Anda di halaman 1dari 17

Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas VIII


MTs Serba Bakti Suralaya

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keterampilan Menulis

yang Diampu oleh Bunda Aveny Septi Astriani, S.Pd.,M.Hum.

Kelompok 8
Oleh :
Siti Nada Fauziah 202121005

Ayuni Sofa Ihwani 202121015

Teba Risliyawati 202121023

Hilmi Gufron Rosyadi 202121025

Elsi 202121028

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa memiliki fungsi sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan,
menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa, dan untuk memperluas
wawasan. Bahasa pada hakikatnya merupakan alat komunikasi dan interaksi
baik secara lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat
menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, gagasan, dan pengalamannya
kepada orang lain. Bahasa Indonesia memuat empat keterampilan
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut berhubungan erat satu dengan yang lain dan sangat
penting untuk menyerap informasi dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang maju pesat, salah satu keterampilan
berbahasa yaitu menulis.
Menurut Suparno 2009:13) Keterampilan Menulis adalah sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Berdasarkan konsep tersebut,
dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak langsung
yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol-simbol
tersebut. Kecakapan menulis dapat dimiliki oleh semua orang yang pernah
menduduki bangku sekolah, karena menulis atau mengarang pada
hakekaktnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam bentuk
lambang-lambang bahasa. Demikian halnya dengan pendapat Suria Miharja
(1996: 2) menjelaskan bahwa menulis adalah berkomunikasi
mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara
tertulis. Menulis adalah berkomunikasi mengutarakan pemikiran baik itu
perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.
Dalam Kurikulum 2013, menulis termasuk pada ranah keterampilan.
Keterampilan menulis memiliki fungsi dan peranan untuk meningkatkan
aspek kognitif siswa yang berhubungan dengan daya kreasi, analisis, dan
imajinasi. Hal tersebut relevan dengan visi pemerintah. Mulyasa (2014:19),
mengungkapkan Kemendiknas mempunyai visi pendidikan tahun 2025
adalah menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas
yang dimaksud disini adalah komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas
social atau emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah
pengetahuan, serta cerdas kinestesis dalam ranah keterampilan, sehingga
keterampilan menulis dapat menjadikan manusia yang aktif dan prokduktip
dalam berkarya. Pada kenyataanya, pembelajaran menulis sudah
dilaksanakan sejak dini. Meskipun begitu, ternyata pada kenyataannya
masih banyak siswa yang ditemukan mengeluhkan betapa sulit dalam
menulis.
Faktor yang menyebabkan sulitnya serta rendahnya kemampuan
siswa dalam menulis, yaitu menurut Abidin dalam Nursyaidah (2012:190),
setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa
dalam menulis. Pertama, rendahnya peran guru dalam membina siswa agar
terampil menulis. Pembelajaran menulis yang seharusnya membina para
siswa untuk berlatih mengemukakan gagasan masih belum secara optimal
dikembangkan. Kedua, kurangnya sentuhan guru dalam hal memberikan
berbagai strategi menulis yang tepat. Kebanyakan guru masih kebingungan
mencari strategi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan menulis
siswa. Ketiga, penggunaan pendekatan menulis yang kurang tepat. Sampai
saat ini masih banyak para guru mengajarkan menulis dengan menggunakan
pendekatan pragmatis sebagai pendekatan utamanya. Ketiga hal tersebut
merupakan tantangan besar yang harus segera diselesaikan oleh pendidik.
Karena Jika tidak segera diperbaiki,maka keadaan keterampilan menulis
akan terus terjadi dan kemampuan siswa tetap tidak akan pernah muncul
sehingga tidak akan ada karya yang dihasilkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, keterampilan siswa dalam menulis
dipengaruhi oleh guru saat proses belajar mengajar di kelas. Menurut
Suprijono (2014: 3), proses belajar mengajar ini banyak didominasi
aktivitas menghafal. Saat mengajarpun, guru masih menggunakan metode
konvensional yakni ceramah diikuti penugasan. Apabila proses belajar
mengajar tidak menggunakan teknik, metode, dan model pembelajaran yang
tepat, maka keterampilan menulis siswa tidak akan meningkat. Salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk guru dalam pembelajaran
menulis yaitu Problem Based Learning.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan melakukan penelitian
tentang penerapan metode dalam pembelajaran menulis. Penelitian ini
diwujudkan dalam sebuah judul “ Penerapan Metode Pembelajaran Problem
Based Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas
VIII MTs Serba Bakti Suralaya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, identifikasi dan pembatasan
masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai
berikut.
1. Apa permasalahan yang dihadapi siswa kelas VIII MTs Serba Bakti
suryalaya dalam pembelajaran menulis?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalah yang terjadi dalam pembelajaran
menulis di kelas VII MTs Serba Bakti Suralaya?
3. Bagaimana penerapan model menulis siswa kelas VIII MTs Serba Bakti
Suralaya?
4. Bagaimana respon siswa kelas VIII MTs Serba Bakti Suralaya terhadap
penerapan model problem based learning dalam pembelajaran menulis
?
5. Bagaimana cara mengatasi permasalah yang terjadi dalam pembelajaran
menulis di kelas VII Mts Serba Bakti Suralaya?
6. Apakah model problem based learning dalam pembelajaran menulis
dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas VIII Mts Serba
Bakti Suralaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa kelas VIII MTs
Serba Bakti suryalaya dalam pembelajaran menulis.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalah yang terjadi dalam
pembelajaran menulis di kelas VII MTs Serba Bakti Suralaya.
3. Untuk mengetahui penerapan model menulis siswa kelas VIII MTs
Serba Bakti Suralaya.
4. Untuk mengetahui respon siswa kelas VIII MTs Serba Bakti Suralaya
terhadap penerapan model problem based learning dalam pembelajaran
menulis Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui penerapan model problem based learning dalam
pembelajaran menulis.
6. Untuk mengetahui model problem based learning dalam pembelajaran
menulis dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas VIII MTs
Serba Bakti Suralaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari peneltian ini dapat memberikan manfaat praktis, yaitu
dalam dunia Pendidikan menjadi peninjauan untuk menentukan model
pembelajaran yang sesuai sehingga dapat mampu menarik minat siswa
sehingga siswa tidak bosan dan jenuh serta dapat menjadi masukan untuk
menyusun perencanaan pembelajaran yang lebih bermacam-macam. Secara
teoritis, yaitu hasil dari penelitian ini mampu memberi masukan yang positif
bagi kemampuan keterampilan menulis. Hasil penelitian ini diharapkan juga
dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran di kelas bagi
pendidik.
BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kajian Teori
1. Keterampilan Menulis
Menurut Tarigan (2008:3), keterampilan menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka
dengan pihak lain. Sedangkan menurut Suparno (2009:13) pengertian
keterampilan menulis adalah sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Berdasarkan konsep tersebut dapat dikatakan bahwa menulis merupakan
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan
dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata dengan
menggunakan simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh
simbol-simbol tersebut.
Menurut pendapat Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah
aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis
merupakan kegiatanproduktif dan ekspresif sehingga penulis harus
memiliki kemampuandalam menggunakan kosakata, tata tulis,dan struktur
bahasa. Keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan
bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas
pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-
lambang kebahasaan.
Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3)
menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi
tulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu;
a) penulis sebagai penyampai pesan,
b) isi tulisan atau pesan,
c) saluran atau medianya berupa tulisan dan
d) pembaca sebagai penerima pesan.

Menurut The Liang Gie (2002:3), keterampilan menulis adalah


keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun
dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
masyarakat pembaca untuk dipahami. Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3)
menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai
mediumnya.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk


meng-hasilkan tulisan yang baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa
syarat-syarat tersebut yaitu kemampuan untuk menemukan masalah yang akan
ditulis,kepekaan terhadap kondisi pembaca,kemampuan menyusun rencana
penulisan,kemampuan menggunakan bahasa,kemampuan memulai tulisan, dan
kemampuan memeriksa tulisan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan


bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan,
perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat
memahami isi tulisan tersebut dengan baik.Adapun terdapat Jenis-Jenis tulisan
menurut tujuan menulis sebagai berikut.

a. Narasi adalah tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara


spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
b. Deskripsi adalah tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun
kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan
terperinci.
c. Ekposisi adalah tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).
Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan menjelaskan sesuatu hal
sehingga pengetahuan pembaca menjadi bertambah.
d. Argumentatif adalah tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).
Penyampaiannya dilaku-kan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.
e. Persuasif adalah tulisan yang secara spesifik menyampaikan
informasi tentang sesuatu hal yang bersifat maupun faktual konseptual.
Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi dan membujuk
B. Metode Based Learning

Problem based learning pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 di


sekolah kedokteran McMaster University, Hamilton, Kanada. Sejak saat
itu,barulah banyak universitas dan sekolah di seluruh dunia yang
menggunakan metode pembelajaran tersebut sampai sekarang. Menurut
Kamdi (2007: 77), “Problem Based Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan masalah dunia nyata siswa. Masalah
yang diseleksi mempunyai dua karakteristik penting, pertama masalah harus
autentik yang berhubungan dengan kontek sosial siswa, kedua masalah
harus berakar pada materi subjek dari kurikulum.

Menurut Nurhadi (2004: 65) “Problem based learning adalah


kegiatan interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara
dua arah belajar dan lingkungan”. Lingkungan memberi masukan kepada
siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)

• Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan


pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan,
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya.
• Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.

Tujuan Model Problem Based Learning Menurut Rohman (2011:


189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran
problem based learning, yaitu:

a. Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.


b. Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong
tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.
c. Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan
mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.
d. Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa
secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.
e. Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu
yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.
Penelitian yang dilakukan untuk peserta didik Kelas VIII MTS
Serba Bakti Suralaya menggunakan metode Problem Based Learning yaitu
dapat mendorong peningkatan hasil belajar pada Peserta didik menjadi
lebih baik. Terlebih terjadinya peningkatan dalam keterampilan menulis.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini berangkat dari permasalahan untuk meningkatkan
keterampilan menulis peserta didik kelas VIII MTS Serba Bakti Suralaya
menggunakan metode Problem Based Learning. Metode tersebut ialah
metode yang menekankan pada kegiatan interaksi peserta didik antara
stimulus dan respons serta hubungan antara dua arah yaitu belajar dan
lingkungan atau metode pembelajaran berbasis masalah sebuah metode
yang mengenalkan siswa pada suatu kasus yang memiliki keterkaitan
dengan materi yang dibahas.
Penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning pada
peserta didik Kelas VIII MTS Serba Bakti Suralaya terdapat beberapa
permasalahan dalam peningkatan keterampilan menulis diantaranya
permasalahan tersebut berkaitan dengan siswa yang mengalami
kebingungan karena tidak bisa menguraikan ide dalam karya tulisnya, siswa
mengalami kesusahan dalam mencari sumber referensi,kurangnya rasa
percaya diri serta siswa yang kurang penguasaan kosakata bahasa indonesia
apalagi dalam menulis karya puisi.
Respon dari peserta didik terhadap pembelajaran yang berlangsung
menggunakan metode Program Based Learning yaitu mengalami
peningkatan meski demikian ada beberapa peserta didik yang kurang
antusias atau kurang minat dalam melakukan keterampilan menulis.
Makadarinya menjadi seorang pendidik haruslah dapat mengatasi setiap
permasalahan yang terjadi. Adapun cara untuk mengatasinya adalah kenali
latar belakang peserta didik kemudian menumbuhkan kebiasaan membaca
pada peserta didik,Hargai dan dukung selalu hasil tulisan peserta
didik,manfaatkan teknologi,ajari peserta didik teknik dasar menulis.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi,
dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan teknik
analisis kuantitatif regresi sederhana. Data diolah dengan program SPSS
version 10 for windows.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2022 dengan
tahap :
1. Mengadakan survey ke sekolah untuk mencari informasi tentang
perizinan mengenai diperbolehkan atau tidaknya untuk
melaksanakan penelitian.
2. Menyusun proposal penelitian.
3. Menyusun instrumen penelitian.
4. Mengurus perizinan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Serba Bakti Suryalaya yang ada
di Kampung Godebag, Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat . Waktu penelitian
dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022, tepatnya pada bulan Mei
sampai Juni 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Furchan (2004), populasi adalah objek, keseluruhan
anggota sekelompok orang, organisasi, atau kumpulan yang telah
dirumuskan oleh peneliti dengan jelas. Menurut Margono (2004),
populasi adalah keseluruhan data yang menjadi pusat perhatian seorang
peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
Data Jumlah Siswa Kelas VIII MTs Serba Bakti Suryalaya.

NO SISWA POPULASI

1 Kelas VIII A 28

2 Kelas VIII B 28

3 Kelas VIII C 26

TOTAL 82

2. Sampel
Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti, sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional
random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel
sebagai obyek penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata
ke masing-masing satu kelas dari tiap angkatan sehingga semua
responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel
penelitian. Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan
digunakan peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu:
n = N / (1 + (N x e²))
Sampel pada penelitian ini akan mengambil masing-masing 28
orang dan 26 orang dari dua kelas untuk dijadikan sebagai subjek.
Pengambilan siswa dikerjakan dengan memakai teknik simple random
sampling, responden dipilih oleh peneliti secara acak.
D. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan
sebuah alat ukur yang baik, yang biasanya disebut dengan instrument
penelitian. Menurut Sugiyono (2009:102) Instrument penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social
yang diamati. Instrumen yang dapat dipakai adalah berupa wujud pedoman
observasi atau penelitian, wawancara, serta dokumentasi. Terdapat dua
instrument yang gunakan yaitu:
1. Instrumen Motivasi Belajar
2. Instrumen Prestasi Belajar
E. Teknik Penguumpulan Data
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil (Sugiyoni, 2018 hlm 137) Adapun hal hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan metode wawancara adalah :
a. Bahwa responden adalah orang yang lebih tahu tentang dirinya
sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaa yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Wawancara yang digunakan digunakan dalam penlitian ini adalah
wawancara tidak langsung agar dapat memebrikan kebebasan dalam
memebrikan pertanyaan serta jawaban yang diperlukan oleh peserta
didik dan tidak terlalu terikat dengan jawaban yang telah disediakan
2. Observasi
Menurut Sutrisno dalam sugiyono (2018, hlm 145) obesrvasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses penggunaan dan ingatan. Dalam
pengumpulan data bertujuan untuk lebih menspesifikan data dengan
objek-objek yang lain dan observasi ini tidak terbatas kepada orang
saja.
Dengan bantuan metode observasi ini maka peneliti akan lebih
mudah untuk mengumpulkan sebuah data yang pelaksanaan
pengumpulan datanya dengan bantuan non participant observation
dengan instrumentasi observasi terstruktur agar peneliti dapat
menilai sebuah aktivitas dari peserta didik yang mendapatkan
penerapan kurikulum 2013 tetapi tidak terlibat dan hanya menjadi
pengamat independen.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Susana stainback dalam Sugiyono (2018, hlm 244) bahwa
analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penilitian kualitati.
Analisis digunakan untuk memahami hubungna dan konsep dalam data
sehingga hipotesis dapat dikembangkan.
Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian (Nasution dalam Sugiyono, 2018 hlm 245). Maka dapat dikaji
bahwa analisis data digunakan dalam penelitian ini sejak analisis sebelum
masuk kedalam lapangan, sedang berada dilapangan, dan setelah selesai dari
lapangan yang bertujuan untuk menjadikan pegangan bagi peneliti untuk
menciptakan penelitian yang relavan.
1. Analisis sebelum di lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan
atau data skunder yang akan menentukan fokus penelitian dan
fokus penelitian ini masih sementara dan akan berkembang
apabila penelitian sudah masuk kedalam lapangan
2. Analisis data di lapangan
Dilakukan pada saat pengmpulan data yang sedang
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Pada saat
wawancara peneliti dapat mendapatkan gambaran jawaban yang
di wawancarai, peneliti juga berhak ketika berada dilapangan
dan data yang dimilikinya masih kurang maka peneliti dapan
melakukan wawancara kembali sampai data yang diperlukan
dianggap kredibel.
3. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum data, memilih hal yang
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memebrikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk pengumpulan data yang selanjutnya
4. Penyajian data
Melalaui penyajian data maka data terorganisir tersusun
dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singka,
bagan, hubungan antar kategori yang sejenisnya.
5. Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikembangkan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Akan tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti yang valid dan konsisten saat penelitian
kembali lagi ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Daftar Pustaka

Effendy, A. (2012). _Hakikat Keterampilan Menulis._ [ Online]. Tersedia :


https://www.kompasiana.com/akipeffendy/hakikat-keterampilan-
menulis_550eb183a33311b12dba83af. [1 Juni 2022]

mirulhuda, F . (2018) Pengertian dan Langkah-Langkah Model Problem Based


Learning. [ Online ]. Tersedia : https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-langkah-
langkah-model-problem-based-learning [ 2 Juni 2022]

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet Tanzeh, Ahmad. 2009.
Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras

Anwar Hidayat. 2012. ”Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel”. [Online].
Tersedia : https://www.google.com/amp/s/www.statistikian.com/2017/12/hitung-
rumus-slovin-sampel.html , diakses pada Februari 2012.

Admin Materi. 2022. “Pengertian Sampel Menurut Para Ahli dan Secara Umum”.
[Online]. Tersedia: https://materibelajar.co.id/pengertian-sampel-menurut-para-
ahli/, diakses pada 30 Mei 2022.

Mulyana. Aina. 2019. “ Pengertian Keterampilan Menulis Sebagai Aspek


Keterampilan Berbahasa”. [Online]. Tersedia:
https://www.ainamulyana.id/2016/01/pengertian-keterampilan-menulis-
sebagai.html?m=1 diakses pada 1 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai