Oleh:
Dyah Ambarwati (1802112008)
A. LATAR BELAKANG
Perancis adalah suatu negara besar dengan segala kebesaran dan juga
tragedinya Selama bertahun-tahun, kebudayaan, pendidikan, dan bahasa
Perancis banyak sekali diminati masyarakat di berbagai belahan dunia.
Belum lama berselang, hal ini paling jelas tampak di antara bangsa-bangsa
yang ingin menaikkan statusnya di mata orang eropa. Repotasi Perancis
sudah masyhur di bidang filsafat, kesusastraan, seni, bahkan dalam bidang
perdagangan dan industri karena bakat-bakat kreatif warganya dan nama-
nama mereka di kenang dengan penuh rasa hormat. Kendati kekaisaran
Perancis telah sirna, bahasa dan pola pendidikannya yang khas masih
dipergunakan hamper di semua benua di dunia.
Dalam ruang lingkup pendidikan, negara Perancis merupakan negara yang
menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan
sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementerian pendidikan (biasa
disebut Ministry of National Education) memiliki peran urgent dalam
kemajuan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga
menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan sistem
sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
1. Pendidikan Formal
Hampir seluruh sistem pendidikan di Perancis dilaksanakan secara
tersentralisasi yang ketat dan kontrol ada pada kementrian pendidikan. Pendidikan dasar
berkembang dengan baik anak-anak boleh memulai pendidikannya pada umur dua
tahun. Proporsi anak-anak yang memulai pendidikan pada umur itu selalu saja
meningkat jumlahnya, jumlah yang terbesar adalah anak-anak dari keluarga ekonomi
lemah yang orang tuanya bekerja meninggalkan rumah, dan paling kecil proporsinya
adalah anak-anak para petani. Sekitar 91% dari anak anak usia tiga tahun sesudah
masuk sekolah pada tahun 1982 dibandingkan dengan hanya 42% pada tahun 1964,
dan dikota-kota persentase itu mencapai 100% masuk sekolah. Pada tahun 1977
pendidikan dasar sudah bersifat universal dan anak-anak usia 4-5 tahun sudah 100%
sudah masuk sekolah, bagi anak-anak berusia tiga tahun keadaan seperti itu tidak
mungkin saat itu, karena pertama banyak orang tua yang keberatan memasukan
anaknya pada usia tersebut, dan juga sangat tidak mungkin menyelenggarakan sekolah
bagi anak usia tiga tahun itu di daerah yang penduduknya masih sangat jarang terutama
didaerah pedalaman. Ini berarti bahwa hal ini tidak baik, karena penelitian
membuktikan bahwa anak usia empat tahun di tingkat pendidikan dasar rata-rata
hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang dicapai anak-anak berusi tiga
tahun seperti dijumpai pada Service d Information de Gestion et des Etudes Statistiques
(SIGES 1982).
Semenjak tahun 1969 jumlah murid pada tingkat pendidikan dasar menurun
disebabkan menurunnya angka kelahiran anak, dan kira-kira 600.000,00 anak
berkurang disekolah pada tahun 1986. Kira-kira 15% murid pada pendidikan dasar
belajar disekolah swasta namun demikian kurikulumnya mengikuti kurikulum sekolah
negeri dan hampir seluruhnya dikontrol oleh kementrian pendidikan. Sekolah khusus
bagi anak-anak cacat berkembang dengan cepat baik jumlah maupun kualitasnya dan
kira-kira 8% dari anak-anak umur sekolah pendidikan dasar berada disekolah khusus.
Dropout tidak ada dalam sistem pendidikan Perancis karena hal itu dilarang
oleh undangundang tetapi kenaikan kelas secara otomatis bukan pula menjadi aturan
sekolah. Walaupun jumlah rata-rata anak yang tidak naik kelas menurun, tetapi
persentasenya masih tinggi dibandingkan persentas e pada beberapa negara lain. Data
statistik menunjukan bahwa ada korelasi atau hubungannya antara anak yang tidak naik
kelas dan latar belakang sosial ekonomi orang tua anak. Misalnya, dalam sebuah
penelitian anak-anak yang orang tuanya tergolong executive tinggi dan profesional
hanya 12% mengalami tidak naik kelas hanya satu kali, sedangkan anak-anak yang
orang tuanya adalah buruh industri atau pabrik persentasinya adalah 40%. Pendidikan
menengah terdiri dari dua siklus.
Pada siklus pertama, umumnya anak-anak memasuki lembaga pendidikan
yang dinamakan cool eges denseigment secondaire (CES). Disini mereka belajar
selama empat tahun atau mereka belajar sampai umur 16 tahun. Tetapi sudah dua tahun
kira 30% mereka dibolehkan mengambil mata pelajaran khusus sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke sekolah teknik, kira-kira 20% siswa pada siklus ini memasuki
sekolah swasta. Siklus kedua pendidikan menengah terbagi atas dua jalur yaitu :
2. Jalur Pendek
Adalah murni pendidikan teknik yang diarahkan untuk
mendapatkan Certificat d Aptitude Professionelle (CAP) dalam
rentan waktu dua tahun. Sekitar 30% siswa pada setiap dua tahun
ajaran terdaftar pada jalur ini, perlu juga diketahui bahwa
walaupun begitu cepat perkembangan dan peningkatan jumlah
siswa pada tingkat sekolah menengah ini, kira-kira sepertiga
diantara mereka meninggalkan pendidikan tanpa menamatkannya
dan tanpa mendapatkan training profesiona l. Dari yang
menamatkan hanya 50% diantaranya berusia setidak-tidaknya satu
tahun terlambat dari umur normal yang seharusnya berada pada
level itu, selain itu terdapat perbedaan secara regional rata-rata
siswa yang berada di Perancis bagian utara. Secara proposional
mereka juga lebih banyak yang memasuki sekolah jalur panjang
dan memiliki pendidikan umum.
a. Pendidikan Dasar
2. 1ere degree :
3. 2eme degree :
- Terminal - 17 th ~~ SMA 3
- Grande Ecole :
1) Siklus pertama
2) Siklus Kedua
3) Siklus ketiga
Pendidikan Khusus
Semenjak tahun 1970an sudah ada kecenderungan unntuk
mengintegrasikan “murid-murid dengan kebutuhan khusus” (Spesial
Needs Students) kedalam kelas-kelas regular. Ini memerlukan penyesuian
yang cukup berat dalam hal kurikulum dan pendidikan gurunya karena
begitu banyaknya variasi kelompok murid yang termasuk dalam katagori
ini. Yang termasuk didalamnya adalah kelommpok anak yang cacat secara
fisik dan yang punya hambatan belajar, disamping anak-anak yang
mempunyai kebutuhan akademik yang istimewa (gifted) yang biasanya
diarahkan kedalam program-program percepatan atau pengayaan.
2. Sertifikasi Guru
Unsur-unsur Pendidikan
1. Siswa
Pendidikan di Perancis dari awal sudah dapat mendeteksi
bakat dan kemampuan anak, dan sudah bisa menentukan
jurusan sesuai minat anak sejak dini. Jadi tidak semua anak
berlomba-lomba ingin menjadi insinyur atau jurusan teknik.
Siswa juga tidak dituntut harus menguasai seluruh mata
pelajaran, akan tetapi cukup hanya basicnya saja, baru bidang
yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa dipelajari
secara lebih mendalam, sehingga lebih fokus.
2. Guru
Pendidikan di Perancis tentunya tidak lepas dari peranan
pemerintah. Pemerintah Perancis telah menganggarkan 23%
pendapatan negaranya untuk pendidikan yaitu adanya
pendidikan gratis dari TK hingga SMA dan gaji guru yang
besar, disana gaji guru mencapai hingga 50 – 60 juta perbulan.
Untuk menjadi guru disanapun tidak mudah mereka yang ingin
menjadi guru harus diseleksi sesuai potensi yang dimilikinya.
Karena ia akan menjadi tulang punggung dalam menjamin
kualitas pendidikan bangsanya.
3. Sarana dan Prasarana
Setiap universitas terdiri dari sejumlah fakultas. Suatu
universitas dapat juga meliputi lembaga-lembaga yang letaknya
jauh dari universitas, seperti observatorium, institut dalam
suatu kelompok mata pelajaran, sekolah tinggi, juga mungkin
meliputi suatu akademi dalam ilmu-ilmu tertentu. Fakultas atau
institut penelitian atau sekolah tinggi yang menjadi bagian dari
suatu universitas mempunyai otonomi yang luas dan
mempunyai fasilitas sendiri-sendiri seperti laboratorium dan
perpustakaan. Universitas Paris misalnya mempunyai lebih dari
100 perpustakaan khusus dalam bidang-bidang tertentu dan
tersebar diberbagai perguruan tinggi
G. Perbandingan Sistem Pendidikan Prancis dengan Indonesia
Indonesia
1. Menggunakan Sistem Desentralisasi yakni pemerintah
menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan masing0masing
sekolah, sehingga hal pembiayaan-pun menjadi kewenangan
sekolah.
2. Pemerintah Indonesia mewajibkan belajar bagi anak-anak
Indonesia selama 12 tahun dengan sistem BOS (Bantuan
Operasional Sekolah).
3. Gaji guru besar di Indonesia sekitar Rp 2.000.000 (Menurut Data
2005 yang saya cari
Perancis
1. Menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang
dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementrian
pendidikan memiliki peran kritis dalam kemajuan pendidikan
secara keseluruhan.
2. Pemerintah Perancis menekankan akan adanya wajib belajar 16
tahun dengan penerapan sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang
pendidikan.
3. Gaji Guru paling rendah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30
juta ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya seperti
rumah, kendaraan, dan kebutuhan hidup yang sudah disediakan,
jaminan kesehatan, serta tunjangan hari tua yang ditanggung oleh
pemerintah Perancis.
Jenjang Pendidikan di Indonesia
1. Pendidikan Taman Kanak-kanak(TK) dengan lama belajar satu
atau dua tahun yang menampung anak usia lima sampai enam
tahun.
2. Sekolah Dasar (SD), lama belajar enam tahun bagi anak usia tujuh
sampai 12 tahun.
3. Sekolah Manangah Pertama (SMP), lama belajar 3 tahun dan
Sekolah Manangah Atas (SMA), lama belajar 3 tahun
4. Perguruan Tinggi, tiga tahun sarjana muda, lima sampai tujuh
tahun sarjana, dapat berbentuk Universitas, Institut, Akademi, atau
Sekolah Tinggi.
Jenjang Pendidikan di Perancis
1. Tingkat TK (Ecole Maternelle) sebagai tingkat pra sekolah, dengan
umur minimal 2 tahun
2. Pendidikan menengah dibedakan menjadi dua, yaitu College
(setingkat SMP) lama waktu belajarnya 4 tahun dan Lycee
(setingkat SMA) lama belajarnya 3 tahun.
3. Pendidkan tinggi, yaitu antara sekolah tinggi (Grandes ecoles) dan
universitas dan sekolah tinggi (Grandes ecoles)
PENUTUP
https://www.scribd.com/doc/79926640/Sistem-Pendidikan-Prancis
https://exzellenz-institut.com/sistem-pendidikan-di-negara-perancis/
https://bagibagi93.blogspot.com/2015/02/sistem-pendidikan-di-negara-
perancis.html
https://www.scribd.com/doc/79926640/Sistem-Pendidikan-Prancis
https://ayura21.wordpress.com/2013/05/14/sistem-pendidikan-indonesia-dan-
perancis/
https://sumbarprov.go.id/details/news/7168