Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Review Buku 1 (Psikologi Agama)


2.1.1 Definisi Psikologi Agama

Buku ini menjelaskan salah satu cabang psikologi yaitu psikologi agama. Psikologi sendiri
berasal dari ilmu filsafat yang merupakan tempat berpijak kegiatan ilmuwan. Dalam buku ini,
psikologi agama merupakan salah satu cabang atau ranting dari filsafat. Psikologi secara
umum memepelajari gejala kejiwaan yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan
(emotion), dan kehendak (conasi). Ketiga aspek ini selalu ada di setiap diri manusia termasuk
dalam kehidupan beragama. Selain itu, para ilmuwan menambahkan satu gejala atau aspek
yang dipelajari dalam psikologi. Tambahannya adalah gejala campuran. Adapun gejala
campurannya adalah intelegensi, kelelahan, dan sugesti.

2.1.2 Psikologi Agama dan Iman

Psikologi agama terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan agama. Dua kata ini sama sama
berhubungan dengan batin dan kejiwaan manusia. Psikologi merupakan gejala jiwa manusia
yang normal dan beradab. Sedangkan agama juga menyangkut masalah yang berhubungan
dengan kehidupan batin manusia dalam bentuk keyakinan, sehingga memang sulit diukur
secara tepat dan terperinci. Keyakinan itu sendiri biasa disebut sebagai iman. Oleh karena
itu, pendekatan agama tidak hanya dilakukan dengan pendekatan definitif, tetapi kita harus
melakukan sebuah aksi yang menunjukkan keimanan tersebut.

2.1.3 Keimanan pada Manusia

Dalam buku ini juga menjelaskan perkembangan jiwa keagamaan pada anak dan remaja
serta perkembangan jiwa keagamaan pada orang dewasa dan usia lanjut. Perkembangan
jiwa keagamaan dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang universal dan merupakan
kebutuhan kodrati, sehingga meciptakan keinginan mencinta dan dicintai tuhan. Hal
tersebut dikarenakan manusia ingin mengabdikan dirinya kepada tuhan atau sesuatu yang
dianggapnya sebagai zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan dapat mengabulkan atau
memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Ide keagamaan pada anak hampir sepenuhnya
autotarius, maksudnya, konsep keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri mereka. Hal tersebut dapat dimengerti oleh anak anak dengan melihat dan
mengikuti apa yang diajarkan oleh orang tua. Orang tua mempunyai pengaruh terhadap
anak sesuai eksplorasi yang mereka miliki. Oleh karena itu, orang tua berhubungan dengan
kemaslahatan agama. Selain itu, orang ta juga berkembang dengan membutuhkan bantuan
dari luar. Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan atau pengarahan dari
luar ataupun lingkungan sekitar. Dalam buku ini ada seseorang yang mengemukakan bahwa
tatkala tuhan membekali insan itu dengan nikmat berpikir dan daya penelitian, diberinya
pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami dan belajar mengenali alam sekitarnya
sebagai imbangan atas rasa takut terhadap kegarangan dan kebengisan alam. Oleh karena
itu, teruntuk orang dewasa sekalipun dibutuhkan pengarahan dan saling mengingatkan
diantara satu orang dengan orang lain untuk menguatkan sesuatu yang bernama keyakinan
atau iman dan senantiasa di jalan yang benar.

2.1.4 Aspek yang Mempengaruhi Keimanan

Beberapa aspek juga berpengaruh pada jiwa keagamaan contohnya kebudayaan dan
pendidikan. Kebudayaan disini yang dimaksud adalah tradisi keagamaan. Terdapat daerah
yang tradisi keagamaannya mengikuti aturan agama yang ada, ada pula daerah yang
mengakuturasi agama yang dianut dengan kebudayaan yang ada sejak dulu. Sedangkan
pendidikan yang berpengaruh terhadap jiwa keagamaan adalah pendidikan keluarga,
pendidikan kelembagaan, dan pendidikan di masyarakat. Pendidikan dari ketiga aspek itu
diperlukan untuk menguatkan keyakinan atau iman seseorang.

2.1.5 Penyimpangan dalam Keimanan

Akan tetapi, pemberian pendidikan agama ke setiap orang berbeda beda, sehingga
terkadang menimbulkan masalah sosial berupa perbedaan pendapat ataupun fanatisme
agama pada suatu golongan. Hal tersebut tentunya berasal dari pemikiran orang yang
berbeda sehingga memiliki kepercayaan atau iman yang beda dan karena saling teguh
dengan kepercayaan mereka masing masing, maka dapat menimbulkan suatu perpecahan
atau perselisihan antar orang atau antar golongan. Ketaatan pada sebuah agama yang
dipercayai memang penting, tetapi jika rasa fanatisme yang terlalu besar juga tidak baik
karena akan menimbulkan rasa tidak toleransi yang mungkin memiliki pandangan yang
berbeda tetapi hakikatnya sama. Selain itu, dalam kehidupan saat ini banyak tingkah laku
keagamaan yang menyimpang, yaitu aliran klenik, konversi agama, konflik agama, terorisme,
dan fatalisme. Hal yang menyimpang tersebut bukan menunjukkan ketaatan seseorang pada
agama yang diyakininya, tetapi malah membuat pandangan orang lain semakin buruk pada
agama yang diyakininya. Oleh karena itu, memang diperlukan kesadaran akan pentingnya
taat beragama pada individu, tetapi harus diiringi juga dengan pentingnya agama dalam
masyarakat dan kesetaraan pada setiap orang, karena dalam diri setiap orang pasti memiliki
seseuatu yang bernama kepercayaan atau iman yang harus selalu dijaga agar selalu ada di
jalan yang benar dan mampu bermanfaat kepada diri sendiri maupun orang disekitar.

2.1.6 Iman dan Ihsan

Sebagai muslim dan muslimah kita harus memiliki keimanan yang kuat dalam kehidupan dan
ibadah sehari hari untuk menjadi ihsan. Ihsan sendiri artinya adalah seseorang yang
beribadah dengan sempurna dan memiliki keyakinan bahwa penciptanya selalu melihat apa
yang dilakukannya. Keyakinan atau keimanan tersebut tentunya mempengaruhi psikologi
seseorang pula, dimana jika seseorang ihsan pasti yakin bahwa Allah akan memberi yang
terbaik dan selalu memberi petunjuk bagaimanapun keadaannya. Hal tersebut tercantum
pada Surah Yunus ayat 42-44 yang berbunyi “Dan di antara mereka ada yang mendengarkan
engkau (Muhammad) tetapi apakah engkau dapat menjadikan orang yang tuli itu
mendengar, walaupun mereka tidak mengerti? Dan diantara mereka ada yang melihat
kepada engkau. Tetapi apakah engkau dapat memeberi petunjuk kepada orang yang buta
walaupun mereka tidak memperhatikan? Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia
sedikitpun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri.” Dari potongan ayat
tersebut, seseorang muslim ataupun muslimah harus yakin bahwa Allah akan selalu
memberi petunjuk dan selalu merencanakan yang terbaik untuk hambaNYA. Walupun kita
dalam kesusahan, kita harus mempertebal iman kita dengan introspeksi diri dan
meningkatkan keyakinan bahwa Allah selalu merencanakan yang terbaik untuk hambaNYa.
Hal tersebut diperlukan untuk menjadi ihsan yang selalu taat dan selalu di jalan yang benar
bagaimanapun keadaannya.

Anda mungkin juga menyukai