Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Semenjak zaman Napoleon, Perancis merupakan negara yang sangat tersentralisasi. Sistem
pendidikan, yang diawasi oleh seorang grand master di zaman Napoleon, baru dimulai dalam
pertengahan abad ke-19 di bawah wewenang sebuah kementrian. Untuk setiap daerah Menteri
diwakili oleh seorang perfect yang kemudian diwakili oleh seorang Rektor. Semenjak akhir
1800-an, seluruh guru yang ada di sekolah dan universitas negeri menjadi pegawai negeri.
Program-program sekolah diatur pada level menteri dan kualifikasi atau persyaratan berlaku
secara nasioanl. Kementrian pendidikan yang saat ini mengawasi pendidikan formal di semua
tingkat: prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama dan atas serta pendidikan
tinggi. Terdapat beberapa pengecualian. Kementrian Pertanian mengawasi dan
menyelenggarakan pendidikan menengah atas, dan beberapa sekolah tinggi bidang agronomi.
Kementrian angkatan bersenjata memiliki pula beberapa sekolah keinsinyuran atau sekolah
keadministrasian dan langsung berada di bawah pengawasan mereka. Sekolah-sekolah kejuruan
sebagaian diselenggarakan dan dikontrol oleh perusahaan atau badan yang dibentuk sendiri oleh
perusahaan. Mengenai sekolah kejuruan, perlu dibedakan antara yang melayani generasi muda
yang sedang sekolah, dan yang melayani orang-orang yang sudah memiliki pengalaman kerja.
Pada jenis pertama, pendidikan kejuruan diberikan terutama di sekolah, namun ada juga yang
diselenggarakan di pusat-pusat latihan khusus; disini pendidikan tidak diberikan oleh guru-guru
yang berstatus pegawai negeri, tetapi diawasi oleh Kementrian Pendidikan, dan kira-kira 2/3
waktu digunakan di perusahaanperusahaan kecil untuk belajar suatu keterampilan. Pendidikian
sekolah kejuruan bagi mereka yang telah menamatkan sekolah terdiri dari berbagai bentuk.
Semenjak tahun 1971, pemerintah telah menyisihkan dana untuk semua program yang bersumber
dari dana wajib atau sumbangan masyarakat. Badan pengawas berstatus kontrak dan bersifat
desntralistis. Setiap program harus mendapat persetujuan dahulu untuk setiap tahun oleh dewan
daerah yang anggotanya yang terdiri dari wakil-wakil buruh, majikan, dan dari berbagai bagian
kantor administrasi. Perusahaan-perusahaan swasta harus berpartisipasi dalam hal pendanaan
program-program ini dengan cara kontribusi sebesar 1.1% dari gaji mereka. Mereka sendiri dapat
pula menyelenggarakan program bagi karyawan mereka, membuat kontrak dengan lembaga-
lembaga penyelenggara yang telah disetujui, atau dengan cara menyerahka langsung
sumbangannya kepada bendahara.
2. Pendanaan
Data lengkap tentang keuangan pendidikan Perancis hanya tersedia dari tahun 1950, dan
terbatas pada pengeluaran Departemen Pendidikan. Tetapi, dengan menggunakan survei dapat
diberikan penghitungan umum mengenai biaya keseluruhan pendidikan. Belanja pendidikan
keseluruhan pada tahun 1980 adalah 176,9 triliun franc, yaitu 6,4% dari GNP (Gross National
Product). Belanja pendidikan ini dipikul bersama oleh beberapa lembaga antara lain Kementrian
Pendidikan dan Kementrian-kementrian lain, pemerintah daerah, perusahaan, keluarga dan
sebagainya. Sekolah-sekolah negeri dibiayai sebagian oleh pemerintah pusat, pemerintah
lokal/daerah kurang berperan, sedangkan masyarakat atau keluarga secara keseluruhan
menyumbang 13% dari total pengeluaran.
3. Personalia
Dalam tahun 1979, jumlah guru yang ada dalam sistem pendidikan Perancis 750,000 orang. Dari
jumlah itu, 10% berada di tingkat pendidikan prasekolah, 32% berada di tingkat pendidikan
dasar, 50% di tingkat pendidikan menengah, 5,5% di pendidikan tinggi, dan sisanya memegang
jabatan selain mengajar.Kurang lebih 16% dari guru-guru mengajar di sekolah swasta, dan
jumlah guru seluruhnya bervariasi dari 98,6% pada tingkat pendidikan dasar dan 24,3% pada
perguruan tinggi. Pendidikan guru bervariasi menurut levelnya, tidak hanyalamanya pendidikan
tetapi juga dalam organisasinya. Pendidikan dan pelatihan untuk guru pendidikan dasar
dilaksanakan di setiap daerah pada sekolah yang disebut ecole normale dan pendidikan ini
berlangsung selama tiga tahun. Para calon guru ini direkrut dari tamatan baccalaureat (tamatan
sekolah menengah) dengan terlebih dahulu mengikuti ujian masuk. Pendidikan di ecole normale
dibina oleh dosen-dosen dari universitas, dan kepada yang berhasil menyelesaikan
pendidikannya diberikan gelar universitas (diplome d etudes universitaires generales). Guru-guru
sekolah menengah atas direkrut secara nasional setelah berhasil lulus dalam suatu seleksi yang
khusus untuk itu, dan di tingkat pendidikan tinggi rekrutmen staf pengajar juga dilaksanakan
secara normal