PENDAHULUAN
bayangi oleh apa yang disebut agama. Bahkan, dalam kehidupan sekarang dengan
kemajuan teknologi supramodern manusia tak luput dari agama. Agama adalah
kebutuhan dasar manusia karena agama merupakan saran untuk membela diri
terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia, hampir semua manusia
mempunyai agama. Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku
yang diusahakan oleh suatu masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak
mempengaruhi dan saling bergantung dengan semua faktor yang ikut membentuk
perilaku yang diperankannya akan terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama
yang dianutnya.
1
2
terjadi hal-hal yang berada di luar jangkauan dan kemampuannya karena sifatnya
empiris. Selain itu, berbagai peristiwa yang diklaim seseorang sebagai kejadian tidak
masuk akal ataupun pengalaman keberhasilan individu menjalani masa masa sulit
dinyatakan sebagai suatu keajaiban yang sifatnya religius. Hal ini menunjukkan
Manusia tidak bisa mengandalkan apa saja yang telah diciptakannya sendiri.
Hal itu tetap saja tidak bisa memberikan ketentraman sejati dalam hidupnya. Manusia
masih mengharapkan kepada suatu hal yang transenden atau bisa dikatakan tuhan
yang menciptakan alam semesta ini. Oleh karena itu agama merupakan jalan keluar
yang bisa diambil manusia untuk memenuhi kebutuhan akan jiwa spiritualnya.
ikut ditentukan oleh bagaimana konsep yang dibawa agama dalam menghadapi
agama dengan seluruh pranata kehidupan, maka persebaran agama itu akan
keagamaan, maka biasanya persebaran agama itu terjadi dengan begitu cepat.
3
Seiring perkembangan zaman dan ilmu pegetahuan yang semakin maju begitu
juga ilmu dalam bidang agama tidak ketinggalan dimana pengalaman keagamaan
seseorang akan berbeda antara satu dengan yang lainya. Ketika orang dikatakan
beragama maka dia pasti meyakini dan menjalankan apa yang telah menjadi
ketetapan dari agama tersebut. Namun bagaimana dengan mereka yang masih dalam
proses pencarian, tidak beragama, atau bahkan mereka yang masih meragukan
kebenaran agamanya, tentu hal yang sangat sulit untuk dijelaskan karena ketika
berbicara masalah agama maka sebenarnya kita berbicara suka atau tidak suka.
membuat sebagaian orang untuk melakukan perpindahan agama atau yang biasa kita
kenal dengan konversi agama, karena pada hakikatnya manusia mempunyai naluri
akan mencari dan menemukan hal yang lebih baik dalam hidupnya sehingga akan
dengan yang lainnya, tergantung pada situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh
beberapa aspek dan akibat dengan keadaan lingkungan sekitarnya atau karena
perkembangan pemikiran dan perasaan. Pada dasarnya manusia terlahir dalam sebuah
kebersamaan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu, karena hidup dalam
masyarakat tentu adanya hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara gerak
menjadi makhluk bebas karena tidak terkekang oleh kodrat dan insting. Akan tetapi
kemampuan untuk menjatuhkan pilihan atau keputusan atas hidup serta perilakunya.
Manusia juga tidak bebas secara mutlak, manusia dibatasi oleh keadaan konkret fisik,
psikologis, orang lain, dan lingkungan yang ada. Hal tersebut membuat manusia
Kepuasan batin dalam beragama merupakan salah satu faktor yang paling
ketenangan, seringkali manusia tidak puas terhadap agama dan kepercayaan yang
telah lama diimani sebelumnya, sehingga membuka celah akan goyahnya keimanan
pada agama dan kepercayaan yang kemudian mendorong manusia untuk mencari
agama dan kepercayaan yang lain yang dianggap lebih menjanjikan dan dapat
mendasar dan penataan ulang identitas diri, makna hidup, juga aktivitas seseorang.
meninggalkan sebagian atau bahkan seluruh nilai, keyakinan, dari sistem nilai dan
termediasi melalui orang lain, institusi, komunitas, dan kelompok tertentu. Fenomena
konversi agama tentu tidak hanya membawa konsekuensi personal, tetapi reaksi
sosial yang beraneka ragam di masyarakat, terutama dari pihak keluarga dan
Ada dua unsur yang mempengaruhi konversi agama, yaitu unsur internal dan
unsur eksternal. Unsur internal dari dalam diri yaitu proses perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang atau kelompok. Konversi yang terjadi dalam batin ini
krisis yang terjadi dan keputusan yang di ambil seseorang berdasarkan pertimbangan
pribadi. Unsur eksternal yang berasal dari luar yaitu proses perubahan yang berasal
dari luar diri atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau
kelompok yang bersangkutan. Kekuatan yang berasal dari luar ini kemudian menekan
masing-masing yakni agama yang dianutnya. Suatu kenyataan sosiologis pula bahwa
keragaman didalamnya. Dan agama adalah salah satu dari keanekaragaman yang
6
konversi agama banyak terjadi karena Indonesia merupakan Negara yang mengakui
berbagai macam agama yang disahkan secara hukum dan Undang-undang Negara
Agama kristen dan agama islam saat ini menjadi agama mayoritas yang
pengikutnya sangat banyak di Indonesia. Kedua agama ini adalah agama monoteisme.
Dasar ajaran monoteisme ialah Tuhan yang satu, Tuhan Maha Esa, pencipta alam
perhatian, dalam agama monoteisme, manusia telah diyakini berasal dari Tuhan dan
akhirnya juga akan kembali pada Tuhan. Oleh karena itu, kesadaran bahwa hidup
manusia tidak terbatas hanya pada hidup di dunia, tetapi di balik materi ini masih ada
hidup lain sebagai lanjutan dari hidup yang pertama. Bukan berarti perpindahan
kristen menuju islam ini adalah negatif akan tetapi setiap manusia memiliki suatu
proses yang unik sehingga terjadinya konversi agama dari kristen ke islam.
Sulawesi Selatan. Beberapa tahun terakhir mulai terjadi konversi agama khususnya di
muallaf yang sekarang berdomisili di Dusun Patambia, adalah warga pindahan dari
daerah Makula itu daerah transit, dimana agama non muslim itu lebih dominan,
sedangkan yang beragama Islam itu hanya sekitar 5 persen saja dari jumlah penduduk
Konversi agama yang terjadi di tempat ini cukup unik, konversi terjadi dari
suatu kampung muallaf, agar masyarakat dapat bersilaturahmi dan belajar mendalami
ajaran agama islam. Kampung muallaf merupakan salah satu wilayah yang berada di
pelosok desa yang sulit dijangkau kendaraan. Hal ini disebabkan karena kondisi jalan
yang memprihatinkan, kampung ini dapat dikatakan salah satu kampung yang
seperti ini bukanlah suatu hal yang terjadi secara kebetulan saja, dan tidak pula
merupakan pertumbuhan yang wajar, akan tetapi hal ini merupakan suatu kejadian
yang didahului oleh proses berpikir dan kondisi kejiwaan yang dapat dipelajari dan
penelitian dengan judul “Dampak Sosial Konversi Agama dari Kristen ke Islam di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang
C. Tujuan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terbagi atas dua, yakni
1. Manfaat Teoritis
agama dari kristen ke islam. Kegunaan lainnya, menjadi bahan masukan empiris
untuk menambah khazanah keilmuan, khususnya dalam kajian sosiologi agama dan
psikologi agama.
2. Manfaat Praktis
masukan untuk menambah karya-karya ilmiah yang telah ada sebelumnya, sekaligus
b.) Peneliti
dampak sosial konversi agama dari kristen ke islam. Selain itu penelitian ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konversi Agama
dengan berubah agama ataupun masuk agama. Untuk memberikan gambaran yang
lebih mengena tentang maksud kata-kata tersebut perlu dijelaskan melalui uraian
pengertian berdasarkan asal kata tergambar ungkapan kata itu secara jelas.
kata lain “Conversio” yang berarti: tobat, pindah dan berubah (agama).
Selanjutnya, kata tersebut dipakai dalam kata inggris Conversion yang artinya
berubah dari suatu agama ke agama yang lain. Dari kata tersebut dapat
disimpulkan bahwa konversi adalah suatu bentuk perpindahan atau tobat pada satu
agama ketingkat yang lebih tinggi. Daradjat (2005: 160), bahwa konversi agama
keyakinan semula.
11
terhadap perilaku dan reaksi terhadap sosial. O’Dea (1987: 120) konversi berarti
suatu reorganisasi personal yang ditimbulkan oleh identifikasi pada kelompok lain
lingkungan tempat berada. Selain itu konversi agama yang dimaksudkan dari
Dari berbagai pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
konversi agama adalah sebuah perpindahan dari keyakinan atau agama satu ke
keyakinan atau agama yang lain yang disertai dengan perilaku seseorang atau
perubahan akhir yang lebih benar menurutnya, dan disertai dengan sebuah alasan
tahu bahwa konversi agama bukanlah suatu tindakan yang dilakukan tanpa sebab
dan tanpa pemikiran yang panjang. Walau mungkin memang ada salah satu
penyebabnya yang tiba-tiba saja terpikirkan dalam dirinya. Maka kali ini akan
Heinrich dalam Sururin (2004: 103-104) ada 4 faktor yang mendorong terjadinya
konversi Agama:
a. Dari kalangan ahli teologi: Faktor Pengaruh Ilahi, seseorang atau atau
sekelompok berpindah kepercayaan karena didorong oleh karunia Tuhan
tanpa karuniaNYA tidak mungkin seseorang dapat menerima kepercayaan
yang sifatnya radikal mengatasi kekuatan Insani. Pendapat itu digolongkan
(supra-empiris) dan tidak dapat diteliti dalam ilmu social.
b. Dari ahli psikologi: pembebasan dari tekanan batin, tekanan batin itu
sendiri timbul dalam diri seseorang karena pengaruh lingkungan social,
orang mencari kekuatan lain yaitu dengan cara masuk agama. Pada saat
seseorang berada dalam tekanan batin mereka akan mencoba mencari jalan
keluar dengan kekuatan yang lain, dari sinilah mereka menemukan
kekuatan dari intensitas tertinggi (Tuhan). Tekanan batin dapat berupa
masalah keluarga, kemiskinan, keadaan lingkungan yang menekan, dll.
c. Ahli pendidikan: situasi pendidikan (sosialisasi). Dalam hal ini literature
ilmu social menampilkan argumentasi bahwa pendidikan memainkan
pengaruh lebih atas terbentuknya disposisi religious, seperti yayasan-
yayasan keagamaan, tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut, karena tujuan
dari lembaga pendidikan bukanlah Konversi Agama melainkan
mencerdaskan bangsa.
d. Ahli sosial: aneka pengaruh sosial. Seperti pengaruh pergaulan antar
pribadi, orang diajak masuk sebuah perkumpulan yang sesuai dengan
seleranya oleh seorang teman akrab, orang yang diajak berulang-ulang
melakukan kebaktian keagamaan, selama waktu transisi mencari
“pegangan baru” orang mendapatkan nasehat dari saudara dan teman
terdekatnya, sebelum bertobat orang menjalin hubungan baik dengan
pemimpin agama tertentu.
13
dengan tradisi agama, ajakan/ seruan dan sugesti, emosi dan faktor kemauan:
antara satu dengan lainnya, selain sebab yang mendorongnya dan bermacam pula
tingkatnya, ada yang dangkal, sekedar untuk dirinya saja dan ada pula yang
mendalam, disertai dengan kegiatan agama yang sangat menonjol sampai kepada
perjuangan mati-matian. Ada yang terjadi dalam sekejap mata dan ada pula yang
berangsur-angsur.
BAB III
16
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(2011:3), Jenis penelitian kualitatif tipe deskriptif adalah data yang di kumpulkan
yang dipersoalkan. Dengan kata lain, penelitian kualitatif tidak meneliti suatu
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dalam penelitian ini yaitu di Desa Tinakin laut, Kecamatan
Banggai, Kabupaten Banggai Laut. Karena di Desa inilah merupakan salah satu
tempat bermukimnya masyarakat suku Bajo dan juga merupakan asal daerah
penelitian.
Sasaran penelitian atau yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah
masyarakat suku Bajo atau sama’ yang tidak lagi bermukim di lautan atau di atas
perahu sebagai tempat tinggal, melainkan yang telah memiliki rumah permanen di
daratan, dan juga masyarakat suku Bajo yang telah mengenyam pendidikan
17
masyarakat suku Bajo yang telah bermukim di wilayah daratan pantai sebagai
3. Berpendidikan tinggi
Banggai Laut.
D. Deskripsi Fokus
Suku Bajo di Desa Tinakin Laut, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut”.
mobilitas kehidupan sosial suku Bajo dan suku Bajo yang cenderung berubah
eksis pada masyarakat tertentu, dapat dipahami dan tidak akan punah.
E. Instrumen Penelitian
sendiri, yang diketahui oleh subjek atau informan.Adapun alat yang digunakan
oleh peneliti yaitu berupa alat tulis, pedoman wawancara dan kamera.
F. Sumber Data
ini, sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Data primer merupakan data yang diperoleh atau bersumber dari hasil
1. Observasi
tujuan bagaimana mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat suku Bajo atau
2. Wawancara
dengan subyek penelti atau informan dalam situasi sosial. Wawancara atau
interview yang di gunakan adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
tepat dan akurat. Selain itu, wawancara dilakukan secara bebas untuk memperoleh
data yang lebih banyak dan peneliti juga menyiapkan daftar pertanyaan yang
sesuai dengan rumusan masalah, yaitu bagaimana bentuk mobilitas sosial pada
masyarakat suku Bajo di Desa Tinakin Laut, apa faktor penyebab terjadinya
mobilitas sosial masyarakat suku Bajo di Desa Tinakin Laut dan apa dampak dari
mobilitas sosial pada masyarakat suku Bajo di Desa Tinakin Laut, Kecamatan
3. Dokumentasi
suku Bajo di Desa Tinakin Laut secara jelas dan konkret serta gambaran lokasi
pemahaman dan analisis sajian data.Bentuk yang paling sering digunakan dalam
Pada tahap ini peneliti mulai menentukan masalah penelitian, dengan cara
2. Tahap penelitian
3. Tahap akhir
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data dengan prosedur yang telah
demi kesahihan dan kehandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah
salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
sumber.
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
sumber, dimana data yang telah dikumpulkan kemudian dikaitkan dengan teori-
teori terkait dengan objek penelitian yakni masyarakat suku Bajo yang berada
dalam garis mobilitas sosial. Dengan kata lain, mampu menggambarkan tingkat
Daftar Pustaka
Persada
Rajawali Press.