Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOSTATISTIK

PERMUTASI DAN KOMBINASI

Dosen Mata Kuliah : Dr. Rika Handayani, SKM., M. Kes

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

RASTRY ANGGRIANI : 183145105038

SUKMA UMASANGADJI : 183145105037

RETA YOLANDA METANILA : 183145105036

JOHNY F.S WATTIMENA : 183145105039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim..

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam, karena atas berkah dan limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini, yang disusun untuk memenuhi tugas Biostatistik yang berjudul
“ Permutasi dan Kombinasi”.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah


wawasan dan pengetahuan tentang proses serta teknik menghitung secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rika Handayani, SKM., M.
Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Biostatistik kami yang telah memberikan
dan membimbing dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat kami perlukan.

Watampone, 23 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Permutasi Dan Kombinasi


2.2 Bilangan faktorial
2.3 Jenis – Jenis Permutasi
2.4 Jenis – Jenis Kombinasi
2.5 Hubungan Permutasi dan Kombinasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencacahan adalah bahasan awal dari matematika yang dapat
digunakan sebagai alat ukur untuk mempelajari materi – materi lainnya
yang umumnya bersifat kombinatorik. Kaidah pencacahan membantu
dalam memecahkan masalah untuk menghitung berapa banyaknya cara
yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan. Kaidah pencacahan meliputi
aturan pengisian tempat, permutasi dan kombinasi. Hal yang penting
dalam memahami permutasi dan kombinasi adalah membedakan
permasalahan yang termasuk dalam permutasi atau termasuk dalam
kombinasi. Permasalahan yang selalu muncul berupa soal cerita dan
dituntut agar bisa membedakan masalah – masalah yang sedang dihadapi
(diselesaikan) tersebut termasuk dalam masalah permutasi ataupun
kombinasi. Hingga tak terjadi kesalahan dalam menggunakan rumus untuk
menyelesaikan masalah tersebut . (Ismanto, 2019).
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menghadapi masalah
pengaturan suatu objek yang terdiri dari beberapa unsur, baik yang disusun
dengan mnggunakan pertimbangan urutan sesuai dengan posisi yang
diinginkan maupun yang tidak. Misalnya menyusun kepanitiaan yang
terdiri dari ketua, sekertaris, dan bendahara dimana urutan untuk posisi
tersebut dipertimbangkan atau memilih beberapa orang untuk mewakili
sekelompok orang dalam mengikuti suatu kegiatan yang dalam hal ini
urutan tidak menjadi pertimbangan. Dalam statistik penyusunan objek
yang terdiri dari beberapa unsur dengan mempertimbangkan urutan
disebut permutasi, sedangkan yang tidak mempertimbangkan urutan
disebut kombinasi. Oleh karena itu penting pembahasan lebih lanjut
mengenai permutasi dan kombinasi.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari permutasi dan kombinasi ?
2. Bagaimana pengertian dari bilangan faktorial ?
3. Bagaimana jenis - jenis dari permutasi ?
4. Bagaimana jenis – jenis kombinasi ?
5. Bagaimana hubungan permutasi dan kombinasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari permutasi dan kombinasi
2. Untuk mengetahui pengertian dari bilangan faktorial
3. Untuk mengetahui jenis – jenis permutasi
4. Untuk mengetahui jenis – jenis kombinasi
5. Untuk mengetahui hubungan permutasi dan kombiinasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Permutasi Dan Kombinasi

Hal yang penting dalam memahami permutasi dan kombinasi adalah


membedakan permasalahan yang termasuk dalam permutasi atau termasuk
dalam kombinasi. Permasalahan yang selalu muncul berupa soal cerita dan
dituntut agar bisa membedakan masalah-masalah yang sedang dihadapi
(diselesaikan) tersebut termasuk dalam masalah permutasi ataupun kombinasi.
Hingga tak terjadi kesalahan dalam menggunakan rumus untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

Secara sederhana, perbedaan antara permutasi dengan kombinasi adalah:

Permutasi adalah banyaknya cara untuk membuat susunan dengan urutan


susunan yang berbeda dari sejumlah (n) anggota tertentu (berbeda) dari
anggota - anggota suatu himpunan, sedang kombinasi ialah banyaknya cara
memilih anggota pada jumlah (n) anggota tertentu (berbeda) dari dari anggota-
anggota suatu himpunan dengan memperhatikan unsur anggota, sehinga
tidak dimungkinkan anggota yang sudah dipilih terpilih kembali. Atau dengan
kalimat lain kombinasi yaitu banyaknya cara membuat himpunan bagian
dengan jumlah anggota tertentu dari anggota-anggota suatu himpunan.

Contoh sederhana dalam permutasi, jika terdapat suatu himpunan abjad


abc, maka himpunan itu dapat disusun kembali dengan urutan yang berbeda:
abc, bac, cab, dan seterusnya. Selengkapnya ada 6 (enam) cara menuliskan
ketiga huruf tersebut dalam urutan susunan yang berbeda satu sama lain,
yaitu: abc acb bac bca cab cba . Sementara, himpunan abjad abc
tersebut bila ingin dikombinasikan, hanya diperoleh satu susunan kombinasi,
yaitu abc itu sendiri, karena acb bac bca cab atau cba mempunyai
unsur yang sama dengan abc.

6
Untuk membantu pemahaman konsep dasar perhitungan permutasi dan
kombinasi, terlebih dipahami analisis bilangan faktorial.

2.2 BILANGAN FAKTORIAL


Faktorial adalah perkalian antara bilangan bulat positif (bilangan asli)
yang kurang dari atau sama dengan n. Faktorial ditulis sebagai n! Dan disebut
n faktorial.

Secara umum dapat dituliskan sebagai:

n! = n(n – 1) . (n – 2) . (n – 3) . . . .3.2.1

0! = 1 dan 1! = 1
Nol faktorial dalam hal ini merupakan pengecualian. Jika kita anggap kalau n
= 1, dan memasukkannya ke dalam rumus faktorial n! = n . (n-1)! Maka akan
didapat hasil perhitungan yang berbentuk seperti :

1! = 1 . (1-1)!

1! = 1 . (0)!

1 = 0!

Maka ditarik kesimpulan jika 0! sama dengan 1.

Contoh :
3! = 3 . (3 – 1) . (3 – 2) = 3 . 2. 1 = 6

5! = 5 . (5 – 1) . (5 – 2) . (5 – 3) . (5 – 4) = 5 . 4 . 3 . 2 . 1 = 120

Berikut ini adalah faktorial 1 sampai dengan faktorial 10 :

1! =1

2! =1×2=2

3! =1×2×3=6

4! =1×2×3×4=24

5! =1×2×3×4×5=120

7
7! =1×2×3×4×5×6×7=5040

8! =1×2×3×4×5×6×7×8=40320

9! =1×2×3×4×5×6×7×8×9=362880

10! =1×2×3×4×5×6×7×8×9×10=3628800

Contoh Soal :

1) Tentukan nilai faktorial dari bilangan berikut :


a) 3! x 2!;
7!
b)
4!

Penyelesaian :

a) 3! x 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
7! 7 x6 x5 x 4 x3 x 2x 1
b) = = 210
4! 4 x3 x2 x1

Pembagian bilangan faktorial dengan bilangan faktorial juga dilakukan


dengan cara menyederhanakan pembilang dan penyebutnya.

Contoh :

17 ! 17 x 16 x 15 !
a) = = 272
15! 15 !

2) Ada 4 buku modul matematika, 3 buku modul statistik sosial, 3 buku


modul metode penelitian, dan 2 buku modul akuntansi. Berapa cara
buku – buku tersebut dapat disusun di atas meja belajar dengan
memperhatikan bahwa semua buku modul yang subjeknya sama harus
bersebelahan?
Penyelesaian:
Menurut subjek, buku – buku tersebut dapat disusun dalam 4 x 3 x 2 x
1 = 4!. Pada masing – masing cara dari 4! cara tersebut, modul

8
matematika dapat disusun dalam 4! cara, modul statistik sosial dalam
3!, modul metode penelitian 3! cara, dan modul akuntansi dalam 2!
cara. Jadi seluruhnya dapat disusun sebanyak 4! x 4! x 3! x 3! x 2! =
41.472 cara.
Pelatihan Soal
1) Berapa cara yang mungkin dapat dibuat dalam suatu pesta makan
malam, jika terdapat 6 orang yang duduk berjejer dalam satu
baris?
2) Seorang mahasiswa mempunyai 8 buku modul statistik sosial
yang akan disusun di atas meja belajar. Berapa cara susunan buku
yang mungkin dari kejadian itu?

2.3 JENIS – JENIS PERMUTASI


Lihatlah himpunan {a, b, c} yang mempunyai tiga anggota, yaitu a, b,
dan c. Karena banyaknya anggota himpunan tersebut n = 3, kita dapat
mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan tersebut.
Katakanlah kita ambil seluruhnya (r = 3), kita ambil dua (r = 2), kita
ambil satu (r = 1), atau tidak diambil (r = 0). Dari susunan atau rangkaian
dengan memberi arti pada urutan letak anggota pada susunan tersebut,
kita memperoleh jenis – jenis susunan yang ditentukan oleh urutan letak
anggota himpunan tersebut pada setiap susunan.

Bila diambil 1 anggota, r = 1, tentu susunan itu ada tiga, yaitu

a b c

Bila diambil 2 anggota , r = 2, kita memperoleh susunan yang terdiri atas


dua anggota, yaitu

ab ac bc

ba ca cb

Diperoleh sebanyak 6 susunan.

9
Jenis susunan ab berbeda dengan jenis susunan ba, ab ≠ ba, sebab letak a
pada susunan pertama berbeda artinya dengan letak a pada susunan
kedua, yaitu a terletak pada urutan pertama dari susunan ab dan a terletak
pada urutan kedua dari susunan ba. Begiitu juga ac yang berbeda dengan
susunan ca, dan susunan bc yang berbeda dengan susunan cb. Dengan
demikian, ke-enam susunan itu berbeda satu sama lain.

Bila diambil 3 anggota, r = 3, kita memperoleh susunan yang terdiri atas


3 anggota, yaitu

abc bac cab

acb bca cba

Diperoleh sebanyak 6 susunan.

Jenis susunan abc berbeda dengan jenis susunan acb sebab pada
susunan pertama b terletak di urutan kedua dan c terletak di urutan
ketiga, sedangkan pada susunan kedua c terletak di urutan kedua dan b
terletak di urutan ketiga, sementara a terletak di urutan pertama pada dua
susunan tersebut. Demikian juga, susunan bac berbeda dengan susunan
bca, susunan cab berbeda dengan susunan cba sehingga pada akhirnya 6
susunan itu berbeda semuanya. Kesimpulannya, bila kita memppunyai
suatu himpunan yang terdiri atas beberapa anggota, kemudian kita ambil
anggota - anggotanya sebagian atau seluruhnya, kita dapat membuat
sejumlah susunan dengan memberi arti pada urutan letak anggota pada
susunan – susunan tersebut, dan banyaknya anggota himpunan
ditentukan oleh banyaknya anggota himpunan itu sendiri dan berapa
banyak anggotanya diambil.

Dengan cara tersebut diperoleh definisi permutasi (P), yaitu susunan –


susunan yang dibentuk dari anggota – anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian anggota himpunan dan memberi arti
pada urutan anggota dari masing – masing susunan. Misalnya kita ingin
mengetahui berapa banyak kemungkinan susunan yang dapat dibentuk

10
bila 4 orang duduk mengelilingi meja. Atau berapa banyak susunan yang
mmungkin jika kita mengambil 2 kelereng dari 5 kelereng. Bila
himpunan itu terdiri atas n anggota dan diambil sebanyak r, tentu saja r ≤
n sehingga banyaknya susunan yang dapat dibuat dengan permutasi
tersebut adalah:

n!
nPr =
( n−r ) !

Cara lain yang dipakai untuk menuliskan nPr adalah P (n,r).

Contoh :

a. Bila n = 4 dan r = 2,
4! 4 ! 4.3 .2.1
4P2 = = = = 12
( 4−2 ) ! 2 ! 2.1
b. Bila n = 5 dan r = 3,
5! 5! 5.4 .3.2 !
5P3 = = = = 60
(5−3)! 2! 2!
c. Bila n = 7 dan r = 7,
7! 7! 7!
7P7 = = = = 7.6.5.4.3.2.1 = 5.040
( 7−7 ) ! 0 ! 1
Sehingga diambil 3 anggota, r = 3, kita memperoleh susunan yang terdiri
atas 3 anggota.
Contoh :
1. Bila diambil 1, r = 1, banyaknya susunan yang diperoleh adalah 3P1

3! 3! 3.2!
= = = = 3 susunan. Tiga susunan itu adalah a, b, c
( 3−1 ) ! 2! 2!
(lihat uraian di atas).
2. Bila diambil r = 2, banyaknya susunan yang dapat diperoleh adalah

3! 3!
3P2 = = = 3.2 = 6 susunan. Ke-enam jenis susunan dapat
( 3−2 ) ! 1!
dilihat pada uraian di atas.

11
3. Bila diambil r = 3, banyaknya susunan yang dapat diperoleh adalah

3! 3! 3.2.1
3P3 = = = = 6 susunan. Ke-enam jenis susunan
( 3−3 ) ! 0! 1
dapat dilihat pada uraian di atas.

Jadi Permutasi adalah pengaturan urutan penyusunan sekumpulan objek


unik (tidak mengandung duplikasi). Permutasi dari sekumpulan objek adalah
banyaknya susunan objek – objek tertentu tanpa ada objek yang diulang dari
objek – objek tersebut.

Adapun Jenis – Jenis Permutasi Sebagai Berikut :

1. Permutasi Dengan Pemulihan Dan Permutasi Tanpa Pemulihan.

1) Pemutasi Dengan Pemulihan.


Pemutasi dengan pemulihan artinya unsur yang sudah disusun
(terpilih) dapat disusun kembali.
Contoh:
Ada himpunan yang terdiri dari 4 (empat) unsur yan berbeda,
misalnya A, B, C dan D. Bila keempat unsur tersebut kita
permutasikan semua dengan pemulihan, maka akan tersusun
AAAA, BBBB, CCCC, DDDD, AAAB, AAAC, AAAD dan
seterus sehingga ada sebanyak 256 cara (susunan).
Bila A warna Merah (M), B warna Kuning (K), C warna Hijau (H),
dan D warna Biru (B) dan keempat warna tersebut akan kita
gunakan untuk mengecat empat dinding dikamar, bila warna yang
sudah dipilih bisa dipilih kembali akan ada dinding kamar yang
berwaran MMMM, KKKK, HHHH dan seterusnya.
Permutasi n obyek dari n (seluruh) obyek yang berbeda (dengan
pemulihan)
Rumus: nPn = nn
Permutasi 4 obyek dari 4 (seluruh) obyek yang bebeda (dengan
pemulihan)

12
4P4 = 44 = 256

2) Permutasi Tanpa Pemulihan.

Permutasi tanpa pemulihan, artinya unsur yang sudah disusun


tidak dapat disusun kembali.

Bila himpunan yang terdiri dari 4 (empat) unsur yan berbeda,


misalnya A, B, C dan D, tersebut kita permutasikan semua tanpa
pemulihan, maka akan tersusun ABCD, ABDC, ACBD, ACDB,
ADBC, ADCB, BACD, BA DC dan seterus sehingga ada sebanyak
24 cara (susunan).

Permutasi n obyek dari n (seluruh) obyek yang berbeda (tanpa


pemulihan)

Rumus: nPn = n!

Permutasi 4 obyek dari 4 (seluruh) obyek yang bebeda (tanpa


pemulihan)
P = 4 ! = 24
4 4

2. Permutasi atas sebagian dari seluruh objek atau Permutasi dari objek
dengan pemulihan atau permutasi r dari n unsur dengan r ≤ n

Bila seluruh objek n yang berbeda dipermutasikan sebagai r objek,


pemilihan sebagian objek tersebut akan memberikan susunan sebagai
alternatif sebanyak permutasi n faktorial dari seluruh objek dibagi
sebanyak sisa permutasi dari sisa banyaknya objek yang tidak terpilih,
yaitu (n – r) faktorial. Jumlah permutasi dari suatu himpunan yang terdiri
dari n obyek dan yang dipermutasikan (diambil sekaligus) sebanyak r
dengan pemulihan obyek yang terpilih. Permutasi atas sebagian dari
seluruh objek dinyatakan sebagai :

13
Rumus : nPr = n(n – 1)(n – 2)(n – 3)...(n – r + 1)

Jika penyebut dan pembilang pada ruas kanan dikalikan dengan (n –


r)! dihasilkan :

n . ( n – 1 ) . ( n – 2 ) . ( n – 3 ) … ( n – r +1 ) . ( n−r ) !
Rumus : nPr = =
( n−r ) !

n!
( n−r ) !

n!
Rumus : nPr = Prn = P n,r =
( n−r ) !

Dengan ketentuan r < n dan merupakan bilangan positif .


Contoh :
1. Berapa jumlah permutasi yang dapat dibentuk oleh dua huruf
dari A, B, dan C ? Gambarkan dengan diagram pohon!

1.1 Gambar diagram Pohon.


Ruang contohnya adalah S = {AB, AC, BA, BC, CA,CB}.
Jadi, dari 3 huruf yang dipermutasikan masing – masing
sebanyak 2 tanpa pemulihan diperoleh 6 cara permutasi.
2. Kamar di klinik bersalin Harapan Ibu hanya bisa menampung
3 pasien yang akan melahirkan. Bila pada hari itu datang 6
pasien yang akan melahirkan, dalam berapa cara dapat disusun
kemungkinan keenam pasien bisa dirawat inap ?
Jawab :

14
Banyaknya cara penerimaan 3 pasien rawat inap dari 6 pasien
yang datang. Disini r = 3 dan n = 6 sehingga permutasi yang
dapat disusun dari 3 pasien yang diambil secara acak dari 6
pasien adalah :

6 kemungkinan 5 kemungkinan 4 kemungkinan

6! 6 .5 . 4 .3 . 2. 1
6P3 = = = 120 cara
( 6−3 ) ! 3 . 2 .1
Jadi, banyaknya kemungkinan susunan rawat inap pasien yang
akan melahirkan adalah 120 cara.
3. Sebanyak 3 kupon diambil dari 5 buah kupon untuk
menentukan hadiah pertama, kedua, dan ketiga. Hitunglah
banyaknya titik contoh dalam ruang contohnya!
Jawab :
Permutasi yang dapat disusun dari 3 kupon yang diambil
secara acak dari 5 kupon (r = 3 dan n = 5) adalah..

5 kemungkinan 4 kemungkinan 3 kemungkinan

5! 5. 4 .3 . 2 .1
5P3 = = = 60 cara
( 5−3 ) ! 2.1
Dengan menggunakan bentuk faktorial, hasil di atas juga dapat
dihitung seperti berikut:
2. 1 5. 4 .3 . 2 .1 5! 5!
5.4.3=5.4.3. = = =
2. 1 2.1 2! ( 5−3 ) !
4. Dalam kepengurusan RW akan dipilih 3 orang anak untuk
duduk sebagai ketua (K), sekertaris (S), dan bendahara (B).
Bila diketahui 6 calon pengurus RW yang dapat dibentuk jika
(a) keenam calon mempunyai kemungkinan sama, (b)
ketuanya laki – laki, (c) ketuanya laki – laki dan sekertarisnya
perempuan, (d) Asep Sukidi sebagai ketua RW, dan (e)

15
ketuanya Asep Sukidi dan sekretarisnya Damayanti (disini n =
6 dan r = 3)?
Jawab :
a. Bila keenam calon mempunyai kemungkinan sama,
banyaknya kemungkinan adalah n = 6 x 5 x 4 atau
6! 6 .5 . 4 .3 . 2. 1
6P3 = = = 120 cara
( 6−3 ) ! 3 . 2 .1
b. Bila ketuanya laki – laki dimana laki – laki ada 4 orang,
ketua dapat diisi 4 kemungkinan. Kemungkinan jabatan
sekretaris tinggal 5 orang dan kemungkinan bendahara
hanya 4 orang. Jadi, kemungkinan ketuanya laki – laki
adalah n = 4 x 5 x 4 = 80 cara.
c. Bila ketuanya laki – laki dan sekretarisnya perempuan,
berarti ketua dapat diisi 4 laki – laki dengan 4
kemungkinan. Selanjutnya, tinggal 4 orang yang akan
mengisi jabatan bendahara. Jadi, kemungkinan ketuanya
laki – laki dan sekretarisnya perempuan adalah n = 4 x 2 x
4 = 32 cara.
d. Asep Sukidi sebagai ketua. Karena ketua sudah ditentukan
dengan 1 kemungkinan, untuk jabatan sekretaris dapat diisi
dengan 5 kemungkinan, bendahara 4 kemungkinan. Jadi,
kemungkinan ketuanya Asep Sukidi adalah n = 1 x 5 x 4 =
20 cara.
e. Asep Sukidi sebagai ketua dan Damayanti sekretaris.
Masing – masing mempunyai 1 kemungkinan. Adapun
jabatan bendahara dapat diisi 4 orang dengan 4
kemungkinan. Jadi, kemungkinan ketuanya Asep Sukidi
dan Sekretarisnya Damayanti adalah n = 1 x 1 x 4 = 4 cara.
3. Permutasi dari objek dengan pemulihan atau permutasi r dari n
unsur dengan r ≤ n

16
Permutasi sebanyak r objek dari n objek dengan pengulangan artinya
objek dapat digunakan beberapa kali, dinyatakan sebagai :
Rumus : Pn – r = nr

Contoh :

1. Akan dibuat nomor registrasi becak yang terdiri atas 3 angka


yang angka – angkanya dipilih dari kumpulan
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}. Hitunglah kemungkinan seri nomor becak
yang dapat disusun bila setiap angka boleh digunakan beberapa
kali!

Jawab :

Disini n = 10 dan r = 3. Bila angka yang tersedia dapat


digunakan hingga 3 kali, sel dapat diisi masing – masing
sebanyak 10 kemungkinan.

10 kemungkinan 10 kemungkinan 10 kemungkinan


P10-3 = ( 10)3 = (10).(10).(10)

= 1.000

Jadi banyaknya kemungkinan susunan nomor register becak


adalah 1.000 cara.

2. Misalkan sebanyak 3 orang pedagang kaki lima (K, L, M) akan


ditempatkan masing – masing 2 orang dengan pemulihan.
Hitunglah berapa permutasi yang dapat dibentuk? Gambarlah
diagram pohon!
Jawab :
Berdasarkan rumus jumlah permutasi untuk n = 3 dan r = 2
adalah sebanyak P3-2 = (3)2 = 9

17
Ruang contohnya adalah S = {KK, KL, KM, LK, LL, LM, MK,
ML, MM}. Jadi dari 3 orang pedagang kaki lima yang
dipermutasikan dengan pemulihan masing - masing sebanyak 2
akan diperoleh ppermutasi sebanyak 9 cara.

4. Permutasi dari n unsur yang mengandung unsur yang sama


Situasi yang terjadi dalam permutasi ini terjadi ketika ada n
objek yang beberapa diantaranya sama. Misal ada sejumlah n1 objek
q1, sejumlah n2 objek q2,… nk objek qk, dengan n1 + n2 + …+ nk =
n. permutasi dari n objek yang mengandung p.q dan r objek yang
sama dirumuskan dengan :
n!
Rumus : nP (n1, n2, …., nk) =
n 1! n 2 ! … . nk !

Contoh :

1. Berapa banyak susunan huruf berbeda yang dapat dibentuk dari


kata MATEMATIKA DISKRIT?

Jawab :

Terdapat 17 huruf pada kata MATEMATIKA DISKRIT, terdiri


dari 2 huruf M, 3 Huruf A, 3 huruf T, 1 huruf E, 3 huruf I, 2
huruf K, 1 huruf D, 1 huruf S, 1 huruf R, banyak susunan huruf
yang dapat dibuat adalah:

18
17 !
17P(2,3,3,1,3,2,1,1,1) = 2! 3 ! 3 ! 1 ! 3! 2 ! 1 ! 1! 1 !

=
17.16.15 .14 .13 .12 .11.10 .9 .8 .7 .6 .5.4 .3 !
2.1.3 .2 .1.3 .2 .1.3 ! .2 .1

= 411675264000
2. Berapa banyak susunan lampu hias yang yang berbeda bila akan
dibuat rangkaian lampu hias dari 4 lampu merah, 3 lampu kuning,
dan 2 lampu biru ?
Jawab :
Diketahui n1 = 4, n2 = 3, n3 = 2. Jumlah lampu adalah n = n1 +
n2 + n3 = 9, jadi banyaknya susunan yang berbeda adalah
9! 9.8 … 2.1
= = 1.260 cara
4 ! 3 ! 2 ! 4.3 .2.1 .3 .2.1 .2.1

5. Permutasi siklik atau permutasi keliling (circular permutation)


Banyaknya permutasi untuk n objek atau elemen yang berbeda
dalam suatu lingkaran disebut permutasi siklik. Dua permutasi siklik
tidak dianggap berbeda, kecuali bila ada objek yang berpadanan
dalam kedua susunan itu yang diawali atau diikuti dengan objek yang
berbeda sehingga bergerak searah jarum jam atau sebaliknya.
Permutasi melingkar adalah suatu permutasi yang dibuat dengan
menyusun anggota – anggota suatu himpunan secara melingkar. Dua
permutasi melingkar/siklik dianggap sama bila didapatkan dua
himpunan permutasi yang sama dengan cara berabjak dari suatu
anggota tertentu dan bergerak searah jarum jam. Untuk menghitung
permutasi siklik ini, pada hakikatnya kita harus mengambil atau
menentukan kedudukan salah satu objek secara arbiter dan
selanjutnya menghitung permutasinya

19
Jika kita pandang urutan itu searah jarum jam maka susunan ABC,
CAB, dan BCA adalah sama. Sehingga banyaknya permutasi siklis
dari 3 objek adalah 3!/3 = (3 × 2!)/3 = 2! = 2. Jadi, akan dihasilkan 2
susunan yang berbeda secara siklis dari huruf-huruf A, B, dan C,
yaitu ABC dan ACB.

Keempat gambar di atas menunjukkan permutasi yang sama.


Sehingga banyaknya permutasi siklis dari 4 objek adalah 4!/4 = (4 ×
3!)/4 = 3! = 6. Jadi, akan dihasilkan 6 susunan yang berbeda secara
siklis dari huruf-huruf A, B, C, dan D. Apa yang dapat disimpulkan
dari kedua contoh di atas? . Permutasi dari n objek yang membentuk
sebuah siklik dinyatakan sebagai :
Rumus : P (Siklik) = (n – 1)!
Rumus : Pn – 1 = (n – 1)!

Contoh :

20
1. Terdapat 3 orang pemain halma A, B, dan C. hitunglah
banyaknya permutasi siklik untuk susunan yang berbeda dalam
permainan helma tersebut !
Jawab :
Jumlah susunan yang berbeda = (3 – 1)! = 2 cara
2. Terdapat 4 orang pemain karambol A, B, C, dan D. Hitunglah
banyaknya permutasi siklik untuk susunan yang berbeda dalam
permainan karambol tersebut!
Jawab :
Jumlah susunan yang berbeda (n – 1)1 = (4 – 1)! = 6 cara.
Susunan tersebut terdiri atas:
Lihat pada gambar dibawah ini !

3. Sebuah rapat diselenggarakan di sebuah meja bundar dan dihadiri


oleh 5 orang yaitu direktur, sekretasis, manajer personalia,
manajer keuangan, dan manajer pemasaran. Tentukan berapa
banyak cara mereka dapat duduk secara berlainan jika (a) mereka
semua bisa bebas berpindah-pindah tempat, dan (b) direktur dan
sekretaris selalu berdekatan ?
Jawab :

Dari soal diketahui banyak elemen yang terlibat adalah 5 orang


(direktur, sekretasis, manajer personalia, manajer keuangan, manajer
pemasaran).

21
(a) banyak cara mereka dapat duduk secara berlainan jika semua
orang bebas berpindah-pindah tempat adalah (n-1)! = (5-1)! = 4! =
4x3x2x1 = 24 cara

(b) banyak cara mereka dapat duduk secara berlainan jika direktur dan
sekretaris selalu berdekatan:

Untuk kondisi ini mari kita ilustrasikan sebagai berikut :

Terdapat syarat bahwa direktur dan sekretaris harus selalu


berdampingan, maka direktur dan sekretaris dapat kita anggap sebagai
satu elemen. Maka ada 4 objek yang akan kita susun secara siklis.
Permutasi siklis dari 4 objek adalah (4-1)! = 3! = 3×2 = 6 cara. Ingat
bahwa untuk direktur dan sekretaris yang duduk berdekatan dapat
disusun menjadi 2! = 2×1 = 2 cara. (ingat bahwa 0! = 1). Jadi, banyak
cara mereka dapat duduk secara berlainan jika direktur dan sekretaris
selalu berdekatan adalah 6 x 2 = 12 cara.

2.4. JENIS – JENIS KOMBINASI

Dalam banyak kasus kita sebenarnya ingin mengetahui banyaknya cara


mengambil r elemen dari n elemen tanpa memperhatikan urutannya.
Pengambilan demikian disebut kombinasi. Misalkan diambil 2 orang
pedagang yang dipilih untuk wawancara dari 3 orang pedagang (A, B, dan C).
Dari kasus ini banyaknya permutasi adalah 6 cara, yaitu AB, BA, AC, CA,

22
BC, dan CB. Akan tetapi, jika tujuan pengelompokan ini untuk wawancara
penelitian, dari 6 cara permutasi diatas pada hakikatnya hanya ada 3 macam
kombinasi, yaitu AB, AC, dan BC. Banyaknya kombinasi r elemen dari n
elemen berbeda yang berkaitan dengan banyaknya permutasi tanpa
memperhatikan urutan disebut kombinasi.

Dengan cara tersebut diperoleh defenisi kombinasi (C), yaitu susunan


– susunan yang dibentuk dari anggota – anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian dari anggota himpunan itu tanpa memberi
arti pada urutan anggota dari masing – masing susunan tersebut. Bila
himpunan itu terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, dimana r ≤ n,
banyaknya susunan yang diperoleh dengan cara kombinasi adalah :

n n!
Rumus : nCr = r = ()
r ! ( n−r ) !

Kombinasi juga ditulis dengan cara C(n,r) atau Cn

Contoh :

6! 6! 6 .5 . 4 !
a. 6C2 = (62) = 2! ( 6−2 = =
) ! 2! 4 ! 2 .1 . 4 !
= 15

10 10! 10 ! 10. 9 . 8 !
( )
b. 10C2 = 2 = =
2! ( 10−2 ) ! 2! 8 !
=
2 .1 . 8!
= 45

Adapun Jenis – Jenis Kombinasi Sebagai Berikut :

1. Kombinasi Perulangan

Jika pada urutannya tidak diperhatikan dan sebuah objek dapat dipilih
lebih dari satu kali, maka jumlah dari kombinasi yang ada yaitu :

( n+r−1) n+r −1 n+ r−1


Rumus :
r 1 n−1 1
( )
= (r
= ) (
n−1 )
Dimana n adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan r adalah jumlah
yang harus dipilih.

23
Contoh :

Kamu sedang pergi ke suatu tempat seperti toko donat. Pada toko itu
menyediakan berupa 10 jenis donat yang berbeda. Jika kamu ingin
membeli 3 buah donat yang ada pada toko itu, maka kombinasi yang
dihasilkan :

Jawab:

10+3−1¿ ! ¿ 12 ! 12 ! 12. 11 .10 . 9 !


3 ! ( 10−1 ) ! = 3! 9! = 3! 9! = 3 . 2. 1 . 9!
= 220
kombinasi

2. Kombinasi Tanpa Pengulangan


Ketika pada suatu urutannya tidak diperhatikan akan tetapi pada setiap
objek yang ada hanya bisa dipilih satu kali maka jumlah dari
kombinasi yang ada yaitu :
n! n
Rumus : ()
r ! ( n−r ) !
=
r

Yang mana (n) yaitu suatu jumlah dari objek yang bisa dipilih
sedangkan (r) yaitu jumlah yang harus kita pilih.
Contoh :
Terdapat 5 baju dengan warna yang berbeda yaitu; merah, kuning,
hijau, biru dan ungu. Kamu iingin membawanya ke sekolah. Tapi
kamu hanya boleh membawa 2 baju. Ada berapa banyak cara untuk
mengkombinasikan baju yang ada ?
Jawab:
5! 5! 5. 4 .3 . 2 !
= = = 10 buah kombinasi
( 5−2 ) ! 2! 3! 2! 3 . 2 .1 .2 !
2.6 HUBUNGAN PERMUTASI DAN KOMBINASI
Hubungan kombinasi dan kombinasi dinyatakan dalam rumus :
Rumus : nPr=r! C(n,r)

Contoh :
1) Tentukan nilai permutasi dari 4P3 dengan gunakan rumus hubungan
permutasi dan kombinasi.

24
2) Tentukan nilai kombinasi dan permutasi dari C(4,3) dengan
menggunakan rumus hubungan permutasi dan kombinasi
Jawab :
1) n = 4 dan r = 3
nPr = r! C(n,r)
4P3 = 3! C(4,3)
4! 4 x3 x 2x 1
= 3! x =3 ×2 ×1 6 x 4=24
3! ( 4−3 ) ! 3 x2 x1 x1
2) n=4 dan r=3
n!
nPr ( n−r ) !
nPr= r! C(n,r) → C ( n , r )= =
r! r!

4!
( 4−3 ) !
C(4,3)= =4
3!

BAB III

25
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

26

Anda mungkin juga menyukai