Anda di halaman 1dari 7

Mengapa manusia harus beragama?

15 Jawaban

Sabilla Apriza, belajar Psikologi di Universitas Bina Nusantara


Dijawab 14 Okt 2018

Kalau dipelajari lebih dalam, agama merupakan garis tengah yang berperan sebagai penengah
ketika manusia berkonflik baik dengan diri sendiri maupun dengan oang lain.

Pada dasarnya manusia memiliki sifat egois. Ingin semuanya terwujud sesuai keinginannya dan
kadang tidak peduli apakah itu bermanfaat atau merugikan, berbahaya atau tidak, dsb.

Agama hadir sebagai penengah agar manusia memiliki pedoman dalam menjalani hidup. Tidak
serampangan dan sembarangan. Agama mengatur semuanya dari A sampai Z dan semuanya
bermanfaat dan membawa pada kedamaian.

652 Tayangan · Lihat 2Pendukung Naik

Pertanyaan TerkaitJawaban Lainnya Ada di Bawah

 Apa saja sifat dasar manusia?


 Seperti apakah kepribadian manusia yang seimbang itu?
 Bagaimana kemanusiaan bisa hilang dari seorang manusia?
 Seberapa rumit manusia itu?
 Mengapa manusia mau beragama?

Ajukan Pertanyaan Baru

Chafidhotul Mustaqimah, mantan Mahasiswa


Dijawab 14 Okt 2018

Tergantung kamu memaknai agama dari segi yang mana. Di dalam agama terdapat pengendalian
sosial yang disebut dengan dosa, setiap agama memiliki itu. Jadi kita beragama agar memiliki
kelakuan baik dan menghormati sesama makhluk karena kita tau ada sanksi dosa itu sendiri.

Di dalam agama diatur segala aspek kehidupan manusia, jadi kita beragama agar menjadi
manusia yang memiliki aturan. Dan sadar atau tidak sadar sebagian besar peraturan itu adalah
manifestasi dari aturan yang ada di dalam agama.
Dan yg terakhir kita beragama untuk membedakan kita dengan makhluk yang lain karena kita
memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, beribadah kepada Tuhan. Jadi kenapa kita harus
beragama? Karena kita adalah manusia yang memiliki akal, yang digunakan untuk berfikir dalam
mencari ketenangan jiwa, dan tidak ditemukan ketenangan jiwa dalam diri manusia kecuali
ketika hatinya beragama. Setiap manusia memiliki GOD SPOT, atau kotak tuhan, dimana
sebenarnya setiap manusia itu mengakui keberadaan Tuhan, orang atheis sekalipun.

1 ribu Tayangan · Lihat 4Pendukung Naik

Rendy Alvin, tinggal di Jakarta (2014-sekarang)


Dijawab 15 Okt 2018

menurut saya, manusia tidak harus ‘beragama’ hanya karena itu merupakan tuntutan atau agar
dipandang/dilabelkan positif oleh masyarakat, buat apa ‘beragama’ kalau itu merupakan sebuah
‘paksaan’ atau sekedar ‘ikutan’ /mengikuti masyarakat?

setiap individu haruslah beragama apabila ia merasa pantas untuk mengikuti agama tersebut,
bukan karena following the herd, karena beragama atau tidak itu pilihan setiap individual.

Agama menunjukkan jalan, tergantung bagaimana setiap individu yang bersangkutan mengerti
dan melewati jalan tersebut

329 Tayangan · Lihat 2Pendukung Naik

Handii Gunturr, Sales Executive (2014-sekarang)


Dijawab 15 Des 2018

Agama merupakan salah satu unsur utama peradaban, dari Zaman awal Homo Sapiens 200.000
tahun yang lalu pun pasti manusia sudah berpikir siapa yang menciptakan dunia mereka, apa
yang terjadi setelah mereka mati, dll.

Namun Sejak manusia bisa menciptakan Surplus makanan melalui agrikultur kurang lebih
10.000 tahun yang lalu, dan memunculkan sebuah kota dan pemerintahan yang seperti di zaman
Mesir Kuno mungkin pertama kali lah Agama digunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan alat
politik oleh para elit, dan hal ini berlangsung terus hingga sekarang walaupun dengan perubahan
perubahan kepercayaan dan nilai moral yang ada.

Jadi Agama itu sesuatu yang utama bagi peradaban manusia sejak dulu kala, namun dengan
kemajuan teknologi manusia jaman sekarang, maka peran agama semakin berkurang dalam segi
personal namun dalam segi kenegaraan dan kecenderungan manusia untuk berkelompok maka
agama itu bisa dibilang sangat penting, walaupun tidak seperti dulu lagi sebelum revolusi
industri dan teknologi.
181 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Eko Travada Suprapto, Dosen di Unas pasim (2003-sekarang)


Dijawab 15 Okt 2018

Untuk mengetahui darimana manusia berasal, untuk mengetahui untuk apa kita dilahirkan di
bumi, untuk mengetahui apa masa depan yang akan kita hadapi baik saat masih hidup ataupun
saat kita sudah tiada (wafat), untuk mengetahui siapa yang maha pengatur seluruh alam semesta
ini, karena alam semesta ini yang begitu teratur terjadi secara kebetulan, pasti ada yang
menciptakan dan menjaganya

210 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Riza Firli, Blogger (2008-sekarang)


Dijawab 4 Des 2018 · Penulis punya 133 jawaban dan 5,5 ribu tayangan jawaban
Semula Dijawab: Mengapa saya harus beragama?

Karena agama adalah kebaikan, setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih agama dan
keyakinannya. Sebagai orang yang tinggal di Indonesia kita harus memilih agama sebagai status
pada kolom KTP, agar dipermudahkan ketika kamu akan mengurus kematian. Jadi nanti orang
yang mau nguburin kamu gak bingung mau di makamin dengan cara apa? *itu jawaban simpel

Tapi, secara spiritual agama itu adalah jembatan kita untuk mencapai Tuhan dan mendapatkan
jalan keselamatan. Setiap agama memang tidak sama tapi semua agama mengajarkam kebaikan.

Banyak orang saat ini beragama tapi seperti tidak ber-Tuhan atau tidak takut Tuhan. Sehingga
esensi agama sekarang ini cuma sebagai tata cara beribadah, perayaan, dan peringatan. Banyak
orang memiliki agama tetapi masih suka perpecahan dan tidak takut akan dosa.

Jadi selain penting memiliki agama, kita penting juga takut akan Tuhan.

161 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Ladongke, House keeping di PT.PANGAN SARI UTAMA (2018-sekarang)


Dijawab 4 Des 2018
Semula Dijawab: Mengapa saya harus beragama?

Karena itulah tujuanmu diciptakan, untuk beribadah kepadanya

َ ۗ ِ‫فَ ْليَ ْنظُ ِر ااْل ِ ْن َسانُ ِم َّم ُخل‬


‫ق‬
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?

108 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Witingurip
Dijawab 23 Nov 2018 · Penulis punya 285 jawaban dan 15,2 ribu tayangan jawaban
Semula Dijawab: Apakah manusia perlu agama? Kenapa?

Manusia yang terkondisi secara berat atau tercuci otaknya dengan ajaran agama/sistem
kepercayaan jelas sangat memerlukan agama itu sebagai tongkat penopang/crutch yang
membantu jalannya yang timpang dan kesakitan dalam hidup ini. Mereka akan merasa nyaman
dalam menjalani kehidupan berdasarkan ajaran agamanya dan merasa diberi harapan yang
tanpanya ia akan kehilangan arah hidup yang dianggapnya benar. Semakin lama kemelekatannya
terhadap agamanya akan semakin kuat tanpa bisa menyadari bahwa ia telah tertipu dan menipu
dirinya sendiri sehingga terjerumus ke dalam kegelapan ketidaktahuan atau kebodohan yang
semakin pekat dan membutakan. Jika manusia tidak terkondisi atau tidak tercuciotaknya dengan
ajaran sistem kepercayaan apapun, ia akan dengan mudah menyadari dan mengetahui bahwa
agama/organized religions itu sama sekali tidak bermanfaat untuk menjalani kehidupan sehari-
harinya.

145 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Dijan Tambunan, Staff (2017-sekarang)


Diperbarui 16 Okt 2018 · Penulis punya 192 jawaban dan 30,5 ribu tayangan jawaban

Tidak harus.

Karena agama bukan sesuatu untuk dipaksakan, dan setiap manusia berbeda akal pikirannya.

Terlahir beragama bukan mutlak dia harus terus memilih agama orang tuanya. Seiring perjalanan
kehidupan akan menuntun sikap keimanan individu.

Ada Islam, Taoisme, Kristen, Budha, Khatolik, Kejawen, Confusianisme, Zoroaster, bahkan
sampai yang Atheisme.

Pendidikan keimanan sejak kecil dalam keluarga tidak berpengaruh besar pada pertanyaan bathin
nya di kemudian hari.

Contohnya di Arab Saudi pun ada kelompok atheisme yang mempertanyakan bukti adanya
Tuhan. Di Roma yang notabene adalah benteng keimanan terbesar Khatolik juga ada kaum
atheisme. Universitas di Miami membuka jurusan ilmu Atheisme pertama di dunia. Ordo Templi
Orientis, dan Defender of Christ malah menyembah dengan aktifitas seks sebagai jalan menuju
Tuhan.
Kecenderungan semakin pintar manusia, semakin tinggi tingkat intelegensinya akan
meninggalkan Tuhan(agama),. memang tidak salah. (Stephen Hawking, Max Planc(Fisika
Kuantum), Rosalind Franklin( penemu XRay), J.R Oppenheimer(Bom Atom-Manhattan Project),
Albert Einstein,dll. Adalah atheis.

Dan semua itu memang kenyataan realita kehidupan, yang diizinkan Allah SWT Sang Pengatur
Hati dan Pikiran Manusia.

338 Tayangan · Lihat 3Pendukung Naik

Whitla Lindsay
Dijawab 14 Okt 2018

Supaya bisa dapat surga dan berbuat yang baik di muka bumi ini. Manusia perlu Tuhan, tapi
Tuhan tidak perlu apapun dari manusia.

142 Tayangan · Lihat 1 Pendukung Naik

Bobi Eko, belajar Teknik Geologi & Vulkanologi


Dijawab 24 Nov 2018

Manusia ndak harus beragama sih menrutku, beragama memurut aku pencapaian spiritual
masing-masing tiap orang.

62 Tayangan · Lihat 2Pendukung Naik · Jawaban diminta oleh Josua Sonak Malela

Gietha Mayang, mantan Marketing Reservation (2016-2017)


Dijawab 14 Des 2018 · Penulis punya 61 jawaban dan 10,1 ribu tayangan jawaban

“Menurut saya pribadi manusia tidak harus beragama “

Saya lahir dari keluarga Katolik mereka sangat religius , keluarga mama saya muslim mereka
juga sangat religius . Mama saya meninggalkan muslim karena menikah dengan ayah saya .

Kakak dari ayah saya seorang biarawati . Saya sempat tinggal dengan mereka selama 3 tahun .
Dari situ saya tahu mereka sebenarnya itu seperti apa . Saya dulu rajin beribadah , dan hampir
setiap pagi pergi ke gereja. Saya sempat bertengkar dengan tante saya yang seorang biarawati
karena saya sempat mempertanyakan Tuhan . Waktu itu saya mengenal seorang atheis dan dia
berusaha meyakinkan saya untuk menjadi atheis . Saya sudah mulai jarang ke gereja yang
ahirnya sama sekali tidak ke gereja.
Menurut saya semua agama pada dasarnya memiliki tujuan yang baik . Tapi Tuhan tidak
menciptakan agama itu sendiri. Manusia lah yang menciptakan agama . Dengan opini dan prinsip
mereka . Agama sekarang ini di jadikan sebagai bahan politik dan bussines, uang uang dan
uang , kekuasaan kekuasaan dan kekuasaan .

Saya percaya dengan Tuhan dan Tuhan hanya satu , yang memiliki berbagai nama .

Menurut saya Tuhan tidak butuh tempat tinggal , tidak butuh uang, tidak butuh tempat mewah .
Dan Tuhan ada dimana mana . Orang atheis bilang saya gak akan percaya adanya Tuhan kalau
saya tidak melihatnya langsung atau kalau tidak ada bukti . Menurut saya Tuhan itu seperti angin
kita tidak bisa melihat tapi bisa merasakan kehadirannya .

Dari jaman dulu , manusia membuat tempat ibadah dengan begitu mewahnya . Dan sampai
sekarang ini pun pengalaman saya , masih banyak gereja2 yang memungut dana pembangunan
gereja sedangkan kalau saya lihat itu sangat tidak di butuhkan . Mereka terus memungut uang
dari rakyat2 kecil yang di pikiran mereka itu sebagai persembahan kepada Tuhan . Tuhan tidak
butuh uang mu . Tuhan tidak butuh tempat ibadah mewah . Petinggi petinggi gereja
menggunakan itu sebagai alat mereka mencari uang tambahan dan kekuasaan . Dan untuk
kehidupan mereka sendiri . Itu pasti ! Korupsi di atas penderitaan orang2 kecil .

Saya tinggal dengan biarawati selama 3 tahun . Saya tahu betul janji yang mereka ucapkan untuk
menjadi biarawati salah satunya adalah Kaul kemiskinan . Asal kalian tahu apa yang saya
saksikan benar2 berbeda . Mereka hidup enak , makan mewah setiap hari , punya pembantu ,
fasilitas mobil dan yang lain2 . Tas mereka bermerk bagus, sepatu , dan barang2 lain nya mereka
membeli dengan kualitas yang paling tinggi . Jadi saya gak heran banyak yang mau jadi biara
wati untuk lari dari susahnya kehidupan . Memang mereka menghasilkan uang mereka sendiri
tidak memakan uang rkyat . Tapi sebagai seorang biarawati dengan kaul kemiskinan , yang
mereka bisa lakukan untuk membantu orang miskin di sekitar mereka itu banyak . Tapi mereka
tidak menggunakan nya untuk itu . Kalau ada pengemis datang mereka mengusirnya . Mereka
berdoa 100 kali sehari tapi kaya orang Nato “no action talk only “

Ini yang saya lihat dari kelompok biarawati di komunitas x . Gak tau yang lainya tapi pasti
hampir sama lah .

Saya memang tidak lagi pergi ke gereja. Karena saya tidak setuju dengan kehidupan gereja saat
ini .

Yang saya tahu dan saya terapkan dalam hidup saya adalah :

1. Berbuat baik terhadap mahkluk hidup


2. Berterimakasih dan bersyukur kepada Tuhan.
3. Percaya kepada Tuhan
4. Dan percaya bahwa penderitaan hidup itu bukan semata2 bahwa Tuhan itu tidak adil,
tidak menyayangi ku atau sedang menghukumku, Tuhan sedang menguji iman ku .
Bahwa untuk berada dj tempat yang Indah saya harus melewati jalan jalan yang sulit .
5. Satu yang saya gambarkan untuk saya sendiri . Untuk menuju istana Tuhan, saya harus
melewati daerah daerah kekuasaan iblis , karena daerah itu ada di sekeliling luar istana
Tuhan . Jadi saya sebut jalan itu sebagai jalan cobaan . Karena iblis ingin kita menjadi
pengikutnya . Namun jika saya bisa melewati jalan cobaan dengan tetap bersyukur dan
percaya kepada Tuhan . Walaupun tidak mudah semoga saya bisa mencapai istana
Tuhan .Jadi orang2 yang enak dan tenang dalam hidupnya tanpa adanya cobaan berarti
masih jauh dari rumah Tuhan. Menurut saya

Anda mungkin juga menyukai