dapat dijelaskan, oleh factor
menunjukkan nilai 0,654 hal ini yang terbentuk (o) Variabel individual
menunjukkan bahwa 65,4 persen (X1) dengan indicator personalia
varians dari perbedaan profesi tentang keinginan pribadi (X1.15)
pekerjaan (X1.8) dapat dijelaskan, oleh menunjukkan nilai 0,624 hal ini
factor yang terbentuk (i) Variabel menunjukkan bahwa 62,4 persen
individual (X1) dengan indicator varians dari keinginan pribadi (X1.15)
Demografi konsumen tentang dapat dijelaskan, oleh factor yang
konsumen berpendapatan rendah (X1.9) terbentuk (p) Variabel individual (X1)
menunjukkan nilai 0,647 hal ini dengan indicator personalia tentang
menunjukkan bahwa 64,7 persen dorongan diri dalam mengkonsumsi
varians dari konsumen berpendapatan keripik singkong (X1.16) menunjukkan
rendah (X1.9) dapat dijelaskan, oleh nilai 0,561 hal ini menunjukkan bahwa
factor yang terbentuk (j) Variabel 56,1 persen varians dari dorongan diri
individual (X1) dengan indicator dalam mengkonsumsi keripik singkong
Demografi konsumen tentang (X1.16) dapat dijelaskan, oleh factor
konsumen berpendapatan tinggi (X1.10) yang terbentuk (q) Variabel individual
menunjukkan nilai 0,664 hal ini (X1) dengan indicator gaya hidup
menunjukkan bahwa 66,4 persen konsumen tentang gaya hidup sehat
varians dari konsumen berpendapatan (X1.17) menunjukkan nilai 0,609 hal ini
tinggi (X1.10) dapat dijelaskan, oleh menunjukkan bahwa 60,9 persen
factor yang terbentuk (k) Variabel varians dari gaya hidup sehat (X1.17)
dapat dijelaskan, oleh factor yang yang terbentuk, semakin besar nilai
Tabel 5.72 Component Matrixa communalities maka semain erat
hubungannya dengan factor yang
Component terbentuk. Untuk menentukan faktor
yang terbentuk maka harus dilihat nilai
1 2 3 4 5
eigenvaluenya harus berada diatas satu
x1.1 ,240 -,042 ,318 ,216 ,769 (1), jika kurang dari angka 1 maka
x1.2 ,455 ,028 ,104 -,557 ,149 tidak tepat. Berdasarkan tabel
x1.3 ,708 -,217 -,269 ,231 ,108 extraction method principal
x1.4 ,516 -,326 -,120 -,132 ,121 component analysis variable individual
x1.5 ,481 -,644 -,011 -,067 -,098
hanya 5 faktor yang terbentuk, dimana
5 faktor menunjukkan angka diatas
x1.6 ,485 ,041 ,486 -,152 -,076
satu dan 14 faktor yang lain
x1.7 ,405 -,107 ,420 ,515 -,308
menunjukkan angka dibawah 1.
x1.8 ,543 -,482 ,266 ,168 -,165 Sehingga untuk variable individual
x1.9 ,455 ,556 -,279 ,148 -,175 terbatas hanya terdiri dari 5 faktor saja
x1.10 ,575 -,313 -,278 ,396 ,042 yaitu (a) Factor 1 dengan nilai
x1.11 ,663 -,030 ,135 -,315 -,062 5,840
(b) Faktor 2 dengan nilai 1,932 (c)
x1.12 ,413 ,391 ,570 ,182 -,041
Factor 3 dengan nilai 1,353 (d) Factor
x1.13 ,611 ,083 -,042 -,266 -,445
4 dengan nilai 1,324 (e) Factor 5
x1.14 ,730 ,157 -,193 ,070 -,172 dengan nilai 1,146
x1.15 ,420 ,633 -,048 ,183 ,105
x1.16 ,675 ,158 -,046 -,260 ,109
Dari hasil
Principal
x1.17 ,707 -,010 ,033 -,246 ,218
Component Analysis. diatas dapat
x1.18 ,626 -,006 -,349 ,140 ,160
dianalisis (a) Kebutuhan dan keinginan
x1.19 ,552 ,312 -,074 ,084 ,084 konsumen (X1.1) factor loading yang
Extraction Method: Principal Component
paling besar berada pada factor ke-5
Analysis.
dengan nilai 0,769 hal ini berarti
a. 5 components extracted.
kebutuhan dan keinginan konsumen
terbentuk (r) Variabel individual (X1)
(X1.1) berada pada factor ke-5 (b)
dengan indicator gaya hidup konsumen
Pembelian keripik singkong
tentang gaya hidup modern (X1.18)
berdasarkan merk-merk terntentu
menunjukkan nilai 0,559 hal ini (X1.2) factor loading yang paling besar
menunjukkan bahwa 55,9 persen
berada pada factor ke-1 dengan nilai
varians dari gaya hidup modern
0,455 hal ini berarti Pembelian keripik
(X1.18)dapat dijelaskan, oleh factor
singkong berdasarkan merk-merk
yang terbentuk (s) Variabel individual tertentu (X1.2) berada pada factor ke-1
(X1) dengan indicator gaya hidup
(c) Merk yang sudah dikenal
tentang gaya hidup hemat (X1.19)
konsumen (X1.3) factor loading yang
menunjukkan nilai 0,422 hal ini
paling besar berada pada factor ke-1
menunjukkan bahwa 42,2 persen
dengan nilai 0,708 hal ini berarti merk
varians dari gaya hdup hemat (X1.19)
yang sudah dikenal konsumen (X1.3)
dapat dijelaskan, oleh factor yang berada pada factor ke-1 (d)
terbentuk Kepercayaan merk (X1.4) factor
Berdasarkan nilai pada tabel loading yang paling besar berada pada
communalities bahwa variable-variabel factor ke-1 dengan nilai 0,519 hal ini
yang ada dapat dijelaskan oleh factor berarti kepercayaan merk (X1.4) berada
pada factor Ke- 1 (e) Merk berkualitas
(X1.5) factor loading yang paling besar
berada pada factor ke-1 dengan nilai
0,481 hal ini berarti merk berkualitas
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1110

(X1.5) berada pada factor ke-1 (f) Usia mengkonsumsi keripik singkong
konsumen (X1.6) factor loading yang (X1.16) factor loading yang paling besar
paling besar berada pada factor ke-3 berada pada factor ke-1 dengan nilai
dengan nilai 0,486 hal ini berarti usia 0,675 hal ini berarti Dorongan diri
konsumen (X1.6) berada pada factor ke- dalam mengkonsumsi keripik singkong
3 (g) Konsumen status konsumen (X1.16) berada pada factor ke-1 (q)
(X1.7) factor loading yang paling besar Gaya hidup sehat (X1.17) factor loading
berada pada factor ke-4 dengan nilai yang paling besar berada pada factor
0,515 hal ini berarti status konsumen ke-1 dengan nilai 0,707 hal ini berarti
(X1.7) berada pada factor ke-4 (h) gaya hidup sehat (X1.17) berada pada
Profesi pekerjaan (X1.8) factor loading factor ke-1 (r) Gaya hidup modern
yang paling besar berada pada factor (X1.18) factor loading yang paling besar
ke-1 dengan nilai 0,543 hal ini berarti berada pada factor ke-1 dengan nilai
profesi pekerjaan (X1.8) berada pada 0.626 hal ini berarti gaya hidup
factor ke-1 (i) Konsumen modern(X1.18) berada pada factor ke-1
berpendapatan rendah (X1.9) factor (s) Gaya hidup hemat (X1.19) factor
loading yang paling besar berada pada loading yang paling besar berada
factor ke-2 dengan nilai 0,556 hal ini pada
berarti konsumen berpendapatan factor ke-1 dengan nilai 0,552 hal ini
rendah (X1.9) berada pada factor ke- berarti gaya hidup hemat (X1.19)
2 berada pada factor ke-1
(j) Konsumen berpendapatan tinggi
(X1.10) factor loading yang paling besar Dari hasil penelitian dan
berada pada factor ke-1 dengan nilai analisis diatas dapat disimpulkan
0,575 hal ini berarti konsumen bahwa Faktor factor yang
berpendapatan tinggi (X1.10) berada mempengaruhi konsumen dalam
pada factor ke-1 (k) Konsumen melakukan pembelian keripik
berpendidikan tinggi (X1.11) factor singkong untuk variabel individual
dikelompokkan menjadi 5 (Lima)
loading yang paling besar berada pada
factor yaitu (1) Faktor 1 dinamakan
factor ke-1 dengan nilai 0,663 hal ini
factor kebutuhan dan keinginan
berarti konsumen berpendidikan tinggi
konsumen yang terdiri atas beberapa
(X1.11) berada pada factor ke-1 (l)
variabel yaitu X1.2 pembelian keripik
Konsumen berpendidikan tinggi (X1.12)
singkong berdasarkan merk-merk
factor loading yang paling besar berada
tertentu (45,5 %), X1.3 merk sudah
pada factor ke-3 dengan nilai 0,570 hal
dikenal konsumen (70,8 %), X1.4
ini berarti konsumen berpendidikan
tinggi (X1.12) berada pada factor ke-3 kepercayaan terhadap merk (51,6 %),
(m) Konsumen beragama islam (X1.13) X1.5 merk berkualitas (48,1 %), X1.8
factor loading yang paling besar berada perbedaan profesi (54,3 %), X1.10
pada factor ke-1 dengan nilai 0,611 hal konsumen berpendapatan tinggi (57,5
ini berarti konsumen beragama islam %), X1.11 konsumen berpendidikan
(X1.13) berada pada factor ke-1 (n) tinggi (66,3%), X1.13 konsumen
Pengalaman konsumen (X1.14) factor beragama islam (61,1 %), X1.14
loading yang paling besar berada pada pengalaman konsumen (73%), X1.16
factor ke-1 dengan nilai 0,730 hal ini Dorongan diri dalam mengkonsumsi
berarti pengalaman konsumen (X1.14) keripik singkong ( 67,5%), X1.7 gaya
berada pada factor ke-1 (o) Keinginan hidup sehat ( 70,7%), X1.18 gaya hidup
pribadi (X1.15) factor loading yang modern ( 62,6%), dan X1.19 gaya hidup
paling besar berada pada factor ke-2 hemat ( 55,2 %) (2) Faktor 2
dengan nilai 0,633 hal ini berarti dinamakan factor persepsi merk yang
Keinginan pribadi (X1.15) berada pada terdiri atas dua variabel yaitu X1.9
factor ke-2 (p) Dorongan diri dalam konsumen berpendapatan rendah (55,6
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1111

%) dan X1.15 keinginan pribadi (63,3) Pada tabel diatas dapat dijelaskan
(3) Faktor 3 dinamakan factor bahwa (a) Variabel Lingkungan (X2)
demografi konsumen yang terdiri atas dengan indicator budaya tentang
dua variabel yaitu X1.6 usia konsumen pengaruh kebiasaan masyarakat (X2.1)
(48,6 %) dan X1.12 Konsumen menunjukkan nilai 0,713 hal ini
berpendidikan rendah (57 %) (4) menunjukkan bahwa 71,3 persen
Faktor 4 dinamakan factor gaya hidup varians dari pengaruh kebiasaan
yang terdiri atas variabel X1.7 status masyarakat (X2.1) dapat dijelaskan,
konsumen (51,5 %) (5) Faktor 5 oleh factor yang terbentuk (b) Variabel
dinamakan factor personalia yang Lingkungan (X2) dengan indicator
terdiri atas variabel X1.1 kebutuhan dan budaya tentang pengaruh tradisi
keinginan konsumen (76,9 %) masyarakat (X2.2) menunjukkan nilai
Variabel Lingkungan (X2) Nilai KMO 0,673 hal ini menunjukkan bahwa 67,3
persen varians dari pengaruh tradisi
dan Bartlett Test untuk Variabel lingkungan masyarakat (X2.2)dapat dijelaskan,
oleh factor yang terbentuk (c) Variabel
Lingkungan (X2) dengan indicator
kelas sosial tentang Keripik singkong
Tabel 5.73
merupakan makanan camilan khas
KMO and Bartlett's Test
untuk kelas ekonomi menengah bawah
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of (X2.3) menunjukkan nilai 0,610 hal ini
,764
Sampling Adequacy. menunjukkan bahwa 61,0 persen
Approx. Chi- varians dari Keripik singkong
454,880
Bartlett's Test of Square merupakan makanan camilan khas
untuk kelas ekonomi menengah bawah
Sphericity Df 91
(X2.3) dapat dijelaskan, oleh factor
Dari tabelSig.
hasil nilai output,000
yang terbentuk (d) Variabel
diatas dapat dilihat bahwa nilai KMO
Lingkungan (X2) dengan indicator
dan Bartlett Test menunjukkan nilai
0,764 dengan tingkat signifikan 0,000 kelas sosial tentang Keripik singkong
oleh sebab itu maka variable-variabel merupakan makanan camilan khas
yang digunakan saling berkorelasi dan untuk kelas ekonomi menengah atas
dapat dianalisis lebih lanjut (X2.4) menunjukkan nilai 0,628 hal ini
menunjukkan bahwa 62,8 persen
Tabel 5.74 varians dari Keripik singkong
Communalities
merupakan makanan camilan khas
Initial Extraction
x2.1 1,000 ,713 untuk kelas ekonomi menengah atas
x2.2 1,000 ,673 (X2.4) dapat dijelaskan, oleh factor
x2.3 1,000 ,610
x2.4 1,000 ,628
yang terbentuk (e) Variabel
x2.5 1,000 ,529 Lingkungan (X2) dengan indicator
x2.6 1,000 ,615 kelas sosial tentang pengaruh kelas
x2.7 1,000 ,618
x2.8 1,000 ,590 social lebih tinggi (X2.5) menunjukkan
x2.9 1,000 ,650 nilai 0,529 hal ini menunjukkan bahwa
x2.10 1,000 ,605 52,9 persen varians dari pengaruh
x2.11 1,000 ,571
x2.12 1,000 ,677 kelas social lebih tinggi (X2.5) dapat
x2.13 1,000 ,450 dijelaskan, oleh factor yang terbentuk
x2.14 1,000 ,643 (f) Variabel Lingkungan (X2) dengan
Extraction Method: Principal Component indicator grup tatap muka tentang
Analysis.
Keluarga sebagai refrensi (X2.6)
menunjukkan nilai 0,615 hal ini
menunjukkan bahwa 61,5 persen
varians dari Keluarga sebagai refrensi
(X2.6) dapat dijelaskan, oleh factor terbentuk (m) Variabel Lingkungan
yang terbentuk (g) Variabel (X2) dengan indicator situasional
Lingkungan (X2) dengan indicator tentang Pembelian keripik singkong
grup tatap muka tentang Rekan kerja dilakukan saat kondisi senang atau
sebagai refrensi (X2.7) menunjukkan bahagia (X2.13) menunjukkan nilai
nilai 0,618 hal ini menunjukkan bahwa 0,450 hal ini menunjukkan bahwa 45,0
61,8 persen varians dari Rekan kerja persen varians Pembelian keripik
sebagai refrensi (X2.7) dapat singkong dilakukan saat kondisi
dijelaskan, oleh factor yang terbentuk senang atau bahagia (X2.13) dapat
(h)Variabel Lingkungan (X2) dengan dijelaskan, oleh factor yang terbentuk
indicator grup tatap muka tentang (n) Variabel Lingkungan (X2) dengan
Rekan sekomunitas sebagai refrensi indicator situasional tentang Pembelian
(X2.8) menunjukkan nilai 0,590 hal ini keripik singkong dilakukan saat
menunjukkan bahwa 59,0 persen kondisi sedih atau kecewa atau sakit
varians dari Rekan sekomunitas hati (X2.14) menunjukkan nilai 0,643
sebagai refrensi (X2.8) dapat dijelaskan, hal ini menunjukkan bahwa 64,3
oleh factor yang terbentuk (i) Variabel persen varians dari Pembelian keripik
Lingkungan (X2) dengan indicator singkong dilakukan saat kondisi sedih
situasional tentang Keripik singkong atau kecewa atau sakit hati (X2.14)
dibeli pada saat acara tertentu (X2.9) dapat dijelaskan, oleh factor yang
menunjukkan nilai 0,650 hal ini terbentuk
menunjukkan bahwa 65,0 persen
varians dari Keripik singkong dibeli Berdasarkan nilai pada tabel
pada saat acara tertentu (X2.9) dapat communalities bahwa variable-variabel
dijelaskan, oleh factor yang yang ada dapat dijelaskan oleh factor
terbentuk yang terbentuk, semakin besar nilai
(j) Variabel Lingkungan (X2) dengan communalities maka semain erat
indicator situasional tentang Keripik hubungannya dengan factor yang
singkong dibeli untuk oleh-oleh saat terbentuk. Untuk menentukan faktor
berlibur (X2.10) menunjukkan nilai yang terbentuk maka harus dilihat nilai
0,605 hal ini menunjukkan bahwa 60,5 eigenvaluenya harus berada diatas satu
persen varians dari Keripik singkong (1), jika kurang dari angka 1 maka
dibeli untuk oleh-oleh saat berlibur tidak tepat. Berdasarkan tabel
(X2.10)dapat dijelaskan, oleh factor extraction method principal
component analysis variable
yang terbentuk (k) Variabel
lingkungan hanya 4 faktor yang
Lingkungan (X2) dengan indicator
terbentuk, dimana 4 faktor
situasional tentang Pembelian keripik
menunjukkan angka diatas satu dan 10
singkong diwaktu senja hari atau
faktor yang lain menunjukkan angka
malam hari (X2.11) menunjukkan nilai
dibawah 1. Sehingga untuk variable
0,571 hal ini menunjukkan bahwa 57,1 individual terbatas hanya terdiri dari 4
persen varians dari Pembelian keripik faktor saja yaitu (a) Factor 1 dengan
singkong diwaktu senja hari atau nilai 4,826 (b) Faktor 2 dengan nilai
malam hari (X2.11)dapat dijelaskan, 1,482 (c) Factor 3 dengan nilai 1,222
oleh factor yang terbentuk (l) Variabel (d) Factor 4 dengan nilai 1,042
Lingkungan (X2) dengan indicator
situasional tentang Pembelian keripik
singkong diwaktu pagi hari (X2.12)
menunjukkan nilai 0,677 hal ini
menunjukkan bahwa 67,7 persen
varians dari Pembelian keripik
singkong diwaktu pagi hari (X2.12)
dapat dijelaskan, oleh factor yang
Tabel 5.76 Component Matrixa
factor ke-1 (f) Keluarga sebagai
Component
refrensi (X 2.6 ) factor loading yang
1 2 3 4 paling besar berada pada factor ke-3
x2.1 ,433 ,560 ,081 -,453 dengan nilai 0,564 hal ini berarti
x2.2 ,458 ,620 -,277 ,037
x2.3 ,393 ,481 -,159 ,496
Keluarga sebagai refrensi (X2.6) berada
x2.4 ,698 ,124 -,155 ,320 pada factor ke-3 (g) Rekan kerja
x2.5 ,605 -,163 ,254 -,268 sebagai refrensi (X2.7) factor loading
x2.6 ,521 ,154 ,564 ,039
x2.7 ,693 ,137 ,018 -,346 yang paling besar berada pada factor
x2.8 ,642 -,144 -,190 ,347 ke-3 dengan nilai 0,497 hal ini berarti
x2.9 ,729 -,077 -,111 -,317 Rekan kerja sebagai refrensi (X2.7)
x2.10 ,623 -,454 -,096 ,032
x2.11 ,582 -,334 ,323 ,128 berada pada factor (h) Rekan
x2.12 ,525 ,068 ,554 ,299 sekomunitas sebagai refrensi (X2.8)
x2.13 ,528 -,260 -,302 -,111
x2.14 ,666 -,227 -,382 -,035 factor loading yang paling besar berada
pada factor ke-1 dengan nilai 0,642
Extraction Method: Principal Component
Analysis. hal ini berarti Rekan sekomunitas
a. 4 components extracted. sebagai refrensi (X2.8) berada pada
Dari hasil Principal Component factor ke-1 (i) Keripik singkong dibeli
Analysis. diatas dapat dianalisis (a) pada saat acara tertentu (X2.9) factor
Pengaruh kebiasaan masyarakat (X2.1) loading yang paling besar berada pada
factor loading yang paling besar berada factor ke-1 dengan nilai 0,729 hal ini
pada factor ke-2 dengan nilai 0,560 hal berarti Keripik singkong dibeli pada
ini berarti Pengaruh kebiasaan saat acara tertentu (X2.9) berada pada
masyarakat (X2.1) berada pada factor factor ke-1 (j) Keripik singkong dibeli
ke-2 (b) Pengaruh tradisi masyarakat untuk oleh-oleh saat berlibur (X2.10)
(X2.2) factor loading yang paling besar factor loading yang paling besar berada
berada pada factor ke-2 dengan nilai pada factor ke-1 dengan nilai 0,623 hal
0,620 hal ini berarti pengaruh tradisi ini berarti Keripik singkong dibeli
masyarakat (X2.2) berada pada factor untuk oleh-oleh saat berlibur (X2.10)
ke-2 (c) Keripik singkong merupakan berada pada factor ke-1 (k) Pembelian
makanan camilan khas untuk kelas keripik singkong diwaktu senja hari
ekonomi menengah bawah (X2.3) factor atau malam hari (X2.11) factor loading
loading yang paling besar berada pada yang paling besar berada pada factor
factor ke-4 dengan nilai 0,496 hal ini ke-1 dengan nilai 0,582 hal ini berarti
berarti Keripik singkong merupakan Pembelian keripik singkong diwaktu
makanan camilan khas untuk kelas senja hari atau malam hari (X2.11)
ekonomi menengah bawah (X2.3) berada pada factor ke-1 (l) Pembelian
berada pada factor ke-4 (d) Keripik keripik singkong diwaktu pagi hari
singkong merupakan makanan camilan (X2.12) factor loading yang paling besar
khas untuk kelas ekonomi menengah berada pada factor ke-3 dengan nilai
atas (X2.4) factor loading yang paling 0,554 hal ini berarti Pembelian keripik
besar berada pada factor ke-1 dengan singkong diwaktu pagi hari (X2.12)
nilai 0,698 hal ini berarti Keripik berada pada factor ke-3 (m) Pembelian
singkong merupakan makanan camilan keripik singkong dilakukan saat
khas untuk kelas ekonomi menengah kondisi senang atau bahagia (X2.13)
atas (X2.4) berada pada factor Ke- 1 (e) factor loading yang paling besar berada
Pengaruh kelas social lebih tinggi pada factor ke-1 dengan nilai 0,528 hal
(X2.5) factor loading yang paling besar ini berarti Pembelian keripik singkong
berada pada factor ke-1 dengan nilai dilakukan saat kondisi senang atau
0,605 hal ini berarti pengaruh kelas bahagia (X2.13) berada pada factor ke-1
social lebih tinggi (X2.5) berada pada
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1114

(n) Pembelian keripik Tabel 5.77


KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
atau kecewa atau sakit hati (X ) ,842
Adequacy.
factor loading yang paling besar berada Approx. Chi-Square 706,521
Bartlett's Test of Df 91
pada factor ke-1 dengan nilai 0,666 hal
Sig. ,000
ini berarti Pembelian keripik singkong
dilakukan saat kondisi sedih atau Dari tabel hasil nilai output
kecewa atau sakit hati (X2.14) berada diatas dapat dilihat bahwa nilai KMO
pada factor ke-1 dan Bartlett Test menunjukkan nilai
0,842 dengan tingkat signifikan 0,000
Dari hasil penelitian dan analisis oleh sebab itu maka variable-variabel
diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor yang digunakan saling berkorelasi dan
factor yang mempengaruhi konsumen dapat dianalisis lebih lanjut
dalam melakukan pembelian keripik
singkong untuk variabel Lingkungan Tabel 5.78
Communalities
dikelompokkan menjadi 4 (empat) Initial Extraction
factor yaitu (1) Faktor 1 dinamakan x3.1 1,000 ,469
factor budaya yang terdiri atas variabel x3.2 1,000 ,542
x3.3 1,000 ,711
X2.4 Makanan camilan kelas ekonomi x3.4 1,000 ,689
menengah atas (69,8 %), X2.5 Kelas x3.5 1,000 ,660
x3.6 1,000 ,733
social lebih tinggi (60,5 %), X2.7 rekan x3.7 1,000 ,723
kerja sebagai refrensi (69,3 %), X2.8 x3.8 1,000 ,689
x3.9 1,000 ,632
Rekan sekomunitas sebagai refrens x3.10 1,000 ,662
(64,2 %), X2.9 Keripik singkong dibeli x3.11 1,000 ,625
saat acara tertentu (72,9 %), X2.10 x3.12 1,000 ,618
x3.13 1,000 ,558
Keripik singkong dibeli untuk oleh- X3.14 1,000 ,768
oleh saat berlibur (62,3 %), X2.11 Extraction Method: Principal Component
pembelian keripik singkong diwaktu Analysis.
senja hari (58,2 %), X2.12 pembelian Pada tabel diatas dapat dijelaskan
keripik singkong diwaktu pagi hari bahwa (a) Variabel marketing strategy
(52,5%), X2.13 pembelian keripik (X3) dengan indicator produk tentang
singkong saat kondisi senang (52,8 %), Keripik singkong memiliki cita rasa
X2.14 pembelian keripik singkong saat yang khas dan gurih (X3.1)
kondisi sedih atau kecewa (66,6 %) (2) menunjukkan nilai 0,469 hal ini
Faktor 2 dinamakan factor social yang menunjukkan bahwa 46,9 persen
terdiri atas variabel X2.1 Kebiasaan varians dari Keripik singkong memiliki
masyarakat (56%) dan X2.2 Tradisi cita rasa yang khas dan gurih (X3.1)
masyarakat (62%) (3) Faktor 3 dapat dijelaskan, oleh factor yang
dinamakan factor grup tatap muka terbentuk (b) Variabel marketing
yang terdiri atas variabel X2.6 Keluarga strategy (X3) dengan indicator produk
sebagai refrensi (56,4 %) (4) Faktor 4 tentang Keripik singkong merupakan
dinamakan factor situasional yang makanan camilan yang tahan lama dan
terdiri atas variabel X2.3 Makanan tidak mudah basi (X3.2) menunjukkan
camilan kelas ekonomi menengah nilai 0,542 hal ini menunjukkan bahwa
bawah (49,6%) 54,2 persen varians dari Keripik
Variabel Marketing strategy singkong merupakan makanan camilan
(X3) Nilai KMO dan Bartlett Test yang tahan lama dan tidak mudah basi
untuk Variabel marketing strategy (X3.2) dapat dijelaskan, oleh factor
yang terbentuk (c) Variabel marketing
strategy (X3) dengan indicator produk
tentang Tekstur keripik singkong gurih
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1115

dan renyah (X3.3) menunjukkan nilai mulut kemulut (X1.9)dapat dijelaskan,


0,711 hal ini menunjukkan bahwa 71,1
persen varians dari Tekstur keripik
singkong gurih dan renyah (X3.3) dapat
dijelaskan, oleh factor yang
terbentuk
(d) Variabel marketing strategy (X3)
dengan indicator produk tentang
keripik singkong merupakan makanan
camilan saat santai bersama keluarga
atau teman (X3.4) menunjukkan nilai
0,689 hal ini menunjukkan bahwa 68,9
persen varians dari keripik singkong
merupakan makanan camilan saat
santai bersama keluarga atau teman
(X3.4) dapat dijelaskan, oleh factor
yang terbentuk (e) Variabel marketing
strategy (X3) dengan indicator produk
tentang design produk (kemasan) yang
menarik (X3.5) menunjukkan nilai
0,660 hal ini menunjukkan bahwa 66,0
persen varians dari design produk
(kemasan) yang menarik (X3.5) dapat
dijelaskan, oleh factor yang
terbentuk
(f) Variabel marketing strategy (X3)
dengan indicator produk tentang
varian rasa yang ditawarkan berbeda-
beda (X3.6) menunjukkan nilai 0,733
hal ini menunjukkan bahwa 73,3
persen varians dari varian rasa yang
ditawarkan berbeda-beda (X3.6) dapat
dijelaskan, oleh factor yang
terbentuk
(g) Variabel marketing strategy (X3)
dengan indicator harga tentang harga
sesuai pasaran (X3.7) menunjukkan
nilai 0,723 hal ini menunjukkan bahwa
72,3 persen varians dari harga sesuai
pasaran (X3.7)dapat dijelaskan, oleh
factor yang terbentuk (h) Variabel
marketing strategy (X3) dengan
indicator harga tentang harga murah
dan terjangkau (X3.8) menunjukkan
nilai 0,689 hal ini menunjukkan bahwa
68,9 persen varians dari harga murah
dan terjangkau (X3.8) dapat dijelaskan,
oleh factor yang terbentuk (i) Variabel
marketing strategy (X3) dengan
indicator promosi tentang promosi dari
mulut kemulut (X1.9) menunjukkan
nilai 0,632 hal ini menunjukkan bahwa
63,2 persen varians dari promosi dari
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1116
oleh factor yang terbentuk 0,768 hal ini menunjukkan bahwa 76,8
(j) Variabel marketing persen varians dari pembelian
strategy (X3) dengan dilakukan ditempat lain karena harga
indicator promosi tentang yang ditawarkan lebih murah (X3.14)
promosi dilakukan melalui dapat dijelakan oleh factor yang
TV radio dll (X1.10) terbentuk
menunjukkan nilai 0,662 Berdasarkan nilai pada tabel
hal ini menunjukkan communalities bahwa variable-variabel
bahwa 66,2 persen varians yang ada dapat dijelaskan oleh factor
dari promosi dilakukan yang terbentuk, semakin besar nilai
melalui TV radio dll (X1.10) communalities maka semain erat
dapat dijelaskan, oleh hubungannya dengan factor yang
factor yang terbentuk terbentuk. Untuk menentukan faktor
(k) Variabel marketing yang terbentuk maka harus dilihat nilai
strategy (X3) dengan
indicator promosi tentang
promosi secara online
(X3.11) menunjukkan nilai
0,625 hal ini menunjukkan
bahwa 62,5 persen varians
dari promosi secara online
(X3.11) dapat dijelaskan,
oleh factor yang terbentuk
(l) Variabel marketing
strategy (X3) dengan
indicator tempat tentang
keripik mudah diperoleh
(X3.12) menunjukkan nilai
0,618 hal ini menunjukkan
bahwa 61,8 persen varians
dari keripik singkong
mudah diperoleh (X3.12)
dapat dijelaskan, oleh
factor yang terbentuk (m)
Variabel marketing
strategy (X3) dengan
indicator tempat tentang
lokasi penjualan dekat
dengan rumah (X3.13)
menunjukkan nilai 0,558
hal ini menunjukkan
bahwa 55,8 persen varians
dari lokasi penjualan dekat
dengan rumah (X3.13) dapat
dijelaskan, oleh factor yang
terbentuk (n) Variabel
marketing strategy (X3)
dengan indicator tempat
tentang pembelian
dilakukan ditempat lain
karena harga yang
ditawarkan lebih murah
(X3.14) menunjukkan nilai
eigenvaluenya harus berada diatas satu (X3.1) berada pada factor ke-1 (b)
(1), jika kurang dari angka 1 maka Keripik singkong merupakan makanan
tidak tepat. Berdasarkan tabel camilan yang tahan lama dan tidak
extraction method principal mudah basi (X3.2) factor loading yang
component analysis variable marketing
paling besar berada pada factor ke-2
strategy hanya 3 faktor yang
dengan nilai 0,571 hal ini berarti
terbentuk, dimana 3 faktor
Keripik singkong merupakan makanan
menunjukkan angka diatas satu dan 14
camilan yang tahan lama dan tidak
faktor yang lain menunjukkan angka
mudah basi (X3.2) berada pada factor
dibawah 1. Sehingga untuk variable
mareting strategy terbatas hanya terdiri ke-2 (c) Tekstur keripik singkong
dari 3 faktor saja (a) Factor 1 dengan gurih dan renyah (X3.3) factor loading
nilai 6,017 (b) Faktor 2 dengan nilai yang paling besar berada pada factor
1,924 (c) Factor 3 dengan nilai 1,137 ke-2 dengan nilai 0,613 hal ini berarti
Tekstur keripik singkong gurih dan
Setelah diketahui bahwa 3 renyah (X3.3) berada pada factor ke-2
faktor adalah jumlah yang paling (d) keripik singkong merupakan
optimal, maka component matriks makanan camilan saat santai bersama
menunjukkan distribusi ke 14 faktor keluarga atau teman (X3.4) factor
tersebut ke 3 faktor yang terbentuk, loading yang paling besar berada pada
sedangkan angka-angka yang ada pada factor ke-1 dengan nilai 0,777 hal ini
tabel tersebut adalah factor loading, berarti keripik singkong merupakan
proses penentuan variable mana yang makanan camilan saat santai bersama
akan masuk ke factor mana, dilakukan keluarga atau teman (X3.4) berada pada
perbandingan besar korelasi setiap factor Ke- 1 (e) design produk
baris (kemasan) yang menarik (X3.5) factor
Tabel 5.80 Component Matrixa loading yang paling besar berada pada
factor ke-1 dengan nilai 0,789 hal ini
Component berarti design produk (kemasan) yang
1 2 3
menarik (X3.5) berada pada factor ke-1
x3.1 ,525 ,142 ,416
x3.2 ,464 ,571 ,012 (f) varian rasa yang ditawarkan
x3.3 ,529 ,613 ,237 berbeda-beda (X3.6) factor loading
x3.4 ,777 ,283 -,072
x3.5 ,789 ,191 -,032 yang paling besar berada pada factor
x3.6 ,706 ,431 -,221 ke-1 dengan nilai 0,706 hal ini berarti
x3.7 ,786 ,250 -,206 varian rasa yang ditawarkan berbeda-
x3.8 ,751 -,299 -,191
x3.9 ,713 -,347 ,057 beda (X3.6) berada pada factor ke-1 (g)
x3.10 ,726 -,349 -,118 Harga sesuai pasaran (X3.7) factor
x3.11 ,627 -,385 -,290
x3.12 ,667 -,400 ,114 loading yang paling besar berada pada
x3.13 ,603 -,417 ,141 factor ke-1 dengan nilai 0,786 hal ini
X3.14 ,323 -,154 ,800 berarti Harga sesuai pasaran (X3.7)
Extraction Method: Principal Component
Analysis. berada pada factor ke-1 (h) Harga
a. 3 components extracted.
murah dan terjangkau (X3.8) factor
Dari hasil
loading yang paling besar berada pada
Principal
factor ke-1 dengan nilai 0,751 hal ini
Component Analysis. diatas dapat
berarti Harga murah dan terjangkau
dianalisis (a) Keripik singkong
(X3.8) berada pada factor ke-1 (i)
memiliki cita rasa yang khas dan gurih
Promosi dari mulut kemulut (X1.9)
(X3.1) factor loading yang paling besar
factor loading yang paling besar berada
berada pada factor ke-1 dengan nilai
pada factor ke-1 dengan nilai 0,713
0,525 hal ini berarti Keripik singkong
hal ini berarti Promosi dari mulut
memiliki cita rasa yang khas dan gurih
kemulut (X1.9) berada pada factor ke-1
(j) promosi dilakukan melalui TV
radio dll (X1.10) factor loading yang (66,7 %), X3.13 lokasi penjualan dekat
paling besar berada pada factor ke-1 dengan rumah (60,3 %) (2) Faktor 2
dengan nilai 0,726 hal ini berarti dinamakan factor terdiri dari X3.2
promosi dilakukan melalui TV radio Camilan tahan lama dan tidak mudah
dll (X1.10) berada pada factor ke-1 (k) basi (57,1 %) dan X3.3 Tekstur keripik
promosi secara online (X3.11) factor singkong gurih dan renyah (61,3 %) (3
loading yang paling besar berada pada )Faktor 3 dinamakan factor distribusi
factor ke-1 dengan nilai 0,627 hal ini yang terdiri dari variabel X3.14
berarti promosi secara online (X3.11) pembelian dilakukan ditempat lain
berada pada factor ke-1 (l) keripik karena harga yang ditawarkan lebih
mudah diperoleh (X3.12) factor loading murah (80 %)
yang paling besar berada pada factor Dari hasil penelitian dapat
ke-1 dengan nilai 0,667 hal ini berarti diketahui bahwa variabel individual,
keripik mudah diperoleh (X3.12) berada lingkungan dan marketing strategy
pada factor ke-1 (m) lokasi penjualan sangat mempengaruhi konsumen.
dekat dengan rumah (X3.13) factor Berdasarkan penelitian diatas factor
loading yang paling besar berada pada factor yang paling dominan dengan
factor ke-1 dengan nilai 0,603 hal ini melihat total nilai varians pada total
berarti lokasi penjualan dekat dengan variance explained secara keseluruhan
rumah (X3.13) berada pada factor ke-1 dan berurutan adalah (1) Factor harga
(n) pembelian dilakukan ditempat lain dan promosi yang merupakan factor
karena harga yang ditawarkan lebih yang paling dominan dengan nilai
murah (X3.14) factor loading yang varians terbesar yaitu 42,981 % (2)
paling besar berada pada factor ke-3 Faktor situasional yang merupakan
dengan nilai 0,800 hal ini berarti bagian penting dalam proses
pembelian dilakukan ditempat lain pembelian dengan nilai varians 34,474
karena harga yang ditawarkan lebih % (3) Factor persepsi merk dengan
murah (X3.14) berada pada factor ke-3 nilai varians 30,737 % (4) produk
dengan nilai varians 13,746 % (5)
Dari hasil penelitian dan analisis Factor budaya dengan nilai varians
diatas dapat disimpulkan bahwa Faktor 13,746 % (6) Factor gaya hidup
factor yang mempengaruhi konsumen dengan nilai varians 10,169 % (7)
dalam melakukan pembelian keripik Factor grup tatap muka dengan nilai
singkong untuk variabel Marketing varians 8,730 % (8) Factor place
startegy dikelompokkan menjadi 3 dengan nilai varians 8,122 % (9)
(Tiga) factor yaitu (1) Faktor 1 Factor situasional dengan nilai varians
dinamakan factor promosi yang terdiri 7,442 % (10) Factor demografi
atas beberapa variabel yaitu X3.1 konsumen dengan nilai varians 7,120
keripik singkong memiliki cita rasa % (11) Factor personalia dengan nilai
yang khas dan gurih (52,5 %), X3.4 varians 6,968 % (12) Factor kebutuhan
Makanan camilan saat santai bersama dan keinginan dengan nilai varians
keluarga (77,7 %), X3.5 Desaign 6,030 %
produk menarik (78,9 %), X3.6 Varian Faktor promosi menjadi factor
rasa yang ditawarkan berbeda-beda utama dan paling dominan dengan
(70,6 %), X3.7 Harga sesuai pasaran nilai varians terbesar (42,981 % )
(78,6 %), X3.8 Harga murah dan dalam penelitian ini karena harga yang
terjangkau (75,1 %), X3.9 promosi dari ditawarkan oleh keripik singkong
murah dan dapat dijangkau oleh
mulut ke mulut (71,3 %), X3.10 promosi
masyarakat, sehingga keripik menjadi
dilakukan melalui TV dan radio (72,6
%), X3.11 promosi secara online (62,7 pilihan makanan camilan saat santai
%), X3.12 keripik mudah diperoleh bersama keluarga karena harganya
yang murah dan isi dari keripik banyak Kesimpulan
selain harga promosi yang dilakukan
gencar, sehingga promosi yang Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh perusahaan mampu sudah dilakukan dapat ditarik
mempengaruhi konsumen, keripik kesimpulan sebagai berikut (1)
mudah diperoleh karena hampir Berdasarkan hasil penelitian factor –
terdapat di seluruh desa sehingga faktor yang mempengaruhi konsumen
konsumen mampu untuk menjangkau, dalam pembelian keripik singkong
rasa yang ditawarkan keripik yang adalah sebagai berikut (a) untuk
memiliki citarasa yang khas mampu variabel individual dikelompokkan
menjadi daya tarik konsumen menjadi 5 (Lima) factor yaitu (1)
Faktor 1 persepsi merk terdiri atas
Faktor situasional menjadi bagian beberapa variabel yaitu X1.2 pembelian
penting dalam proses pembelian keripik singkong berdasarkan merk-
keripik singkong dalam penelitian ini merk tertentu (45,5 %), X1.3 merk
karena situasi dimana keripik banyak
sudah dikenal konsumen (70,8 %), X1.4
dijadikan masyarakat untuk hidangan
pada saat acara-acara tertentu seperti kepercayaan terhadap merk (51,6 %),
nikahnan, khitan, tahlil atau istigosah, X1.5 merk berkualitas (48,1 %), X1.8
dimana setelah acara selesai perbedaan profesi (54,3 %), X1.10
masyarakat memilih untuk nyemil dan konsumen berpendapatan tinggi (57,5
yang dipilih adalah keripik singkong, %), X1.11 konsumen berpendidikan
selain keripik singkong tahan lam, tinggi (66,3%), X1.13 konsumen
juga tidak mudah basi, tidak bosan dan beragama islam (61,1 %), X1.14
banyak konsumen yang memilih pengalaman konsumen (73%), X1.16
keripik singkong Dorongan diri dalam mengkonsumsi
keripik singkong ( 67,5%), X1.7 gaya
Faktor persepsi merk menjadi hidup sehat ( 70,7%), X1.18 gaya hidup
faktor yang berperan dominan dalam modern ( 62,6%), dan X1.19 gaya hidup
penelitian ini dengan nilai varians
hemat ( 55,2 %) (2) Faktor 2 gaya
(30,737 %), masyarakat atau hidup terdiri atas dua variabel yaitu
konsumen melakukan suatu pembelian X1.9 konsumen berpendapatan rendah
karena merk meiliki peranan penting
(55,6 %) dan X1.15 keinginan pribadi
karena merk berhubungan dengan
(63,3) (3) Faktor 3 demografi terdiri
kualitas produk, masyarakat memilih
atas dua variabel yaitu X1.6 usia
keripik dengan kualitas yang bagus.
Varian rasa yang ditawarkan berbeda- konsumen (48,6 %) dan X1.12
beda sehinga masyarakat tidak jenuh Konsumen berpendidikan rendah (57
dan bosan, desaign produk yang %) (4) Faktor 4 personalia terdiri atas
menarik akan menarik konsumen variabel X1.7 status konsumen (51,5
untuk melakukan suatu pembelian, cita %) (5) Faktor 5 kebutuhan dan
rasa yang khas dan gurih, tidak mudah keinginan konsumen terdiri atas
basi dan tahan lama menjadi daya tarik variabel X1.1 kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga persepsi merk konsumen (76,9 %) (b) untuk variabel
akan mempengaruhi pembelian, Lingkungan dikelompokkan menjadi 4
persepsi merk di mata masyarakat (empat) factor yaitu (1) Faktor 1
adalah merk itu memiliki nilai positif situasional terdiri atas variabel X2.4
dimata masyrakat dan produknya Makanan camilan kelas ekonomi
mampu memuaskan konsumen mampu menengah atas (69,8 %), X2.5 Kelas
memenuhi kebutuhan konsumen. social lebih tinggi (60,5 %), X2.7 rekan
kerja sebagai refrensi (69,3 %), X 2.8
KESIMPULAN DAN SARAN
Rekan sekomunitas sebagai refrens
(64,2 %), X2.9 Keripik singkong dibeli
saat acara tertentu (72,9 %), X2.10 dijangkau oleh masyarakat, promosi
Keripik singkong dibeli untuk oleh- yang dilakukan gencar, sehingga
oleh saat berlibur (62,3 %), X2.11 promosi yang dilakukan oleh
pembelian keripik singkong diwaktu perusahaan mampu mempengaruhi
senja hari (58,2 %), X2.12 pembelian konsumen, keripik mudah diperoleh
keripik singkong diwaktu pagi hari karena hampir terdapat di seluruh desa
(52,5%), X2.13 pembelian keripik sehingga konsumen mampu untuk
singkong saat kondisi senang (52,8 %), menjangkau, rasa yang ditawarkan
X2.14 pembelian keripik singkong saat keripik yang memiliki citarasa yang
kondisi sedih atau kecewa (66,6 %) (2) khas mampu menjadi daya tarik
Faktor 2 budaya terdiri atas variabel konsumen Faktor situasional karena
X2.1 Kebiasaan masyarakat (56%) dan situasi dimana keripik banyak
X2.2 Tradisi masyarakat (62%) (3) dijadikan masyarakat untuk hidangan
Faktor 3 grup tatap muka terdiri atas pada saat acara-acara tertentu seperti
variabel X2.6 Keluarga sebagai refrensi nikahan, khitan, tahlil atau istigosah
(56,4 %) (4) Faktor 4 sosial terdiri atas lebih memilih keripik singkong karena
variabel X2.3 Makanan camilan kelas tahan lama, juga tidak mudah basi,
tidak bosan dan banyak konsumen
ekonomi menengah bawah (49,6%) (c)
yang memilih keripik singkong .
untuk variabel Marketing startegy
Faktor persepsi merk menjadi faktor
dikelompokkan menjadi 3 (Tiga) factor
yang berperan dominan dalam
yaitu (1) Faktor 1 promosi terdiri atas
penelitian ini karena merk
beberapa variabel yaitu X3.1 keripik
berhubungan dengan kualitas produk,
singkong memiliki cita rasa yang khas
masyarakat memilih keripik dengan
dan gurih (52,5 %), X3.4 Makanan
kualitas yang bagus. persepsi merk di
camilan saat santai bersama keluarga mata masyarakat adalah merk itu
(77,7 %), X3.5 Desaign produk memiliki nilai positif dimata masyrakat
menarik (78,9 %), X3.6 Varian rasa dan produknya mampu memuaskan
yang ditawarkan berbeda-beda (70,6 konsumen mampu memenuhi
%), X3.7 Harga sesuai pasaran (78,6 kebutuhan konsumen.(2) penitian ini
%), X3.8 Harga murah dan terjangkau sangat bermanfaat bagi para peneliti,
(75,1 %), X3.9 promosi dari mulut ke karena mempelajari atau melakukan
mulut (71,3 %), X3.10 promosi suatu penelitian terhadap prilaku
dilakukan melalui TV dan radio (72,6 konsumen perlu dan penting terutama
%), X3.11 promosi secara online (62,7 bagi perusahaan karena dengan
%), X3.12 keripik mudah diperoleh mengetahui prilaku konsumen maka
(66,7 %), X3.13 lokasi penjualan dekat kita mengetahui sikap atau fakta
dengan rumah (60,3 %) (2) Faktor 2 tentang konsumen, perusahaan atau
produk terdiri dari X3.2 Camilan tahan peneliti mengetahui kebutuhan dan
lama dan tidak mudah basi (57,1 %) keinginan apa yang diinginkan oleh
dan X3.3 Tekstur keripik singkong masyarakat yang akhirnya dapat
gurih dan renyah (61,3 %) (3) Faktor 3 diterapkan oleh perusahaan dalam
distribusi terdiri dari variabel X3.14 menyusun konsep pemasaran, strategi
pembelian dilakukan ditempat lain pemasaran, kunci keberhasilan
karena harga yang ditawarkan lebih perusahaan terdapat pada konsumen.
murah (80 %). Dari hasil penelitian Maka perusahaan perlu melakukan
diatas faktor harga dan promosi analisis tentang prilaku konsumen
menjadi factor utama dan paling yang selalu berbeda setiap saat.
dominan dengan nilai varians terbesar Saran
(42,981 % ) dalam penelitian ini
karena harga yang ditawarkan oleh
keripik singkong murah dan dapat
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1120

Saran yang dapat diberikan oleh Sarjono H dan Julianita W. 2011.


peneliti adalah (1) bagi peneliti SPSS vs LISREL Sebuah
selanjutnya diharapkan untuk Pengantar, Aplikasi untuk
melakukan penelitian dengan Riset. Jakarta: Salemba Empat
memasukkan sub variabel inovasi
produk pada variabel marketing Shabastian M dan Samuel H. 2013.
strategy yang belum dilakukan oleh Pengaruh Strategi Harga dan
peneliti sebelumnya (2) bagi masyrakat Strategi Produk Terhadap
diharapkan penelitian ini dapat Brand Loyalty di Tator Cafe
menjadi acuan dalam melakukan bisnis Surabaya Town Square. Jurnal
atau wirausaha dalam menentukan apa Manajemen Pemasaran Vol. 1,
saja factor-faktor yang mempengaruhi No. 1, (2013) 1-9. Surabaya:
konsumen dalam menentukan Universitas Kristen Petra
keputusan pembelian, dengan
mengetahui itu maka masyrakat dapat Suardika P, Ambarawati, Sukaatmadja.
meningkatkan pelayanan konsumen 2014. Analisis Perilaku
Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian Sayur Organik CV
DAFTAR PUSTAKA Golden Leaf Farm Bali. Jurnal
Manajemen Agribisnis Vol.2,
Abdullah T dan Tantri F. 2012. No. 1. Bali: Universitas
Udayana
Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT Rajagrafindo Sugiyono. 2012. Statistika Untuk
Persada Penelitian (Ed. 21). Bandung:
Alfabeta
Badan Litbang Pertanian. 2011.
Inovasi Pengolahan Singkong Umikalsum. 2015. Strategi Pemasaran
Meningkatkan Pendapatan dan Usaha Industri Keripik
Diversifikasi Pangan. Jurnal Singkong Skala Rumah Tangga
Agroinovasi Edisi 4-10 Mei di Kelurahan Tangga Takat
2011 No.3404 Tahun XLI Kecamatan Seberang Ulu II
Kota Palembang. Jurnal Ilmiah
Badan Pusat Statistika (BPS). 2015. AgrIBA Vol. 3 No. 1 Edisi 3.
Produksi Ubi kayu Menurut Palembang: IBA
Provinsi (ton), 1993-
2015.(https://www.bps.go.id/lin Wardana LW. 2011. Perilaku
kTableDinamis/view/id/880.ht Konsumen (Ed. 1). Malang:
ml) Diakses tanggal 14 Oktober Universitas Negeri Gorontalo
2016. Press
Ghozali I. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
IBM SPSS 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Kotler P dan Keller KL. 2009.


Manajemen Pemasaran (Ed. 13)
jilid 1. Jakarta: Erlangga
J u n a l E K B I S / V o l . X I X / N o . 1 E d i s i M a r e t 2 0 1 8 | 1121

Anda mungkin juga menyukai